Oleh : G Nita
Sinopsis Ponyo (2008)
Di kedalaman samudra, seorang pria berpenampilan aneh sedang melakukan sesuatu dengan tabung-tabungnya. Di sekitarnya, tampak beragam mahluk laut berkilauan cahaya mengelilinginya. Ada ubur-ubur, ikan laut, belut listrik, bintang laut, kepiting, dan cumi-cumi raksasa yang melintas.
Sejenak pria tersebut kemudian menembakkan senjatanya ke arah cumi-cumi itu untuk memperkuat khasiat ramuan dalam tabungnya tapi tidak berhasil. Rupanya ia adalah seorang penyihir bernama Fujimoto. Ia tinggal di sebuah rumah karang yang dikelilingi oleh jamur dan tanaman-tanaman laut. Dandanannya cukup mencolok. Rambutnya panjang merah, wajahnya berblush on, matanya ber-eye shadow, telinganya beranting, serta bajunya bergaris-garis biru lengan panjang menyerupai jas. Dulunya ia ternyata seorang manusia, namun karena suatu hal maka ia berubah menjadi penyihir dan tinggal di dalam lautan bersama anak-anaknya yang merupakan kawanan ikan mas. Salah satunya yang paling besar mempunyai rasa ingin tahu lebih tinggi dibanding anak-anaknya yang lain bernama asli Burnhilde.
Sinopsis Film Ponyo (2008), sumber gambar : imdb |
Suatu ketika Burnhilde iseng keluar dari sarang (semacam akuarium) dan memilih bermain-main menaiki ubur-ubur. Tak disangka ubur-ubur tersebut naik ke atas dan membawanya ke permukaan air laut. Sebuah kapal penangkap ikan tiba-tiba melintas di depan mata. Jaringnya secara tak sengaja ikut menangkapnya bersamaan dengan ikan-ikan lain. Di dalam jaring itu, ada sebuah botol kaca tanpa penutup yang tiba-tiba menjebak kepalanya hingga masuk ke dalam). Ia pun lantas terbawa sampai ke permukaan air yang lebih dangkal di tepi sebuah karang bersamaan dengan botol itu.
Seorang anak laki-laki berumur 5 tahun bernama Sasuke berlari ke dasar tebing untuk bermain kapal-kapalan yang di atasnya merupakan rumah yang ditinggalinya bersama ibunya, Lisa dan ayahnya Koichi. Lisa bekerja di sebuah panti jompo yang berada di dekat sekolah Sasuke. Sedangkan Koichi bekerja di sebuah kapal pesiar sebagai nahkoda.
Saat Sosuke mencapai dasar tebing, tak disangka matanya menangkap seekor ikan mas yang kepalanya terperangkap lubang botol. Ia pun berjalan ke permukaan air dan mencoba melepaskannya. Karena kesusahan, akhirnya ia membawa botol (plus ikan mas) tersebut ke daratan dan mencari batu untuk memecahkannya. Setelah botol pecah dan ikan masnya bebas, ia pun baru menyadari bahwa jarinya terluka. Tak disangka, ikan mas tersebut menjilati darahnya dan ajaib!!! Lukanya langsung hilang tak berbekas. Sosuke pun semakin takjub dan menggoyang-goyangkan badan ikan masnya untuk memastikan bahwa ia tidak mati. Dan berhasil! Mata ikan mas tersebut terbuka setelah dari dalam mulutnya yang mungil menyembur air hingga membasahi wajah Sosuke. Anak laki-laki itu pun segera mengisi ember yang dibawanya dengan air laut dan meletakkan ikan masnya ke dalam sana. Diberikannya nama ikan mas itu dengan sebutan Ponyo. Sebuah nama yang cute dan cantik sesuai dengan tampang si ikan.
Lisa, kemudian memanggilnya dari atas supaya segera bersiap-siap supaya mereka tidak terlambat. Ya, karena hari ini Sosuke harus ke sekolah, sementara Lisa harus bekerja di panti jompo yang letaknya tak jauh dari sekolah puteranya itu. Sosuke pun berlari ke atas sambil berteriak bahwa ia mendapatkan ikan mas. Sementara Lisa menanggapi dengan sekenanya karena ia kelihatan sangat sibuk.
Namun belum sempat mobil yang ia kendarai berjalan, dari arah taman samping rumahnya muncul seorang pria aneh yang sedang menyemprotkan sesuatu dengan tangki di balik punggungnya. Lisa menegurnya karena kawasan itu tidak diperkenankan terkena semprotan bahan kimia. Tapi pria tersebut (yang ternyata adalah Fujimoto) berkilah bahwa yang ia semprotkan hanyalah air laut biasa semata-mata untuk menjaga agar tubuhnya tetap lembab saat ada di daratan, tetap saja membuat Lisa kesal. Ia merasa penampilan pria tersebut terlihat freak dan mencurigakan. Tapi ia tak punya banyak waktu selain harus tancap gas dan mengantar Sosuke sekolah. Ia pun cabut dari situ dan menyisakan Fujimoto yang kebingungan karena Ponyo ikut dibawa Sasuke sekolah.
Sambil sarapan sandwich, di dalam mobil, Lisa berpesan supaya Sasuke tidak pernah menanggapi orang aneh seperti Fujimoto tadi. Sosuke hanya mendengarkan sambil lalu karena ia tengan sibuk dengan Ponyo dalam embernya. Ia mengatakan pada Lisa bahwa ikan masnya ini ajaib sebab ia dapat menyembuhkan luka di jarinya. Diberitahukannya pada ibunya itu bahwa sekarang nama ikan masnya adalah Ponyo.
Ponyo lalu ditawari secuil roti sandwich, tapi mahluk kecil berbadan merah itu menolak. Saat Sosuke memperlihatkan hamnya, tiba-tiba Ponyo menariknya habis dan mengunyahnya secepat kilat. Sosuke kembali takjub sebab baru kali ini ada ikan mas tapi doyan daging ham. Sementara itu Lisa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi agar Sosuke tidak terlambat sekolah dan ia bisa tiba di panti jompo tepat waktu.
Terbayang punya rumah di atas tebing dengan pemandangan laut... Betapa cantiknya!!! (sumber gambar : imdb) |
Aku suka banget gambar pemandangan di film Ponyo yang warna-warni, sebagian detailnya mirip style pewarnaan menggunakan pinsil warna ya? sumber gambar : imdb |
Setibanya di sekolah, usai menyapa senseinya, Sasuke berlari ke halaman belakang. Ia menyembunyikan Ponyo diantara semak-semak dan menutupnya dengan selembar daun yang menjari. Ia berharap tidak ada kucing lewat yang mengintainya.
Saat istirahat tiba, Sosuke kembali melihatnya dan memastikan bahwa Ponyo masih hidup dalam ember. Saat itulah Kumiko teman perempuan sekolah Sosuke ingin tahu apa yang disembunyikannya dalam semak-semak. Ia sebenarnya ingin bermain dengan Ponyo seorang diri tanpa diganggu siapapun. Tapi Kumiko tetap memaksa. Ia pun akhirnya melihat Ponyo meskipun Sosuke memperingatkannya agar tidak bilang pada siapapun. Sosuke juga menanyakan apakah Ponyo adalah ikan yang cantik. Sayangnya Kumiko berkata bahwa Ponyo terlihat gendut dan ikan masnya yang di rumah jauh lebih cantik. Mendengar hal itu, Ponyo pun cemberut dan segera menyemburkan air ke wajah Kumiko hingga baju barunya basah. Kumiko menangis dan Sosuke pun kabur ke tempat lain.
Saat akan mengisi air di ember Ponyo, ember tersebut terbalik dan menyebabkan Ponyo jatuh menggelepar di dekat saluran pembuangan. Cepat-cepat Sosuke menangkapnya dan segera mengisinya embernya dengan air keran. Ember pun kembali penuh dan Ponyo bisa berenang kembali di dalam sana.
Yoshi, salah seorang nenek di panti jompo bergumam seperti mendengar suara Sosuke. Sosuke pun menjawab perkataan Yoshi dan Noriko temannya yang tengah berjemur dengan kursi roda mereka sambil menghadap ke laut. Anak itu memamerkan Ponyo pada dua wanita uzur itu dan berkata bahwa Ponyo adalah ikan mas ajaib yang bisa menyembuhkan lukanya. Yoshi dan Noriko pun menyambutnya dengan antusias dan berharap agar Ponyo pun bisa menyembuhkan kaki mereka.
Toki, seorang nenek lagi yang bermuka judes dari yang lain tiba-tiba datang mendekat pada mereka dengan kursi rodanya. Ia penasaran dan ingin tahu seperti apa Ponyo itu. Saat Sosuke mengarahkan ember padanya, betapa terkejutnya ia karena Ponyo mempunyai raut wajah yang jelas menyerupai manusia. Ia langsung meracau supaya Sosuke cepat-cepat mengembalikan Ponyo ke asalnya karena konon jika ikan mas memiliki wajah yang menyerupai wajah manusia, maka ia dipercaya akan mendatangkan Tsunami. Sementara Yoshi dan Noriko berkata bahwa Toki terlalu percaya pada takhayul. Tapi tetap saja Toki kekeuh pada pendiriannya. Mendengar hal itu, Ponyo langsung menyemburkan air ke wajah Toki hingga baju Toki basah kunyup. Toki pun berteriak.
Lisa datang tergopoh-gopoh ke sumber keributan, sementara Sosuke kabur ke dasar tebing. Di sana ia berkata pada Ponyo, bahwa apapun yang terjadi ia akan melindungi Ponyo. Tak disangka, Ponyo tiba-tiba berkata : "Sosuke!" Sosuke pun terkejut karena ada ikan dapat bicara. Kembali Ponyo menyebut namanya lalu menyebut dirinya sendiri Ponyo. Ia juga bilang : "Ponyo love Sasuke!" Lalu Sosuke membalas Ponyo bahwa ia menyayangi Ponyo juga.
Sementara itu Lisa berteriak memanggil Sosuke supaya anaknya itu segera naik ke atas dan meminta maaf. Tak disangka, Fujimoto muncul dari permukaan laut dan meniupkan sihir ke ombak laut supaya naik ke daratan dan merebut Ponyo dari tangan Sosuke. Karena begitu besarnya kekuatan ombak itu, akhirnya Ponyo terseret ombak dan kembali ke tangan Fujimoto. Sosuke yang menyadari Ponyo telah raib hanya bisa menangis. Lisa kemudian menyusulnya ke bawah dan menangkapnya supaya tidak ke tengah-tengah lautan. Ia menghibur Sosuke dan mengatakan bahwa ini sudah suratan takdir. Ponyo harus kembali ke tempat asalnya di lautan sana sambil membujuk Sosuke untuk bersiap-siap pulang walaupun di tengah jalan mereka mampir belanja di supermarket.
Sosuke kemudian dibelikan es krim tapi tetap saja wajahnya murung. Sambil menyetir, Lisa mencandainya sambil bertanya apakah ia boleh menjilat sedikit es krim anaknya itu. Sosuke mempersilahkan hingga Lisa menjilat es krimnya dalam porsi besar. Ia kembali berkata bahwa Sosuke harus kembali ceria karena malam ini ayahnya akan pulang.
Setibanya di rumah, Lisa langsung bersiap untuk memasak makan malam. Ia merebus sesuatu dalam panci besar dan mengolah sayuran yang telah ia beli dari supermarket. Sementara Sosuke duduk di meja tengah sambil terus berharap bisa kembali menemukan Ponyo suatu hari nanti dengan mencantelkan ember di permukaan pagar rumahnya. Tiba-tiba telepon berdering. Rupanya dari sang ayah. Katanya mendadak Beliau tidak jadi pulang, tapi Beliau berjanji akan mengirimkan kode saat kapalnya lewat rumah mereka. Sosuke menyerahkan telepon tersebut pada Lisa. Tak disangka Lisa marah besar. Ia pun berkata : "Baiklah, tinggalkan saja anak dan puteramu sendiri di atas tebing!" Lalu ia membanting teleponnya dan menghentikan acara masaknya. Rasa jengkelnya ini membuatnya ingin minum bir dan enggan melakukan hal apapun.
Saat malam tiba, Sosuke sudah stand by di pinggir balkon untuk menanti kapal ayahnya lewat. Begitu kapalnya lewat, segera ayahnya Koichi memberikan kode yang berupa salam cinta dan permintaan maaf tidak bisa pulang malam ini lewat sorot lampu kapal. Sosuke memberitahukan pesan tersebut pada Lisa namun Lisa menyuruh Sosuke mengetikkan kode berbunyi 'baka' (yang dalam bahasa Jepang berarti brengsek!). Koichi pun benar-benar minta maaf, dan kembali mengetikkan kode sangat mencintai istrinya Lisa. Lisa yang diberitahu begitu lantas bangun dari duduknya dan langsung mengetikkan sendiri kode : Baka berulang kali dengan huruf kapital saking jengkelnya ia pada Koichi. Artinya, "Brengsek, brengsek, brengsek!" Melihat hal itu Koichi melakukan segala cara termasuk memberikan kode romantis dengan menyalakan semua lampu kapal hingga kapal terlihat warna-warni. Namun Lisa memilih balik badan dan Sosuke lah yang menuntaskan komunikasi mereka dengan bilang semoga berhasil dan ditutup dengan terima kasih dan cium mesra dari Koichi.
Sosuke lalu masuk ke kamar, dan menghibur Lisa supaya jangan menangis. Ia juga bergumam semoga Ponyo di tengah lautan sana tidak menangis. Mendengar anaknya berkata seperti itu, Lisa akhirnya bangkit dan kembali ceria agar Sosuke tidak murung. Mereka kemudian beranjak ke ruang makan untuk menghabiskan calon makan malam ayahnya.
Fujimoto curhat pada Ibu Ponyo mengenai putri mereka Ponyo yang kini menjadi manusia setelah mencicipi darah manusia dan menyebabkan kekacauan seperti Tsunami, sumber gambar : imdb |
Ibu Ponyo menemui Fujimoto, sumber gambar : imdb |
Ibu Ponyo yang ternyata putri duyung besar, sumber gambar : imdb |
Sementara itu, di dasar lautan, Fujimoto tengah sibuk membujuk Ponyo yang semula ia panggil dengan sebutan Burnhilde dengan makan biji-bijian (yang terlihat seperti kacang polong). Namun, hal tersebut kemudian ditanggapi dingin oleh Ponyo, bahkan ia memilih ingin makan ham. Fujimoto curiga Ponyo sudah mencicipi darah manusia sehingga DNA-nya rusak. Ponyo juga bersikeras ingin menemui Sosuke kembali dan ingin menjadi manusia. Dengan mengejan, tiba-tiba muncul sepasang tangan dan kaki pada badannya. Meski bentuknya belum begitu sempurna dan masih menyerupai ceker ayam. Ketika mengejan lagi dan berusaha untuk berubah lagi, Fujimoto gelagapan menahannya. Ia perlu bantuan ramuan ajaib supaya bisa membendung kekuatan Ponyo.
Setelah meneguk ramuan itu, perlahan-lahan Ponyo dapat dikembalikan ke bentuknya semula dan tidur sementara. Fujimoto lalu memperisainya dengan gelembung air dan memasukkannya ke dalam akuarium bersandingkan dengan ratusan adik-adiknya yang lain. Namun karena kekuatan ramuan ajaib tadi demikian kuat, beberapa hewan laut ikut masuk ke rumahnya. Ribuan kepiting mendekat dan membuat Fujimoto kelabakan. Ia pun harus mengecek sumur ramuan di tempat tersembunyi dan memastikan semuanya aman. Saat tiba di sana, ia bergumam, jika sumur tersebut penuh maka era samudra akan menguasai planet ini menggantikan era pengrusakan manusia.
Ponyo yang tertidur, tiba-tiba saja dibangunkan oleh ratusan adiknya hingga ia kembali bisa mengubah diri menjadi setengah manusia. Ia kini memiliki sepasang kaki dan tangan yang menyerupai kaki ayam. Ia juga memiliki gigi seperti manusia. Lalu ia menjebol pertahanan akuarium hingga mahluk laut dan ikan-ikan yang ada di luaran sana bisa menembus masuk. Ia terbawa ke ruang rahasia Fujimoto hingga sumur ramuan akhirnya terisi penuh dan bercahaya. Kekuatan maha dahsyat akhirnya muncul. Ponyo berubah menjadi manusia seutuhnya hingga memiliki perut, kaki, tangan, rambut dan lain-lainnya. Ia juga naik ke atas mengendarai ikan-ikan biru raksasa ajaib hingga kapal-kapal yang berlayar di lautan melihatnya sebagai gelombang tinggi pertanda Tsunami.
Di sekolah, Sosuke belum juga dijemput Lisa. Sensei bilang apakah Sosuke mau menunggu Lisa datang atau mau langsung pergi ke panti jompo. Sosuke memilih opsi yang terakhir. Sementara suasana di luar sana sudah sangat gelap. Akan ada badai besar. Cuaca juga sangat berangin. Pintu otomatis panti jompo tidak dapat terbuka, Sosuke pun menyelinap dengan cara manual. Di dalam ternyata sedang mati lampu hingga kawanan nenek-nenek terduduk di kursi roda dengan perasaan gelisah. Yoshi dan Noriko kemudian mendengar suara Sosuke dan keduanya diberi origami ikan mas buatan Sosuke. Sosuke bilang mungkin ini bisa memberikan keajaiban. Tak lama kemudian, listrik kembali menyala. Toki kemudian menggerutu sambil melihat prakiraan cuaca di televisi. Ia bilang tidak ingin melewatkan malam yang demikian mengerikan seperti ini. Sosuke pun datang dan memberikan origami kapal-kapalan kepada nenek tua bermuka judes itu. Toki mengamati bentuknya. Ia bilang bentuknya seperti belalang. Tapi kemudian dijelaskan bahwa itu nama kapal yang dinahkodai ayahnya.
Teman perempuan Lisa yang melihat Sosuke di panti jompo segera menyarankan Lisa untuk segera pulang selagi masih sempat. Yang lain juga memastikan akan baik-baik saja dan mendukung Lisa dan Sosuke untuk pulang segera. Akhirnya Lisa menjawab okey dan mengajak Sosuke bersiap-siap. Di luar sana, angin kencang terus berhembus. Suasana makin menakutkan. Pepohonan di pinggir jalan ikut bergoyang hebat. Ombak tinggi di lautan bergulung-gulung seperti mengejar mobil mereka. Sebagian malah sudah menggenangi jalan. Sosuke mengintip dari balik jendela mobil bahwa ada anak perempuan kecil berbaju merah jambu yang berlari mengendarai ikan raksasa dan mengikuti mereka. Tapi beberapa saat kemudian anak perempuan itu menghilang ditelan ombak. Sosuke mengatakan pada Lisa hal tersebut hingga Lisa pun menghentikan mobilnya. Hanya saja anak perempuan itu telah menghilang. Mereka pun meneruskan perjalanan sebelum semuanya bertambah buruk.
Setibanya di rumah, barulah dari kejauhan anak perempuan itu muncul lagi. Ketika akan dijemput Lisa, anak perempuan itu berlari ke arah Sosuke dan langsung berada dalam gendongannya. Sosuke pun seperti mengingat-ingat sesuatu mengingat wajah anak itu sangat mirip seseorang, tapi ia lupa mirip siapa. Lalu tercetuslah nama Ponyo, yang kemudian segera diiyakan oleh anak perempuan itu. Dan Sosuke pun segera berteriak pada Lisa bahwa anak perempuan itu dulunya ikan mas.
Lisa pun segera mengajak Ponyo masuk ke dalam. Karena mati lampu, ia menyalakan lampu emergensi dan meminta Ponyo untuk membantu membawakannya. Selanjutnya ia akan memasakkan sup hangat untuk Sosuke dan tamu kecilnya itu. Setelah sup matang, Lisa mempersilakan Ponyo untuk mencicipi. Sosuke sendiri bercerita bahwa ayahnya tetap tinggal di kapal karena gelombang tinggi. Sementara radio juga tidak bisa digunakan. Gelombangnya tidak nyampe. Ia juga bertanya seperti apa ayah Ponyo. Ponyo kemudian menjawab bahwa ayahnya menyebalkan karena ia selalu dikurung terus tidak boleh ke daratan. Lisa lalu menyahut seperti apa ibunya. Ponyo bilang ibunya sangat besar dan cantik. Juga menakutkan. Hal tersebut kemudian membuat Sosuke berkelakar bahwa sifat Ibu Ponyo tentu mirip dengan Lisa. Setelah itu Lisa menanyakan mereka akan melakukan apa lagi? Ponyo bilang ingin makan ham. Lisa pun menjawab okey, tapi Ponyo harus membantunya membawakan lampu emergensi karena ia akan menyalakan genset di ruang bawah tanah.
Saat tiba di sana, rupanya gensetnya susah digerakkan. Mungkin ada saluran yang buntu. Tiba-tiba Ponyo melakukan gerakan seperti merapal sesuatu lalu tiba-tiba gensetnya menyala. Sosuke pun semakin kagum dengan Ponyo. Mereka segera bergegas menancapkan antena untuk memberi pertanda pada kapal yang kehilangan arah di tengah lautan agar tahu keberadaan rumah mereka. Kegiatan selanjutnya adalah mereka memasak mie instan dengan topping ham dan sayuran yang kuahnya diseduh dengan air panas. Saat mie matang, Ponyo sangat gembira karena ia begitu menyukai ham. Namun tak lama kemudian ia sangat mengantuk dan jatuh tertidur.
Saat keluar halaman, Lisa melihat di kejauhan seperti ada lampu berkedip beberapa kali. Ia juga memperhatikan bahwa jalanan sudah digenangi air meski keadaan laut sudah tenang. Ia khawatir lampu tersebut berasal dari panti jompo sehingga ia memutuskan untuk menengok ke sana sambil membawa perbekalan kalau-kalau orang-orang panti kekurangan bahan makanan atau selimut. Ia juga berpesan pada Sosuke agar tetap di rumah saja bersama Ponyo karena ibaratnya rumah mereka adalah mercu suar sehingga harus ada yang menjaga kalau-kalau ada kapal yang membutuhkan bantuan. Dengan berat hati Sosuke menerimanya. Meski yang tadinya ia ingin ikut. Selanjutnya Lisa dengan mengendarai mobil seorang diri segera menyusuri jalanan yang tidak digenangi air yaitu dengan cara memutari gunung agar bisa sampai ke panti jompo.
Di tengah lautan, kapal yang dinahkodai Koichi mesinnya mati. Ia dan anak buahnya segera meneropong mencari petunjuk. Di kejauhan tampak sinar lampu warna-warni berjejeran indah sekali. Mulanya mereka mengira itu kota, tapi setelah diteropong lagi, ternyata itu adalah kuburan kapal yang menggunung terkena gelombang tinggi. Tak lama kemudian di sekitar mereka lewat seberkas cahaya yang menunjukkan bayangan putri duyung besar. Ajaib! Setelah bayangan putri duyung besar itu lewat mesin kapal kembali menyala dan kapal bisa bergerak lagi. Mereka pun segera memanjatkan doa tanda mensyukuri adanya bantuan dari dewi samudra.
Sementara itu, Sosuke dan Ponyo tertidur pulas, Fujimoto datang dengan menaiki gelombang sihirnya. Namun saat akan memasuki rumah Sosuke, pagarnya menyetrum tangannya pertanda sudah diberi mantra penghalang. Fujimoto kaget darimana Ponyo mempelajarinya. Ia pun bertambah kaget lagi karena saat mengintip ke jendela, ia sudah mendapati anaknya itu telah berubah jadi manusia. Sementara itu ratusan adik Ponyo menggigiti gelombang sihir dari bawah hingga Fujimoto pun jatuh ke laut.
Seberkas sinar dari lautan kemudian mendekat pertanda kedatangan ibu Ponyo. Ia pun segera curhat pada putri duyung besar dan cantik jelita yang bagaikan dewi lautan itu bahwa kenyataan Ponyo telah mencicipi darah manusia hingga menyebabkan kekacauan. Terlebih bintang juga mulai berjatuhan menandakan gravitasi planet ini mulai kacau. Ibu Ponyo pun segera menenangkan Fujimoto agar tidak panik. Ia memastikan bahwa nama anak laki-laki yang bersama Ponyo adalah Sosuke. Jika cinta Sosuke terhadap Ponyo tulus maka Ponyo yang menjadi manusia perlahan akan melepaskan kekuatannya melalui sihir kuno. Namun jika suatu saat nanti, Sosuke berpaling ke lain hati, maka Ponyo akan menjadi buih di lautan seperti halnya asal usul Ibu Ponyo yang sebenarnya.
Aku suka banget ama penggambaran dapurnya Lisa, sumber gambar : imdb |
Aku paling suka ama part masak mie dengan topping ham, kelihatan lezat, sumber gambar : imdb |
Pagi harinya, Ponyo terbangun lebih dahulu dan ia memanggil-manggil Sosuke. Rupanya air sudah menggenangi seisi halaman rumah meski tidak sampai masui ke dalam rumah. Ponyo bertanya dimana keberadaan Lisa. Sosuke pun menjawab Lisa pergi ke panti. Tapi ia kemudian berpikir bahwa jangan-jangan Lisa terjebak di jalanan mengingat keadaan air sudah sampai setinggi ini. Mereka kemudian menggunakan kapal mainan yang disihir Ponyo menjadi lebih besar untuk berlayar menyusul Lisa. Kapal tersebut digerakkan dengan panas lilin yang juga disihir menjadi besar agar kapalnya cepat berjalan.
Nah, di tengah jalan, mereka bertemu dengan keluarga kecil yang juga menuju ke arah hotel yang ada di puncak untuk mengungsi bersama yang lain. Keluarga kecil itu terdiri dari seorang ayah, ibu muda, dan bayi mereka yang tampak cemberut seperti sedang kesal terhadap sesuatu.
Tiba-tiba Ponyo menuangkan sup yang ada dalam termosnya ke dalam cangkir untuk diberikan pada si bayi. Tapi si ibu muda tadi meminumnya sehingga membuat Ponyo melayangkan protes. Namun setelah dijelaskan bahwa bayi tersebut masih terlalu kecil untuk meminum sup dan ia hanya boleh meminum susu sementara susu bisa dihasilkan dengan cara si ibu muda tersebut yang meminum supnya, maka Ponyo pun mengerti. Malah ia serahkan juga sandwich bekalnya untuk si ibu muda itu agar bayinya mendapat ASI yang banyak. Setelah itu Sosuke dan Ponyo pamit untuk meneruskan perjalanan.
Mereka juga berpapasan dengan rombongan orang kota yang hendak mengungsi ke hotel di puncak sana. Sosuke bertanya apa mereka bertemu ibunya. Ternyata tidak seorangpun ada yang mengetahui keberadaan Lisa dan orang-orang panti. Sosuke pun bergegas mempercepat laju kapalnya. Sayangnya lilin pertama sudah habis, sementara saat akan meminta Ponyo untuk menyihir lilin kedua supaya jadi besar, Ponyo mengantuk. Ia pun tertidur sehingga kapal hanya bisa berjalan jika ada yang mendorongnya dari bawah.
Tak lama kemudian genangan air di depan mereka sudah surut. Bahkan di depan sana ada mobil Lisa yang terparkir begitu saja di samping pohon besar, setelah dicek ternyata tidak ada Lisa di sana. Sosuke pun memanggil-manggil ibunya, tapi tidak ada jawaban. Ia pun menangis dan ingin segera mencari tahu keberadaan Lisa.
Review Pribadi dariku :
Baru aja kemarin nonton Ponyo (2008) dan langsung kesengsem pengen ngulang-ulang terus saking yang jadi Ponyo mirip sama aku (polos dan frontalnya maksudnya, hahaha).
Ponyo adalah film besutan Sudio Ghibli nomor 3 kesukaanku setelah Spirited Away, My Neighbor Totoro, dan Grave of the Fireflies. Yang aku suka dari Ponyo selain visual artnya juga ceritanya yang anak-anak banget, polos apa adanya (walau dibumbui sedikit percintaan--seperti janji cinta Sosuke kepada Ponyo kelak saat dewasa nanti juga part Lisa saat digombali Koichi supaya tidak ngambek lagi).
Visual artnya sendiri menurutku digarap dengan super detail sehingga memperlihatkan keindahan dari tiap setting tempat yang digunakan. Mulai dari rumah Sosuke dan Lisa yang cantik banget dan berlokasi di atas tebing dengan halaman penuh rumput hijau yang bergoyang-goyang saat dihembus angin, suasana dapur dan aneka masakan yang dibuat Lisa~~entah kenapa aku suka banget dengan tampilan ramen dan juga sandwich hamnya, sebuah detail kecil tapi aku suka, belum lagi bunga-bungaan warna-warni di dekat keran panti jompo dengan pemandangan nenek-nenek yang berkarakter hangat meski satu diantaranya agak judes dengan segala aktivitasnya yang demikian riil, seperti berjemur dan lainnya. Style pewarnaannya pun kadang ada yang menyerupai pinsil warna, ada pula yang menyerupai metode pewarnaan kartun pada umumnya. Tapi over all indah banget sampai mataku serasa dimanjakan selama durasi film berjalan.
Petualangan Ponyo dan Sosuke menyusul Lisa dengan menggunakan kapal pasca Tsunami, sumber gambar : imdb |
Terus tokoh-tokoh yang mencuri perhatianku diantaranya adalah :
Ponyo, yang lucu dengan perut bulat, pipi gembil dan kepolosan serta suaranya yang nyaring imut itu kadang-kadang kok mirip saia, eeeeeezzz... Aku juga gemes banget pas awalnya dia ikan, lalu tiba-tiba berubah menjadi setengah manusia dengan munculnya sepasang kaki dan tangan yang menyerupai ceker (tapi wajahnya kok ya mirip kodok, wakakkakak), sampai akhirnya berubah jadi manusia seutuhnya
Fujimoto, karena penampilannya yang mencolok, jadi begitu dia muncul langsung menjadi center of attentionnya. Riasannya terutama yang lumayan mencolok, karena sejujurnya dia pria tapi telinganya pake anting, juga sekitar matanya seperti ada celak dan pipinya pun ada merah-merahnya.
Lisa yang enerjik dan somehow jadi kayak pemain film action waktu nyetir menerjang gelombang Tsunami dan menyeberangi dermaga tapi sebagian jalannya udah tergenang air. Dia juga kocak pas bilang brengsek ke Koichi karena ngambek walau akhirnya dirayu pake kode-kode cinta.
Yoshi dan juga Toki. Satu nenek yang loveable banget karena ramah dan peyayang anak kecil, satunya lagi judes meski beberapa kata-katanya akhirnya menjadi kenyataan, misal saat mengatakan Ponyo sewaktu masih berwujud ikan dan mukanya menyerupai wajah manusia maka dikatakan ia akan menyebabkan Tsunami, eh tak lama kemudian terjadi Tsumani betulan.
Demikianlah sinopsis dan review film Ponyo (2008) dari kacamataku pribadi. Pokoknya film ini sukses membuatku susah move on makanya segera kubikin sinopsisnya di blog supaya kelak jika aku lupa alurnya, aku tinggal membacanya lagi. Abis ini aku bakal nonton Kiki's Delivery Service bikinan Studio Ghibli lainnya dan juga Howl Moving Castle, tungguin reviewnya di edisi mendatang ya.
Sampai jumpa...
Dadah!
xoxoxo
Embul