Kamis, 22 Oktober 2020

Sinopsis Anacondas The Hunt for the Blood Orchid (2004)



Oleh : G Nita

Dibuka dengan adegan seorang suku asli pedalaman hutan Kalimantan yang sedang mengendap-endap diantara rimbunnya pepohonan untuk memburu harimau incarannya. Namun tiba-tiba saja harimau tersebut melompat ke arahnya karena ternyata sedang dikejar sesuatu. Dikejar apakah itu? Ternyata seekor anaconda raksasa yang kemudian beralih memburu suku pedalaman tadi hingga jatuh terjerembab ke dasar sungai yang berarus deras dimana terdapat spesies anggrek darah di sisi air terjunnya. Orang tadi lantas gagal menyelamatkan diri dari lilitan sang ular sehingga akhirnya sungai berubah menjadi kubangan darah disertai dengan jatuhnya kelopak merah sang anggrek yang bergerak dengan adegan slow motion.

***


Judul : Anacondas The Hunt for the Blood Orchid
Sutradara : Dwight H. Little
Produser : Acobus Rose, Verna Harrah, Susan Ruskin
Penulis : Hans Bauer, Jim Cash, Jack Epps, Jr.
Pemeran : Johnny Messner, KaDee Strickland, Matthew Marsden, Nicholas Gonzalez, Eugene Byrd, Karl Yune, Salli Richardson, Morris Chestnut
Sinematografi : Stephen F. Windon
Penyunting : Marcus D'Arcy, Mark Warner
Distributor : Screen Gems
Tanggal rilis : 27 Agustus 2004
Durasi : 97 menit
Negara : Inggris
Bahasa : Inggris

Di balik gedung tinggi pencakar langit yang ada di Kota New York, Gordon Mitchell dan tim sedang diinterogasi oleh pihak investor mereka dari raksasa farmasi Wexel Hall terkait proyek apa yang sekiranya menguntungkan saat ini. Gordon pun meminta salah seorang peneliti terbaiknya Dr. Jack Byron untuk mempresentasikan keberadaan anggrek langka Perrinnia Immortalis di Kalimantan, Indonesia yang digadang-gadang dapat mempercepat pertumbuhan sel dalam tubuh juga mengobati segala macam penyakit sehingga disinyalir mampu memperpanjang umur manusia dengan nilai keuntungan hingga miliaran dollar Amerika. Maka, dengan jaminan itulah Wexel Hall akhirnya memberangkatkan Dr. Jack Byron, Gordon Mitchell, Sam Rogers, Gail Stern, Cole dan Dr. Ben Douglas ke Kalimantan untuk mengambil sampel anggrek yang dimaksud guna keperluan penelitian.

Tak lama kemudian, Jack dan tim tiba di Padrang, Kalimantan dengan disambut oleh hujan deras. Setelah itung-itungan waktu, dikarenakan si anggrek hanya mekar selama 2 mingguan dalam kurun waktu 7 tahun sekali, maka mereka pun harus segera cepat tanggap menyewa kapal karena memang lokasi dimana anggrek berada adalah di hulu Sungai Mandranang. Sayangnya, karena musim hujan, maka banyak sekali kapal yang tak bersedia mengantar kecuali 1 yang dinahkodai oleh Kapten Jin Sun. Segera lah Jack dkk menemui Jin Sun di sebuah bar dengan pintu warna merah dan dipenuhi oleh orang lokal yang sedang minum-minun dan main judi. Saat Jack bertanya pada orang sekitar dimana Jin Sun berada, seseorang mengantarkannya pada lelaki berwajah oriental dan berambut panjang. Dengan bahasa Indonesia yang tidak lancar, Jack mencoba bernegosiasi dengan orang yang dikiranya adalah Jin Sun itu kiranya bisa membawa ke lokasi anggrek tidak. Namun orang tadi mengatakan bahwa di musim seperti ini ia tidak bersedia mengantarkan jika tidak dibayar mahal. Jackpun menawarkan angka fantastis sebesar 25 ribu dollar US dan si wajah oriental tadi langsung membawa mereka ke sosok Jin Sun yang sebenarnya. Ternyata Jin Sun yang sebenarnya adalah seorang bule. Nama aslinya Bill Johnson. Jin Sun hanya panggilan lokalnya saja. Sedangkan anak buahnya yang berwajah oriental tadi bernama Tran Wu. Oke, negosiasi harga pun disepakati. Dan Bill mematok harga 50 ribu US untuk mengantarkan mereka sampai ke TKP.

Keesokan harinya, betapa terkejutnya para anggota cewek karena kapal milik Bill ternyata tak ubahnya seperti rongsokan. Gail salah seorang dari 2 cewek yang ikut rombongan merasa bayaran yang mereka berikan pada Bill tidak sepadan dengan fasilitas yang akan mereka tempati. Malah mobil yang tertabrak masih lebih mending ketimbang kapal itu. Tapi apa boleh buat hanya kapal Bill yang berjuluk "Bloody Marry" lah yang akan berangkat. Maka tak ayal lagi mereka  harus menerima apa adanya fungsi kapal tanpa perlu banyak protes. Ya, walaupun pada saat Gail akan pergi ke toilet ia merasa tidak nyaman karena lubang toiletnya langsung terhubung dengan sungai. Juga ketika membuka lemari ia dikejutkan oleh Kong, monyet piaraan Bill. Namun Bill meminta para tamunya untuk bersikap ramah pada Kong, karena Kong memang sudah lama tinggal bersamanya di kapal itu. 

Malam harinya, saat acara makan malam, Kong diperingatkan Bill supaya tidak mencomot pisang dan buah-buahan yang tersaji di atas meja. Karena ngambek, Kong akhirnya naik ke atap kapal dan hendak memetik buah dari pepohonan liar saja yang dahannya menjulur sampai atas sungai. Tak disangka, seekor anaconda raksasa datang mendekat dan membuat Kong lari ketakutan. Anaconda tersebut bahkan mengejar Kong sampai gelonggongan kayu namun untung saja Kong masih bisa selamat.

Pagi harinya, Bill tidak menemukan adanya Kong. Dipanggilnya ke segala arah monyet kesayangannya itu tapi hasilnya nihil. Sementara itu, yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Gail menelepon dengan HT tapi sinyal sama sekali tidak bersahabat. Karenanya, Gail malah mundur-mundur dan jatuh ke sungai. Semua orang terkejut tapi kemudian tertawa terutama Gordon yang selama ini bersikap bagaikan kucing dengan anjing dengan Gail. Bill lalu mengarahkan tongkat ke arah Gail namun ternyata seekor buaya tiba-tiba muncul ke atas permukaan menyerang Gail. Untuk itulah Bill segera terjun ke sungai untuk menyelamatkan Gail. Gail berhasil naik ke atas kapal, tapi Bill malah diserang buaya besar tadi. Ia pun bergelut dengan hebatnya dengan si buaya sambil menusukkan matanya menggunakan pisau. Sementara itu Tran Wu mencoba membantu dengan membidikkan senapan. Sempat Bill berada dalam posisi tenggelam, tapi untunglah kemudian ia muncul lagi dan berhasil membunuh buaya tersebut dengan pisaunya tadi. Sam langsung terperangah walaupun mengatakan tindakan Bill tersebut cenderung bodoh. Tapi Bill belagak cuek dan cool saja seperti jagoan-jagoan dalam film action. Nah, bagaimana nasib bangkai buaya yang mengapung tadi? Ternyata kemudian menghilang seperti ditarik oleh sesuatu dari dasar sungai.





Pasca selamatnya Gail dari serangan buaya, semua orang pun berkumpul sambil minum-minum dan membicarakan agenda ekspedisi. Kira-kira berapa banyak bunga yang akan mereka ambil untuk penelitian. Juga berapa banyak keuntungan yang akan mereka peroleh jika proyek obat tersebut bisa goal ke pasaran. Baru beberapa saat kemudian Kong muncul tiba-tiba dari atas kapal namun dengan ekspresi ketakutan seperti sedang melihat hantu. Ya itu semua karena semalam Kong dikejar oleh anaconda raksasa yang panjangnya hingga beberapa meter. 

Malam harinya, Jack dan Sam sedang membicarakan sesuatu. Jack lumayan mabuk karena berada dalam pengaruh alkohol. Tapi ia bilang sih jika proyek anggrek darah ini berhasil, maka ia sudah menanamkan sejumlah saham untuk Sam. Sam sangat terkejut dan tak menyangka atasannya akan sebaik itu. Mereka pun hendak berciuman tapi tidak jadi karena Sam mengingatkan Jack bahwa mereka tidak boleh lebih dari itu. Di saat itu pula Bill datang. Ia ingin bicara sesuatu hal yang penting pada Jack. Jack pun melipir bersama Bill ke bagian lain dari sisi kapal. Rupanya Bill menyebutkan fakta bahwa area dimana anggrek berada adalah sangat berbahaya. Ada banyak risiko jika mereka sampai nekad ke sana. Namun Jack tetap bersikukuh untuk menyelesaikan misi ini secepat mungkin sebelum masa mekar anggrek berhenti. Jadi dia segera menyogok Bill dengan tambahan uang ekstra 50 ribu dolar US lagi yang akhirnya disanggupi Bill walaupun kapal akan menggunakan jalur yang melalui sebuah air terjun.

Keesokan harinya, saat bangun tidur kapal Bill seperti menabrak sesuatu. Bill pun mengecek posisi mereka yang mana di sekitarnya banyak terdapat gelondongan kayu. Ia pun membangunkan seluruh penumpang kapal karena sepertinya kapal sedang dalam masalah. Setirannya macet dan belokan yang harusnya mereka lewati malah kebablasan. Sialnya lagi, di depan mereka sudah membentang air terjun sehingga kemudian yang hanya bisa mereka lakukan adalah pasrah sambil berpegangan pada sesuatu. Kapal pun terus melaju dan terjun ke dasar air terjun tadi hingga porak poranda dan semuanya terjatuh ke sungai. Barang-barang mereka pun hilang. Hanya ada beberapa yang tersisa sedikit sehingga mereka harus mengubah strategi. 

Karena kejadian ini Gail marah-marah. Tapi kemudian Bill menjelaskan bahwa semua ini salahnya setelah mendapat sogokan uang tambahan dari Jack. Semua orang pun seperti kesal pada Jack. Tapi Jack tetap meminta timnya untuk sabar sedikit karena posisi anggrek darahnya sudah semakin dekat. Bill lalu menyarankan rombongannya untuk masuk melewati hutan saja jikalau misi ini diteruskan. Akhirnya disetujuilah mereka jalan melalui hutan dan rawa-rawa. Nah pada saat menyeberang rawa-rawa inilah Cole (salah seorang diantara rombongan yang paling panikan) seperti merasakan ada sesuatu yang bergerak diantara kakinya. Yang lainpun kemudian ikutan panik. Apalagi ketika mereka kembali berjalan, Ben yang di posisi paling belakang mencoba mengerjai Gail yang ada di depannya. Gail marah dan bilang ini tidak lucu. Dan saat Ben tiba-tiba diseret dari dasar sungai oleh sesuatu yang kemudian hilang, Gail pun mengira Ben hanya bercanda. Ia pun memanggil-manggil Ben tapi Ben tidak muncul-muncul juga. Lalu tiba-tiba saja Ben muncul tapi sambil dililit oleh seekor anaconda raksasa sembari meminta tolong. Semuanya pun histeris dan lari tunggang langgang ke tepian. Cole syock berat sampai-sampai ia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, para cewek menangis, dan yang lain pun tak kalah takutnya. Ada anaconda raksasa berkeliaran di sekitar mereka yang salah satunya sudah menelan Ben hidup-hidup. Bill minta maaf karena tidak menjelaskan hal ini sebelumnya. Tapi akhirnya ia mengatakan bahwa anaconda sifatnya teritorial dan ketika sudah makan bisa puasa selama seminggu sembari mencerna mangsa  yang sudah ditelan sebelumnya. Tapi tetap saja yang lainnya merasa ketakutan. Siapa bisa menjamin ularnya hanya satu. Apalagi ketika mereka tahu bulan ini sudah masuk musim kawin dimana ular jantan akan mengejar panas tubuh sang betinanya untuk kawin di tempat yang basah dan berlumpur pada satu tempat yang sama. Mendengar hal itu, lagi-lagi Gail ingin angkat tangan untuk ekspedisi ini. Tapi sayangnya Jack masih memegang kendali. Berjalanlah terus mereka menerjang semak dan belukar sampai-sampai punggung Cole dipenuhi lintah dan kaki Gordon hampir saja digigit laba-laba beracun. Untung saja laba-laba tersebut berhasil disingkirkan Tran Wu walau akhirnya disimpan Jack untuk keperluan penelitian. Sementara itu, Bill memberikan solusi lain dengan jalan akan menghubungi Livinston temannya yang berlayar dari Tokut agar bisa menjemput mereka ke Naga Rock dengan kapalnya. Ya, tentunya dengan iming-iming duit supaya temannya itu mau. Tapi sialnya sesaat setelah bertelepon dengan Bill, Livingston malah dimakan ular hidup-hidup dan mesin kapalnya jalan sendiri hingga si kapal menabrak sesuatu dengan tidak menyisakan apapun. Tapi kemudian Tran Wu melihat ada bangkai ikan buruan yang ada di sela-sela bebatuan sungai. Ini pertanda bahwa ada suku pemburu yang tinggal tak jauh dari situ. Tran Wu bilang bagaimana kalau mereka ke desa mereka saja siapa tahu bisa dipinjami perahu.

Sesampainya di desa dimana suku pemburu tersebut berada, ternyata keadaan sudah kosong melompong. Tampak beberapa tumpuk tulang belulang manusia tergeletak di beberapa sudut. Juga artefak dan patung kayu yang melambangkan kesakralan tempat itu. Namun yang paling menarik perhatian adalah adanya bangkai anaconda super besar yang terbakar dan dari dalam perutnya keluar tubuh manusia yang sudah dimangsanya. Bill dkk terperangah. Tran Wu lalu mengambil kesimpulan bahwa pasti karena ini sudah masuk musim kawin jadi ada ular jantan yang lewati karena ingin mengikuti panas tubuh ular betinanya. Sayangnya tidak ada kapal yang ditinggalkan, jadi mau tidak mau mereka harus berinisiatif membuat rakit sendiri dari bahan-bahan seadanya untuk menyeberang Sungai Mandranang dan mencapai Kotabaru. Hanya saja sang ketua tim alias Jack tidak seirama dengan yang lain. Ia tetep kekeuh melanjutkan ekspedisi, sementara Sam, Cole, Bill, dan Tran Wu ingin sesegera mungkin keluar dari hutan. 

Adapun Gordon yang tengah istirahat sebentar di pendopo tiba-tiba saja menemukan fakta bahwa Jack telah menyembunyikan pistol dan juga HT dari sisa-sisa barang yang ada di kapal Livingston. Tapi Jack kemudian datang dan mencoba mempengaruhi lelaki berkulit hitam dan berkepala plontos itu untuk berada di pihaknya. Sayangnya Gordon menolak. Ia tak ingin melanjutkan ekspedisi karena memilih hidup lebih lama daripada harus bertemu dengan ular sial dangkalan itu. Jack yang kecewa akhirnya sengaja menaruh laba-laba beracun yang tadi disimpannya ke lengan gordon. Walhasil dalam hitungan detik Gordon langsung lumpuh. Jack sengaja meninggalkannya karena segera ingin menguasai rakit. Sam menengok keadaan Gordon karena Jack bilang Gordon ingin istirahat sebentar karena kakinya melepuh padahal rakit sudah jadi. Ternyata saat ke pendopo ia sangat terkejut akan keadaan Gordon yang tidak bisa bergerak sama sekali. Bersuara pun tidak bisa. Kemudian dilihatnya tangan Gordon seperti habis digigit sesuatu. Sam curiga bahwa Jack lah yang telah membuat Gordon jadi seperti ini. Iapun menyusul Jack dan meminta penjelasan. Lantas terjadilah adu mulut yang akhirnya berujung Jack menodongkan pistol. Sementara di pendopo ternyata Gordon telah dimakan anaconda hidup-hidup. Yang lain histeris mencoba melihat apa yang terjadi. Tapi terlambat. Gordon tewas. Bill pun segera membakar pendopo tadi supaya ularnya juga ikut terbakar. Sayangnya setelah kembali ke tepi sungai, rakit sudah dibawa lari oleh Jack. Tak ada jalan lain selain mereka harus merebut kembali rakit sekalian memetik anggreknya (sudah kepalang tanggung soalnya). Ya, walaupun harus   menyusuri hutan dan dikejar-kejar anaconda, Cole hampir termakan, Tran Wu akhirnya termakan, lewat gua, dll, namun akhirnya tiba juga mereka di dekat air terjun dimana rakit Jack berada. Sayangnya, saat akan mengambil rakit tersebut, Jack keburu datang dan menangkap basah mereka lalu mengancam sambil menodongkan pistol. Disuruhnya Sam untuk mengambil anggrek tersebut sembari meniti sebatang kayu yang licin dimana di bawahnya merupakan sarang ular yang sedang kawin. Sementara itu Bill sudah digetok duluan hingga pingsan, dan Cole dan Gail yang diikat. Sam yang grogi merangkak di atas titian kayu, hampir saja tergelincir. Sudah begitu ransel isi anggreknya suruh dilemparkan ke arah Jack. Jika tidak maka Jack akan menembak Gail atau yang lain. Nah, pas dilempar itu, ranselnya ternyata nyangkut di pinggir tepian sungai. Anggreknya pun ada yang jatuh beberapa, begitupula toples berisi laba-laba beracunnya yang tutupnya membuka. Bill yang sadar dari pingsannya mengeluarkan pisau dan menancapkannya ke arah Jack. Keduanya pun bertarung dan membuat Jack terpeleset ke sarang anaconda. Manalah ternyata tangannya sempat tersengat laba-laba beracun tadi lagi sehingga tidak bisa bergerak saat dilahap ular hidup-hidup. Sementara Sam yang berusaha naik dengan dibantu Jack juga sempat hampir jatuh  dengan badan sudah sekian centi dari kepala ular. Untung saja ia selamat sebelum akhirnya Gail menyiramkan bensin ke sarangnya dan Cole menembakkan ular tersebut hingga terbentuk kobaran api. Ular tersebut kemudian ambruk menimpa ular lainnya yang sedang kawin. Pinggiran tanah yang mengelilingi sisi air terjun perlahan runtuh dan tanaman anggrek yang tumbuh liar di sekitarnya ikutan tertimbun. Tapi, beruntungnya semuanya selamat dan bisa kembali menuju Kotabaru untuk memulai hari yang baru.

Review Anacondas The Hunt for The Blood Orchid (2004)
  • Uda nonton berkali-kali film Anaconda 2 ini tapi ga ada bosan-bosannya aku.... bahkan dibandingkan ama yang anaconda 1--yang ada Tangteh J-Lo nya aku lebih suka yang Blood Orchid ini. Jalan di hutannya lebih kerasa soalnya. Kalau di tipi tayang selalu nyempetin nonton, walaupun streamingan juga bisa sih sebenernya, hihi
  • Timbre suara yang jadi Bill Jhonsonnya berat euy, uda kayak pemain utama film-film action sekelas Jason  Statham....atawa Mbah Liam Nesson or Vin Diesel.
  • Aku paling ngakak tiyep kali ngliat ekspresinya si Kong (monyetnya Bill)  pas liat si ulernya lewat tapi orang-orang di sekitarnya ga sadar. Kayak pas nyebrang rawa-rawa, kan dia nemplok di ranting pohon tuh jadi dari atas ngeliat ular anacondanya sliwar-sliwer diantara orang jalan. Terang aja ekspresi doi uda kayak panik banget hahhaha, matanya uda plerak plerok gitu
  • Pemain yang paling mencolok justru yang jadi Tran Wu
  • Tapi paling ekspresif actingnya sih yang jadi Cole wkwkwk.
Sudah ah, segitu dulu nulis sinopsis dan review filmnya kali ini.

Ga kerasa uda malam jumat lagi gegegekk...

Kalian yang kebetulan membaca post ini boleh kok komenin film anacondanya...pernah nonton blom? Kalau udah pernah nonton apa kesan-kesan yang kalian dapatkan? Boleh banget diramein kotak komennya, baca-baca aja juga ga pa pa kok.

^______________^

yudadabubay......