1. Greta (2018)
Frances adalah tipikal gadis remaja yang tidak neko-neko namun memiliki pemikiran yang cukup naif. Ia mencoba peruntungan sebagai chef di sebuah restoran di Kota New York dan tinggal bersama sahabatnya, Erica.
Suatu kali, ia menemukan sebuah tas tangan di bangku kereta bawah tanah yang dinaikinya. Tanpa pikir panjang, ia mencoba mengantarkan tas tersebut ke rumah sang pemilik, meskipun Erica sudah memperingatkannya bahwa lebih baik ia melapor polisi saja ketimbang berurusan dengan orang asing. Namun, bukan Frances namanya jika tak pernah sedikitpun terbersit pikiran buruk. Ia pun tetap mengantarkannya ke rumah sang pemilik, yang ternyata adalah seorang janda kesepian bernama Greta.
Greta, yang mengaku berasal dari Perancis dan memiliki latar belakang sebagai guru piano, tak membutuhkan waktu lama untuk berakrab ria dari Frances yang memang baru saja ditinggal mati oleh sang ibu. Hal tersebut bermula dari keinginan Frances untuk membantu mengadopsikan Greta seekor anjing karena di rumah Greta sendirian sepeninggal suaminya, dan juga anak gadisnya yang dikatakan sedang menimba ilmu di luar negeri. Karena kebaikan Frances, Greta pun mengundang Frances untuk makan malam walaupun pada akhirnya Frances mendapati kenyataan yang mencengangkan dari sosok Greta.
Menonton film ini dari awal hingga akhir, seolah membuatku tak berhenti menahan nafas. Saking kengerian yang dibangun tidak langsung disuguhkan begitu saja--dengan brutalnya, melainkan dengan sengaja dibangun secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai berada pada posisi puncaknya.
Bisa dikatakan film ini sukses mengobrak-abrik psikologis. Semacam terseret panik mengikuti gerak-gerik protagonis yang dikejar tokoh jahatnya. Jangan lupa, sosok 'Greta' memang diciptakan sedari awal sudah begitu mengintimidasi, dan seolah-olah penonton menangkap ada yang tidak beres pada dirinya begitu pertama kali melihat.
Setiap hari, ribuan imigran gelap berjejer di depan parkiran sebuah toko bangunan dan naik mobil orang asing yang belum pernah mereka temui sama sekali. Semuanya demi pekerjaan dengan upah yang menjanjikan untuk menghidupi keluarga di tempat asal. Begitu pula dengan film Beneath Us, dimana menceritakan tentang sekelompok imigran gelap yang berasal dari Amerika Latin terpikat dengan pekerjaan tukang di rumah Liz Rhodes dengan janji bayaran yang sangat besar. Meskipun sang nyonya rumah memberikan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku, yang awalnya dipandang sebelah mata, namun pas benar-benar dijalani ternyata amat sangat menakutkan. Taruhannya hidup dan mati.
Sebenarnya ini tipikal film thriller yang standar ya. Protagonis ketemu dengan antagonis yang super sakit alias psikopat.
Menjadi tidak biasa karena yang seharusnya tertindas justru yang fisiknya terlihat lebih kuat dibandingkan dengan penindasnya. Dalam hal ini, pekerja kasar alias kuli bangunan dimana stereotypenya jauh lebih kuat dibandingkan dengan fisik majikannya yang seorang wanita (dan juga suaminya sih). Nah, mungkin faktor senjata juga yang menjadikan wanita di film ini jauh lebih kuat dibandingkan pekerjanya. Juga ancaman atas pelaporan kepada pihak berwajib bilamana pekerjanya nekad mangkir. Sebab tidak ada yang bisa menyelamatkan selama si pekerja masih berada dalam status ilegal.
Diadaptasi dari novel karya Heinz Strunk yang menceritakan tentang seorang serial killer bernama Fritz Honka antara tahun 1970 dan 1975. Korbannya adalah beberapa orang wanita yang ditemuinya usai minum-minum di bar Golden Glove bersama pelanggannya yang lain yang mayoritas sudah umur-umur manula.
Sebelum melakukan tindak kejahatannya, Honka menjadikan calon korbannya sebagai objek kelainan seksualnya. Setelah itu barulah mereka dimutilasi dengan sangat sadis, lalu potongan tubuhnya disimpan ke dalam kotak yang ada di dalam flatnya. Hal tersebut kemudian menjadikan tamu atau tetangganya sering memprotes aroma busuk yang berasal dari tempat tinggalnya, walaupun ia sering mengelak dengan mengatakan aroma itu berasal dari flat orang Yunani yang saban hari memasak sop daging.
Film yang bagiku tervisualisasikan dengan sangat apik dan begitu 'gore' karena efek vintagenya. Tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya pun dipoles sedemikian rupa sehingga dengan menontonnya saja, tanpa perlu banyak cakap--serasa menyaksikan kegiatan yang sangat jahat dan sangat 'sakit'. Penuh pertumpahan darah dan tidak cocok bagi yang lemah jantung. Beware !
Maggie adalah seorang gadis polos yang baru saja pindah ke tempat baru. Agar memiliki teman, ia mau saja bergabung dengan sekumpulan remaja yang suka pesta.
Suatu kali, ia diminta teman-temannya untuk membelikan minuman keras tapi dengan cara meminta bantuan orang yang lebih dewasa karena mereka masih berada di bawah umur. Kebetulan, yang lewat situ adalah seorang wanita paruh baya berkulit hitam dan memiliki tubuh gempal dengan anjing di tangannya. Namanya Sue Ann.
Tidak seperti yang lainnya yang enggan dimintai tolong, Sue Ann bukan saja bersikap ramah dan mau membelikan miras, ia juga menyewakan tempat tinggalnya yang berada di kota yang sunyi yang ada di Ohio untuk ajang pesta. Dirinya yang tidak punya teman karena trauma masa lalu akibat pembullian yang dilakukan teman sekolahnya merasa menemukan spirit baru dengan kehadiran tamu-tamu remajanya itu. Ia pun kerap mengundang mereka untuk nongkrong dan party kapan saja namun dengan beberapa aturan seperti salah satu dari mereka harus tetap tidak mabuk, tidak boleh berkata kasar, tidak boleh ke ruang atas, dan panggil Sue Ann dengan sebutan Ma. Akan tetapi, lama-kelamaan sifat welcome Sue Ann berubah ke arah obsesi dan memunculkan terror ke remaja-remaja itu.
Ma memberikan kengerian dalam bentuk dendam Sue Ann atas buah penderitaannya di masa lalu yang pada akhirnya meledak bagaikan bom waktu. Ma memang memiliki alur yang agak membosankan di awal, namun separo perjalanan berikutnya, sisi-sisi mengerikan seorang Sue Ann, mulai dinampakkan satu per satu dan andai saja bertemu dengan jenis orang yang sifatnya demikian, tentu akan sangat menakutkan, karena obsesinya pada suatu hal jatuhnya di luar batas, menyebabkan orang pantas membenci bagaimana menyebalkannya orang yang suka meneror, memaksa, berbohong, juga menyiksa.
Dani sangat stress setelah ditinggal mati saudari dan kedua orang tuanya. Untuk itulah ia ikut pacarnya, Christian yang diajak Pelle dan teman-temannya berlibur ke Swedia, dimana di sana terdapat komunitas setempat yang kebetulan sedang mengadakan upacara kuno yang akan menjadi bahan thesis Christian dan juga Mark.
Sesampainya di sana, pemandangan begitu indah. Padang rumput hijau terhampar luas dengan sinar matahari musim panas Swedia yang berada pada masa puncaknya. Juga keramahtamahan komunitas yang semua berpakaian serba putih dengan mahkota bunga-bunga liar di kepala. Namun semakin hari, semakin banyak kejadian aneh yang dialami. Akankah Dani dkk terlibat lebih jauh dengan kegilaan yang di luar nalar itu ?
Midsommar menawarkan kengerian yang tak biasa. Sebab, apabila umumnya suasana horror dibangun pada malam hari, film ini justru berlaku antitesisnya. Yaitu banyak menampilkan adegan brutal di siang hari. dimana hal-hal tersebut semakin terang benderang tervisualisasikan pada jam-jam matahari masih berada di atas kepala.
Meski berdurasi lumayan lama, namun keinginan untuk cepat-cepat menuntaskan film ini begitu menggebu. Seolah mengharapkan jawaban atas banyak pertanyaan yang melingkupi apa-apa saja yang menjadi penjelasan dari ritual kuno, objek utama dalam cerita.
Diadaptasi dari novel karya King of Terror, Stephen King, Pet Sematary menceritakan tentang kepindahan dr. Louis Creed, bersama istrinya Rachel dan kedua anak mereka, Elly dan Gage dari Boston ke kota kecil berlatar belakang hutan di Maine. Mereka juga memiliki tetangga yang sangat ramah, seorang kakek tua bernama Jud.
Mulanya semua terasa indah dan beradaptasi dengan suasana pedesaan, sampai akhirnya Elly, putri sulung mereka melihat beberapa anak lokal mengenakan topeng hewan dan mendorong gerobak berisi sesuatu. Sepertinya anak-anak itu sedang melakukan ritual tertentu. Ia juga menemukan sebuah area pekuburan hewan yang tersembunyi di dalam hutan. Setelahnya beruntun muncul peristiwa aneh yang sangat menyesakkan dada.
Menonton film ini, pertama mengingatkanku akan suasana rumah dengan hutan lebat di belakangnya yang ada pada film animasi produksi Ghibli, My Neoghbour Totoro. Sumpah, asli, meskipun aku menonton tanpa membunyikan suaranya, namun kengerian akan setting hutannya benar-benar terasa. Ngeri yang dibalut dengan kesedihan yang teramat sangat, seolah menyayat-nyayat apalagi ketika tragedi yang menimpa keluarga Lois mulai berdatangan satu per satu.
Pada malam Halloween, di sebuah kota kecil bernama Mill Valley, sekelompok remaja iseng masuk ke sebuah rumah angker, kediaman keluarga Bellow. Di sana, mereka menemukan sebuah buku catatan milik Sarah Bellow yang menuliskan cerita-cerita seram yang kemudian menjadi kenyataan yang tokoh-tokoh jahat di dalamnya kemudian keluar dan menerror masing-masing dari remaja tadi, hingga beberapa di antaranya hilang tak berbekas.
Mencermati pola penceritaan film ini, aku jadi teringat akan film Jumanji. Ya mirip-mirip gitu lah karena tinggal kotak Jumanjinya saja yang diganti dengan buku catatan Sarah Bellow. Awal film, lumayan terasa membosankan karena berjalan lambat betul sampai muncul tokoh hantu pertama. Paling aku terkesannya pada visual hantu nomor 1dan 2 yang bisa dikatakan sangat khas untuk disebut sebagai, "Oh ini hantunya film ini toh", sama layaknya Valak pada The Conjuring, atau Sadako dalam The Ring .
Sepasang kakak beradik, Cal dan Becky (yang tengah hamil tua karena dicampakan kekasihnya) sedang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan keluarga yang akan mengadopsi bayi Becky kelak.
Di tengah perjalanan, mobil mereka berhenti karena Becky merasa mual dan ingin muntah. Cal pun menuruti keinginan adiknya dan menepikan mobilnya sejenak.
Tiba-tiba, saat akan kembali berangkat, dari arah ladang dimana rumputnya sangat tinggi melebihi kepala orang dewasa, terdengar suara anak kecil yang minta tolong. Katanya ia tersesat dan tidak tahu jalan keluar. Merasa kasihan, Becky pun meminta Cal untuk menolong anak itu. Walaupun agak merepotkan, tapi Cal menyetujuinya. Mobil diparkirnya di depan muka halaman gereja tua yang bersebelahan dengan ladang. Setelah itu keduanya masuk ke arah yang berlainan dan mencari si anak kecil itu tadi sehingga mengakibatkan keduanya terpisah. Becky pun mencari akal dengan terus mengajak Cal bicara dan mencoba mencocokkan posisi suara kakaknya dengan arah dari balik rerumputan. Begitu pula dengan suara anak kecil tadi, meskipun ujung-ujungnya selalu tidak ketemu. Mereka pun mulai merasa ada yang tidak beres dengan rumput yang ada di ladang ini.
Jujur saja, aku ngerasa jauh lebih kerenan bukunya ketimbang filmnya. Memang awal-awal masih oke lah sensasi tegang dari pesona misterius si ladang yang mengingatkaku akan ladang jagungnya Children of The Corn. Cuma ya begitu deh, mulai dari tokoh-tokohnya masuk, rasanya di pikiranku mulai kacau karena plot yang dibikin rada njilmet dan ada permainan lompat waktu, sehingga kadang cerita berputar di situ-situ saja tanpa menjelaskan esensi atau filosofi tempat secara gamblang, seperti cerita di balik gereja yang ada di seberang ladang, rumputnya sendiri, juga batu yang ada di pusat ladang. Semuanya masih terasa ngambang, walaupun endingnya bisa dibilang oke ya.
Jenn, dan teman prianya, Brad selamat dari badai yang mengguncang kapal mereka semalaman. Keduanya terseret ombak dan terdampar di sebuah pulau yang tak berpenghuni dengan masih menggunakan pelampung.
Sayangnya, tak berapa lama kemudian, Brad meninggal karena dehidrasi dan kehabisan darah setelah perutnya tertancap karang. Jenn pun sangat sedih. Ia menguburkan tamannya itu dengan menggunakan daun dan pasir pantai.
Sendirian di tengah pulau terpencil yang sangat sepi, Jenn berusaha bertahan hidup dengan cara menombak ikan-ikanan dan minum air kelapa langsung dari pohonnya. Beruntung ia juga menemukan beberapa barang peninggalan orang yang sebelumnya pernah terdampar di sini namun kini menghilang tanpa jejak. Ia hanya menemukan beberapa simbol-simbol dari bebatuan, tulang, juga buku catatan yang hampir pudar karena basah. Saat malam menjelang, ia berusaha mencari tempat tersembunyi sembari menghangatkan diri dengan menyalakan api unggun.
Keesokan harinya, ia menemukan sesuatu yang aneh seperti ikan hiu yang tercabik-cabik di bibir pantai, kuburan Brad yang diobrak-abrik sesuatu dan kini jasad temannya tinggal separuh badan, juga serangan oleh entah apa sesuatu yang munculnya dari dalam air tapi pergerakannya sangat cepat dan menghilang ke dalam lubang hitam. Mahluk apakah itu?
Ceritanya cukup sederhana dan menurutku nothing spesial kecuali suguhan pemandangan pantai dengan gadis berkulit eksotik yang mencoba survive di tengah pulau kecil tak berpenghuni. Sendirian. Dan ada yang mengintai suatu waktu.
Seorang wanita paruh baya yang bekerja sebagai teller bank bernama Sheila merasakan hidupnya akhir-akhir ini sungguh malang. Pasca perceraiannya dengan sang suami, ia merasa butuh teman hidup lagi. Jadi walaupun anak bujangnya juga sudah menginjak remaja dan memiliki pacar, Sheila pun tak mau kalah. Apalagi kata anaknya, sang ayah juga sudah ada calon baru. Sheila semakin frustasi. Ia mendaftarkan diri di biro perjodohan yang ada di koran dan mendapatkan jadwal kencan dengan seorang pria.
Untuk menunjang penampilannya, ia pun sengaja mampir ke butik yang sedang menawarkan sale besar-besaran untuk edisi musim dingin atas koleksi-koleksinya. Termasuk diantaranya gaun merah yang kemudian disuguhkan pelayan toko dengan gaya vintagenya ke arah Sheila dengan iming-iming barang siapa yang memakainya dijamin ia akan terlihat beda dari biasanya. Sheila pun tergoda, tanpa tahu cerita kelam di baliknya.
Dari sekian list yang aku tuliskan di atas, In fabric ini alurnya paling lambat di antara yang lain. Kadang membuatku cukup menyesal juga sudah menontonnya padahal sudah hampir ada di garis akhir, haha. Paling ketolongnya karena aku suka penokohannya yang didandanin nyeni banget dengan potongan rambut dan gaun vintage (terutama pelayan di butik dimana Sheila belanja).
11. The Cleaning Lady (2018)
Alicia adalah seorang perempuan cantik yang berprofesi sebagai penata rias. Ia memiliki affair dengan seorang pria beristri bernama Michele. Dalam kegamangannya itu, Alicia sebenarnya sudah berniat untuk mengakhiri hubungannya. Namun tetap saja, tiap kali bertemu Michele, hatinya selalu rapuh dan ujung-ujungnya selalu melakukan kesalahan yang sama.
Suatu kali, ia merasa perlu bantuan seseorang untuk membersihkan rumahnya. Ia pun meminta tolong kepada Shelly, seorang cleaning service panggilan untuk membantu bersih-bersih rumahnya setiap Selasa dan Jumat, tanpa tahu latar belakang perempuan berwajah buruk rupa itu seperti apa.
Layaknya film thriller biasa, aku pikir ceritanya cukup klise ya. Walaupun memang bumbu-bumbu drama yang cukup rumit menjadi penghubung yang antara cerita satu ke cerita lainnya, yang so far masih oke lah sebagai tontonan pelepas dahaga bagi para penyuka genre olah raga jantung.
12. We Are What We Are (2013)
Film ini bercerita tentang keluarga Parker yang sangat religius namun dalam kacamata negatif. Sang kepala keluarga, yakni Frank Parker rutin memimpin sebuah ritual dengan embel-embel 'lambs day', namun dengan persembahan daging yang tak biasa. Selama ini, ia bersama istrinya Emma, juga putri dan putra mereka yaitu Irish, Rose, dan Rory duduk melingkar di meja makan, bergandengan tangan sambil mengucap syukur serta doa, dengan piring berisi hidangan 'daging' tadi yang dimasak oleh Emma.
Suatu ketika, di hari yang penuh dengan hujan sepanjang hari, Emma yang tengah belanja di pasar merasakan badannya kurang sehat. Dari hidungnya keluar darah, lalu tiba-tiba ia jatuh tersungkur dan kemudian telentang begitu saja lalu dinyatakan meninggal dunia.
Dokter Barrow, dokter setempat yang menangani jasad Emma tiba-tiba menemukan sesuatu hal yang cukup mencengangkan pada hasil otopsinya. Otak korban terdeteksi bukan lagi penyakit parkinson seperti dugaan semula, namun lebih ekstrem lagi yaitu penyakit kuru yang berhubungan dengan aktivitas kanibalisme. Hal tersebut tampak diperkuat lantaran di sekitar sungai, belakang rumah keluarga Parker, tiba-tiba anjing sang dokter mengendus sesuatu yang setelah ditelisik ternyata menyerupai tulang manusia.
13. Matriarch (2018)
Sepasang suami istri bernama Matt dan Rachel sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat. Mereka berdua sangat gembira karena tengah menantikan kelahiran buah hati mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Karena sedang asyik mengobrol, mereka tidak memperhatikan jalan sehingga mobil yang mereka tumpangi menabrak pohon tumbang yang menghalangi jalan.
Matt pun segera memastikan istri dan calon bayinya baik-baik saja. Ia juga berinisiatif mencari sinyal untuk meminta bantuan dengan cara menaiki pohon. Sialnya, sinyal tetap tidak terjangkau seolah kawasan ini memang sangat-sangat terpencil. Ia malah melihat sebuah rumah pertanian yang sangat luas tak jauh dari situ. Mereka pun segera bergegas ke sana dengan harapan siapa tahu tuan rumah mau berbaik hati untuk meminjamkan telepon.
Saat memasuki area gerbang pertanian tersebut, mereka melihat plang kayu bertuliskan, "Hati-hati, area properti pribadi". Namun karena kebutuhan dirasa sangat mendesak, mereka tetap tak mengindahkan papan peringatan itu. Ya walaupun perjalanan masih cukup jauh untuk mencapai rumah utama.
Tak lama kemudian, sebuah mobil mendekat. Sang pengendaranya, seorang kakek tua bernama Bob tampak tidak menyukai kedatangan 2 tamunya ini. Ia pun memperingakan keduanya supaya lekas pergi saja karena tidak bisa meminjamkan telepon. Matt kemudian memohon kemurahatian Bob supaya tetap membantu. Ia juga menjelaskan bahwa istrinya sedang hamil tua dan jenis kelaminnya laki-laki. Saat mendengar kalimat terakhir itu lah, raut muka Bob langsung berubah. Ia mendadak bersikap ramah dan segera menelepon istrinya, Agnes untuk segera menyiapkan tempat yang nyaman bagi keduanya. Ia juga mempersilakan Matt dan Rachel untuk turut serta ke dalam mobilnya karena Agnes sebentar lagi akan memasakkan hidangan khusus sebagai bentuk ucapan selamat datang. Namun, di tengah perjalanan, Rachel tidak sengaja melihat sosok gadis bergaun hitam yang berdiri di balik pepohonan. Gadis itu menatapnya sayu, walau ketika ia mengatakannya pada Matt, Matt justru tak melihat apa-apa.
Tiba di rumah, Agnes dan 2 anak laki-lakinya sudah menyambut di depan pintu. Seperti sikap Bob suaminya, Agnes juga bersikap sangat ramah dan tampak sangat gembira ketika tahu Rachel hamil anak laki-laki. Berbeda dengan kedua anak laki-lakinya yaitu Daud dan Lukas yang tampak kaku dan sedikit aneh baik dari segi penampilan maupun sikap. Tapi karena sudah terlanjur sampai, Rachel dan Matt tentu tak enak hati jika langsung pergi karena Agnes sudah langsung mengantarkan mereka ke kamar untuk beristirahat sebelum acara jamuan makan siang tiba.
14. The Banana Splits (2019)
11. The Cleaning Lady (2018)
Alicia adalah seorang perempuan cantik yang berprofesi sebagai penata rias. Ia memiliki affair dengan seorang pria beristri bernama Michele. Dalam kegamangannya itu, Alicia sebenarnya sudah berniat untuk mengakhiri hubungannya. Namun tetap saja, tiap kali bertemu Michele, hatinya selalu rapuh dan ujung-ujungnya selalu melakukan kesalahan yang sama.
Suatu kali, ia merasa perlu bantuan seseorang untuk membersihkan rumahnya. Ia pun meminta tolong kepada Shelly, seorang cleaning service panggilan untuk membantu bersih-bersih rumahnya setiap Selasa dan Jumat, tanpa tahu latar belakang perempuan berwajah buruk rupa itu seperti apa.
Layaknya film thriller biasa, aku pikir ceritanya cukup klise ya. Walaupun memang bumbu-bumbu drama yang cukup rumit menjadi penghubung yang antara cerita satu ke cerita lainnya, yang so far masih oke lah sebagai tontonan pelepas dahaga bagi para penyuka genre olah raga jantung.
12. We Are What We Are (2013)
Film ini bercerita tentang keluarga Parker yang sangat religius namun dalam kacamata negatif. Sang kepala keluarga, yakni Frank Parker rutin memimpin sebuah ritual dengan embel-embel 'lambs day', namun dengan persembahan daging yang tak biasa. Selama ini, ia bersama istrinya Emma, juga putri dan putra mereka yaitu Irish, Rose, dan Rory duduk melingkar di meja makan, bergandengan tangan sambil mengucap syukur serta doa, dengan piring berisi hidangan 'daging' tadi yang dimasak oleh Emma.
Suatu ketika, di hari yang penuh dengan hujan sepanjang hari, Emma yang tengah belanja di pasar merasakan badannya kurang sehat. Dari hidungnya keluar darah, lalu tiba-tiba ia jatuh tersungkur dan kemudian telentang begitu saja lalu dinyatakan meninggal dunia.
Dokter Barrow, dokter setempat yang menangani jasad Emma tiba-tiba menemukan sesuatu hal yang cukup mencengangkan pada hasil otopsinya. Otak korban terdeteksi bukan lagi penyakit parkinson seperti dugaan semula, namun lebih ekstrem lagi yaitu penyakit kuru yang berhubungan dengan aktivitas kanibalisme. Hal tersebut tampak diperkuat lantaran di sekitar sungai, belakang rumah keluarga Parker, tiba-tiba anjing sang dokter mengendus sesuatu yang setelah ditelisik ternyata menyerupai tulang manusia.
13. Matriarch (2018)
Matt pun segera memastikan istri dan calon bayinya baik-baik saja. Ia juga berinisiatif mencari sinyal untuk meminta bantuan dengan cara menaiki pohon. Sialnya, sinyal tetap tidak terjangkau seolah kawasan ini memang sangat-sangat terpencil. Ia malah melihat sebuah rumah pertanian yang sangat luas tak jauh dari situ. Mereka pun segera bergegas ke sana dengan harapan siapa tahu tuan rumah mau berbaik hati untuk meminjamkan telepon.
Saat memasuki area gerbang pertanian tersebut, mereka melihat plang kayu bertuliskan, "Hati-hati, area properti pribadi". Namun karena kebutuhan dirasa sangat mendesak, mereka tetap tak mengindahkan papan peringatan itu. Ya walaupun perjalanan masih cukup jauh untuk mencapai rumah utama.
Tak lama kemudian, sebuah mobil mendekat. Sang pengendaranya, seorang kakek tua bernama Bob tampak tidak menyukai kedatangan 2 tamunya ini. Ia pun memperingakan keduanya supaya lekas pergi saja karena tidak bisa meminjamkan telepon. Matt kemudian memohon kemurahatian Bob supaya tetap membantu. Ia juga menjelaskan bahwa istrinya sedang hamil tua dan jenis kelaminnya laki-laki. Saat mendengar kalimat terakhir itu lah, raut muka Bob langsung berubah. Ia mendadak bersikap ramah dan segera menelepon istrinya, Agnes untuk segera menyiapkan tempat yang nyaman bagi keduanya. Ia juga mempersilakan Matt dan Rachel untuk turut serta ke dalam mobilnya karena Agnes sebentar lagi akan memasakkan hidangan khusus sebagai bentuk ucapan selamat datang. Namun, di tengah perjalanan, Rachel tidak sengaja melihat sosok gadis bergaun hitam yang berdiri di balik pepohonan. Gadis itu menatapnya sayu, walau ketika ia mengatakannya pada Matt, Matt justru tak melihat apa-apa.
Tiba di rumah, Agnes dan 2 anak laki-lakinya sudah menyambut di depan pintu. Seperti sikap Bob suaminya, Agnes juga bersikap sangat ramah dan tampak sangat gembira ketika tahu Rachel hamil anak laki-laki. Berbeda dengan kedua anak laki-lakinya yaitu Daud dan Lukas yang tampak kaku dan sedikit aneh baik dari segi penampilan maupun sikap. Tapi karena sudah terlanjur sampai, Rachel dan Matt tentu tak enak hati jika langsung pergi karena Agnes sudah langsung mengantarkan mereka ke kamar untuk beristirahat sebelum acara jamuan makan siang tiba.
14. The Banana Splits (2019)
Harley adalah seorang anak laki-laki yang sangat tergila-gila dengan acara TV Show Banana Splits yang dibintangi oleh boneka karakter bernama Fleegle (anjing), Bingo (agak kurang paham jenis binatangnya apa tapi warnanya orange), Drooper (Singa), dan Snorky (gajah). Snorky si gajah ini lah yang menjadi favorit Harley.
Suatu kali, di hari ulang tahunnya yang ke sekian, Beth, sang ibu menghadiahinya tiket untuk menonton proses syuting pertunjukan Banana Splits di Taff Studio. Mereka akan berangkat berlima bersama kakaknya Austin, ayah tirinya Mitch, dan temannya Zoe. Harley sangat bersemangat apalagi di sana ia akan bertemu dengan Snorky langsung walaupun ada sedikit kejanggalan saat sedang mengantre persiapan masuk. Karena ketika ia melambaikan tangan ke arah Snorky, Snorky tidak membalas sapaan Harley padahal selama ini yang terlihat di TV Snorky sangat ramah. Malah mobil tersebut nyaris menabrak Harley.
Sebelumnya, Paige sang asisten program TV menghimbau agar peserta tidak membawa HP selama proses syuting berlangsung. Di lain tempat, Rebecca sang produser tiba-tiba mendapat berita yang sangat mengejutkan yaitu ini adalah pertunjukan Banana Splits yang terakhir. Sementara, sebelum pertunjukan dimulai, karakter Dropper tiba-tiba menghilang...
15. He's Out There (2018)
Singkat cerita, setibanya mereka di rumah peristirahatan, gerbang masih dalam keadaan digembok dan dirantai. Laura cukup kesusahan untuk membukanya. Beruntung, ada penduduk setempat yang bernama Owen dan segera memberikan bantuan. Sambil membantu membuka gemboknya, Owen juga bercerita bahwa sebelumnya, ada keluarga yang sempat tinggal lama di rumah tersebut. Tapi kemudian pindah sejak anak lelaki mereka yang bernama Jhonny hilang. Namun, Laura tidak mengambil pusing cerita tersebut karena tak ingin hal-hal buruk merusak acara liburannya. Ia segera mengucapkan basa-basi kepada Owen karena sudah banyak membantu.
Suasana di area rumah peristirahatan sangat sunyi. Hutan yang mengelilinginya nampak begitu lebat. Dan danau yang ada di seberang sana nampak sangat tenang. Laura mengangkat telepon dari Shawn yang ingin memastikan bahwa istri dan kedua putrinya tiba dalam keadaan selamat. Rencananya, untuk menebus kesalahannya itu, ia ingin memberikan kejutan berupa 2 botol sampanye dan kotak musik untuk putrinya. Tak lupa pesanan telur yang diminta Laura.
Sementara itu, Kayla dan Maddie sangat senang bermain ayunan. Keduanya tampak asyik bercanda ria, berlomba siapa yang mampu mengayun paling tinggi. Namun, tiba-tiba saja mereka melihat ada sebuah pita merah yang dipasang di antara bebatuan dan batang-batang pohon yang menghubungkan mereka ke arah hutan. Penasaran dengan apa yang ada di sana, diikutilah sampai mereka menemukan dua potong cupcakes dan jamuan minum teh di atas meja yang terbuat dari pohon yang ditebang. Maddie memakan salah satu cupcakesnya, sementara Kayla menyembunyikan cupcake yang lain untuk diberikan kepada ayahnya nanti.
Malam harinya, Laura membacakan buku dongeng berjudul "Darkness Hides" milik John. Di dalam buku tersebut, terdapat gambar buatan tangan seseorang dengan dua gadis kecil yang sedang naik ayunan.
Saat sedang rebahan, tiba-tiba Laura terbangun karena mendengar Kayla memanggilnya. Tak disangka begitu tiba di kamar putrinya, Maddie demam. Ia memuntahkan sesuatu yang setelah dilihat-lihat berupa pita kecil dengan tulisan "halo". Kayla memberitahu Laura tentang cupcakes yang mereka temui di hutan. Laura kemudian memeriksa cupcake Kayla yang disimpan di dalam lemari dan menemukan pita dengan tulisan "goodbye" tertulis diantara selai hijau yang ada di dalamnya.
Dalam keadaan panik, Laura mendapati telepon rumah putus. Mereka juga mendengar suara-suara aneh di dalam rumah. Laura kemudian mencoba mencari ponselnya yang tertinggal di mobil, namun di sana ia malah menemukan boneka aneh yang diletakkan di jok belakang.
Baca juga :
Keterangan :
film untuk kategori usia 21 tahun ke atas
Walau saya suka nonton film, dari kesepuluh film di atas yang sudah saya tonton baru film In The Tall Grass saja.
BalasHapusFilm Greta jadi pengen nonton. Soalnya tokoh ceweknya cantik dan aktingnya bagus. Kalo nggak salah, dia itu yang main film Carrie juga deh. Film horor bagus juga itu.
Kapan-kapan lah saya jajal film-film di atas.
Gimana din, menurutmu in the tall grass bagus di awal doang ga sih mueheheh
Hapus??
Cuzz tonton din, greta kurekomendasikan, soalnya bener2 penuh dengan terror. Dan yap, si Franchesnya cuantik banget, bener chloe grace moretz yang main film carrie ^__________^
Pusing. Filmnya pakai plot paralel begitu. Jadi memahami urutan yang benernya rada sulit. Tetapi awal film seru pas membangun misterinya, dapat bangetlah.
HapusTul, sepemikiran din
Hapuslengkap banget ni daftar film horrornya, tapi dari semuanya gw kepincut sama film pet samatriy, coba ah nanti cari-cari liat filmnya :)
BalasHapusAyo nif silakan ditonton, filmnya bikin mengharu biru loh
HapusFilm anyar kabeh. Enggak ada satu pun yang sudah saya tonton. Saya cuma pernah baca ulasan Midsommar di blog Bayu dan Icha.
BalasHapusHmm, jadi karya King lebih enak dikonsumsi dalam bentuk buku ya, Mbak? Waktu itu saya sempet mau beli, tapi pas menengok harganya di atas 100k dan tebalnya bukan main, mendadak hilang minatnya. Akhir-akhir ini lagi malas baca yang panjang-panjang. Sekarang penginnya cari yang jenisnya novelet gitu buat referensi, siapa tahu nanti bisa ikutan bikin. Haha.
Whoahhh bayu nulis midsommar jugak, gw harus meluncur hahahah
HapusBtw gw kemaren baru baca reviewnya niken, dan baru mau tumakninah baca punyanya icha, gw emang suka ngebandingin review satu dg yang lainnya, dan karena sebelum nonton gw melihat kebanyakan reviewnya isinya puja puji ama garapan ari aster yang ini, maka pas dah selesai nonton gw ngerasa ga bgitu sesuai ekspektasi tingkat kengeriannya
Maksudnya dibandingin ma list di atas yang golden glove gw lebih ngerasa sadisan golden glove ketimbang midsommar, hahahha, tapi midsommar juga film antimenstrim sik, gw suka cara ngebangun dari perspektik psikological thriller yang menggoncang kek gini...di luar nalar
Btw iya, menurut gw buku buku stephen king emang selalu terdebest dan kalau di filmkan susah buat gw ngerasa filmnya lebih ngeri daripada pas baca buku, insight gelapnya dapetan di bukunya banget
Keren mba bikin ulasannya. Menggiring kita untuk mencari tau alur cerita eh trs di php ma endingnya.
BalasHapusMudah2n film2 di atas tersedia di Iflix. Tapi biasanya saya gk berani nonton sendirian :D
Iya bang, lumayan buat refresh otak cari hiburan dg nonton film yang memacu adrenalin
Hapusembulll, sumpah dirimu nonton semua ini?
BalasHapusGilaaa! hahaha.
Saya ogahhh bin surogah!
Kemaren nggak sengaja baca sinopsis Midsommar saja, saya udah mual mau muntah.
Suer ya, mending nonton film hantu deh, ketimbang yang gini-gini.
Keceh juga nih mamak embul, mamak-mamak pecinta film serem gini hiiii...
Etapi saya kepo ama Greta, itu anjingnya roh manusia kah? hahaha
Yongkrai kak rey, demi agar tetap waras me timean hihihihi
HapusDan selera ekey ngeri ngeri syedap filmnya wakakkaka
Iya, tapi pas saya urutan nonton, midsommar ga sengeri yang golden glove, golden glove bikin pend muntah lagi dan berdarah darah
Yang greta, ga ada hantu hantunya kalau yang ini hihihi
Kayanya seru2 dan menegangkan...Dari 10 film diatas cuma Pet Sematary yang udah aku tonton meski tidak full sih..😄😄 Jadi penasaran ingin nonton semuanya..😄😄
BalasHapusBener sat terutama yang kurekomendasikan menegangkan no 1,2, 3, 4,5
HapusNo selanjute so so lah xixi
Kalo kang satria sukanya film yang banyak adegan hot atau panas kak, misalnya di Padang pasir atau oven..😂
HapusDiantara list di atas yang ada adegan panasnya tuh midsommar dan golden glove, tapi pastikan umur uda 21 tahun ke atas hahahhahaha
HapusWaduh, saya baru lulus paud kak, berarti g bisa ya..😂🏃🏃🏃
HapusBhahaa sy sih ga percaya ya
HapusGenre nya akua nti banget nih
BalasHapusAnaknya cemen, doyannya disney disney
HAHAHAHHAHAA
Tapi Pet Sematary aku nonton sihhhh
Wah kebalikan ma aku aul
HapusAku anti yang disney disney, bawaannya ngantuk hahaaaa
Belum pernah nonton satupun mbak,..jujur saja saya lama nggak pernah nonton film hehehe, tapi kalau nonton film horror enaknya malam2 sendirian ya biar semakin serem2 seru :D
BalasHapusBener mas, soalnya partner sy nonton sukanya action wkwkwk
HapusWih mba nita kukira unyu unyu filmnya, ternyata suka thriller dooong.
BalasHapusaku gaada satupun yang nonton diatas. Paling cuma tau yg midsommar itu aja baca spoiler dari temen
ga berani nonton langsung sendirian wkwkkw aku cupu
Unyuk unyuk mgarepe tanpa huruf m kan lel, wakakakk
HapusIya lel, soale aku klo nonton film ga ada sesi tegangnya berasa hambar hahahhaha
tahun ini banyak banget film dari Stephen King
BalasHapusBetul mas
HapusMinat saya kurang Mbak untuk menonton film " Horor ", bukan karena takut sih, namun sering kebayang mulu, hahaha......
BalasHapusSaya Lebih sukanya sih film action, biar selalu action gitu.Hahah.Lebayy gue. :)
Laki laki mah mayoritas sukanya film action, sama kayak pak su saya kang
HapusHahaha, makanya klo mau nobar selalu gagal maning dan gagal maning karena beda selera
Walaupun nobarnya di hp juga sih, hahahha
wah mama mbul balik lagi dengan postingan film thrillernya. dari daftar di atas, baru nonton the pet semetary. aku nontonnya waktu masih jaman SD apa gimana ya. jadi yang versi lawasnya. wah itu beneran serem dan membekas sampe sekarang. terutama di adegan pas urat kakinya diiris pisau. wwooooaaahhh... adem panas akutu.
BalasHapusPet sematary yang lawas konon kabarnya lebih serem mb na, aku bloman nonton yg lawas jadi penasaran euy..,
HapusIni list film masih on going up date, lagi nyicil streaming satu satu hahahha
#me time biar mamak tetap happy terosss
Menurutku Greta dan pet sematary yang bagus, lainnya juga oke sih, Kalo nonton film horor paling malas kalo genre Gore, bikin mual aja.
BalasHapusDari semua film yang diulas ada beberapa yang belum ku tonton.
Aku malah l3bih suka thriller dibanding hantu hantuan mas, hantu hantuan tu kadang terlalu absurd hahha
HapusKalo thriller aku juga suka, asal jangan banyak adegan sadisnya aja kayak Saw..😂
HapusBener banget, aku juga suka tutup mata pas bagian sadisnya, tapi klo ngliat alurnya bagus tetep lanjut walau kadang merem mulu hahhahaha, takut darah tapi hobi nonton thriller itulah diri admin ini hahahah
HapusMantul mba semuanya belum ditonton tapi udah deg2an hahhaah
BalasHapusHihi selamat menonton yak
Hapus