Selasa, 19 November 2019

Review Istana Nelayan (Lengkap !)


Review Istana Nelayan (Lengkap !

By Nita

Bagi kalian yang sudah sering melewati Exit Tol Kebon Nanas, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya “Istana Nelayan”. Restoran ini masih satu grup dengan Hotel Nelayan, namun lokasinya terpisah. Berdiri di atas lahan seluas 1,2 ha, konsep yang ditawarkan adalah one stop service resto plus edutainment khususnya bagi pengunjung keluarga (terutama anak-anak). 




Memang sudah beberapa kali Pak Suami ingin mengajakku makan di sini, cuma baru kesampaian pas ada moment anak kami mau ulang tahun. Kataku : ”Gimana kalau ke sananya waktu ultahnya Kakak A aja, Mas ? Ya, makan-makan doang sih, walau bukan perayaan yang gimana-gimana. Tapi seenggaknya kita makan-makan seru-seruan. Pak Suami langsung mengiyakan. Karena kami mikirnya di sana kan banyak permainan seru, tempatnya luas pula, anak-anak pasti bakal happy, playon ke sana-kemari.

Sedikit informasi, Istana Nelayan ini berlokasi di Komplek Serpong Town Square, Jalan MH. Thamrin KM 7, Serpong, Kebon Nanas, Tangerang, Banten 15310, Indonesia. Dia bersebelahan dengan Apartement Great Western Union dan Marcopolo Waterpark. ASLI !! Menurutku lokasinya strategis banget karena dari plangnya saja seolah melambai-lambai tiap kali kami melewati pintu Tol Kebon Nanas, Tangerang. 

Sebenarnya kami ke sana, total udah 2 kali. Pertama waktu survey pertama kali. Dan yang kedua waktu mendekati ultah Kakak A, tapi sembari ngajak Budhenya ikutan gabung juga (Budhenya itu Mbakku btw yach karena selama ini cuma dia yang sering bantuin ini itu terkait anak-anak sedari lahiran sampai segede sekarang, uwuwuw....thenkyu ya Budheeeenya naq-anaq !). Lagipula, doi juga ada A (ponakan) yang umurnya sepantaran sama Kakak A, jadi kayaknya asyik juga kalau kami ngangon mereka sambil makan-makan, hahaha...

Oke....

Lanjut !

Jadi, pada suatu Minggu yang cerah, kami pun kucluk kucluk menuju ke sana.

Begitu memasuki pintu gerbang, kami sudah disambut dengan ornamen bernuansa Bali. Sudah begitu, menuju ke area parkiran, rasanya aku pikir juga tempatnya lapang banget ya. Cukup untuk menampung banyak kendaraan, terutama kendaraan roda empat. 

Maju beberapa langkah lagi, terdapat kolam dengan beberapa ekor unggas berjenis angsa yang sibuk hilir mudik ke sana ke mari, menambah kecantikan pemandangan yang di belakangnya menjulang ikonik kapal pesiar yang rupanya merupakan restorannya. Tapi si kapal ini khusus untuk yang bagian indoor (VIP Room dengan tempat karaokenya ya). 

Sedangkan yang bagian outdoor, letakknya bersisihan dengan yang indoor, dimana luasannya memanjang dan di belakangnya membentang Sungai Cisadane. Di area outdoor ini, tempat untuk makannya masih terbagi menjadi 2 lagi yaitu yang bangku biasa di bagian depan (meskipun bangkunya juga kelihatan dari kayu mahal berkualitas tinggi), sedangkan di belakangnya barulah pondokan-pondokan berkonsep lesehan.

Oh ya, pas survey pertama kali, kami memang ke sananya sehabis dzuhur sih. Jadi, suasana masih cerah (baca : lumayan panas), sehingga membuat kami lebih nyaman memesan tempat duduk yang model lesehan. Kebetulan hari itu juga Hari Minggu, jadi space lesehannya lumayan penuh, malah sebagian sudah direservasi. Tapi untung saja, masih ada 1 tempat kosong, sehingga nggak perlu waktu lama buat kami untuk bisa segera duduk.







Waktu itu kami juga masih mendapatkan snack selamat datang (yang dikenai biaya tambahan apabila kami mencicipi). Pilihannya terdiri dari 3 macam yaitu 2 piring kue rangi, 2 gelas tahu gejrot, dan sepiring otak-otak beserta saus kacangnya. Kami cuma nyobain otak-otaknya aja sih sebagai pengganjal lapar sementara pesanan sedang diproses oleh chefnya.

Seperti yang aku bilang tadi, asyiknya makan di sini adalah serasa makan di area pedesaan. Karena di kanan-kiri pondokan, bertebaran pohon cokelat yang buahnya bergelantungan dan sedang ranum-ranumnya. Selain itu, di sini juga terdapat kebun binatang mini, kebun sayur, wahana permainan anak, taman bernuansa Bali, dsb.

Tapi meskipun, pohon cokelatnya berjibun, pengunjung tidak diperbolehkan sembarangan memetik sebab di beberapa area sudah terpasang pengumuman tentang larangan mengambil cokelat tanpa izin. Jadi jika tidak ingin dikenakan denda sebesar Rp 100 ribu, maka sebaiknya ditaati saja ya peraturannya (Oke, catet !). 

Paling, jika kita cukup penasaran dan ingin mengetahui berbagai macam pengetahuan tentang cokelat, kita bisa mengunjunginya di Musium Cokelat yang berada di ujung area resto (berseberangan dengan mushola dan wahana bermain). Nah, di situ, akan dijelaskan seberapa detail proses pengolahan cokelat berikut produk-produk turunannya yang ternyata juga dijual di restoran ini. Penjelasannya menurutku sangat informatif dan gampang dipahami karena dijelaskan melalui infografis yang dipajang pada dinding-dindingnya.

Arena bermain anak juga terbagi menjadi beberapa bagian. Pertama, ada yang namanya taman dengan fasilitas permainan menetap seperti perosotan raksasa dan juga ayunan. Nah, Asyiqa dan Papanya seneng banget nyobain yang ini. Sementara itu, aku dan si adek nungguin aja di pinggir. Kakak A paling antusias main perosotan, meskipun mainnya kudu diawasi banget, karena perosotannya lumayan tinggi ya. Pokoknya Ayahnya selalu stay di tempat karena anaknya bolak-balik pingin main luncur-luncuran. Sampai nggak mau pulang dia hahaha.....

Kedua, fasilitas permaian yang bisa dimainkan sambil jalan. Misalnya becak-becakan mini dan juga naik kuda keliling resto. Yang kedua ini memang dikenakan biaya tambahan sih apabila kita ingin mencobanya, cuma jangan khawatir karena tarifnya murah.

Kakak A sendiri belum sempat nyobain yang satu ini karena sejujurnya kami bingung pembagian tugas dengan bapaknya gimana. Lah ya gemana, kalau bapaknya yang ngegowes becaknya, Kakak A nggak ada yang megangin karena kan aku nungguin adeknya. Kalau dia duduk sendiri, takutnya dia ucul, hahaha #dasar aku yang parnoan. Biasalah di umur-umur segitu kan anaknya masih belum ada anteng-antengnya. Terus yang naik kuda juga dia kayak kepengen banget, sayang nggak sempat nyobain soalnya mataharinya waktu itu masih panas, dan kami udah keburu lapar. Jadi tadinya pengen makan-makan dulu lah ya, giliran main-mainnya kalau perut udah keisi.

































Istana Nelayan juga memanjakan pengunjung, khususnya anak-anak dengan konsep kebun binatang mininya. Ada beberapa koleksi hewan yang cukup menarik perhatian diantaranya ayam kate, bebek pelatuk, kalkun, kelinci, kuda, sapi, dan juga kambing etawa. Masing-masing ada di tempatnya sendiri-sendiri berikut penjelasan singkat lewat papan-papan keterangannya.

Sementara itu, kebun sayur juga menjadi daya pikat tersendiri, sebab pemandangan yang serba hijau sejenak mengingatkan kita akan suasana kebun yang ada di desa. Tepat di area belakang pondokan yang berkonsep lesehan, banyak sekali tanaman sayuran yang bahkan diantaranya sudah siap panen. Ada tomat, terung, cabai, kacang panjang, sawi, selada, katuk, kemangi, dsb. 

Dan satu lagi, yang unik dari restoran ini adalah stafnya mengenakan seragam pelaut, beberapa diantaranya juga menawarkan service dengan menggunakan sepatu roda. Jadi lumayan gesit juga dalam hal mengantarkan pesanan #serasa wush wush wush tahu-tahu pesanan udah sampai di meja #keplok-keplok !

Sebenarnya tempat ini juga menawarkan fasilitas lain seperti hall untuk acara wedding dan juga ulang tahun loh. Jadi memang konsepnya one stop service gitu kan ?

Oke, wahana-wahananya banyak juga ya. Nah, selain wahananya yang komplit, nggak lengkap rasanya kalau udah nyobain ini itu tapi nggak makan. Yaeyalah hahaha... Jadi berikutnya mari kita ngerumpiin tentang makanannya.

Nah, waktu survey itu, kebetulan kami inginnya makan bebek peking dan patin tim tauco. Sebenarnya yang pengen bebek itu aku sih, sedangkan Pak Suami ngotot maunya tim patin. Secara, dia sendiri kan pecinta ikan, jadi dimanapun ditemukan, terpenting pesenannya ikan. Sedangkan aku maunya yang non ikan-ikanan. Titik ! #jadinya eyel-eyelan mode on. 

Yawis, karena kami kekeuh mau pesen masing-masing beda genre (((GENRE BOOOOK))), akhirnya dipesenlah 2 menu itu tadi. Bebek peking dan juga ikan patin tim tauco #ngalamat wareg-wareg dah karena per porsinya emang terbilang cukup wow jika hanya jika dimakan berdua #yaiyalah konsepnya kan buat makan ramean #gemana sih Mbullll? Yang lainnya, paling pesen kangkung balacan, jus semangka (buat mimiknya Kakak A), dan es teh manis buat aku dan Mas.

Sedangkan pas dateng rame-rame menuju ultahnya anak wedok bareng rombongan budhenya, kami pesen sesuatu yang nggak dipesen pas survey dulu. Jadi bebeknya coret, ganti seafood. Sedangkan tim patin tauconya Pak Suami tetep kekeh pesen, hahaha....yawislah ndoro kakung maylaaf aku manut. Jadi total pesenannya ada tim patin tauco, udang mayonaise, cumi cabe garam, sup ayam asparagus (buat ponakan yang lagi nggak enak badan), kailan 2 rasa, jus alpukat (buat Kakak A), jus jeruk (buat ponakan), dan es teh manis dalam pitcher (untuk porsi 4 orang).































Satu-satu dulu deh ya reviewnya. Review murni sih. Bukan iklan bukan endorse ! 

Memang antara saat survey dan kedatangan yang kedua, ada beberapa perbedaan dalam hal penyajiannya. Kalau pas survey kan datangnya siang, jadi masih dapat snack selamat datang. Sedangkan pas rame-rame  udah lumayan petang (menuju magrib), jadi pesanan langsung ke menu utama.

Pas survey juga tim patin tauconya diletakkan di atas pinggan tahan panas yang masih ada kompornya. Sedangkan pas datang rame-rame, cuma ada pinggannya aja, bagian pemanasnya tidak disertakan, ya walaupun tetep hal tersebut tidak mengurangi kualitas rasa sih. Karena menurutku rasanya tetap juara ! Ikannya besar dan fresh banget. Tekstur dagingnya lebut. Perutnya dibelah dan di atasnya diguyur saus berempah-rempah yang wangi sekali. Ada pula irisan jamur dan sensasi jahenya yang menurutku sangat cocok dimakan pada saat hari hujan.

Untuk bebek pekingnya. Jujur kami kaget sih karena porsinya sungguh sangat wadidaw waw waw waw, gede banget hahahah... Padahal setengah porsi sih. Tapi tetep aja gede banget buat ukuran makan berdua #ngalamat ntarannya dibungkus aja #dan beneran dong akhirnya dibungkus juga. Tapi di luar itu, rasanya sendiri khas bebek panggang ya. Cukup stong dengan tekstur daging yang cukup tebal, dilapisi dengan kulitnya yang merah keemasan. Gurih namun cukup mengenyangkan. Tapi pas dicemilin di rumah tetep aja habis ya Mak ? Hahahah...

Untuk udang mayonaisenya, sesuai dengan rekomendasi chefnya (menurut buku menu), rasanya paling paling paliiiiing oke. Udangnya itu udah dikulitin ya. Jadi tinggal dagingnya saja. Nah, dia itu habis digoreng langsung dilumurin ke saus mayonaisenya yang bikin terasa sangat juicy kenyal, asem, manis, gurih bersatu di dalam mulut. Pokoknya rasanya menurutku sih bikin ketagihan.

Sedangkan cumi cabe garamnya, sepiring medium berisi beberapa potong besar cumi dengan balutan tepung yang cukup tebal (menurutku), dan kriwil-kriwilnya rasa bawang banget ketambahan sensasi irisan cabe rawit plus taburan garam. Lumayan sih kalau yang ini.














Untuk sayurannya, yang sudah kami cobain ada 2. Pertama kangkung balacan, kedua kailan 2 rasa. Kangkung balacan porsinya gede juga ya. Sepinggan berisi kangkung yang sudah dibumbui balacan (terasi) dengan sambal yang lumayan pedas dan numpuk di atasnya. Rasanya sungguh nikmat dan memang cocok dipadukan dengan nasi putih panas dan lauk seafood. Sementara itu, kailan 2 rasanya terdiri dari batang dan juga daun yang sudah diiris tipis-tipis habis itu digoreng krunchy. Rasanya dominan saus tauco ya, terutama pada bagian batang. Pokoknya kata buku menunya sih menu rekomendasi chefnya si kailan 2 rasa ini.

Untuk harganya sendiri, sudah aku cantumkan bersamaan dengan foto menu ya. Memang cenderung mahal sih, tapi menurutku sebanding dengan konsepnya yang memang bagus terutama bagi pengunjung yang tidak hanya mementingkan kualitas rasa menu makanannya, tapi juga pemandangan yang ditawarkan restoran. Cocoknya makan di sini rame-rame terutama anak-anak




19 komentar:

  1. Sebagai pecinta kangkung, fotonya bikin ngiler. Seru juga ya ramean makan besar di restoran yang adem. Makan juga bahagia jadinya, hehe.

    BalasHapus
  2. Hadeh paling gak tahan kalo liat cah kangkung.

    Btw ke sini makan sekaligus rekreasi jadinya dong yah. Anak2 pasti hepi banget

    BalasHapus
  3. pagi2 meluncur ke sini nyesel aku, liat deretan foto makanan banyak beud... bikin langsung laper aja pagi2..
    Eh, tapi itu museum coklat pas beud seberangnya restoran? *TERTARIK*

    BalasHapus
  4. memang manteb banget ya mbak tempatnya, beda dengan tempat yang lain, gw penasaran banget dengan tahu gejrot, udah sering denger nama makanan itu tapi belum pernah nyoba :D

    BalasHapus
  5. ooomaiigooottt mbuulll..
    Niat amaaattt nulisnya bahahahahaha.

    bentar!
    Mau tanya, itu habis berapa jam ngedit foto dikasih watermark? trus diinsert ke sini.
    ampuunn banyak banget gambarnya hahaha.

    Dan selamaaattt, anda berhasil bikin saya terngiler-ngiler dan ngidam pengen otak-otak huhuhu.

    Btw bagus banget lokasinya, bikin saya kangen rumah mama saya.
    Dulu bapak saya punya kebun cokelat, jadi udah familier banget ama pohon dan buah cokelat, yang selalu enak kalau dicicipin pas udah matang.

    Ini memang pas banget buat keluarga ya, mamaknya makan, anaknya main.

    Dan tulisan ini harus di notice ke restonya nih, biar dikasih kupon makan sepuasnya untuk 8 orang (saya 4 kupon yak) hahahahahahaah

    BalasHapus
  6. Cah kangkung sama makanan yang di bungkus daunan hijau saya paling demen.

    Ini baru terlihat memuaskan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. di Batam juga banyak otak otak...aha itu memang makanan khas datang dari daerah pesisir ya...

      Hapus
  7. Sing kailan 2 rasa aq pengen maneh deh wkakakaka

    BalasHapus
  8. Itu kue ranginya menggoda banget, kangen pengen makan lagi, pelecing kankung juga enak banget tuh kayaknya

    BalasHapus
  9. Oalah, aku baru tau kalau belacan itu terasi :D

    Tak pikir tadi bebek peking itu lobster apa kepiting asam manis, hehehe.

    Asik ya, bisa makan sambil wisata tipis2. Di Sidoarjo kok kayaknya gak ada yang all in begini fasilitasnya.

    BalasHapus
  10. Iya ya, konsepnya kayak di pedasaan gitu.
    Terus taman mini kebun binatangnya keren juga.
    Anak kecil jadi betah.
    Wah ada acara ultah si dede kok saya tak diundang
    Saya kan juga ingin ikut makan

    BalasHapus
  11. wah makanannya lengkap banget dan tampaknya enak2

    BalasHapus
  12. Jatuhnya malah kaya tempat wisata keluarga gitu ya mbak, bukan tempat makan. Lha semua ada. Museum, playground, kebun binatang, kebun sayur+buah. Mana tempatnya luas segambreng. Panteslah, pelayan'e sampe pakai sepatu roda buat nganterin orderan makanan yang udah jadi *iki aku penasaran banget, unik!

    Misal mauk ke museum cokelat, ada biaya tiket tambahan nggak mbak? Apa bisa langsung masuk gitu aja?

    Ngakak pas baca : pada Minggu yang cerah, kami pun kucluk-kucluk pergi ke sana. *lhadala...kucluk-kucluk ki cara berjalan sing pie? XD

    BalasHapus
  13. awal baca langsung mikir dimana dikebon Nanas ada tempat makan luas "Istana Nelayan " hi hi kirain Jakarta Timur, Tangerang ya ternyata,,,

    Mantab bgt reviewnya lengkap sekali, makanannya juga ngegemesin, eh yg lagi bobok yg gemesin ...

    BalasHapus
  14. wah pemandangan ijo-ijonya banyak banget, ada mini play groundnya, selesai makan bisa perosotan. Hm, Istana nelayan ini memang keliatan asri banget ya. Penasaran sama pelayannya pas ngantar pakai sepatu roda, nggak ada fotonya. hahaha

    BalasHapus
  15. Mbak Mbul udah kayak princess ajaa, makannya di istana :)))

    Whewww auto ngiler banget deh ini
    Aku penggemar sayurrr!

    BalasHapus
  16. aku lgs masukin ke list pas tau ada bebek peking hahahaha. tp kalo liat fotonya, ga sama kayak bebek peking di china sih :D. kalo yg di china kulitnya lebih tebel, tp luarnya crunchy banget, dan bagian dalam kulit lumer.. tp atas nama bebek ya nit, maubtipis kek, mau tebel kek tuh kulit, aku bakal ttp doyaaaaaaan hahahahah...

    kebetulan 27 dec aku mau staycation di daerah tangerang. kayaknya mau mampir deh ke istana nelayan inii. apalagi banyk hiburan anak2 :D. bakal banyak makan mereka kalo ke tempat begini

    BalasHapus
  17. ((kue rangi))

    Bertahun-tahun enggak pernah makan itu lagi. Kangen banget saus gula merah dengan irisan nangkanya. Udah langka menemukan penjual keliling.

    Saya juga pasti bakal ngeyel jika disuruh makan ikan. Cocok-cocokan banget sama ikan. Meski rasanya juga begitu-begitu aja, tapi entah kenapa saya kurang suka patin--apalagi dipindang, ketimbang mujair dan bawal. Dari sekian banyak ikan, yang paling saya doyan aja justru lele. Kebanyakan sukanya yang bukan ikan laut gitu. Atau mungkin saya belum nemu restoran sea food yang cocok.

    BalasHapus
  18. Itu tempatnya super luas yak? Enak nih buat kumpul keluarga..

    Btw, kue rangi tu kayak rangin di Purworejo bukan sih? Tapi kalo rangin ngga dikasih juruh sih. Gurih gitu rasanya.

    BalasHapus