Rabu, 23 Juni 2021

Review Buku Diary Teacher Keder, Edot Herjunot







Judul : Diary Teacher Keder
Penulis : Edot Herjunot
Penerbit : Buku Mojok
Tahun Terbit : 2021
Kategori : Biografi & Memoar, Motivasi, Nonfiksi, Pendidikan, Self Improvment
Jumlah Halaman : vi + 180 halaman
ISBN : 978-623-7284-57-4


Buku bersampul biru dongker dengan gambar seorang lelaki berseragam keki cokelat yang tengah memunggungi font kapital bertuliskan 'Diary Teacher Keder' milik Edot Herjunot akhirnya rampung juga aku baca. Buku ini bergenre autobiografi, tapi aku lebih senang menyebutnya sebagai serakan postingan Pak Guru Edot di blog yang dibukukan. Sebab, ciri khas tulisannya ga ada yang berubah. Antara yang di blog dengan yang diterbitkan oleh mojok ini, sama plek ketiplek tiplek dengan gaya bahasanya sehari-hari di blog. Sama-sama full of humor, sama-sama banyak mengungkapkan suatu ironi. Terdapat cukup banyak potongan majas pengandaian pada tiap-tiap kalimatnya yang menegaskan seberapa lucunya ia, seberapa 'tegarnya' seorang Pak Guru Edot.

Sebenarnya aku mengenal Pak Guru Edot bukanlah orang baru di bidang kepenulisan. Bahkan bisa dibilang Beliau ini seniorku di ranah perbloggingan anak muda kala itu. Siapa yang tak mengenal Edotz Herjunot salah satu penggede Blogger Energi (BE), sebuah komunitas blogger yang mayoritas beranggotakan blogger muda dengan model tulisan personal literatur dengan kiblat Raditya Dika. Saat itu, jujur aku masih 'bayi' dalam urusan ngeblog. Belum ada seujung kuku-kukunya acan para personel Blogger Energi. Baru juga bisa otak-atik template dan publish postingan 1-2. Dan karena sering berkunjung ke teman-teman Blogger Energi, maka tak ayal lagi bahwa diriku jadi 'ngeh' juga sama yang namanya Pak Guru Edot. 

Jadi, perkara Beliau menelurkan buku untuk yang ke-sekian kalinya, tentu itu bukan suatu hal yang mengagetkan lagi bagiku. Cuma memang baru 1 judul ini saja yang kubaca. Yang lainnya, mudah-mudahan suatu saat nanti bisa kubaca juga. Terima kasih sudah mempercayakan aku untuk meresensinya ya, Pak Guru Edot :D.

Kembali pada buku 'Diary Teacher Keder'. Dari judulnya saja tentu sudah terbayang bagaimana 'kekederan' Pak Guru Edot menghadapi tingkah lugu sekaligus 'ajaib-nya' anak-anak murid SD yang diajarnya. Baik di SD Negeri ataupun SDIT. Seperti yang kukatakan di awal, potongan-potongan kisahnya ditulis dalam subjudul kecil yang terbagi menjadi beberapa bagian. Ada 23 subjudul di sini yang kesemuanya seperti menggambarkan betapa tegarnya seorang Pak Guru Edot. Tegar dalam artian ngenes-ngenes koplak juga sih sebenarnya, Lol. Dan entah kenapa, dari situlah aku jadi terbayang Pak Guru Atsukurushi dalam komik Sinchan yang biasa meneriakkan kalimat : On Fire!!!!~ diiringi kobaran api di balik punggungnya, saking Pak Guru Edot ini kok ya bisa ketemu kejadian-kejadian nyleneh selama mengajar~~tapi meski demikian tetap semangat sampai titik darah penghabisan. Serius! 

Dari membaca buku ini, sedikit banyak aku jadi mengenal Pak Guru Edot lebih dekat. Bagaimana ia yang tadinya lulusan PGSD muda dan bimbang memulai karier idealis sebagai guru (yang harus dimulai dari guru wiyata bhakti atau menjadi penyiar radio dengan gaji yang lebih tinggi). Namun, seiring waktu berjalan, setelah dirasa cukup menjalani profesi sebagai penyiar radio, akhirnya hatinya pun memantapkan pilihan untuk menjadi guru sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya saat kuliah. Hal tersebut terjadi setelah ia diperkenalkan oleh kakaknya yang juga seorang guru ke sekolah yang sedang membutuhkan guru laki-laki terutama yang benar-benar lulusan PGSD. 

Meski awal-awal sempat sangsi apakah dirinya benar-benar bisa mengajar, namun profesi ini dijalaninya dengan prinsip, 'ya udah deh jalani aja dulu.' Terlebih SD pertama yang menjadi tempatnya mengajar sangat menawarkan kesenangan duniawi karena jam 12 sudah bisa pulang, kalau mau ijin gampang, mau jajan tinggal kasih bonus beberapa lembar ribuan ke anak-anak lalu suruh belikan jajan SD. Tidak ada tekanan yang berarti. Meskipun posisinya jauh di pelosok, bahkan dalam bahasa satirnya tidak terjamah sinyal GPS. Ditambah, areanya pun belum tersentuh yang namanya Indomaret-Alfamart (Berarti kebayang kan betapa pelosoknya?). Dari segi bangunannya juga cukup memprihatinkan. Papan tulis masih menggunakan kapur, lantai belum dikeramik, dan langit-langit sudah setengah turun. Murid-muridnya? Tak kalah polos. Saking polosnya malah bisa dibilang cukup ajaib. Mungkin karena proses penyerapan bahasa Indonesia belum begitu merata, maka proses KBM yang dilakukan Pak Guru Edot jadi diimbangi dengan bahasa jawa agar murid-muridnya cepet mudeng. 

Tapi pernahkah kalian terbayang jika berada dalam posisi Pak Guru Edot yang mendapati siswanya tiba-tiba nyeletuk bahwa sinonim haus itu sama dengan ngowor. Saat menerima jawaban soal tentang fungsi laut, seorang siswa menjawabnya dengan kalimat singkat sekaligus menusuk sampai ke ulu hati. Lha bagaimana ga menusuk sampai ke ulu hati wong jawabannya, fungsi laut itu untuk adus, wkwkwk. Lalu ada pula yang tiba-tiba pamit mau ke belakang, katanya mau ngising disit....(((krik...krik...krik...seketika bunyi jangkrik pun bergema, memberikan sedikit gambaran bagaimana ekspresi Pak Guru Edot saat itu, ya saat beliau dipamiti begitu oleh salah satu muridnya yang ingin buang air besar))).

Ada lagi yang sukses membuat ngakak yaitu tatkala memberikan soal mata uang di beberapa daerah nun jauh dari Pulau Jawa sana, ternyata ada loh muridnya yang menjawab daun. Wkwkkwk. 

Pak Guru Edot dan 'Kutukan Pulang Terakhir' juga jadi salah satu dari sekian cerita yang membuatku membayangkan seberapa lucu sosoknya ini. Dengan berulangkali menyebut diri sendiri tak seperti Aliando Syarif (makanya murid-muridnya dilarang nonton GGS), Pak Guru Edot juga suka iseng dengan memberikan pertanyaan mencongak yang antimainstream. Contohnya adalah, berapa usia Pak Edot sebenarnya? Ketika ada yang menjawab 40 tahun maka langsung divonis pulang terakhir. Tapi yang menjawab 17 tahun langsung dipersilahkan pulang. Ada lagi pertanyaan : Pak Edot ganteng ga? Ketika ada yang menjawab ganteng, maka dia pun disuruh pulang juga. Kenapa bisa ganteng? Ada yang menjawab : seperti Aliando Syarif Pak, maka ia pun disuruh pulang juga. Sangat berbeda nasib dengan yang menjawab di awal itu kan? Hahahha...

'Kutukan Pulang Terakhir' juga jadi senjata ampuh bagi Pak Guru Edot ketika muridnya berisik dan ngumpul di depan mejanya. Maka dengan aba-aba satu...dua..tiga... murid-murid pun langsung berhamburan kembali ke habitat masing-masing.

Tapi tak ada yang lebih lucu selain puisi salah satu muridnya tentang Pesawat. Serius kalau kalian baca sendiri bagaimana puisinya, nanti kalian akan tahu deh seberapa lucunya sampai bikin air mataku ini keluar saking bayangin pembuatnya itu polos banget banget banget!!! Aku kasih cuplikan 2 bait terakhir puisinya deh, kira-kira gambarannya seperti ini : 

Pesawat kau selalu menemaniku saat sedih
Oh pesawat kau separuh hatiku

Ya kira-kira itulah sebagian kecil kelucuan yang ditawarkan di awal. Kelucuan yang nyaris terbangun dengan sendirinya tanpa perlu dibuat-buat, sehingga tanpa terasa aku pun mulai menikmati halaman demi halaman berikutnya tanpa perlu menggerutu. Iya, bisa aku katakan kelucuannya ini muncul setelah part ini.

Meski menggunakan kata ganti orang pertama~saya, dalam setiap kisahnya, tapi bahasa yang dipake ga begitu baku. Bahkan di sana-sini terselip beberapa istilah Bahasa Jawa yang mungkin bagi pembaca yang berasal dari Jawa (khususnya Jawa Tengah) akan familier dengan celetukan yang diungkapkan. Misalnya  sapaan untuk rekan guru yang begitu familier di telinga yaitu sebutan 'Njenengan'. Karena saat sekolah di Jawa Tengah dulu aku juga sering mendapati percakapan antar guru juga dengan sebutan seperti ini. Atau sebutan pulang lebih awal dengan kata pulang gasik, dsb.

Awal membaca sebenarnya aku rada skeptis, mengingat selama ini kebanyakan kiblatku adalah buku fiksi. Terbayang akan tertatih-tatihnya aku ketika akan membuka lembar demi lembar halamannya karena memang ini tulisan tentang kisah hidup garis miring diary sesuai dengan salah satu nukilan dari judulnya. Diary yang tidak semuanya tergamblang secara nyata dari segala aspek kehidupan sang penulis. Tapi lebih terspesifikasi lagi yaitu saat menjadi figur seorang guru SD. 

Saat awal-awal membaca itu aku belum menemukan sesuatu yang istimewa. Tapi, begitu sampai pergantian subjudul yang ke-2 dan seterusnya hingga halaman terakhir, semuanya menjadi lain. Bisa dibilang mulai ada sisi menariknya. Ada proses naik turunnya emosi dimana aku jadi seperti ikut membayangkan kisah demi kisah yang dituturkan Pak Guru Edot saat berbaur dengan murid-muridnya. Emosi yang kukatakan di sini macam-macam ya. Bukan hanya yang bikin greget~gemes~pengen cakar-cakar tembok aja seperti saat menceritakan drama eek di celana salah seorang muridnya yang bernama Raffa atau pencarian kurcaci di sekitar Borobudur, tapi juga ada yang membuat haru segala. Terutama di subjudul yang menceritakan muridnya yang bernama Sania, Zico, dan Annur. Pokoknya di part ini sukses membuat mbrebes mili. 

Ada pula bagian yang menunjukkan bahwa Pak Edot begitu keibuan gara-gara serangan kutu rambut. Pada part ini, aku jadi terbayang gimana ngemongnya seorang guru yang sampai se-care itu meng-creambath rambut murid-muridnya meski awalnya dengan alasan untuk ngabisin sisa Peditox.

Tapi ada lagi cerita yang dibiarkan menggantung seperti kisah Bu Prilly yang kesurupan dengan akhir open ending dan membuat pembaca jadi bertanya-tanya kira-kira jin yang faseh berbahasa Mandarin itu akhirnya bisa keluar dari raga Ibu Prilly atau ga, karena Pak Edot dan rekan-rekan guru lainnya akhirnya melipir satu-satu melanjutkan tugas dan fungsinya masing-masing seperti sedia kala, salah satunya adalah main PS.

Terakhir, hal yang juga membuat mesem-mesem dewe adalah bagaimana situasi yang Pak Guru Edot alami saat pertama kali test di SDIT yang seolah mengingatkanku saat pertama kali nyari gawe dulu. Bagaimana groginya ia, bagaimana resahnya saat berada di lingkungan yang serba asing sehingga pelariannya hanya baca novel di mushala, bahkan untuk ngobrol dengan rekan sesama guru saja susah, juga tekanan-tekanan lainnya yang dalam hal ini lebih tinggi dibandingkan saat masih di sekolah sebelumnya. Sampai akhirnya, Pak Guru Edot (sekali lagi dengan prinsip 'jalani aja dulu deh'), akhirnya mampu beradaptasi di tempat barunya itu, terutama setelah menemukan geng bapak-bapak guru lainnya yang 'senasib sependeritaan' hingga menisbatkan diri dengan sebutan geng ghibah :XD.



Simpulanku, buku ini tidak hanya berisi curahan hati semata, tapi lebih kepada pengalaman murni seorang guru dengan segala sifatnya yang masih 'manusiawi'. Ditulis dengan jujur tanpa melebihkan-lebihkan diri supaya dipandang inspiring sesuai slogan guru~~digugu lan ditiru, tapi juga tentang ke-apa-adanya-an dirinya, namun justru di situlah letak daya tariknya. Warna-warni dari segala macam drama yang menggelitik baik saat Beliau sedang berinteraksi dengan anak muridnya, rekan sesama guru, dan lingkungan sekolah. Cukup entertaining  sih menurutku. Cocok dibaca bagi guru muda (terutama SD) yang baru mengawali karir mengajar dan bersiap untuk menyelami dunia anak-anak muridnya yang berbeda karakteristik maupun latar belakang. (Resensi ditulis oleh www.gembulnita.blogspot.com)





37 komentar:

Martyna mengatakan...

This seems very interesting;)

Mbul Kecil mengatakan...

Thank you Dear :)

Hermansyah mengatakan...

Pertama baca judulnya saya pikir buku yang direview buku karya penulis luar ternyata buku karya penulis lokal dan juga seorang blogger.

Mungkin karena buku diary teacher keder ini bergenre autobiografi jadi seperti bukan mereview bukunya tapi mereview penulisnya.

Mbul Kecil mengatakan...

iya ini buku karya salah seorang teman Blogger kita (seniorku sih lebih tepatnya), Pak Guru Edot Herjunot

Menurutku pribadi (mungkin masalah selera juga kali ya), buku ini sukses membangun kelucuannya dengan natural...Ada bagian-bagian yang bikin aku ngakak sengakak-ngakaknya karena lucunya ga dibuat-buat. Mungkin karena ini cerita tentang anak-anak yang masih polos bin lugu kali ya ditambah style penceritaan Pak Guru Edot yang juga jenaka (kalau bahasa komikanya petjah), jadi semakin ke belakang aku semakin menikmati saat membacanya. Ditambah ada beberapa kisah juga yang diceritakan cukup mengharukan, dapet lah pesan yang ingin disampaikan 😃😄

á•Ķʕ •áīĨ•Ę”á•Ī

Hermansyah mengatakan...

Iya tadi sempat klik link blognya dan membaca beberapa post-nya. Sepertinya saya belum pernah mampir di blognya.

Pasti lucunya ngga dibuat-buat namanya juga murid SD pastinya masih polos sesuai dengan usianya yang masih anak-anak banget.

M. Norfahrul mengatakan...

Ngeriviewnya keren mbull,, jd kebayang serunya tuh bukunya pak edot yang mirip herjunot ali ehh maksudbya aliando syarif,, semoga ada rejeki saya jadi kepengen beli juga buku itu...

Agus Warteg mengatakan...

Oh pak guru Edot itu blogger senior ya, memang kalo dilihat dari karakter tulisannya aku sudah duga pak guru sudah lama berkecimpung di dunia blog. Sama kayak suhu mbul.

Memang sih kalo lihat tulisan tulisan pak guru jadi seger gitu, kayak habis mandi di kali.

Jadi pak guru sudah banyak mengajar murid si banyak sekolah, termasuk juga yang di pelosok sampai tak terjangkau sinyal GPS.

Top review nya mbul. Sayangnya aku belum baca bukunya.

Mbul Kecil mengatakan...

Hayo mas herman tambah lagi list bewenya ke tempat pak guru edot...atau beli bukunya juga hihi

iya cerita anak usia sd kelas 3-4 khas anak-anak banget...polos wkwkkw...bikin aku ngikik ngga berhenti-berhenti..adaaa aja kejadian nyleneh yang dialami 😄

Mbul Kecil mengatakan...

Wah makasih lul...hehe reviewnya tapi ga sejago blogger buku aku lul wkwkkw

iya moga moga suatu saat nanti allu bisa baca juga buku pak guru edot herjunot aliando syarif xixixixi

Mbul Kecil mengatakan...

hu um Mas....sama seniornya kayak mas

(ãĨ ̄ ³ ̄)ãĨ

eh hoapaaaaah...mbul mah terhitungnya masih yunior mas, masih adik blogger kelasnya mas agus n pak guru edotz wekekek

kalau ga salah baca, di 2 sd yang diceritakan di buku..sd negeri penggarit ama SDIT di kota temoat tinggalnya mas...

iya yang sd negeri kalau bahasa satirnya ga terjamah sinyal gps 😜

hu um, masa sih...makasih atas apresiasinya mas agus
(´✪ω✪`)♡

kira kira review buku ala ala si Mbul uda mirip mirip blogger buku blom Mas?

Agus Warteg mengatakan...

Ntar kalo mas Herman sudah baca bukunya, bolehlah aku dipinjami bukunya.😆

Ygraine mengatakan...

This book sounds really good...many thanks for the introduction!😊😊

I hope you are having a great day, and are staying safe and happy!

Big Hugs xxx

Mbul Kecil mengatakan...

nah iyak...hihihi...ntar pada ikut review juga ya mas agus 😙😜

biar mbul ga review sendirian wekekkkkek

Thessa R mengatakan...

Mbul, aku juga udah baca inii. Ngakak sumpah yg bagian Pak Guru Edot bacain jawaban anak2 itu 😂😂 Bahkan ada yg ngesilang salah satu di pelajaran bahasa inggris, padahal itu disuruh jelasin satu2 n bukan pilihan ganda. Hahahaha ðŸĪĢðŸĪĢ
Btw, aku bener2 cupu ya masalah blogging2 gini. Aku baru tau loh Mas edot itu blogger senior bgd sampe penggagas komunitas blogger energi. Pantes tulisannya enak2 bgd dibaca..

Supriyadi mengatakan...

Mbak, tiap saya membaca riview tulisan mbak, Kok gaya bahasnya beda ya? Lebih Formal namun tetap santai. Saya sangat menikmati gaya menulis semacam ini. BTW, eek di celana waktu SD itu Aib banget kayanya. Dan seingat saya waktu SD itu, WC siswa ga pernah bagus, yang bagus hanya WC milik guru-guru saja.

Agus Warteg mengatakan...

Bukan mirip blogger review buku tapi ini mah sudah mastah review.😀

Penjabarannya bagus, tidak terlalu banyak spoiler tapi menulis apa yang menarik dari buku diary teacher keder.

Review buku lainnya dong, terutama bukunya Eny Arrow.ðŸĪĢ

Mbul Kecil mengatakan...

Sure, my dear friend Ygraine
(´✪ω✪`)♡

This book tells us, in some detail, about Mr Edot's experiences as an elementary school teacher.

and i think he is a great teacher that should love educating students. He sets for himself to be the best educator that he can be. Because there is something extremely gratifying about imparting information to his students and working with them to ensure they understand, not only concepts, but practical applications as well...

but in other side, he is so comical :XD

Have a wonderfull day to you
(*´︶`*)♡Thanks!

Mbul Kecil mengatakan...

iyaaakk..ꉂ(ˊᗜˋ*)♡

yang bagian itu juga bikin ngakak pake banget wkwkkw

tapi part paling membekas itu pas bagian cerita per-ee-an yang ga sehaluan dengan istilah rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau...rumputnya tinggal diganti aja sama...wkwkw..

yang nyari kurcaci juga aku uda seriuuus banget loh kemakan cerita anak anak muridnya pak guru edot

āēĨ‿āēĨ

bener bener murid muridnya pak guru edot pengen takkasih 👍👍👍 mua 😃ðŸĪ­ðŸ˜œ

Mbul Kecil mengatakan...

Hu um pancen demikian mas supriyadi.
Kadang emang aku pake gaya bahasa absurd, kadang puitis, kadang serius, kadang lawakan juga wkwkwkk...#tergantung lagi moodnya nulis pake gaya bahasa apa hihihi

ehm...ini mas supriyadi ga ada pengalaman tentang ini kan? 😜ðŸĪ­

iya biasanya kalau sekolahnya di kampung, sd impres pula emang bangunannya ya begitu deh hihi...ga semua sih, tapi kebanyakan nganu...bagian toilete melebihi film genre tertentu hihihi

Hermansyah mengatakan...

Belum beli bukunya ngga punya akun olshop, mau buat malas ntar jadi kebiasaan belanja di olshop..hihihi..

Naia Djunaedi mengatakan...

bayar pake daun.. wkwkwk...

iidyanie mengatakan...

Wah buku barunya pak guru edot ya, baru tau lho kalau beliau ini blogger senior padahal pernah mampir juga ke blognya hihi, penasaran juga ah mau baca bukunya :)

Mbul Kecil mengatakan...

lucu banget pokoknya, kak nay kalau baca mungkin kepingkel-pingkel juga kayak aku ðŸĪĢ

Khairunnisa Ast mengatakan...

Meskipun saya juga guru, tapi saya tak punya pengalaman semenarik Pak Edot. Jika adapun yang menarik, saya tak bisa pula menceritakannya dengan baik. Sepertinya membaca pengalaman orang lain jauh lebih asik.

Mbul Kecil mengatakan...

hu um mba iid...kemon baca bukunya pak guru edot mba, selain kocak sebenernya ada bentuk bentuk edukasinya juga terutama untuk umur-umur anak SD hihihi

Mbul Kecil mengatakan...

ah iya mba annisa guru juga...hihi...

aku sebenernya dulu cita-cita jadi guru loh mba nis...sayang ga keterima tes pgsd di unes dan pas daftar pendidikan bahasa inggris juga ga keterima, keterimanya di jurusan lain hihi..Bapakku juga guru STM jadi karena lingkunganku kebanyakan guru, maka aku pengen jadi guru juga..minimal kalau pas jadi guru muda bisa punya banyak idola yaitu anak anak murid, oas lebaran didatengin buat silaturahim, kalau ada anak didiknya yang sukses maybe bisa dikenang dulu yang ngajar siapa wkwkwkkw...

ah mba annisa mah merendah aja, tulisan mba juga kan menarik-menarik dan inspiratif

(´✪ω✪`)♡

Hermansyah mengatakan...

Sangat menghermankan ya hari gini ada orang yang ngga punya akun e commerce dan itulah saya..hihihi

guru juga bisa ASN Pemda loh.. hihihi

Mbul Kecil mengatakan...

iya betul betul menghermankan hihihj

oh gemana tuh mas asn pemda...mas her ndiri masuknya apa? nah loh nanya nanya mulu kan si mbul wekekek

fanny Nila (dcatqueen.com) mengatakan...

Aku udh baca juga :D. Beli di tokped biar dpt TTD mas edots hahahah.

Besok Minggu mau aku tulis reviewnya di IG, kyk biasa buat menuhin target baca buku 2021 juga not :D.

Suka sih Ama bukunya, ringan, bikin senyum2 miris hahahaha. Apalagi pas bagian krimbat rambut pake peditox dan pup di celana itu. Ya ampuuun mas edots kamu kuat yaaa :D. Kurasa kalo aku udh nyerah ngadepin begitu :D

Ainun mengatakan...

ahhhh banyak banget yang udah baca yak, oke oke beliiii

Edot Herjunot mengatakan...

Halo Mbul, makasih banyak buat review yang sedemikian niat dan detailnya yaa...

Makasih udah meluangkan waktu buat ngetik review ini ... menyenangkan sekali bacanya 😆

Mbul Kecil mengatakan...

hihi...dapat bonus signature authornya langsung ya Mba Fanns...😍

iya bukunya ringan, non fiksi yang bisa mengedukasi juga di samping banyolannya juga apa adanya banget hihihi (*´︶`*)āļ…♡

Mbul Kecil mengatakan...

ayo mbak ai juga beli dan baca juga, nanti ditulis kesan-kesannya setelah membaca di blog ya (´✪ω✪`)♡

gilangoktaviana mengatakan...

Emang seru banget buku ini! Wkwkwk harus dibaca deh, buat nemenin weekend atau kl lagi suntuk sama kerjaan :D

Mbul Kecil mengatakan...

hehe iya mas gilang, aku sampai kepingkel pingkel bacanya soalnya menghibur banget buku ini nyeritain kepolosan anak anak yang diajar pak guru edotz...btw terim kasih sudah singgah ke blog aku ya mas 😊☺

Mbul Kecil mengatakan...

grogi pak guru jadi balas emailnya waktu itu rada lama, secara baru kali ini dihubungi authornya langsung suruh resensi buku yang fresh from the oven hihi..makasih banyak ya Pak Guru Edotz....Mau aku bener bener tekenin point-point yang menjadi kelebihan buku ini, yang mengandung jokes segar dan ada pula pesan-pesan moral yang tersurat di dalamnya. Sukses untuk bukunya ya Pak Guru

á•Ķʕ •áīĨ•Ę”á•Ī

Mbul Kecil mengatakan...

Makasih Mas...jadi semangat meresensi buku aku ðŸĪ­ðŸ˜ŠðŸ˜ðŸĪŠ

Posting Komentar

I'm Mbul. Thanks for visiting here and dropping by. Your comments are always appreciated. Happy blogging āļ…(^・ω・^āļ…)