Rabu, 18 November 2020

"Pergi Memancing"




Akan selalu menyenangkan ketika menceritakan tentang masa kecil. Lalu aku mengingat-ingat bahwa aku belum pernah bercerita tentang pergi memancing bersama bapak. 

Saat aku masih kelas 3 SD, sekolahku bubar sekitar jam 10 pagi. Atau lebih gasik (awal) dari itu jika ada pelajaran mencongak dimana Bapak Guru yang menjadi wali kelas kami akan memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya dan bagi siapa saja yang bisa menjawab dengan cepat maka dia diperbolehkan pulang lebih dulu. Kebetulan aku as Beby Mbul yang kala itu lumayan hapal beberapa materi pelajaran bisa menjawab pertanyaan dengan cepat jadi ya aku diperbolehkan untuk go home lebih cepat. Asyik! Tapi aku ga mau mengatakan diri sendiri punya otak encer sih, atut jatohnya syumbuung.....melainkan memang aslinya ga terlalu pintar ning cuma rajin aja muahahhahahah....#podo ae ga sih #gibenk juga nih BebyMbul.



Ketika pulang, kulepas seragam sekolahku baik merah putih ataupun pramuka untuk selanjutnya salin dengan mengenakan kaos atau celana kodok saja. Makan siang dengan lauk seadanya yang sudah disiapkan ibu sebelum berangkat ke kantor pada pukul 05.30 'tet'. Semuanya sudah ditata di atas meja walaupun siangnya jelas udah mendingin. Lauknya memang itu-itu saja. Seringnya sih template tahu tempe goreng biasa. Sayurnya bening. Bening bayem tapi ga pake sambel. Soalnya aku ga bisa pedes. Tapi ya ku makan sajalah, walaupun kadang pingin juga aku makan ayam. Jangankan ayam deh, telur saja diawet-awet loh waktu jaman kecilku hehe..

Tak lama kemudian motor alfa bapak yang habis dines kedengeran dari arah pager. Kadang kalau lagi mid semester bapak bisa pulang cepat. Soalnya kan ngawasin test aja. Tengah hari pulang. Jadi bisa sekalian momong anak nyampai ibu pulang jam 2 siang dari kabupaten yang berbeda (karena kan rumah aku ada di tengah-tengah 2 kabupaten yang berbeda). Nah, karena nunggu siangnya lumayan lama, jadi bapak suka ngajak aku suruh nemanin mancing di kalen (kali) belakang rumah. Ga belakang pas sih, masih kudu jalan agak jauh lagi, yaitu dari sisi pekarangan samping tembus jalan setapak panjang yang ujungnya adalah kali itu tadi. Kali ini terusannya irigasi yang depannya adalah persawahan. Sawah padi, tapi juga ada tegalan yang biasa buat nandur kacang panjang, kecipir, cabe, tomat, semangka (pas musimnya) ataupun mentimun. Beberapa ada yang kepunyaan temenku dan kalau pas lagi panen raya semangka (misalnya) maka aku akan dibawakan seglundung-dua glundung untuk dibawa pulang. Oh iya...dan ada satu lagi spot paling ikonik di tengah sawahnya! Yaitu komplek kuburan kampung yang di tengah-tengahnya justru tumbuh subur pohon jambu. Pernah ya aku sama teman sepermainan iseng aja penekan (naik) pohonnya itu untuk metikin jambunya yang sudah ranum-ranum kuning semu ijo. Mana dalamnya biji merah lagi..hihi..Jadi berasa dapat harta karun kalau nemu jambu yang mateng.  Herannya, entah kenapa pohon buah-buahan yang tumbuh di kuburan kok pada subur-subur ya. Padahal kan liar. 

Ya, terkisah saat masih kecil pantaran usia SD itu aku sering diketeng Pak Agus untuk menemaninya memancing di sungai (betewe Pak Agus di sini adalah nama Bapakku yaaaash. Tapi sebelumnya bapak cari cacing dulu buat umpan ikannya. Nanti Bapak akan nyari cerukan tanah yang gembur biar dapat cacing yang gemuk-gemuk.

Kenapa pakainya cacing? Karena kata bapak ikan lebih doyan nyantolnya pake cacing. Ya, pada saat itu aku pilih melipir saja lah. Kan aku takut cacing. Mana uget-ugetnya sampe menggeliat-geliat gitu dan bikin aku kebayang-bayang geliiii..hohoho...Makanya aku cuzzzz ke pinggiran, main-main dulu sama daun lumbu (talas) yang lebar, biasanya iseng aja mainan ludah terus ludahnya nanti bakal jatuh ke atas permukaan daun talasnya itu tapi ga sampai pecah, melainkan membulat dan bergoyang-goyang ckckcckckk (permainan macam uopooo iki). Kalau ga ngejar capung dan ngumpulin lembing emas atau lembing susu diantara daun-daun talasnya itu. 

Sementara itu Bapak dengan kyusuknya memasangkan umpan cacing di ujung kail yang lantas dilemparkannya ke arah sungai dan menunggu ikan macam apa yang bakal  nyangkut. Sebenernya isi sungainya ini ga cuma punya 1 jenis ikan. Tapi macem-macem. Mulai dari yang cilik sampe yang sedeng atau gede. Tapi Bapak kok jarang dapat yang gede ya. Seringnya dapet yang cilik-cilik aja kayak lunjar, kathing, atau mentoknya yang agak semokan dikit ya bethik.Wkwkwkkwkw. Karena bethik itu kan bentuknya lebar ya. Kalian pada tahu ga jenis ikan ini? Lunjar, kathing, juga bethik. Kathing agak memanjang deng...dan dia ada patilnya ya kalau ga salah...jadi Bapak pernah kepatil dan jarinya sampai berdarah hohoho..Serem. Uda kayak catfish alias lele tapi ini cilikannya. Aku sekali lagi cuma ngeliatin aja sih. Soalnya takut ikannya njepat (lompat). Nanti habis diambil dari ujung kail yang ada umpan cacingnya, tuh ikan bakal dimasukkan ke dalam ember yang biasa buat ngaduk jenangan. Ember kecil aja dan uda diisi air. Lumayan juga kalau pas lagi hoki ya dapat banyak, meskipun aku nunggunya udah kayak mau kejatuhan bulan....suiiii...wkwkwkw. Kadang bisa nyampe abis lohor belom beranjak-beranjak juga bapak dari tongkrongannya yang ia set di atas batu sambil h2c ngarep ikan-ikan gede pada kepancing. Ya, aku yang nungguinnya kadang bosan, tapi kadang seneng juga sih.. paling aku melipir lagi kalau ga ke sawah ya arah pohon jambu yang ada di kuburan itu (lho?).

Kadang juga Bapak ngajak aku buat latihan mancing juga.

"Jajal Nduk, dipasang cacinge. Wani po ora siro Nduk? Ojo kucur! Ngene iki loh carane." Ujar Bapak sambil mengambil 1 ekor cacing gemuk yang kemudian diputus sebagian badannya lalu ditancapkan ke arah mata kail.

Wowww. Tapi gilo sangat. Tatut aku dan akhirnya nyuruh Bapak aja yang masang cacingnya, cuma pas uda siap barulah pura-puranya aku yang megang alat pancingnya. Ya walaupun hasilnya gagal total sih. Soalnya kalau aku yang pegang ya ga ada satupun ikan yang nyangkut. Kan ble'e tenan yaaa hahhaha...

Nanti, kalau uda dirasa capek dan ikan di ember juga perasaan ga bakal nambah, yawdah bapak pun ngajakin aku pulang. Horeee!!! Saatnya di rumah bakal digorengin ikan sama Pak Auuusss pake bumbu kunyit, bawang merah, bawang putih, garem, dll (khas bumbu ikan pada umumnya sih). Ikannya dibersihkan dulu jeroan serta kotorannya, nanti diguyur dengan air mengalir dan dikasih jeruk nipis...Akhirnya dimarinasi dan digoreng sampai garing ring riiiing. Pakai minyaknya agak banyakan, supaya tuh ikan tenggelam. Rasanya tentu saja enyaaaaaagh. Karena bapakku pintar menggoreng iwak, hihihi...