Sabtu, 26 Agustus 2023

Review Kupat Opor Ayam Petruk



Assalamualaikum wr wb...
Singgah ke arah-arah pegunungan yang sejuk di daerah Kemranjen, Banyumas, tak lengkap rasanya jika tak mampir ke kuliner lokal setempat. Salah satunya adalah Opor Ayam Petruk yang berlokasi di Jl Sokawera, Kemranjen dimana areanya agak menanjak naik dari jalan utama dengan pemandangan berupa hutan buah durian. Ke sini sudah 2 kali, biasanya pada saat akan kembali ke kota setelah berlibur beberapa hari di desa. Karena arah baliknya itu melewati Banyumas, maka tak jarang kami mampir dulu ke arah Kemranjen. 


www.gembulnita.blogspot.com



Kupat Opor Ayam Petruk memiliki konsep rumah makan tradisional yang njawani sekali. Bangunannya semi outdoor dengan model seperti pendopo dan dilengkapi dengan meja kayu lincakan. Nuansa jawa klasik semakin terasa dengan adanya lampu gantung hias yang indah ditambah dengan pajangan berupa ornamen wayang (utamanya Petruk) di beberapa sudut dindingnya. Lahan untuk kendaraannya luas, begitupula mushola dan toilet bersih. Saat mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan, airnya terasa sejuk, khas air dari daerah pegunungan.

Untuk pawonnya sendiri, konsepnya adalah semi terbuka sehingga proses pemasakannya dapat dilihat langsung oleh pengunjung. Pawon masih menggunakan tungku tradisional dengan kayu bakar sebagai bahan genennya. Tak heran jika masakan yang dihasilkan akan memiliki cita rasa yang khas, ada semangit-semangitnya namun enak dan sedap. Istilah bahasa Mbanyumasnya nylekamin atau sedap di lidah dan juga sedap di hati. Sama seperti saat kita mengucapkan kata maknyus, lekker, atau yummy saat mencecap rasa enak.







Kebetulan, Tamas sangat suka dengan yang namanya opor ayam. Opor ayam di rumah makan legend (biasanya dimasak oleh Mbah-Mbah yang sudah sepuh) akan memiliki cita rasa berbeda dari opor ayam pada umumnya. Jadi ketika tahu ada rumah makan jawa yang menu utamanya adalah opor ayam kampung (jantan), maka antusiaslah Beliau untuk mengajakku singgah ke sana. Rute Kemranjen mendadak jadi sering dilewati, terutama saat akan kembali lagi ke kota, pertama saat sebelum puasa, kedua setelah Lebaran. Sekalian jalan-jalan.

Kembali lagi ke menu utama Kupat Opor Petruk Kemranjen, dimana pada saat ke pawon, wajan-wajan besar tampak ditangkringkan di atas tungku, dan setelah beberapa saat lamanya, ketika tutupnya dibuka, asap 'nggembuleng' akan memenuhi ruangan. Ayam ditaruh di atas saringan bambu dulu sebagai tanda bahwa ay sudah separo jalan dari proses pemasakan opor. Nanti kalau sudah ready, baru dicemplungkan langsung ke dalam kuahnya. Wangi opor yang telah matang menggelitik penciuman, menerbitkan rasa lapar dan keinginan untuk makan. Potongan ayamnya yang besar-besar sangat menggoda iman. Kuahnya yang kuning tidak begitu kental, bermandikan cabe utuhan sangat segar dan menggiurkan. Rasa kuah yang gurih berpadu dengan daging ayam kampung lunak karena proses pemasakan yang lama. Bumbunya lebih meresap, daging menjadi sangat empuk untuk disesap-sesap, sampai balungannya pun gampang untuk dilomot-lomot. 













Tamas sendiri beberapa kali sangat antusias menyendokkan opornya ke arah bibirku. Sebab aku tadinya kan hanya mengambil jangan ati ampela lombok ijo. Jadi, Beliau pengennya aku ikutan nyicip juga rasa opornya. Setelah sendok berisikan keratan daging ayam kampung jantan dengan duduhnya yang memenuhi isi sendok, aku pun disuruhnya untuk menghayati bagaimana rasa si opor. Setelah kusruput agak pelan, rasanya sungguh sangat nikmat. Gurih semangit, tapi ada pedes cabe ijonya dikit. Dan itu yang bikin nikmat. Opor disajikan dengan 2 macam kupat (ketupat). Ada kupat biasa (original), ada pula kupat landan (yang ditandai dengan warna kulit yang lebih merah dari biasanya). Cita rasanya lebih khas Banyumas, karena ada sedikit manis-manisnya, memiliki tekstur yang padat dan juga pulen.

Di sebelahnya opor, terdapat pula menu primadona lainnya yaitu garang asem. Garang asem di sini juga menggunakan cabe utuhan plus potongan tomat hijau yang membanjir. Menimbulkan cita rasa yang seger, pedas, asem dan membangkitkan selera. Untuk aneka osengan yang sudah matang ditempatkan ke dalam wadah-wadah sayur berbahan dasar enamel yang sudah ada penutupnya. Porsinya munjung dan jika kita menginginkannya sebagai kelan atau lauk bisa mengambilnya dengan tatakan kecil atau leyeh yang dialasi dengan daun pisang. Ada brongkos telur, brongkos tahu/tempe, sambel goreng ati kentang, rica-rica bebek, brongkos kikil, jangan tempe lombok ijo, jangan ati ampela lombok ijo, serta mendoan. Nasi tersedia di rice cooker bisa ambil sendiri atau minta diambilkan. Lauk lain seperti mendoan, tempe, tahu dan telor juga tersedia. Sementara sambel tersedia sambel dadak dan sambel tlenjeng, sambel khasnya daerah Banyumas.































Untuk minumannya, ada yang cukup menarik di sini karena adanya beberapa macam rucuh, seperti rucuh jeruk nipis dan juga tomat. Sementara yang lain ada es dawet, es duren, es dawet duren, es kelapa muda utuhan, es kelapa muda gelas, es jeruk, jeruk anget, es teh manis, teh manis panas/anget, kopi tubruk, kopi punakawan, dan juga kopi susu.Terdapat pula stand cemilan atau snack untuk oleh-oleh, utamanya oleh-oleh khas Banyumas.

Suasana yang syahdu bertemankan bunyi tonggeret atau garengpung gunung sesekali menemani. Kuping seperti dimanjakan dengan harmonisasi alam. Apalagi saat sore menjelang, jika suasana makin sepi, maka serasa rumah makan seperti dibooking sendiri. Seperti makan dengan rasa secara vip, hehehe.  Semilir angin sesekali membelai pipi, menerbangkan dedaunan dari pepohonan di hutan durian yang mengelilinginya. Jalan raya sempit dan meliuk-liuk di depannya menjadi pemandangan tersendiri dimana truk-truk pengangkut hasil bumi atau buah-buah durian saat panen raya lewat, meski jika hari telah petang agak lumayan temaram. 
























































































Review Dariku :

Tempatnya luas
Area parkir luas
Sekelilingnya cakep, pegunungan dengan view hutan durian
Konsep rumah makan pake kayu
Area pawon masih tradisional dnegan tungku dan kayu bakar
Menu utamanya opor kupat ayam kampung dan garang asem
Ayam kampung goreng juga ada
Tersedia pula aneka osengan yang rasanya khas masakan rumahan Jawa Tengah...enak pake banget
Harganya terjangkau

Pripun, Lur....wetenge wes kencot durung? Nek wes kencot, maem ning kenen dijamin enake pol-polan (Mendadak Mbul sinau pake bahasa Mbanyumasan hihihi)













"Kupat Opor Ayam Petruk"
Jl Sokawera, Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah
Buka : Setiap hari
Jam : 09.00-18.00 WIB