Minggu, 24 Mei 2015

Review Komik : Doraemon Petualangan Asal Usul Negeri Jepang



Oleh : G Nita

Suatu hari, di zaman purba, seorang anak laki-laki sedang asyik menangkap ikan di sungai. Ia sangat gembira tatkala kailnya berhasil menjerat ikan untuk selanjutnya ia bawa pulang ke rumah. Tak disangka, desa tempatnya tinggal sudah dalam keadaan kosong melompong. Kemana para penduduk yang tiba-tiba raib entah pergi kemana, termasuk pula bapak ibunya. Dengan panik ia berlari ke sana kemari berharap bertemu dengan seseorang yang bisa ditanyai. Sayangnya, ia malah tersedot lubang di langit yang bercahaya, entah apa.



Di zaman yang lain pada abad 20, Nobita sedang menangis sambil berleleran ingus serta air mata. Biasa, lagu lama!! Doraemon sudah bisa menebaknya, jadi ia pura-pura tidak tahu saja. Tak tahunya Nobita curhat ingin pergi dari rumah. Eh, suenya si Doraemon malah bilang : "Silakan saja..." Hahaaha...kan kampredt ya si Doraemon tuw? Habis itu Nobita tetep kekeuh bilang mau pergi dari rumah dan punya rencana hebat. Ia tidak mau tergantung pada siapapun dan ingin hidup dengan kemampuan sendiri. Untuk itu ia hanya perlu 3 hal : rumah, makanan dan pakaian dengan mengandalkan alat Doraemon. Terang saja hal tersebut membuat Doraemon dongkol. Bukannya tadinya Nobita sudah bertekad mau hidup tanpa bantuan alat-alatnya? Tapi tetap saja Nobita merengek meminta belas kasihannya. Jadi apa boleh buat ia keluarkan juga kapsul kemping, taplak meja pencicip, dan kamera pengganti pakaian untuk bekal Nobita. Tapi ternyata niatnya itu tidak berjalan lurus, sebab dimanapun tempat ia mendirikan rumah kapsul, selalu saja ada yang mengganggunya. Tidak di lapangan, di bukit belakang sekolah, dan lainnya sampai ia ditertawakan oleh teman-temannya.

Tak disangka, keesokan harinya teman-teman yang menertawakannya itu juga ada niatan pergi dari rumah. Giant yang nangis mewek berleleran ingus pun KO juga karena setiap hari dimarahin ibunya. Dia bilang "Sebagai anak kan aku juga punya hak asasi..." Wakakakkakk...Eh bukannya dikasihani dia malah tetep digaplok juga. Suneo pun sama. Ia tidak tahan disuruh les setiap hari, begitu pula Sizuka yang malas les piano. Akhirnya ketiganya memutuskan untuk menuju ke rumah Doraemon tapi luwak itu malah menasihati mereka bahwa pergi dari rumah bukanlah solusi yang tepat. Sebab seluruh tanah sudah ada yang punya dan jikapun bukan milik pribadi ya pasti milik pemerintah. 

Tak tahunya beberapa jam kemudian ayah pulang dari kantor dan membawa hamster ke rumah karena Bossnya akan liburan beberapa pekan. Jadi hamsternya minta tolong dititipkan di situ. Terang saja Doraemon teriak ketakutan karena menganggap itu tikus. Padahal itu cuma hamster yang unyu-unyu, bukan tikus apalagi clurut ya. Tapi tetep aja bagi Dorarmon takut. Cause bentuknya sama. Nah, seperti yang diduga sebelumnya, maka akhirnya Doraemon pun memutuskan untuk pergi dari rumah juga. Wah!!! Jadilah kelima anak-anak kacrut ini pergi ke suatu tempat dan suatu zaman dimana tanah masih belum dimiliki oleh siapa-siapa. Saat melewati lorong waktu, ada sesuatu yang aneh terjadi. Perpindahan ruang dan waktu terjadi pergolakan. Tapi kemudian mereka tiba juga di Jepang 70 ribu tahun yang lalu. 

Setelah sampai di tempat yang dituju, kelimanya pun sempat berdebat akan membuat tempat seperti apa. Sizuka yang anak cewek ingin kebun bunga di tepi danau, siangnya dihiasi pelangi, kalau malam ada aurora. Lalu di sekitar situ ada pegasus, ikan duyung, unicorn, dan binatang-binatang impian lainnya. Kata Giant dan Suneo : "Cih, hobi anak perempuan..!" Wkwkw. Mereka bilang yang mereka inginkan adalah dunia petualangan yang lebih macho, liar dan primitif. Eh...ga taunya di depannya terus nyeruduk badak bercula satu...Hahahah. 

Singkat cerita, setelah lelah bereyel-eyelan mania, disepakatilah membangun tempat tinggal yang nyaman dengan bagi-bagi tugas. Ada bagi-bagi tugas kementerian juga. Giant jadi menteri pembangunan, Sizuka menteri lingkungan hidup, Suneo menteri pertanian dan kehutanan, dan Nobita kebagian mengurus binatang piaraan...whooottt!!! Nobita pun manyun soalnya ia selalu kebagian tugas yang ga banget. Hahahha......Ia dipasrahi Doraemon seperangkat alat ampul gen binatang jadi bisa mengkreasikan hewan apa aja nanti kalau sudah muncul bisa dikasih makan. Sementara itu, langit di abad 20 tiba-tiba memancarkan halilintar yang kencang dan tahu-tahu menjatuhkan seorang anak laki-laki purba tadi ke bukit belakang sekolah. 




Membaca Doraemon seperti biasa bikin aku senyum-senyum sendiri ya soalnya ceritanya kocak banget. Sesekali baca komik ringan dan menghibur ga bikin kepala cenad-cenud asyik juga. Cause bacanya jadi cepet banget  ga begitu mumet kayak pas baca buku tebel isinya tulisan semua...Memang kadang perlu diselipin bacaan komik yang banyak gambarnya, jadi biar ada variasi gitu lah hahahah. 

Aku sendiri, paling suka ama hewan-hewan negeri impiannya Nobita. Terutama drako yang gabungan antara buaya, kadal, dan naga. Soalnya bentuknya manyun jadi keliatan unyu lucu gitu dah ahhahaha...Terus artnya juga cakep. Terutama penggambaran masa 70 ribu tahun yang lalu dan ladang sayur lobak menteri pertanian dan kehutanan Suneo yang jika dibelah isinya sangat lezat. Masa ada katsudon dan nasi kare juga. Hwaaaa....🤤🤤Cuma memang dibandingkan seri Doraemon Petualangan lainnya, tokoh jahatnya ga semenakutkan yang di Legenda Raja Matahari, Labirin Kaleng, dan Negeri Dinosaurus. Nanti kapan-kapan aku review juga ya. Ntar lagi aku bakal resensi bukunya fear street. Tungguin ya...

Dadah!