Senin, 25 Mei 2015

Review Doraemon Petualangan : Nobita dan Labirin Baja





Jadi mari kita mulai dengan buku yang ringan-ringan saja dulu. Dengan kata lain komik. Komiknya Doraemon lagi #okey, biarin deh. Doraemonnya Seri Petualangan yang Nobita dan Labirin Baja. Nama lainnya Nobita dan Labirin Kaleng karya Mastah Fujiko F. Fujio.

 


Komik ini membawaku pada kenangan lama saat masih kecil dulu biar cuma dapat pinjam dari temannya kakak. Bacanya ga pas waktu tahun terbitnya sih, tapi udah jauuuh jauuuh jauuuuh sesudah itu, hihi. Jadi istilahnya Mbul kecil bacanya pas komiknya udah lawas. Bukan pas baru-baru aja terbit :D

Kebetulan emang temennya kakak anak orkay sih jadi dia punya koleksi Doraemon agak banyakan. Bahkan kayaknya sampai selemari sendiri, baik yang seri petualangan maupun yang biasa. Entah kenapa anak SD pada jaman itu yang punya koleksi Doraemon berasa layak untuk dijadikeun sohib..ya supaya kita-kita bisa nebeng baca komik gratizan juga sih mangsudnyaaaaa #ahaha..terlalu jujur...

Untuk yang seri petualangan, ada beberapa judul yang sudah aku baca, tapi yang paling aku suka yang judulnya ini. Soalnya aku ngefans ama tokoh kelincinya. Ucul pisan euy, malah  kadang agak koplak juga. Masa pintu menuju hotelnya bisa ia telan. Eh ga cuma pintu aja deng, tapi juga apapun bisa ia telan. Makanan, bekel-bekel...pokoknya semua mua mua mua mua mua muaa muaaaaaa uda macam kantong ajaibnya Doraemon tapi ini diintonasiin pake nada suaranya Spongebob yang nyebelin ituw.

Nah, gimana cerita lengkapnya...aku sarikan dalam bentuk sinopsis di blog aja ya. Berharapnya agar aku bisa bernostalgia lagi dengan bacaan masa kecilku yang indah-indah ini, hehehe.

Sinopsis Doraemon Petualangan : Nobita dan Labirin Baja (Fujiko F. Fujio)

Alkisah, pada suatu masa, ayah Nobita (aka Tuan Nobi Nobisuke) tengah tertidur pulas di depan TV yang masih menyala. Tepat di jam 00.00, tiba-tiba saluran TV berpindah menjadi petikan iklan yang menawarkan sebuah tempat yang sangat indah untuk liburan. Tempat ini diklaim sepi, tidak berjejalan dengan banyak manusia seperti tempat-tempat wisata lainnya di masa-masa peak season seperti ini.

"Laut biru bagai mengelus mata, pasir putih tak bertepi...

matahari bersinar...

Yang ada hanya gairah air laut yang dirindukan sepanjang tahun. 

Kursus hiking mengelilingi daerah pegunungan yang dihiasi dengan tumbuhan berwarna-warni

Dan ada gunung dengan salju abadi, Anda dapat bermain ski..."

Ayah Nobita pun terbangun. Ia duduk sejenak meski dengan mata sedikit merem karena nyawanya belum kumpul. Seolah tak percaya atas apa yang diiklankan, ia pun reflek mengomentari isi iklan yang ternyata tengah mempromosikan sebuah hotel bernama Blikin.

Blikin?

Apaan tuh? 

Begitu pikir ayah Nobita.

Awalnya ia skeptis bisa booking kamar di masa liburan seperti ini. Namun dengan entengnya si pengiklan menjawab bahwa ratusan kamar telah tersedia di Hotel Blikin. Bahkan di masa peak season seperti ini. Ayah Nobita yang masih antara sadar dan tidak sadar akhirnya langsung gembira. Ia berkata, "Kalau begitu apa salahnya tamasya dengan keluarga." Yang anehnya langsung ditanggapi lagi oleh si pengiklan dengan kata-kata 'okey' seolah mereka sedang bicara tek-tokan saja, walau pada akhirnya televisi langsung berubah jadi gambar semut lagi. 

Ayah Nobita pun kembali meneruskan tidurnya sampai pagi. 

Keesokan harinya, sepulang sekolah Nobita tampak senyum-senyum. Tak disangka, di balik senyumnya itu, sebenarnya hatinya sedang gusar. Bagaimana tidak, pada liburan panjang seperti sekarang, hampir semua teman-temannya sudah dipastikan akan berlibur bersama keluarga. Sizuka akan pergi ke Hawaii, Giant akan pergi ke tempat sepupunya selama 3 hari, sementara Suneo yang doyan pamer karena anak orang kaya akan bermain ski di Swiss. Terang saja Nobita sedih. Meski ia mengucapkan selamat kepada ke-3 temannya itu, tapi tetap saja sesampainya di rumah ia menangis.

Nobita pulang dengan hati kesal. Dijawabnya pertanyaan ibunya itu dengan nada ketus. Ia lalu naik ke kamar mengeluhlkan nasibnya pada Doraemon. Mengapa ia selalu menghabiskan liburan di rumah saja. Doraemon pun menyarankannya  agar ia mengutarakan saja keinginannya itu agar semuanya clear. Tapi Nobita terlanjur pesimis. Sementara di balik pintu kamarnya, Ibu mencuri dengar bahwa putra semata wayangnya itu tengah menginginkan satu hari khusus dimana mereka semua bisa pergi berlibur seperti yang lain. Ibu pun merasa bersalah. Apalagi Nobita juga mengatakan bahwa dirinya adalah anak yang paling malang sedunia. Ibu pun berjingkat ke bawah dan mencoba membicarakannya pada ayah. Bentar, sek...sek...ngko sek.... secara logika...bukannya aturan dia bisa pergi kemana saja ya lewat pintu kemana sajanya Doraemon...kok ya ada acara mutung-mutungnya segala ya si Nobita ini, piye toh Nob...Nob... (sempet aku mikir gitu sih...ah...tapi terserah sutradaranya saja deh, eh maksudku komikusnya...namanya juga nyiptain sebab-sebabnya dulu biar jalan ceritanya seru). 

Okey baiiiiigh! 

Lanjut lagi ya..

Tadi sampai mana? 

Oh sampai di bagian ibu turun ke bawah dan mencoba mendiskusikannya pada ayah. Tak disangka, ayahnya justru senyum-senyum saja saat menanggapi. Ia teringat tentang iklan yang dilihatnya semalam tentang tempat paling recomended yang sekiranya pas di televisi. Segera ayah naik ke atas menuju kamar Nobita untuk mengemukakan idenya itu. 

Sesampainya di sana, ayah berkata bahwa ia akan mengambil cuti dan mengajak mereka semua bertamasya. Tadinya Nobita sempat tak percaya tuh, sebab jarang-jarang kan ayahnya berbuat demikian. Namun perlahan hal tersebut ditepisnya lantaran dengan percaya diri ayahnya kekeuh ingin mengajak mereka liburan. "Pokoknya sekali jadi ya tetap jadi." Begitu tegas ayah yang menjadikan Nobita dan Doraemon serentak berkata : "Benarkah?!"

Keduanya pun teramat sangat gembira, bahkan Nobita langsung memberitahukan kepada teman-temannya via telepon tentang rencananya itu. Giant dan Suneo yang emang rese tampak tersenyum kecut seolah tak percaya, sementara Sizuka turut senang karenanya. 

Tapi masalah kemudian muncul saat ibu menanyakan dimana keberadaan hotel Blikin sebenarnya. Ayah yang belum ngeh dimana lokasinya langsung main tebak saja, apakah itu di Eropa, Amerika, Australia, Asia Tenggara, China atau sebenarnya ini hanyalah mimpi?!! Ayah tiba-tiba panik. Terlebih saat ibu memberondongnya dengan berbagai macam pertanyaan tambahan, kapan dan dimana lebih tepatnya ayah sudah pesan hotel ini? Jangan hanya bercanda. Ayahnya pun lagi-lagi tersadar bahwa mungkin waktu itu ia hanya ngelindur. Doraemon dan Nobita yang kadung tahu akan hal itu tentu saja shocked mendengarnya.

Paginya, Nobita jelas ketakutan jika bertemu dengan teman-temannya. Bagaimana tidak ketakutan, wong semuanya sudah ia  pamerin akan bertamasya ke suatu tempat yang sangat sepi dengan pantai pasir putih yang serasa milik pribadi. Kalau mereka tahu hal tersebut hanya mimpi ayahnya, bisa ditaruh dimana mukanya ini?

Ingin rasanya ia bolos saja tapi jelas itu tidak diperbolehkan oleh ibunya. Saat bertemu dengan Sizuka, Giant, dan Suneo, jantung Nobita mendadak jadi berdebar kencang. Ia takut ditanya-tanya soal rencana liburannya. Karena Giant dan Suneo sudah keburu meledeknya jangan-jangan dirinya hanya membual, maka Nobita pun bersikeras menampiknya. Ya walaupun selama di kelas pikirannya jadi tidak fokus. Bahkan saat Pak Guru tiba-tiba berdiri di sisi mejanya, ia malah berteriak : "Berisik! Aku sedang berpikir!" Sontak saja, dalam waktu singkat ia langsung disetrap.

Saat pulang sekolah, ia sudah berada di ujung rasa putus asa. Karena malu dicap pembual, maka ia pun berniat untuk kabur dari rumah. Ia berencana mengemasi barangnya dan membawa beberapa kaleng juice sebagai bekal. 

Tak disangka, begitu sampai di depan pintu rumahnya, kakinya tersandung sesuatu. Sesuatu itu berupa benda aneh yang menyerupai koper. Koper tersebut terbuat dari kaleng dimana pada satu sisinya terdapat sebuah kunci dan label yang bertuliskan : "Kepada Yth. Bapak Nobi Nobisuke." Nobitapun penasaran dan membawanya ke atas. Setelah dibukanha koper itu, ternyata di dalamnya muncul pintu yang mirip dengan pintu kemana sajanya Doraemon.

Saat Doraemon datang, Nobita pun bertambah kaget karena ternyata kawannya itu tidak tahu perihal keberadaan benda aneh tersebut tahu-tahu sudah ada di dalam rumah. Keduanya pun sepakat untuk memasuki pintunya dan guess what!!! Apa yang dilihatnya sekarang?
Ternyata laut dengan pasir putih yang airnya jerniiiiih sekali. Mana sepi lagi cuma ada mereka berdua. Serasa pantai milik pribadi. 

Tak lama kemudian, datanglah sebuah mobil mainan antik yang terbuat dari timah. Mobil tersebut terbuat dari blik dan bisa berjalan sendiri tanpa adanya pengemudi. Keduanya pun langsung mencoba menaikinya dan ternyata diarahkan ke satu bangunan yang sangat megah setelah melewati bukit pasir dan pegunungan yang sangat indah. Kini mereka tiba di depan hotel bergedung tinggi yang berjuluk Hotel Blikin. Anehnya pintu hotel tersebut masih terkunci. Dengan berbekal kunci yang tersemat pada koper, pintu akhirnya terbuka yang menyisakan pemandangan indah yang ada di dalamnya.

"Selamat dataaaaaang!" 
"Tuan Nobi Nobisuke kami telah menunggu kedatangan Tuan!" 

Sederet mahluk-mahluk aneh yang kesemuanya terbuat dari blike menyambut Nobita dan Doraemon dengan sangat welcome. Ya mereka semua aslinya mainan. Ada pimpinan hotel Blikin yang mengenakan jas hitam classy, Kelinci yang gerakannya terus melompat, badut pembawa barang, hingga rombongan penggembira dengan sambutan musiknya yang meriah menyerupai pertunjukan marching band.

Mereka pun diantarkan sampai ke lantai empat, lantai paling atas dari hotel ini. Mana kamarnya banyak yang kosong lagi kan? Bahkan Kelinci lompat itu pun turut mempersuasi Nobita dan Doraemon supaya mengajak teman-temannya yang lain agar hotel Blikin semakin ramai. Yang diajak ngobrol pun berbisik-bisik mengenai biaya hotel. Soalnya takut mahal. Mana di saku Doraemon hanya tersisa duit seribuan lagi, hihihi. Tapi hal tersebut kemudian ditenangkan oleh si Kelinci bahwasannya karena hotel ini baru saja dibuka, maka segala fasilitas yang ada bersifat gratis. Yap....gratis tis... tis..tis!!! Tidak dipungut biaya satu peser pun. Nobita dan Doraemon  pun senang bukan kepalang. Namun sebelum si Kelinci benar-benar pamit, ia cuma berpesan 1 hal pada mereka. jangan sampai mencoba-coba masuk ke ruang bawah tanah.

Nah...itu...

udah sampai di sini aja ya...

Lanjutannya kayak gimana?

Silakan cari sendiri dan baca sendiri komiknya. 

Nantikan reviewku berikutnya ya untuk isi-isi label review buku atau komik. 
See you ^_________^"