Senin, 13 Desember 2021

Sinopsis Fly Me to Polaris (1999)



Oleh : G Nita 

Waktu mau nulis sinopsis Fly Me to Polaris, ingatanku langsung melayang ke masa kecil banget nget nget nget ngeeet.....dan waktu itu masih belum ngeh ama jalan ceritanya. Soalnya emang masih kecil banget. Ikutan nonton karena tetangga yang ngasuh itu nonton film ini di Indosiar siang-siang abis jemput aku pulang sekulah, hahahha. Tapi satu hal yang kuingat adalah tokoh utama prianya ini ada Kepala Bawang-Kepala Bawangnya (meski nama aslinya Onion). Jadi nama itu lah yang tersimpan dalam kepala. Ya karena udah didubberin jadinya ga Onion lagi melainkan Kepala Bawang. Terus kemarin nonton lagi jadi ngeh betapa mengharukan dan romantis ceritanya, huhuhu.




Okey langsung ke sinopsisnya aja ya.

Kepala Bawang adalah seorang pemuda lugu yang tidak bisa melihat dan tidak bisa bicara sejak umur 8 tahun. Dulunya ia bisa melihat tapi kemudian menjadi buta permanen karena satu dan lain hal. Ia berasal dari Taiwan yang kemudian pindah ke Hongkong dimana pekerjaannya sekarang adalah menyalin dokumen dalam huruf braille untuk pasien tuna netra sepertinya. Pekerjaannya itu memungkinkannya untuk tinggal di asrama rumah sakit. Selain itu ia juga menjadi pasien dari Dokter Woo dengan bantuan suster cantik dan baik hati bernama Suster Autumn. Karena pribadinya yang humble, maka banyak teman yang amat menyayanginya seperti pemilik kantin yang sangat hapal akan kebiasaannya minum lemon dengan tambahan banyak garam, security yang sering berpapasan dengannya, juga rekan-rekan suster yang lain. Ia juga sering membawakan Suster Autumm apel merah kesukaannya.

Sebenarnya Suster Autumm ini disukai oleh Dokter Woo. Ya walaupun cinta Dokter Woo itu bertepuk sebelah tangan karena Suster Autumn lebih nyaman berada di sisi Kepala Bawang.  Setiap malam, ia terlena akan permainan saxhopone yang indah yang entah dimainkan oleh siapa. Kadang-kadang ia penasaran juga sih tentang siapa yang memainkannya. Tapi Dokter Woo bilang ia tidak tahu karena ia sendiri tidak begitu piawai memainkan saxophone meski bisa dibilang bisa memainkannya. Di lain kesempatan, pernah Dokter Woo mengajak Suster Autumn nonton konser, tapi ditolaknya ajakannya itu karena si suster cantik bilang bahwa besok ia ada ujian. Ia lantas malah menemui Kepala Bawang yang dirasa lebih membuatnya nyaman.

Kepala Bawang memang sangat dekat dengan Suster Autumn. Bahkan Autumn lah yang selalu memotongkan rambut untuknya ketika dirasa sudah cukup panjang. Makanya yang menjulukinya Kepala Bawang ya Suster itu karena hasil potongannya lebih mirip kepala bawang (bawang putih red).

Suatu hari, Kepala Bawang dan Suster Autumn sedang nongkrong di atap rumah sakit sambil bercanda. Suster Autumn begitu senang dan tiba-tiba memberitahu bahwa sekarang sedang ada hujan meteor. Makanya ia cepat-cepat menyuruh pemuda itu untuk mengajukan permohonan. Ia sendiri punya 2 permohonan. Satunya agar Kepala Bawang bisa segera melihat lagi, satunya lagi tidak ia katakan. Sementara itu Kepala Bawang berharap supaya semua orang tuna netra bisa melihat lagi dan satunya lagi juga tak ia katakan. Hal tersebut tentu saja membuat Suster Autumn gemas. Ia pun mengejar Kepala Bawang untuk mencubitnya supaya memberi tahu apa permohonannya yang satu lagi.

Di suatu malam yang lain, Kepala Bawang mengantarkan Suster Autumn kembali ke asrama untuk bersiap-siap tugas malam. Ia mendorong Sang Suster cantik dengan menggunakan kursi roda sambil bercanda. Sebelum berpisah, pemuda itu mengajak sang suster untuk berkencan. Ternyata jawabannya adalah ya. Tentu saja hal tersebut membuatnya gembira. Ia sampai meloncat-loncat kegirangan sampai tak sadar kakinya terantuk batu dan jatuh ke jalan raya yang lantas disambar oleh mobil. Detik itu juga Kepala Bawang meninggal. Secercah cahaya kemudian mengelilingi jasadnya hingga ruhnya pun keluar dan naik ke atas. 

Kini Kepala Bawang sudah ada di sebuah ruangan serba putih yang ternyata adalah stasiun menuju ke Polaris (langit). Ia juga bisa melihat dan bicara lagi. Tentu saja hal tersebut membuatnya kaget. Kata petugas yang mengenakan jas hitam, pemuda itu merupakan manusia ke-sekian miliar yang meninggal dan berkesempatan untuk naik ke Polaris. Tapi sebelum keretanya datang, ia memberi kesempatan pada Kepala Bawang untuk kembali ke bumi jika ada hal-hal yang belum diselesaikan. Batas waktunya lima hari. Syaratnya ia akan menjadi pribadi yang seperti ini (dalam artian bisa bicara dan juga melihat) tapi dengan meminjam raga orang lain sehingga tidak ada yang mengenalinya. Ia juga dilarang menceritakan hal ini pada siapapun termasuk kepada Suster Autumn. Ya, apa boleh buat, karena ia ingin menyampaikan perasaannya kepada Suster tersebut maka ia terima saja tawarannya itu. Lagipula selama ini ia juga penasaran tentang bagaimana wajah sang suster yang selama ini selalu ia kenali dari harum tubuhnya saja yang seharum tubuh Beby Mbul ketika berendam dalam sabun Lux #e lha kok iklan??? Lol. Ga kok, bercanda 😋

Setelah kembali ke Bumi, Kepala Bawang langsung terbangun di gudang rumah sakit tempat ia biasa bekerja dalam keadaan tidak memakai baju. Ia pun salin lalu mulai menjelajahi asrama rumah sakit dan bertemu dengan salah satu rekan kerja Suster Autumn. Ia bertanya dimana keberadaan Suster Autumn yang ternyata dijawab sedang menghadiri pemakaman salah seorang teman tersayang. Yang dimaksud itu tentu saja Kepala Bawang. Ia pun menyusulnya dengan mobil rumah sakit bersama rombongan yang sama-sama akan pergi ke pemakaman. Di sana ia melihat satu suster cantik yang sedang menangis sesenggukan menatap pusara Kepala Bawang. Tentu saja ia terpana karena ternyata Suster Autumn itu sangat cantik dan lembut hatinya. Ya, walaupun setelahnya ia pergi dan dihibur oleh dokter Woo. Saat itulah, ia gunakan kesempatan untuk mendekati pusaranya sendiri dan melihat fotonya, ia lantas mengeluarkan cermin. Kata suster lain yang ditanyainya di sana, apakah wajahnya mirip dengan Mendiang Kepala Bawang. Kata si suster itu sih dirinya lebih tampan (walaupun orangnya sama ya, tapi ceritanya ketika di cermin wajahnya jadi kayak orang lain).

Kepala Bawang lalu ke kamarnya yang dulu. Di sana pemilik kantin sedang membereskan barang-barangnya itu. Dari situ Kepala Bawang mengatakan bahwa dirinya adalah teman mendiang yang berasal dari Taiwan. Pantas saja Pemilik Kantin tak mengetahuinya.

Sepeninggal pemilik kantin, Kepala Bawang masuk ke kamar dan mengecek benda-benda kesayangannya yang ada di balik kasur. Ada foto-foto dirinya saat masih kecil, ayahnya yang pemain saxophone, juga saxophonenya itu sendiri beserta buku hariannya.

Malamnya, Kepala Bawang melihat dari balik pintu kaca betapa Suster Autumn sangat kehilangan dirinya. Si Cantik itu sengaja duduk berlama-lama di meja kerjanya untuk menciumi boneka biri-biri yang ada di sana. Ia bilang sekarang ia akan menjaga boneka itu sebagai pengganti Kepala Bawang. Melihat hal itu tentu saja Kepala Bawang trenyuh. Ingin sekali ia mengatakan hal yang sebenarnya tapi peraturan langit tak memperbolehkannya demikian. 

Dengan kesempatan 5 hari yang diberikan padanya, Kepala Bawang  kemudian berpikiran untuk membantu orang lain. Salah satunya adalah ia ingin mencairkan polis asuransinya yang sayangnya tak semudah yang dibayangkan. Ia menelepon Tuan Cheuk, petugas asuransi saat ia mendaftar dulu, tapi nyatanya sulit. Ia malah dipingpong kesana kemari karena permasalahan birokrasi.

Esoknya ia mencoba mengubah penampilan dengan mengenakan jas yang lebih rapi. Di tangannya kini ada kartu nama yang memperkenalkannya sebagai petugas asuransi bernama Tuan Cheuk. Ya, dia menyamar sebagai Tuan Cheuk agar bisa mendekati Suster Autumn. Saat meminta bertemu di kantin, Ia memesan lemon dengan tambahan banyak garam yang membuat pemilik kantin membatin kok dirinya mirip mendiang sahabatnya Kepala Bawang. Setelah itu Autumn datang. Tapi pemuda itu malah membuat kesalahan karena saking terpesonanya melihat kecantikan Autumn. Ia bertanya hal yang sangat personal tentang hubungan dan perasaan Autumn terhadap Kepala Bawang. Tentu saja hal tersebut membuat Autumn marah karena pertanyaannya terlalu personal (privacy). Akhirnya bisa dipastikan cara tersebut tidak berhasil untuk mendekati Autumn.

Suatu kali, Kepala Bawang mendapatkan informasi bahwa Autumn sering ke tempat kakaknya saat sedang libur tugas. Lokasinya sendiri berada di desa yang cukup terpencil sehingga tak ada kendaraan umum yang melintasinya. Kepala Bawang pun berjalan dari portal desa menuju rumah Kakak Autumn dengan masih mengaku sebagai Tuan Cheuk. Sebelum berangkat, ia juga menuliskan sebuah surat yang menyatakan bahwa Tuan Cheuk adalah dirinya. Selain itu, ia pun merekam pernyataan yang sama dengan isi suratnya.

Tapi rupanya Kepala Bawang keduluan Dokter Woo. Autumn yang tidak menaruh perasaan sedikitpun pada dokter Woo akhirnya hanya bisa bersikap seformal mungkin terhadapnya. Tak lama kemudian, Tuan Cheuk datang. Nah, di sinilah Tuan Cheuk dan Dokter Woo jadi terlibat percakapan sengit karena terlintas api cemburu diantara keduanya yang ingin merebut perhatian Autumn. Karena suasana makin memanas, akhirnya keduanya memilih pamit.

Sebelum pamit, Tuan Cheuk memberikan surat dan kaset yang telah direkamnya kepada Autumn. Harapannya adalah supaya Autumn mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Lalu karena dokter Woo yang membawa kendaraan, maka Autumn meminta agar dokter tersebut memberikan tumpangan pada Tuan Cheuk. Tapi di tengah jalan, Tuan Cheuk berkelahi dengan dokter Woo hingga ia memilih keluar dari kendaraan dan kembali ke rumah kakak Autumn. Dokter Woo ikut mengejarnya sehingga mereka berdua akhirnya bermalam di mobil Dokter Woo di halaman rumah kakak Autumn.

Pagi harinya, Tuan Cheuk yang bangun terlebih dulu mengira Autumn telah membaca surat serta mendengar rekamannya. Tapi sayangnya, isi kaset tersebut kosong dan surat yang ditulisnya pun tak ada tulisannya. Ya ini semua karena sesuai dengan peraturan dari langit.

Esoknya, Tuan Cheuk berjalan-jalan di rumah sakit dan mampir ke kantin untuk memesan lemon dengan campuran banyak garam. Pemilik kantin yang melihatnya pun menjadi semakin yakin bahwa Tuan Cheuk itu ya mendiang Kepala Bawang. Akhirnya ia mengikuti Tuan Cheuk ke kamar Kepala Bawang dan rahasia pun terbongkar. Pemilik kantin berjanji tidak akan menceritakan kepada siapa-siapa asal Kepala Bawang mau menyampaikan belas kasihnya kepada anak perempuannya yang telah meninggal.

Tuan Cheuk berhasil mendekati kembali Autumn dengan dalih ingin membicarakan pencairan asuransi. Mereka berjanji bertemu di sebuah restoran untuk membacakan buku harian Kepala Bawang yang akhirnya membuat Autumn menangis sesenggukan.

Usai kejadian itu, Tuan Cheuk selalu ingin berada di dekat Autumn. Autumn pun mencoba menyelidiki siapa itu Tuan Cheuk sebenarnya. Ia menelepon pihak Asuransi tapi fakta menyatakan bahwa Tuan Cheuk yang asli sedang berada di luar negeri. Mendapati kenyataan pahit itu, jelas membuat Autumn tidak percaya lagi pada Tuan Cheuk. Padahal pemuda itu amat sangat mencintainya. 

Tapi kemudian Autumn menuju ke tempat mendiang Kepala Bawang. Betapa terkejutnya ia karena di dalam kotak rahasianya di bawah kasur, ia mendapati buku harian yang tempo hari dibaca oleh Tuan Cheuk di restoran tidak ada isinya. Ia juga jadi mengamati apa yang dipakai Tuan Cheuk ya seperti kepunyaan Kepala Bawang. Jadilah ia makin menyadari siapa itu Tuan Cheuk yang sebenarnya. 

Di suatu malam, Autumn mendengar alunan saxophone yang indah seperti malam-malam sebelum Kepala Bawang meninggal. Ia keluar kamar dan mendapati Dokter Woo yang tengah memainkannya. Autumn pun lantas memeluk erat dirinya. Setelah itu keduanya berpisah. Namun tiba-tiba  dokter Woo mengetuk pintu kamar Autumn dan mengaku bahwa yang memainkan saxophone bukanlah dirinya, melainkan Tuan Cheuk. Autumn pun teringat pada foto anak kecil yang tengah bermain saxophone saat pergi ke tempat Kepala Bawang.

Autumn kemudian mencari-cari Kepala Bawang meski pemuda itu menghindarinya karena tak mau membuatnya sedih. Namun sebenarnya ia ingin sekali menyatakan perasaannya pada Autumn sebelum waktunya habis. Autumn kemudian keidean untuk menceburkan diri ke kolam renang dan berpura-pura tenggelam. Ia ingin mengetes apakah kepala Bawang ada di sekitar situ dan menolongnya. Akhirnya benar saja Kepala Bawang muncul dan menolongnya. Merekapun berpelukan dengan mesra.

Mereka lalu bertemu di taman. Kebetulan malam itu akan ada hujan meteor lagi. Saat itulah Kepala Bawang bilang bahwa ia hanya diberi waktu 5 hari untuk kembali ke bumi demi menyelesaikan tugasnya. Mendengar hal itu tentu saja Autumn sedih. Mereka lalu teringat pada hujan meteor yang pertama dimana permohonan kedua masih menjadi rahasia masing-masing. Nah saat itulah akhirnya mereka ungkapkan bahwa permohonan keduanya sama-sama agar bisa saling menyayangi. Kepala Bawang menyayangi Autumn, begitu pula sebaliknya. Namun di akhir kisah, dalam hujan meteor yang sudah mulai terlihat di angkasa, perlahan-lahan badan Kepala Bawang mengkristal lalu kemudian menghilang menuju langit (Polaris)






4 komentar:

Agus Warteg mengatakan...

Wah aku baru tahu film cina ini. Eh ini film cina apa Korea sih? Soalnya namanya ada dokter Woo tapi ada nama Autumn.

Sayang banget ya akhirnya kepala bawang berpisah dengan Autumn. Mungkin ini sebabnya kalo ngiris bawang jadi menangis.🤣

fanny_dcatqueen mengatakan...

Jadi inget Ama versi Korea nya, please comeback mister, yg main Rain. Tapi yg itu serial dan kocak paraah sih 🤣. Ceritanya sama, dikasih kesempatan nyeleseiin tugas di dunia. Tapi agak lama, ga cuma 5 hari.

Kamu kalo nonton serial atau film HK gini di mana nit? Aku mau cari juga ah filmnya .

Cipu Suaib mengatakan...

Aku nonton ini dulu sama sepupu-sepupu, saat itu masih SMA dan beberapa sepupu yang sudah kuliah. Salah satu film favorit kami dan kami nontonnya beberapa kali saking sukanya.

Tanza Erlambang - Sawan Fibriosis mengatakan...

jalan ceritanya mengundang simpati...
thank you for sharing summary