Assalamualaikum Desember..
Dimulai dengan sore yang mendung, di luar jendela tampak burung-burung bertengger diantara togor-togor listrik. Air payau di bawahnya bergerak tenang, berwarna hijau lumut menyatu dengan alam. Pohon-pohon karsen yang ada di pinggirnya menari karena gesekan angin.
Biasanya, jika siang hari sekeliling payau akan dipenuhi oleh anak-anak mancing. Mereka akan duduk di situ, berjam-jam di sepanjang pematang dengan ember-ember kecil yang sudah berisi air. Bercanda ria dengan kawannya supaya suasana memancing tidak kaku. Aku mengamatinya dari atas saat menjemur pakaian. Matahari pukul 9 tampak begitu oranye seperti tampilan telor mata sapi dalam penggoreng~ dengan kuning yang bulat. Hmmmm....Itu sarapanku setiap pagi.
Lalu mataku biasanya akan menyapu ke area bawah. Beberapa kaki dari sini~dari balkon mungil tempatku berpijak hanya dengan mengenakan kaos kebesaran dan celana pendek. Kulihat di bawah sana, anak-anak seusia pantaran SD-SMP mulai bersemangat menebarkan kail. Berharap ikan-ikan payau akan mengisi ember-ember yang mereka bawa. Aku tidak tahu sih ikan-ikan jenis apa yang ada di sana. Tapi yang jelas payaunya itu besar. Untunglah ada pohon nyiur 1-2 untuk berteduh, ya setidaknya untuk melindungi diri dari panas, mesti tak begitu tinggi pohonnya. Aku saja dari muka balkon selalu ingin cepat-cepat menyelesaikan acara menjemurku. Sebab mataku yang seperti burung celepuk ini selalu tak tahan dengan silaunya, ha ha ha...
Sekarang memang hampir setiap hari aku mencuci. Ya, disambi dengan mandi sih, soalnya sekalian saja karena mencucinya dengan tangan. Maklumlah, masih linca-linci aja dari kemarin. Jadi masih agak sibuk. Orang Jawa bilang linca-linci (bolak-balik). Bukan berarti karena tampangku kayak kelinci ya hihi...walaupun kata Tamas tampangku emang kayak kelinci pink sih hihi...Tapi maksudnya linca-linci di sini adalah bolak-balik.
Ya, diantara hari-hariku yang penuh dengan aktivitas, pasti akan selalu kusempatkan waktu untuk menengok rumah. Bukan aku saja. Tapi kami sekeluarga, hihihi. Untung saja jarak antara rumah dan tempat tinggal sementara ini lumayan dekat. Cuma sekitar 15-20 menit kalau sedang tidak macet. Sebab Desember ini kan Pak Wali sedang ada agenda perbaikan jalan. Jadi di jam-jam tertentu lumayan crowded. Tapi meskipun demikian, ntah kenapa, aku merasa antusias saja dengan rutinitasku akhir-akhir ini, karena aku jadi tahu bagaimana rasanya menjemur di balkon hahaha. Sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Masih teringat, saat awal-awal aku disuruh cepat-cepat berkemas untuk pindahan sementara, karena Pak Tukang sudah keburu kerja. Itu Tamas sangking udah terbiasanya cag-ceg jadilah ga perhatikan aku pake sandal apa.
Aku biasanya pake sandal yang kayak sepatu, yang model kayak kets gitu tapi ga ada talinya, cuma karena malam itu aku di-kesusuw-susuw (diburu-buru red), maka yang sekiranya ada di teras itulah yang kupakai. Bila perlu aku disuruh pake sandal yang chubby aja. Karena kan aku sempat dibelikan sandal yang chubby ya...sandal yang dari segi tampilan ga kayak sandal biasa, huft. Agak-agak chubby gimana gitu, kayak sandal hotel yang jewul-jewul itu loh. Apa sandal buat habis bangun tidur aku ga tau. Tapi yang jelas ada empuk-empuknya. Nah, Beliau belikan itu buat Shirahosi Beby Mbul karena Beliau bilang itu cocok sama Mbul.
"Udah, Mbul pake sandal itu aja deh. Yang pake kan sama-sama chubby-nya." Terang aja ku malu. Masa ku didawuhi suruh pake sandal begitu. Nanti aku semakin chubby Kakak... "Lha kan emang sesuai sama orangnya toh, wkwkwk." Aku pun hanya diladak-ledek aja, huft!
Tapi ya begitulah. Nyatanya malam itu kami pakai sandal seadanya karena ya pindahannya serba dadakan. Tamas pake sandal jepit, Mbul pake sandal chubby hahhahaha...Bener-bener tanpa persiapan. Pindahan cuma bawa baju seadanya. Karena ya masih linca-linci itu tadi. Untung saja begitu sampai apartemen kami langsung inisiatif belanja kalau-kalau pas aku ditinggal ke kantor bertiga aja sama Kakak dan Adik.
Kami udah beli stok telur, mie, susu cokelat, hello panda, mie gemez, nabati sip, sarden, sampai persabun-sabunan. Mulai dari sabun mandi sampai sabun cuci. Juga pembersih lantai. Sabun mandi aku sengaja beli beberapa terutama kesukaanku yang Shinzui dan Lux Soft Rose Pink. Aku suka banget ama wanginya. Wanginya enak soalnya. Apalagi di sini ada shower panasnya. Jadi rajin pakpung kan akoooh hihihi.
Keesokan harinya, tahu-tahu sudah hampir 2 minggu kami di sini. Dan aku ngerasa siangnya jauh lebih lama ketimbang di rumah. Apa karena berada di ketinggian ya, jadi mataharinya kayak berada di atas kepala. Mungkin karena boboknya cepat juga, lalu bangunnya pagi-pagi banget, sehingga kelihatannya semua jadi serba teratur. Kalau Tamas udah berangkat ke kantor, siangnya jadi terasa panjang. Aku, Kakak, dan Adik bakal sibug keruntelan dengan aktivitas kayak biasanya sampai tiba saatnya sore.
Sore hari adalah waktu yang paling kutunggu karena dari kantor biasanya Tamas akan pepon aku mau dibelikan apa? Tapi sebelumnya Beliau akan nengok rumah dulu mastiin kerjaan Pak Tukang sudah sampai mana, habis itu baru 'gas' bawain aku, Kakak dan Adik maem? Ini reward aja sih karena pagi dan siang aku udah masak, malem bisa lah tumbas-tumbas dikit hihihi.
Sebenernya aku ga ada pengetahuan sama kuliner sekitar sini, makanya kalau dibeliin apa, aku manut. Aku kan ga pernah rewel anaknya. Selalu nrimo ing pandum, hahahha. Alhamdulilah untungnya tempat makan di sini banyak. Jadi ga bingung-bingung lagi kalau pas lagi off masak.
Pernah aku dibelikan rujak cingur warung tendanya mas-mas arek Jatim yang sebelahan ama Seafood Ronggolawe. Itu juga enak banget. Baru sekalinya itu aku maem rujak cingur. Rujaknya pake lauk, sayur dan buah disiram petis. Nyumm enakk banget, aku sampai menghayati betul bangaimana cara menyantap petis! Karena ternyata cingur yang kenyal enak juga dipadu padan sama buah, sayur, dan juga lauk nabati seperti tahu dan juga tempe. Buahnya itu ada nenas, besusu, dan timun. Sedangkan sayurnya adalah kangkung. Lontongnya aku inggir-inggirin buat Amas karena aku ga begitu suka lontong. Tapi selain rujak cingur Beliau juga belikan tahu tek yang ga kalah nikmatnya. Tahu tek ini terdiri dari tahu, telor dadar dan kentang rebus yang disiram sambal petis juga meski pada akhirnya dimaem buat sarapan keesokan harinya.
Lalu pernah pula saat nengok ke rumah kami sangu maem dulu buat dibawa ke sana. Belinya pecel Wonogiri, bebek goreng, sate ati ampela, apel hijau dan nenas potong. Ini enak nih buat tambah-tambah buah potong lainnya selain pepaya. Ga lupa minumnya beli kelapa muda, karena kami suka banget sama es kelapa muda. Atau pernah pula dibelikan Bebek Bakar Banyumas kesukaan yang sambelnya pedes uham...hihihi. Nanti sekalian distokin cemilan kacang asin, Beng-Beng, dan Sari Roti. Walaupun kami ga pernah nonton sepak bola di tipi secara live, jadi kacangnya dimakan ga dalam rangka nonton bola.....Sejujurnya kami ga terlalu hobi nonton bola. Aku jadi ingat, moment antusias nonton bola~dalam hal ini piala dunia cuma saat aku masih SD, hahaha...itu pun sebenarnya aku cuma nonton karena ada Paman Filippo Inzaghi-nya aja juga Tim Borrowski dari Jerman...yang tinggi banget itu loh hahhahha. Dan tentu saja saat itu Tim Borrowskinya masih muda sedangkan aku yang menonton masih pake seragam putih merah alias seragam esde 😂
Pernah pula pada Hari Minggu di minggu kedua, kami nengok kerjaan Pak Tukang lagi. Rumah masih full debu. Tapi kamar mandi udah separoh jadi. Tadinya muter-muter cari lantai kamar mandi di supermarket bangunan yang pertama. Cuma kok ga nemu. Karena kami nyarinya merek Roman. Sebab lantai ruang lain juga pakenya Roman. Entah kenapa kami suka banget sama Roman (penggemar merek Roman). Dan bagi kami Roman itu adalah merek paling cakep pada kelasnya dibandingkan dengan yang lain. Akhirnya karena ga nemu di supermarket bangunan yang pertama, maka kami memilih supermarket bangunan berikutnya yang alhamdulilahnya nemu...kebetulan warnanya aku suka banget ga terlalu licin jadi ambil deh...#love merek Roman very much, jadi maunya cuma pake itu hihihi.
Nah, sebelumnya kami 'isi bensin' dulu pake mie kangkung dan ayam sogil untuk selanjutnya balik ke apartemen. Memang udah lama ga nengok rumah, kadang-kadang aku jadi pangling sendiri. Tapi sekeliling masih sama sih. Bunga-bunga krokot masih berbunga pada pukul 9. Dan kucing jantan oren gemuk yang biasa ndekem di teras rumah kini sedang boboan manja di atas tumpukan daun pisang. Kucingnya merem-merem gitu, kuelus aja kepalanya wakakakka...Lucu dia. Mukanya mbethem...
"Ga lupa jalan pulang kan Dek?" Aku hanya tenyum aja. "Ga dunk...kan aku tinggal duduk manis aja juga uda sampai rumah hahhaha.." Soalnya mendadak jalanan di komplek jadi kayak lama banget ga aku lewatin. Suasananya juga lengang betul.
Minggu pun berlalu, lalu Senin pun menjelang. Siang itu memang panas seperti biasa hingga sorenya bagaikan paradoks, karena tiba-tiba langit berubah menjadi mendung. Ketika aku sedang mencuci cangkir dan mematikan air yang kujerang dalam cerek, tiba-tiba dari jendela sudah muncul titik-titik kecil yang membias lewat kaca. Oh...akhirnya hujan turun juga. Dimulai dari gerimis sampai akhirnya menderas. Air payau yang semula tenang kini tampak bergerak-gerak riuh dan warnanya terasa makin hijau saja. Tapi kali ini warnanya jadi semakin cantik karena seperti ada titik-titik air yang menjelma ribuan jarum dan jatuh dari langit.
Aku seringkali memandangi payau itu dengan ribuan pertanyaan dalam kepala. Aku belum tahu berapa kedalamannya juga populasi hewan air apa saja yang ada di sana. Karena pernah suatu siang, di minggu pertama aku mukim di sini, aku melihat selintasan ada seekor hewan air yang panjang sedang berenang di sana. Mulanya aku ragu untuk menebak hewan apakah itu. Tapi feelingku sih antara biawak atau berang-berang. Bukan hanya seekor *ralat*...melainkan ada beberapa. Mereka berenang dari tengah dengan kepala yang muncul di permukaan tapi badan memanjang.... sesampai di pinggir, seekor diantaranya naik ke darat mengejar kawanannya yang lain lalu kembali lagi ke air. Ketiga hewan air itu saling bercanda. Jujur aku penasaran banget dengan hewan itu meski aku bilang sih kemungkinan besar adalah biawak atau bisa jadi berang-berang.
Aku jadi teringat Kisah-Kisah Gogori si Anak Petani-nya Majalah Bobo yang menolong berang-berang yang terjepit diantara bebatuan sungai ketika sedang menangkap ikan. Itu ilustrasinya aku suka. Jadi keingetan sampai sekarang.
Tapi sore dengan hujan begini akan terasa menyenangkan. Kupandangi jendela dan suara hujannya tidak begitu terasa. Tapi saat aku membuka pintu di lorong (karena akan menuju ke ruang janitor), suara hujannya tiba-tiba terpantul kencang sekali. Seperti bunyi 'breshhhh-bresssshh-bresssshhh' yang jauh lebih kencang dibandingkan dengan saat bunyi hujannya kudengarkan di jendela. Aku pun buru-buru menyelesaikan aktivitasku ke ruang janitor agar bisa kembali ke kamar.
Ah, mumpung udah santai, aku bisa istirahat sejenak kan. Kuteguk susu hangatku perlahan dari bibir cangkir dengan mata terus memandang ke arah jendela. Titik-titik air di sana sudah mulai mereda seiring dengan derik jam yang menunjukkan angka 5 dan 12 (kurang sedikit).
6 komentar:
selalu yaa, tiap lihat foto makan-makanan di blog nya mbak mbul aku jadin pengen makan, entah makan apa gitu, yang penting makan ngemil :D
rumahnya mbak mbul belom jadi tow, udah berapa hari mbak ?, emang kalo renovasi gitu agak lama, beda kalo buat dari nol, langsung bak bik buk pak tukangnya :D,
Tus entradas son siempre un disfrute de lugares y delicias... y ademàs, si hay gatos, siento aún más placer...
Abrazo hasta allá, amiga Mbul...
That's a lovely place to spend a vacation. Love that you always have some exotic fruits to share with us.
Awal"ku kira cerpen mbk .karena puitis kalimatnya,gak taunya teteup ya blom di rumah..mmg renov itu bisa jadi lebih lama di luar perkiraan kita,kadang kepingin begini begitu jadi molor lagi,betah"in mbak..anggep aja liburan tipis"😁tetep ya buahan,mie instan gak ketinggalan,mantep kalo petisan😋
Jadi teringaat jaman dulu ketika mulai memimpikan punya rumah sendiri :) Semoga renovasinya segera beres yaa mbak mbul. dapurnya cantiik.
Dulu saya ingat maju mundur mau pakai kompor tanam gitu. Maklum di kota kecil, belum usum kompor kok ditandur ehehe
Akhirnya saya jadi pakai kompor tanam, tapi yang low end saja sih. Dulu belinya sekalian sink cuci piringnya, merek Linea, katanya versi murahnya dari TeKa. Alhamdulillah sampai sekarang, masih awet. cuma pernah ganti baterei pemantiknya saja. Tampilannya masih seoke dulu , kalau pas rajin mbersihne ding mbak ,wkwkwk.
Tapi saya salut bener dengan vitur api kecilnya. Belum lama ini saya kan lupa, ngengkrengke nggodog air, lupa belum saya matikan, langsung cuzz aja berangkat. Sepulangnya kaget bgt saya, masih ada kompor murup. adalah saya tinggal selama tiga jam an. Hadeeh, makin tuwa, kadang pelupa bgt. Untung airnya saya isi banyaak, dan Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Kompornya berarti kan termasuk aman juga.
Mbak mbul pakai yang merek apakah itu?
Liatin foto buah2an di atas, langsung pengen makan buah besok pagi 🤣🤣. Enak banget kayaknya tuh nenas nit.
Nungguin renov rumah memang nyenengin sih.. walo kadang kalo Nemu yg ga pas Ama yg kita mau, jadi sebel juga Ama tukangnya 😄. Nambah biaya lagi buat rombak hahahaha.
Tapi dari sekian banyak bagian rumah, yg paliiing pengen aku rombak itu dapur. Ntah kenapa walo aku ga suka masak, tapi liat dapur yg resik seneng aja.. apalagi kalo peralatannya bagus2. Mungkin bisa menggugah naluriku buat belajar masak 🤣
Komentar baru tidak diizinkan.