Jumat, 10 Desember 2021

Sinopsis Just Like Heaven (2005)




Oleh : G Nita

Diawali dengan seorang wanita berambut pirang yang sedang duduk diantara taman bunga warna-warni. Ia memejamkan mata saking menikmati suasananya. Tak tahunya tiba-tiba seseorang membangunkannya dari tidur. Rekan kerjanya di salah satu rumah sakit di San Fransisco. Ya, dia adalah Elizabeth Masterson (Lizzy). Berprofesi sebagai dokter yang sangat sibuk karena jadwalnya terlalu padat sampai-sampai tidak punya kehidupan lain selain di rumah sakit. Ia memiliki rekan kerja yang agak kurang suka dengannya. 

Sumber poster : Imdb


Pagi ini Lizzy mendapatkan pasien seorang kakek tua yang harus segera diberi tindakan. Tapi ia malah mendapat humor receh berupa lamaran dari si kakek tua. Ia menanggapinya dengan santai saja karena semua pasiennya sudah sangat ia kenal betul bagaimana karakternya. Pasiennya yang kebanyakan laki-laki juga suka iseng padanya. Ada yang melihatnya malah bernafsu, ada yang gombal, pokoknya macam-macam lah. Mungkin karena si dokter masih single kali ya. Makanya banyak yang godain. Ya itu karena kesibukannya yang luar biasa menyebabkan dirinya kurang perhatian pada diri sendiri termasuk dalam hal asmara. 

Suatu kali, saudara perempuannya~Abby menelponnya untuk makan malam bersama. Abby ingin menjodohkan Lizzy dengan seseorang. Ya supaya Lizzy lekas naik ke  pelaminan. Tapi Lizzy merasa ia masih jauh dari hal-hal semacam itu. Ia masih ingin fokus pada pekerjaan.

Lizzy juga dipanggil atasannya bahwa ia akan mendapatkan promosi jabatan. Hal tersebut tentu membuatnya senang. Tapi ia juga disarankan supaya ingat terhadap diri sendiri dan sejenak pulang ke rumah. Jangan terlampau keras dalam pekerjaan. Sebab menyayangi diri sendiri juga penting kan? 

Akhirnya Lizzy bisa pulang. Ia mengendarai mobilnya di tengah hujan deras. Dalam perjalanan ia ditelepon Abby supaya mampir ke rumah. Tapi naas, saat sedang mengencangkan volume radio dari arah berlawanan terlihat kaca kendaraan lain menyorot mobilnya sangat terang.  Akhirnya mobil Lizzy pun ditabrak oleh truk. 

****

Waktu berlalu begitu cepat, saat membuka mata seperti ada kumpulan awan di sekitarnya. Tiba-tiba saja, di sebuah appartement, seorang pemasar sedang menawarkan huniannya pada seorang pemuda bernama David Abbott. Ada beberapa pilihan salah satunya yang memiliki sofa nyaman untuk diduduki. Tapi dari tawarannya itu belum ada yang sreg di hatinya.

Saat keluar, tak sengaja ada sublet warna pink tentang iklan appartement murah yang melayang-layang di sekitarnya. Sublet itu tiba-tiba saja menempel pada kakinya. Setelah disingkirkan beberapa kali, sublet itu masih saja menempel dan kali ini malah menutupi wajahnya hingga ia tahu ada appartement murah yang sekiranya cocok di sekitar situ. Ia pun baru menyadari bahwa alamatnya sangat dekat dari jarak ia berdiri. Yaitu posisinya ada di belakangnya pas. 

Tak menunggu waktu lama, iapun segera menuju ke sana. Setelah mengecek ke dalam, kok ia merasa cocok dengan segala interiornya  Terutama saat menginjak ke balkon, ia seperti melihat area yang luas untuk melihat pemandangan yang ada di bawah. 

David lalu kembali ke dalam dan mencoba duduk di sofanya yang berwarna merah. Dan ia merasa pantatnya sangat nyaman saat bersantai di situ. Jadi deal ia ambil appartement itu meski belum tahu penghuni sebelumnya siapa. 

Hari-hari David dilalui dengan agak bermalas-malasan. Ia senang sekali dengan sofa merahnya dan bahkan nonton tv dengan cemilan dan minuman kaleng sampai berantakan. 

Tak disangka, setelah mengambil satu minuman kaleng lagi dari kulkas, ia malah mendapati wanita berambut pirang sebahu yang sama-sama kagetnya hingga keduanya akhirnya berteriak. Si wanita yang ternyata adalah Lizzy itu sangat syock lantaran ada pria asing masuk appartementnya tanpa ijin. Ia segera mengultimatum pria itu supaya cepat-cepat pergi. 

David sendiri bingung karena kok tahu-tahu Lizzy bisa masuk. Lizzy juga sebenarnya tak ingat sih dia ini siapa. Singkat kata keduanya berdebat karena sama-sama merasa ini appartementnya. Lizzy berusaha menjelaskan bahwa semua barangnya ini adalah miliknya. Dan ia sangat jengkel melihat ruang TV-nya dipenuhi dengan aneka cemilan dan minuman kaleng yang sangat berantakan. Lizzy terus meracau dan berjalan menuju dapur. Tapi ketika David mengikutinya kok Lizzynya tidak ada. Ia merasa sangat bingung karenanya. Bahkan saat keluar dan melihat ke lorong pun wanita itu sudah tidak ada. 

Akhirnya David berinisiatif membuat kunci pengamanan ekstra pada pintunya. Sialnya usai mandi dan berkaca, Lizzy sudah berdiri di belakangnya dan kembali menyuruhnya pergi. Nah, di cermin itu ada banyangannya Lizy, tapi setelah menengok kok tidak ada orangnya? Karena bingung, David akhirnya pergi ke bar untuk minum-minum. Ia curhat pada sahabatnya dan malah dibilang mungkin ia masih stress kali sepeninggal istrinya. Makanya David disarankan untuk berkenalan dengan orang baru supaya tidak gampang berhalusinasi begini. Ia pun berpikiran sama. Jangan-jangan karena masih berduka atas meninggalnya sang istri, maka ia jadi suka berhalusinasi.

Saat pulang, David kembali was-was. Takut Lizzy datang lagi. Tapi usai mandi dan melihat cermin, orangnya tidak datang. Celakanya pas menuju tidur dan hendak merem, tiba-tiba suara khas itu datang lagi. Ya siapa lagi kalau bukan suara Lizzy yang mengusirnya pergi. David yang mengira Lizzy hantu jelas berusaha menutup telinganya dan berharap tidak dihantui lagi. Sayangnya Lizzy itu belum sadar apa yang terjadi pada dirinya sampai akhirnya mereka berdebat kembali. Lizzy berusaha menerangkan hal-hal pribadi yang ada pada barang-barangnya termasuk noda yang ada di bantalnya hingga membuat David bertambah bingung. Soalnya tebakannya benar semua, yang artinya Lizzy beneran pemilik appartement sebelumnya dong. Saat amarah Lizzy memuncak dan ingin meraih telepon yang ada di mejanya, yang ada malah tangannya tembus pandang. itu yang membuat Lizzy syocked. Ia mencoba keluar tapi yang David lihat  adalah dirinya menghilang. 

David masih berupaya untuk mengusir Lizzy, tapi hasilnya nihil. Karena lelah dengan semua ini, akhirnya ia mencoba untuk berdamai dan hidup berdampingan dengannya. David juga berusaha untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Lizzy. Malah rencananya ia akan membangunkan sebuah taman bunga di balkon appartementnya karena David sendiri berprofesi sebagai arsitektur lanskap.

Suatu hari David mendapat pencerahan. Atas bantuan dari petugas toko buku yang memiliki indra keenam yang bernama Darryl, ia pun jadi tahu bahwa sebenarnya Lizzy itu roh tapi raganya belum mati. Ia koma selama 3 bulan usai kecelakaan dan saat ini tengah dirawat di RS dimana ia bekerja sebelumnya. Saat keduanya ke RS untuk melihat raga Lizzy yang dipasangi alat-alat medis, Lizzy pun jadi mengingat semuanya. Celakanya, karena katanya sudah tidak ada harapan lagi, maka alat-alat tersebut akan dilepas. Keluarga Lizzy harus merelakan bahwa Lizzy akan meninggal dunia misalkan alatnya jadi dilepas. Lalu apa yang terjadi selanjutnya ya?Dan apakah akan tumbuh benih-benih cinta diantara keduanya? Secara biasanya kalau berantem di awal nanti udahannya jadian, hahahha. Lalu Lizzy sendiri nantinya akan bagaimana ya?  

Just like Heaven adalah film lawas yang rilis pas aku baru mentas SD-an, masih kiciiik hahahhaha...masih bocil. Tapi aku emang lagi suka marathon film lawas sih, salah satunya ya film romantis ini. Agak-agak ke genre komedi romantis sih sebenarnya. Yang pemainnya Reese Whiterspoon si fenomenal dalam Legally Blonde hehehhe...Di sini dia berperan jadi Dokter Lizzy yang beradu acting bareng Mark Ruffalo as David, dimana keduanya dalam film ini didapuk sebagai pasangan yang sweet-sweet lucu gitu. Ada pula yang bagian cemburu-cemburuannya juga sih di bagian tengah. Ya khas film romantis lah. Selain itu bagian ending juga cukup mengharukan karena mempertaruhkan cinta mereka apakah akan bersatu atau malah sebaliknya. Bagus sih...aku suka film ini. Konflik ke klimaks dan penyelesaian di ending menurutku greget banget!

Title : Just Like Heaven
Directed by : Mark Waters
Screenplay by : Peter Tolan, Leslie Dixon
Based on : If Only It Were True by Marc Levy
Produced by : Walter F. Parkes, Laurie MacDonald
Starring : Reese Witherspoon, Mark Ruffalo, Jon Heder
Cinematography : Daryn Okada
Edited by : Bruce Green
Music by : Rolfe Kent
Distributed by: DreamWorks Pictures
Release date: September 16, 2005
Running time: 91 minutes
Country : United States
Language : English

4 komentar:

Agus Warteg mengatakan...

Wah mbul lagi suka review film lawas ya terutama yang genre romantis, seperti just like heaven ini.

Kalo melihat sinopsisnya sepertinya endingnya akan bahagia ya, Lizzy dan David akan bersama.

Tanza Erlambang - Sawan Fibriosis mengatakan...

film romantis.... menarik untuk ditonton...
👍👍

Mbul Kecil mengatakan...

iya...mbul memang suka film romantis pak tanza 😊

Mbul Kecil mengatakan...

biar label sinopsis filmnya keisi mas ^_____^

yang belum nambah nambah label resensi buku xixixi...

iya mas yang ini happy ending 😜🤭