Kalau ditanya judul film animasi apa yang layak aku sematkan kalimat puja-puji, mungkin Wallace and Gromit The Curse of Were-Rabbit adalah jawabannya. Film lawas ini dirilis pada tahun 2005. Dan entah kenapa aku ga pernah bosan melihatnya.
Film ini bukan hanya menonjolkan sisi teknologinya saja, tapi juga bagaimana menempatkan sinematografinya secara apik, malah boleh dibilang sangat-sangat niat. Wong setting kebun sayurnya saja yang dijadikan sebagai inti cerita bisa menampilkan detail yang sangat cantik kok. Ya, kebun sayur berikut hasil panennya yang begitu ranum dan warna-warni itu, dimana keberadaannya menghias sepanjang durasi. Pokoknya benar-benar memanjakan mata dan membuat relax. Sebenarnya ketika menonton film besutan sutradara Nick Park dan Steve Box ini, aku merasa kayak menonton film action thriller (dan juga sedikit bumbu horror) sih, namun dengan kemasan animasi. Tokoh-tokohnya mengingatkanku pada permainan anak yang disebut dengan Clay. Itu loh adonan yang bisa dibentuk-bentuk. Ya, setipe kayak tokoh di film Chicken Run dan series Shaun The Sheep lah (lha wong masih dalam satu produksi yang sama, piye to aku iki, hahaha).
![]() | |
|
Judul Film : Wallace and Gromit The Curse of Were Rabbit |
Sutradara : Nick Park, Steve Box
Negara : Uk, Usa
Bintang film : Helena Bonham Carter, Peter Kay, Peter Sallis, Ralph Fiennes
Genre: Animation, Comedy, Family
Diterbitkan : 4 September 2005
Bercerita tentang Wallace yang bertemankan dengan anjingnya Gromit, dimana keduanya merupakan pemilik jasa pengendali hama bernama Anti Pesto. Dengan slogan mengendalikan hama dengan cara yang masih manusiawi--bukan dengan cara membunuhnya, keduanya sudah banyak membantu warga dimana mayoritasnya adalah petani sayuran. Apalagi dalam waktu dekat, akan ada "Kontes Sayuran Raksasa" yang diselenggarakan di Balai Tottington dengan hadiah berupa seperangkat trofi wortel yang berlapiskan emas 24 karat. Tersebutlah Lady Campanula Tottington, yang merupakan penggagas dari kontes sayuran ini, ia setiap harinya sangat bersemangat dalam hal mempersiapkan segala sesuatunya sebab kontes ini memang sudah rutin dilaksanakan sejak 500 tahun yang lalu secara turun temurun oleh keluarganya yang berdarah bangsawan. Apalagi, para warga juga sangat antusias dan masing-masing telah menyiapkan beraneka ragam sayuran yang akan dilombakan. Ada yang menanam labu, wortel, kubis, tomat, terung, dll. Semuanya dirawat dengan penuh cinta seperti anak sendiri sampai-sampai saban hari dicek berapa pertambahan ukurannya. Termasuk pula Gromit yang turut serta menanam semangka. Pokoknya itu sayuran disayang-sayang pake banget karena mayoritas adalah pecinta tanaman. Bahkan sekelilingnya dipasang alarm sebagai tanda bahaya jika ada penyusup yang masuk. Dan misalnya hal itu kejadian, ya nanti akan terdengar bunyi alarm yang akan terhubung dari kebun warga ke rumah Wallace -Gromit sehingga setelahnya akan dibereskan oleh kedua agen tersebut.
Rumah Wallace dan Gromit sendiri terbilang unik ya. Secara, karena background Wallace adalah penemu maka di tiap-tiap sudut rumahnya pasti ada tombol-tombol ajaib yang menghubungkannya ke suatu alat. Entah itu alat untuk menyiapkan sarapan, alat untuk ganti baju, alat untuk pakai sepatu, dll. Pokoknya sudah seperti pabrik saja tampilan rumahnya... Ya, meskipun dari segi sifat, antara Wallace dan Gromit, jika ditanya lebih jeniusan mana, ya pasti aku akan menjawab Gromit. Padahal dia cuma anjing loh. Tapi kocaknya itu...ya begitu deh. Sifatnya lebih telaten dibandingkan dengan Majikannya, Wallace. Malah kadang Gromit udah kayak ibunya Wallace saking apa-apanya si Wallace ini harus diopeni dengan baik oleh Gromit. Dikontrol sarapannya lah, atau apa lah, banyak....Bukan itu aja, Gromit juga bisa dibilang punya sifat yang lebih dewasa dan punya pikiran logis ketimbang Wallace yang lebih ceroboh bin teledor.
Menjelang hari-hari penting pelaksanaan "Kontes Sayuran Raksasa", suatu hari warga malah diresahkan oleh keberadaan hama perusak sayuran yaitu sekawanan kelinci. Termasuk pula yang dialami oleh Miss Tottington yang menjadi penggagas dari acara itu sendiri. Kelinci yang ada di area kediamannya tiba-tiba berkembang biak dengan sangat banyak dan akhirnya mengacak-acak tanaman. Walaupun sebenarnya ia sangat menyukai mahluk berbulu itu, tapi tetap saja ia harus memanggil Wallace dan Gromit untuk mengendalikannya. Asalkan kelincinya tidak sampai terluka karena ia percaya bahwa agen Anti Pesto akan selalu melakukan tugasnya secara manusiawi. Tidak seperti pacarnya Victor yang punya ambisi untuk memburu kelinci-kelinci itu dengan senjata. Sebenarnya Miss Tottington sudah ilfeel duluan dengan si Victor ini. Sebabnya, ia benci sekali dengan tindak kekerasan yang kerap dilayangkan Victor pada mahluk-mahluk tak berdosa seperti kelinci. Apalagi memang ia selalu datang dengan anjingnya yang galak yaitu Philip. Walaupun yah, kadang-kala ia juga datang dengan membawa bouqet bunga sih sebagai wujud dari usaha PDKT-nya, haha..(tapi sebenarnya aslinya norak sih ni tokoh. Apalagi pas lihat dia bawa-bawa kembang tapi taunya kembangnya malah motong dari taman depan milik Miss Tottington, wakkaka...maunya kelihatan keren eeee taunya nyolong, kan kacau). Terus dia juga ternyata botak dong karena ketahuan pas rambut palsunya itu nyangkut di alat penyedot kelincinya Wallace, nah pas wignya mau diambil, eh ternyata malah yang disematkan ke kepalanya adalah seekor hare alias terwelu raksasa yang bulunya menyerupai wig.
Oke, lanjut lagi ke sinopsisnya..
Sebagai upaya untuk memenuhi permintaan kliennya Miss Tottington--yakni membasmi hama kelinci secara manusiawi, Wallace kemudian menciptakan sebuah alat yang bertajuk manipulasi pemikiran. Rencananya, ia akan mencuci otak kelinci-kelinci itu agar tidak lagi memikirkan sayuran sebagai makanan yang disukainya. Caranya, si alat akan ditaruh di area otaknya kemudian dihubungkan dengan alat penyedot kelinci dengan dibantu oleh keberadaan sinar bulan yang ada di atas langit sana. Tapi, mengingat alat ini masih baru, maka Gromit masih sangsi apakah kinerjanya sudah oke belum. Dia pasrah saja pas lihat majikannya dengan antusias memulai proses cuci otaknya itu. Padahal ga tau juga hasilnya uda 100% bener apa ga.
Pada suatu malam yang cukup mencekam, di kediaman Bapak Pendeta Tua yang ikut merawat sayuran yang akan ia ikutkan lomba, tiba-tiba saja ada sesuatu yang menyelinap ke dalam gerejanya. Ia pikir mungkin seseorang yang kelaparan, karena memang ia liat ada beberapa buah dan sayur yang berceceran di lantai. Waktu ia tawari buah yang sekiranya memang disediakan untuk mereka yang membutuhkan, tapi yang ditawari malah menunjukan ekspresi lain. Apa yang dilihatnya justru sesuatu yang membuatnya syock. Sesuatu itu sangat besar dan penuh bulu. Ia mulai mengacau dimana-mana dan kabur melalui kaca jendela.
Keesokan harinya, warga geger. Tanaman sayur mereka dirusak oleh sesuatu yang tidak diketahui itu apa. Kelihatannya kali ini lebih parah dari serangan siput babi pada tahun 1932. Di tengan keributan warga, Pendeta Tua itu kemudian muncul dengan kursi rodanya. Rupanya ia patah tulang setelah semalam diserang sesuatu. Ia kemudian bercerita bahwa penyerangnya adalah mahluk yang menjelma sebagai kelinci jadi-jadian. Giginya sebesar kapak, kakinya seperti nisan kuburan. Kelinci itu sangat besar.
Wallace dan Gromit kemudian mengatur startegi untuk menangkap kelinci tersebut. Caranya adalah dengan memasang jebakan berupa boneka kelinci betina raksasa yang dikendalikan dengan menggunakan tali. Wallace yang menyetir mobil. Sedangkan Gromit yang menggerakkan boneka kelinci betinanya. Kocaknya adalah, karena semula ekspresi Gromit datar, maka Wallace meminta agar gerak-geriknya diubah sedikit agak lebih genit supaya kelinci jantannya terpancing. Tapi karena ngobrol saja, akhirnya nyetirnya tidak lihat jalan. Mobil Wallace pun menerobos tembok dan boneka kelincinya terpental. Wallace juga tiba-tiba hilang dan keduanya terpisah.
Tak lama kemudian Gromit menangkap bayangan sepasang kaki besar penuh bulu yang meloncat ke sana kemari, dari arah jalanan menuju kebun warga dan diakhiri dengan mengacak-acak sayuran. Ya, itu adalah kelinci jadi-jadian yang diceritakan oleh Bapak Pendeta kemarin. Jalannya sangat cepat sehingga susah ditangkap. Tapi Gromit terus mengikuti kelinci jadi-jadian itu dari belakang.
Gromit curiga ketika jejak kelinci tadi masuk ke area rumah Wallace. Mulanya ia mengira jejaknya akan berakhir di kandang kelinci yang ada di bawah tanah. Huck, terwelu besar yang ada di sana kemudian malah dicurigai sebagai were rabbit (plesetan dari were wolf, tapi yang ini wolfnya diganti dengan rabbit). Nah, were rabbit ini diduga muncul karena salah prosedur dsri terkena pancaran alat ciptaan Wallace ditambah sinar bulan. Maka, setelah mengasumsikan begitu, Gromit membuat tambahan pelindung di kandang dan pintu yang menuju ke bawah. Tapi rupanya jejak kelinci itu masih ada dan malah menuju ke area tangga, ia pun semakin bertambah keheranan. Diikutinya kembali jejak itu sampai berakhir di depan pintu kamar Wallace. Anehnya, beberapa langkah kemudian jejak tersebut malah berubah menjadi jejak kaki manusia. Semakin curiga dengan apa yang terjadi, Gromit pun membuka kamar Wallace. Dari situ kagetlah ia yang mendapati berbagai macam sayuran habis digigit dan berceceran dimana-mana. Hal apakah yang terjadi dengan Wallace?
Keesokan harinya, Wallace menemui Miss Tottington dan mengatakan bahwa semuanya sudah aman terkendali. Kelinci yang semula dipikirnya biang dari segala masalah sudah ia kandangkan. Makanya Kontes Sayuran sudah bisa diselenggarakan. Miss Tottington pun gembira. Ia ingin menjamu Wallace dengan mengajaknya minum teh dan juga cupcakes. Tapi bukannya mencicipi cupcakesnya, Wallace malah memakan setangkai bunga hias yang ditaruh di atas jambangan. Bukan itu saja, kelakuan aneh Wallace juga terlihat saat ia hendak ke atas, yaitu ketika diajak melihat kebun sayur pribadi milik Tottington. Pas sampai di sana, ia terlihat sangat berbinar-binar karena melihat sayur mayur yang begitu cantik dan dirawat dengan baik. Apalagi ketika melihat wortel raksasa yang menjadi kebanggaan Tottington. Wah, rasanya sudah pengen makan saja sambil memainkan gigi depannya. Sebelum bertambah beringas, Gromit yang sudah membuntutinya sejak awal pun tidak tinggal diam. Dari arah jendela rumah kaca, ia memutar keran yang bisa menyemprotkan air ke segala arah, sehingga akhirnya mengenai baju Wallace. Wallace pun undur diri dari rumah Tottington karena basah kuyup. Ia ngomel-ngomel ke arah Gromit, meskipun belum sadar juga dengan apa yang ditakutkan oleh anjingnya itu. Berburu dengan waktu, Gromit pun menyetir dengan kecepatan ekstra karena sebentar lagi hari akan malam. Apalagi memang malam itu akan ada bulan purnama. Jadi Gromit takut sekali sesuatu akan terjadi pada Wallace.
Sialnya, saat tiba di tengah hutan, sebatang pohon besar tiba-tiba menghalangi jalan mereka. Gromit curiga bahwa ini adalah ulah seseorang yang ingin menjahati mereka. Hal tersebut terlihat dari bekas potongan pohonnya yang tidak tumbang secara natural. Melihat hal itu, Wallace pun segera keluar untuk menyingkirkannya. Tapi, pada saat itu pula sebuah kapak menancap di baju Wallace yang rupanya milik Victor. Victor marah besar karena mengira Wallace akan merebut Tottington darinya. Pasalnya, kalau Tottington berpindah ke lain hati, kekayaan yang diimpi-impikannya selama ini akan hilang sekejap. Dari situlah, Victor berniat akan menghajarnya. Tapi, sebelum hal itu terjadi, tiba-tiba tangan Wallace berubah membesar. Lalu keluar bulu-bulu dari seluruh tubuhnya seiring dengan puncak sinar bulan di atas sana. Wallace pun berubah menjadi kelinci jadi-jadian !
Keesokan harinya, setelah Victor memergoki Wallace yang menjadi kelinci jadi jadian selama ini, ia pun bertanya kepada Bapak Pendeta Tua tentang bagaimana cara membunuhnya. Melalui panduan buku kuno Bapak Pendeta Tua akhirnya berkata bahwa kelinci jadi-jadian tersebut bisa dibunuh dengan menggunakan peluru yang terbuat dari emas 24 karat.
Karena sudah sangat genting, Tottington akhirnya mendatangi kediaman Wallace dan Gromit untuk sekali lagi meminta bantuan agar bagaimana caranya mahluk berbulu itu dapat ditangkap tapi dengan cara yang manusiawi, bukan dengan ide yang dilayangkan oleh Victor. Sayangnya, Tottington datang di saat yang tidak tepat yaitu pada saat bulan purnama sehingga mau ga mau Wallace harus mengusirnya karena tak ingin wujud kelincinya ketahuan. Mengira Wallace sudah tidak mau membantu lagi, akhirnya Tottington putus asa. Dengan sangat terpaksa ia mengijinkan Victor untuk memburu kelinci jadi-jadian itu dengan menggunakan senapan. Adegan selanjutnya adalah bagaikan film action, tapi yang sebenernya berperan besar justru si Gromitnya ini. Di samping harus mencegah peluru agar tidak tembus ke badan Wallace yang sedang menjelma sebagai kelinci, ia juga harus menghalau kelakuan rese anjing Victor yang bernama Philip (yang justru di sinilah terlihat bagian kocaknya walaupun memang jatohnya nyebelin sih karena bener-bener bikin riweuh pas aksi-aksi heroik sedang berlangsung). #Nita www.gembulnita.blogspot.com
Sorotan-Sorotan Film yang Menurutku adalah Bagian Terbaiknya :
- Kelinci jadi-jadiannya bahenol, mukanya lucu malah ga ada serem-seremnya.
- Yang nyeremin itu justru bagian musik pengiringnya. Itu loh musik yang melatarbelakangi perkataan si Bapak Pendeta Tua pas menyeruak masuk ke kerumunan warga yang lagi pada geger. Terus dia cerita kalau baru semalam dinampakin kelinci jadi-jadian untuk pertama kalinya (pas dia lagi cerita itu, e pengiring musiknya malah memainkan iringan piano bernada suram. Karuan saja warga langsung geger, tapi tokoh Pak Polisinya jadi ngomel dikit sih mirip emak-emak ke yang main piano, haha....).
- Tokoh karakter Bapak Pendeta Tuanya juga ekspresif banget sih menurutku....
- Mimik muka Gromit kadang-kadang kayak yang suka panikan gitu, jadi bikin ngakak juga liatnya. Tapi memang kuakui sih kalau dia jauh lebih cerdas dibandingkan dengan Wallace. Ibarat kata kalau dalam film action, ya dia yang jadi James Bondnya haha..
- Karakter Miss Tottington juga kuat banget. Mirip-mirip old lady yang ada di era-era kerajaan...
- Paling kocaknya lagi ngeliat ekspresi si anjing eh..maksudnya beneran anjing lho, yaitu anjingnya Victor yang bernama Phillip. Terutama pas dia ngekek-ngekek liat Victor mau gelud sama Wallace, eh abis itu dari dalam mobil ekspresi Gromit kayak yang keheranan gitu karena sebenarnya dia takut dong klo bentar lagi Wallace akan jadi monster, sehingga buru-buru dia tutup jendela mobilnya, dan pas kejadian beneran, eh si Philip malah kaget banget, trus dia kek kesurupan gitu minta tulung dislametin Gromit, tapi sama Gromit cuma dikasih geleng-geleng dengan muka sedatar mungkin..
- Terus pas ekspresi si anjing Philip belagak songong ikutan nginjek mawar yang dibawa Victor tapi ga jadi dikasiin ke Tottington karena kesel uda keduluan Wallace juga kocak parah.
- Ekspresi Gromit yang memang selalu pakai bahasa tubuh waktu berkomunikasi dengan Wallace juga kocak-kocak banget sih menurutku, apalagi pas dia nunjukin cermin ke si Wallace kalau sebenernya dia tuh yang jadi kelinci jadi-jadiannya, cuma emang Wallacenya yang ga mudeng-mudeng.
- Paling suka ama setting kebun sayuran warganya. Detail banget dong mereka ngebikinnya. Jadi berasanya tuh mata seger aja ngliat film ini dari awal hingga akhir.
Sumber gambar : imbddotcom, wallaceandgromitdotcom