Sabtu, 21 Desember 2019

Sinopsis The Clovehitch Killer (2018)



Sinopsis The Clovehitch Killer (2018)

Tyler Burnside adalah seorang remaja 16 tahun yang hidup dengan keluarga Kristennya yang taat di kota kecil Clarksville, Kentucky. Sebuah kota yang penduduknya pernah diteror pembunuh berantai berjuluk Clovehitch Killer. Seorang psikopat yang menghabisi ke-10 korban wanitanya dengan cara diikat, difoto, kemudian dicekik. Memori kelam tersebut berlangsung sudah 10 tahun lamanya, tapi kemudian berhenti tanpa pihak kepolisian pernah mengetaui siapa pelakunya.


Sumber : imdbdotcom


Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Tyler dan keluarganya memang dikenal sebagai keluarga yang agamis. Ayah (Don Burnside) dan Ibunya (Cindy Burnside) selalu membiasakan putra putrinya untuk pergi ke gereja. Selain itu, mereka juga mengajak serta Paman mereka yang lumpuh yaitu Paman Rudy untuk turut serta selama beribadah. Sedangkan di kesehariannya, Don rutin mengisi materi pramuka di sekolah anaknya di samping memiliki pekerjaan sebagai tukang.

Suatu kali, Tyler meminjam truk milik ayahnya untuk mengantarkan seorang gadis, kenalannya di sekolah. Gadis itu ternyata menyukai Tyler sejak lama. Perasaannya kemudian disambut baik oleh Tyler dan mereka pun terbuai suasana. Namun pada saat mereka akan berciuman, si gadis menemukan sesuatu yang sangat mencengangkan di bawah jok mobil. Sebuah foto polaroid dengan gambar wanita yang diikat tangannya dan menjadi korban pelecehan. Gadis tersebut kemudian menjadi ilfeel lantaran menganggap Tyler mesum, padahal Tyler sama sekali tidak tahu foto itu milik siapa. Keesokan harinya, seisi sekolah bahkan sudah mengetahuinya dan menganggap Tyler benar-benar mesum.

Sesampainya di rumah, Tyler tidak bisa berhenti memikirkan kejadian yang dialaminya. Pasalnya, kenapa foto tersebut ditemukan di truck sang ayah. Ia lantas menaruh curiga karena melihat sang ayah sepertinya menyembunyikan sesuatu di gudang pribadinya dan mulai bertanya-tanya apakah ayahnya--yang sangat family man dan terkenal rajin ke gereja ini---ada hubungannya dengan Clovehitch Killer yang fenomenal itu. 

"SPOILER ALLERT !"

Tyler kemudian menyelidiki gudang pribadi milik ayahnya. Di sana, ia menemukan tempat tersembunyi di sela-sela lantai kayu yang berisi majalah dewasa dengan model tangan terikat. Kecurigaannya semakin bertambah manakala di selipan majalah tersebut, terdapat foto polaroid lain yang menampilkan seorang wanita yang dipukuli dan diikat. Foto tersebut bertuliskan nama "Vera, kesayangan Lucky". Tak berhenti sampai di situ saja, malamnya ia masih berusaha mencari informasi lewat internet tentang salah satu korban Clovehitch Killer apakah ada yang bernama Vera. Ternyata setelah dicari ada. Nama lengkapnya Vera Blevin. 

Khawatir ayah yang selama ini dihormatinya merupakan Clovehitch Killer, Tyler kemudian berteman dengan seorang remaja bernama Kassie yang terobsesi mengungkap Clovehitch Killer. Kassie selama ini dikenal sebagai cewek aneh yang suka nongkrong dan baca koran di depan gereja dimana keluarga Tyler beribadah. Namun, gadis berambut ikal ini mengaku atheis. Orang tuanya berpisah. Ayahnya tidak mengenal agama dan ibunya minggat entah kemana. Ia sendiri tinggal dengan seorang wanita tua yang dulunya merupakan penulis buku kasus Clovehitch Killer sehingga mereka tinggal mencocokkan saja data yang ada dengan temuan yang ada di gudang Don. 

Suatu kali, Don merasa harus berbicara 4 mata dengan Tyler. Ia memberi wejangan terkait masa-masa puber yang mungkin sedang dialami anak laki-lakinya itu. Ia juga membahas Kassie meskipun Tyler tak pernah cerita tentangnya. Namun, Don bilang hal tersebut wajar. Ia malah mencoba mengajak Tyler untuk mengundang Kassie makan malam. Tyler awalnya menolak, tapi pada akhirnya menyanggupi, meski di atas meja makan nantinya ia berpesan pada Kassie supaya tidak membahas Clovehitch Killer. Dan Kassie pun setuju.

Usai perkenalan itu, Tyler dan Kassie melakukan penyelidikan lagi di gudang Don. Kali ini, penemuannya berupa denah ruang rahasia yang lain, yang menghubungkan mereka kepada bukti-bukti fisik lainnya seperti foto dan kartu identitas korban. Namun yang terakhir ini, Tyler saja yang menemukan. Kassie belum diberitahunya karena perasaannya masih sangat kacau dan tidak berani membayangkan jika ayahnya benar-benar pembunuh berantai yang mereka cari selama ini.

Don ternyata mengetahui bahwa selama ini anaknya telah menyelinap di gudang pribadi dan ruang rahasianya. Meskipun bersikap kalem, namun dirinya mencoba kembali berbicara 4 mata dengan mengajak Tyler berburu di hutan. Di sana, ia menjelaskan bahwa apa yang disangkakan putranya itu tidak benar. Ia bilang semua itu milik Paman Rudy yang sama-sama dengan dirinya memiliki obsesi dengan gambar-gambar korban kekerasan seksual namun lebih parah sehingga memunculkan korban. Ia juga menambahkan, bahwa kelumpuhan Paman Rudy yang terjadi saat ini disebabkan oleh keinginannya untuk bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil karena perilaku anehnya di masa lalu. Lalu kenapa semua bukti masih ada padanya? Ayahnya kembali membuat alasan bahwa tadinya ia sudah hampir membakarnya, namun ia merasa mungkin suatu saat nanti keluarga korban berhak tahu. Jadi semua bukti masih ia simpan lengkap di ruang rahasia yang ada di bawah tanah. Meski tidak 100 persen percaya akan penjelasan sang ayah, Tyler akhirnya menyerahkan sepenuhnya keputusan akhir di ayahnya apakah akan menghilangkan barang bukti atau melaporkan Paman Rudy ke polisi. Tapi dikarenakan alasan Paman Rudy sudah tidak sesehat dulu, maka Don memutuskan untuk membakarnya.

Keluarga Burnside yang sangat agamis, sumber : imdbdotcom

Kegiatan pramuka juga menjadi latar belakang film ini, sumber : roetentomatoes


Pada suatu kesempatan, Don akhirnya mengijinkan Tyler menghadiri Jambore Nasional padahal sebelumnya ia mengatakan keuangan sedang memburuk. Ia juga menyarankan agar istri dan anak perempuannya berlibur selama 2 minggu di rumah neneknya. Seorang diri di dalam rumah, tiba-tiba ia memotret dirinya dengan pakaian wanita. Posisinya seperti model yang ada di majalah dewasa. Ia juga mengenakan topeng dan rambut palsu lalu berpose dan memfoto dirinya sendiri menggunakan kamera polaroid. Tapi pada saat melihat hasilnya, ia tampak marah-marah seperti anak kecil yang sedang mengamuk. Ia pun membuang foto-foto itu dengan perasaan kesal. Setelah itu, ia menguntit seorang wanita yang sedang berbelanja di supermarket sampai rumahnya. Di sana ia mengikat wanita itu dan mencekiknya. Namun, pada saat melakukan aksinya, tiba-tiba Tyler muncul dengan menodongkan senapan. Ternyata anak lelakinya itu tidak jadi mengikuti jambore, dan bersama Kassi malah diam-diam mengawasi Don. Kilas balik menceritakan bahwa ibu Kassie yang hilang sepuluh tahun yang lalu adalah salah korban Clovehitch Killer yang bernama Parker. Itulah sebabnya, Kassie sangat terobsesi pada kasus ini.

Don lalu mengarahkan Kassie ke arah tembok sehingga menyebabkan gadis itu hilang kesadaran. Setelahnya, ia meyakinkan Tyler untuk menyerahkan senapannya, lalu berusaha mencekik Tyler sampai akhirnya Kassie memukulkan lampu tidur ke arah Don. Kassie berniat memanggil 9-1-1 , namun Tyler menghentikannya.

Belakangan, Don dinyatakan hilang dalam sebuah selebaran, tetapi keluarga Tyler diberikan skenario lain yakni, polisi telah menemukan mayat Don dan kematiannya dianggap bunuh diri. Di gereja tempat mereka biasanya beribadah, Tyler menyampaikan pidato perpisahan untuk Don, diselingi adegan-adegan tentang dirinya dan Kassi yang menyeret Don ke dalam hutan. Don perlahan bangun dan Tyler mengarahkan pistol ke kepalanya. Setelah itu adegan loncat lagi ke sesi dimana Tyler mengakhiri pidato dengan kalimat, "Ayah, jika kamu bisa mendengarku, aku mencintaimu."


Review The Clovehitch Killer (2018) : 

Film genre thriller--jika teman-teman tahu--memang udah menjadi kegemaranku nomor 1 dibanding genre lain. Bagaimana yach....rasanya dapat sensasi tegangnya itu loh yang buat mata belonya admin tetep melek karena kalau ketemu genre lain ngalamat bisa ngantuk. 

Dan genre thriller yang kengeriannya dikemas dengan cara elegan, ga brutal-brutal amat dengan adegan berdarah-darah, jelas aku temukan lewat film The Clovehitch Killer (2018) ini. Tingkat kengeriannya justru terletak pada aspek bahasa ekspresi tiap tokohnya yang mulanya berlangsung sangat normal, tapi kemudian ketegangan dibangun perlahan-lahan sampai pada puncak depresi yang teramat sangat. 

"Dia itu ngerinya di cara ngacak-ngacak psikologis penonton ketika diarahkan untuk memposisikan diri sebagai Tyler". 

Sungguh efek kengerian yang bagiku sampai pada level depresi paling pol karena ibaratnya ya gimana sih, andai-andai selama ini kita hidup bareng orang tua yang selalu kita hormati dan bangga-banggakan, tapi pada kenyataannya menyimpan sesuatu yang teramat sangat salah dalam tatanan masyarakat normal. Adegan dimana Don yang semula sangat family man, wise, juga terlihat kebapakan sekali, tiba-tiba berubah layaknya anak kecil yang tantrum hebat sampai menghentak-hentakkan kakinya segala di atas tempat tidur. Sungguh sesuatu yang sangat mengagetkan tapi bagi penikmat genre thriller sepertiku pada akhirnya langsung bisa membuat tersenyum. Bahwasannya alur yang demikian smooth, tiba-tiba berubah 180 derajat menjadi bagian cerita yang bisa dibilang cukup 'sakit'. 

Pada akhirnya, The Clovehitch Killer (2018) membayar tuntas kerinduanku pada genre thriller yang tak melulu bermain dengan darah.