Selasa, 19 Mei 2015

Review Buku : Lights Out, Fear Street R.L. Stine



Holly berencana menghabiskan sepanjang musim panasnya di Camp Nightwing milik Pamannya yang bernama Paman Bill. Kebetulan Beliau kemarin memintanya untuk menjadi salah satu pembimbing di sana. Sebenarnya gadis itu tidak terbiasa dengan kegiatan outdoor. Kulitnya saja putih pucat dan ia sangat takut pada ular dan serangga. Tapi karena bisnis camp Pamannya sedang terpuruk, maka ia tak tega jika tidak memenuhi permintaannya untuk membantu. Apalagi musim panas sebelumnya campnya sempat terjadi kebakaran karena sambaran petir, banjir, dan wabah penyakit campak hingga camp terpaksa ditutup selama 3 minggu. Puncaknya, tahun lalu ada seorang peserta camp yang tewas dalam kecelakaan perahu. Jadilah Holly akhirnya setuju untuk membantu. Toh, ia merasa perlu untuk keluar sejenak dari tempat tinggalnya di Shadyside yang terkenal angker. Terlebih usahanya mendapatkan pekerjaan di musim panas belum membuahkan hasil. Jadi apa salahnya ikut bekerja dengan pamannya dulu. 



Judul : Lights Out
Penulis : R.L Stine
Parachute Press Inc
Alih Bahasa : Andang H. Sutopo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 1999
Jumlah halaman : 192 hlm, 18 cm
ISBN : 979-655-263-9


Singkat cerita, ia sudah tiba di pondokan camp musim panas Pamannya yang berada di sekeliling hutan. Di sana ia berjumpa dengan sahabatnya Thea yang lebih sering berkegiatan outdoor dan lebih atraktif terutama jika sudah ngomongin cowok-cowok. Thea punya gebetan bernama John walaupun Holly sangsi John menaruh perasaan yang sama pada bestienya itu. Tapi Thea cuma menggodanya dan bahkan bilang ya kan dia bercerita cowok-cowok ganteng supaya Holly sendiri bisa dapat satu. Tapi rupanya Holly belum tertarik untuk memikirkan hal itu karena niatnya ke camp murni untuk membantu membangkitkan kembali bisnis pamannya. 

Tiba-tiba, saat Holly dan Thea sedang mengobrol, terdengar suara jeritan minta tolong dari ruang prakarya. Bergegas mereka ke sana dan terkejut karena Paman Bill tertindih sebagian lemari besi yang tertancap di dinding. Lemari itu tiba-tiba saja roboh karena sekrupnya ada yang lepas. Untung saja lelaki paruh baya itu masih bisa selamat meski anehnya di antara lubang sekrup tersebut ditemukan benda aneh berupa bulu berwarna merah. Apakah ada seseorang yang melepaskannya. Tapi kemudian mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang kebetulan saja. Bisa jadi bulu tersebut berasal dari burung yang sering terbang di sekitar danau hingga akhirnya danau tersebut dinamai sebagai Feather Lake~Danau Bulu.

Masih juga terkejut dengan kejadian itu, Thea malah memberitahukan Holly bahwa di camp juga ada pembimbing lainnya yang cukup telaten. Namanya adalah Geri Marcus. Mendengar nama itu tentu saja Holly syock sebab ia pernah slek dengan mantan sohibnya itu yang kini berubah menjadi musuh. Saat Holly lewat di depan Geri dan satu temannya lagi yang tak lain adalah pembimbing senior bernama Debra, kedua gadis itu langsung bersikap ketus pada Holly. Terlebih Debra seperti merendahkan Holly karena menganggap Holly masih nubie dalam segala hal. Hal itu lantas membuat Holly menjadi murung karena tidak bisa membayangkan bagaimana ia harus menghabiskan sepanjang musim panasnya dengan orang-orang yang tidak menyukainya. Terlebih Holly tiba-tiba menjadi favorit beberapa orang cowok keren yang menjadi pembimbing, diantaranya ada Mick dan juga Sandy yang sering diceng-cengin Thea. Holly sendiri kadang terpana melihat Mick yang jangkung seperti aktor Kevin Bacon, walau kadang-kadang laki-laki itu terlihat agak berbahaya. Lalu Sandy yang tampan dan sering mengenakan kaca mata fancynya. Tapi tak ada yang lebih mengejutkan selain Kit, seorang cowok petakilan yang sering membuat lelucon bodoh meski kadang leluconnya terbaca aneh oleh beberapa orang. 

Esok paginya, saat hendak berenang dan mengenakan swim suit berwarna pink, Holly dikejutkan oleh Mick yang hendak menemaninya ke danau. Ia juga memberitahu Holly bahwa batas danau yang aman untuk berenang adalah menjauhi lumpur yang dipenuhi lintah. Tentu saja Holly sangat terkesan pada Mick dan bahkan ia mau diajak menunggang kano ke danau. Saat keduanya akan menuju ke kano, betapa terkejutnya ia karena 3 dari 4 kano yang dipunyai camp tenggelam ke tengah danau. Berdua akhirnya berhasil meminggirkannya ke arah rumput. Meski setelahnya mereka sangat terkejut karena diantara lubang kano tersebut terselip sehelai bulu berwarna merah. 

Bukan itu saja, bahkan saat peserta camp yang terdiri dari anak-anak sudah datang, Holly kedapatan mengampu pondok lima. Di sana ia sempat mendapati 2 anak sedang bertengkar karena rebutan ingin tidur di ranjang atas ataupun ranjang bawah. Holly meminta mereka suit saja. Sayangnya, saat ia tinggal sebentar,  ranjang itu ambruk. Untung saja tidak ada yang cedera walaupun kemudian anak-anak pada menangis. Terang saja hal itu membuat Debra marah. Ia pikir Holly tidak becus dalam segala hal. Apalagi di antara bagian ranjang yang ambruk itu lagi-lagi ditemukan sehelai bulu berwarna merah. Tentu saja hal tersebut sangat aneh bagi Holly. Puncaknya ada pada saat makan malam, ketika Debra tak ada dimanapun Holly berniat menjemputnya di ruang pembuatan pot keramik. 

Ketika sampai di pondok prakarya, suasana tampak begitu gelap. Holly pun menyalakan lampu dan ia tampak terpaku. Lantai dan dinding penuh dengan cipratan darah. Darah rupanya bersumber dari meja putar pembuat pot yang digerakkan listrik~menggerus wajah Debra hingga menjadi bubur darah. Holly mual-mual ketika ditemukan sehelai bulu merah ada di sana. Apa yang terjadi sebenarnya di Camp Paman Bill ini? Siapakah yang patut dicurigai atas kejadian-kejadian aneh sampai kemudian satu nyawa melayang? Apakah akan ada nyawa lainnya yang melayang? Apakah Holly yang selanjutnya diincar?



Buku Fear Street menemaniku saat masih duduk di bangku SD. Tapi yang dapat pinjam itu kakak yang ngekos dekat sekolahnya di kabupaten Purworejo dimana di sekitar kostnya ada rental bacaan dan komik-komik. Nah, aku dapat kesempatan baca banyak buku fear street (tunggalnya Ghoosebumps) ya lewat kakak itu. Salah dua yang paling membekas adalah Lights Out dan Secret Bedroom. Keduanya aku beli lagi kemaren soalnya pengen baca ulang. Ya menurutku ceritanya seru dan menegangkan. Vibenya berasa kayak lagi nonton Friday the 13th gitu deh. Aura camp di sekeliling hutan dan ada danau lalu keanehan-keanehan yang mencekam. Holly yang naif dan lugu juga banyak disepelekan, tapi ia adalah karakter sentral di buku ini dan mendapatkan beberapa bagian terbaik dari seseorang yang akhirnya mampu melindunginya walaupun di awal sepertinya tidak terduga. Ya, buku ini seru sih. Lumayan mengobati kerinduan buku dengan rasa-rasa film tegang ^_____^


Oh ya, kira-kira sebelum kuakhiri postingan ini, ada yang mau tebak ga, Holly selamatkah dalam cerita ini? Dan andai ia selamat siapakah yang akan jadian dengan Holly? Apakah John, Mick, Sandy, atau Kit? Lalu siapakah pelaku pembunuhan Debra dan yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang ada di Camp Night Wing?


4 komentar:

  1. Good review, it sounds like a good and interesting read. Enjoy your day!

    BalasHapus
    Balasan
    1. the thing that surprise me most is Debra's part in pottery room. It build my memories bout Lights Out by R.L Stine, Bill. Bloody Pulp from her face, can you imagine that? And red feather is the clue in every single accident. The sight terrified me so much. But it's a great experience in reading fiction thriller especially from Stine style as the author ^____^

      thank's for dropping by. Greetings

      Hapus
  2. Baca ada nama Geri dan Sandy kok malah ingat dengan film kartun, coba tokoh utamanya bukan holly tapi Spongebob.🤣

    Jadi ini buku misteri ya mbul, macam kayak Friday 13th atau malah kayak Scream kali ya, harus nebak siapa penjahatnya.

    Aku baru tahu ada buku RL Stine, padahal mbul baca sudah sejak SD berarti termasuk buku lama ya. Buku lama yang aku ingat paling bobo, Donal bebek, sama Tiger wong.😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, buku misteri karya RL Stine, setipe dengan Ghoosebumps cuma yang ini lebih kecil...

      nanti aku akan resensi Fear Street by RL Stine yang judul lainnya lagi, biar label review bukunya nambah..

      kalau penjahatnya yang di sini itu si Sandy atau Mick ya, pokoknya 2 diantara tokoh cowoknya itu lupa aku wkwkwk

      Hapus