Assalamualaikum wr wb...
Hallo!!! Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan baik ya. Pada kesempatan kali ini Mbul ada agenda jalan-jalan ke Bogor. Tapi sebelum sampai ke situ, Mbul di rumah sempet bebikinan ini itu yang berhubungan sama makanan. Sebenernya ini bukan ide Mbul sih. Tapi Mas Suami yang keidean masak hasil terinspirasi dari sambel mercon-merconan yang banyak rawitnya. Ya, akhirnya malam-malam belanja ke pasar dan tumbas rawit oren sekresek selain daripada itu ada pula bumbon lainnya yang nanti akan aku rincikan lewat resepnya ya.
Bagi pecinta kuliner pedas, pasti sudah tidak asing lagi dong dengan yang namanya sambal mercon. Sambal yang identik dengan kuliner pedasnya Jogja. Cuma kalau di Jogja ditambahi daging sapi, nah kalau kami ga. Kami pakenya kepala dan paha ayam. Juga entog. Sebab entog itu kan mirip Beby Mbul. Kesukaan Beby Mbul maksudnya. Entog adalah hidangan kesukaan Beby Mbul dan keluarga. Yang dari dulu sering beli entog mah Mas, Mbul kan ikud mam.
Kami memakai kurang lebih cabai rawit sebanyak setengah kg, tapi itu juga sudah ditambah cabai merah besarnya juga. Agak bikin pengen hacim-hacim juga ya sambil ngaduk dan goyang wajan yang dah dimasukin cabai rawit dan bumbu-bumbu blendernya. Karena aromanya wangi sekali dan kayak gelitikin idung Mbul yang mungil ini sehingga pengen hacim-hacim, gegeggeek.
Resep Sambal Mercon Ala-Ala Beliau yang sempet ditanya ama Ibuku liwat WA:
Bahan-Bahan :
Cabe rawit
Bawang putih
Sedikit bawang merah
Lengkuas
Daun salam
Sereh
Daun Jeruk
Jahe
Minyak
Gula
Garam
Sedikit penyedap
Cara Membuat :
Blender cabe rawit, bawang putih, sedikit bawang merah, lengkuas, daun salam, sereh, daun jeruk, jahe
Panaskan minyak
Tumis bumbu yang sudah dihaluskan
Tambahkan sedikit garam, sedikit gula, penyedap rasa, dan rawit utuhan
Tunggu sampai matang
Oseng sambel mercon ini sudah sedikit agak mendekati mercon langganan. Walau seperti ada poin-poin yang kurang. Tapi itu sedikiiiiit aja. Dan selebihnya enak. Kami makan dengan daun suring rebus, plus kepala ayam goreng beli di kaki lima gerobakan. Tak lupa pula lalapan mentimun yang seger-seger banget dan maknyus pas dicolek bareng sambelnya. Timunnya terasa kranci.
Tiba-Tiba Mbul Ingat Bogor, Hohoho...
Karena ada tanggal abang nylempit dikit di deket-deket hari Minggu, akhirnya Mbul kepikiran pengen ke Bogor. Mbul pengen mlampah-mlampah menikmati pedestrian yang kanan kirinya pohon-pohon gede dan bisa dibilang hutan, maka ga butuh waktu lama buatku agar jam 1 siang kudu harus beres-beres segala sesuatu yang ada. Walau aku jadi kelabakan sendiri karena sambal merconnya Ramane belum habis dan masih sewajan gede. Akhirnya aku punya ide buat dikulkas aja dan udah disetujui ama Beliau.
Selain itu sebenernya kemarin baru masak nasi dan masih banyak. Aku lagi ga mam nasi sih jadi ya.....emang akhirnya masih nyisa banyak hahahah. Akhirnya aku kulkasin aja pake tupperware. Terus baru keingetan kemaren baru beli melon seglundungan gede. Jadi akhirnya diputuskanlah untuk membawa melon serta, nanti gampang sesampai Bogor bakal dibelah. Nyem...nyem...nyem! Lalu tahu-tahu udah jem 2 siang dunk. Akhirnya Mbul dicepet-cepet buat beresin kerjaan yang belum kelar, termasuk dalam hal ini nyuci-nyuci dan njereng-njereng klambi dan juga sprei.
Sore, Maem dulu di Sambel Dadak
Sekitar jam 3 sore, akhirnya kami start walau sebelumnya sambil cek GPS dulu, biar ga kena macet. Akhirnya lewat Parung walaupun di Ciputat mandeg dulu di warung makan Sunda karena ngelih sepagian belum mam. Akhirnya ngetag warung makan random aja dan nemunya ini. Pesennya ayam kampung goreng, pecak gurame, tahu dan tempe goreng, pete goreng, juga jengkol goreng. Tak lupa sambal dadak dalam 3 tatakan bulat kecil dan lalapannya yang terdiri dari leunca, timun, dan kemangi. Rasanya enak. Aku suka jengkol goreng dan tahu gorengnya yang empuk dan putih (bagian dalamnya). Juga petenya yang rapat-rapat dan manis. Kalau sambelnya pedes banget maka aku nyolek dikit aja.
Setelah jam 5 sore, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tapi sebelumnya aku pipis dulu....eh ternyata kedatangan tamu bulanan wakakak... Ya udah akhirnya nanti mampir Indomaret dulu buat beli sesuatu dan mungkin juga cemilan, teh botol, susu, dll. Memasuki daerah Parung lumayan padat, dan langsung disambut hujan gerimis. Agak lama sih di daerah sini. Bahkan masuk ke Bogornya akhirnya udah malam aja.
Review Hotel Salak the Heritage Bogor
Pada kesempatan kali ini destinasi yang akan diinapi adalah Hotel Salak The Heritage. Hotel yang paling terkenal di Kota Bogor. Hotel Salak the Heritage adalah hotel bersejarah dari zaman kolonial seluas lebih dari 8000 m2. Terdiri dari 4 bagian utama, yaitu The Heritage Building pada bagian pertama, bagian kedua dan ketiga adalah sayap kiri dan kanan, dan bagian keempat adalah paling belakang.
Tahun 1856, hotel ini berdiri dengan nama Binnehof Hotel yang dimiliki oleh Keluarga Gubernur Jenderal Belanda. Maka ga heran bangunannya memang khas Negeri Walandi sana ya. Tahun 1913, hotel sempat mengalami masalah finansial dan berubah nama menjadi NV American Hotel. Tahun 1922 hotel dilikuidasi oleh EA Dibbets yang merupakan pemilik saham terbesar NV American Hotel. Nama hotel kembali berubah menjadi Dibbets Hotel. Pada tahun 1932, hotel berganti pemilik dan namanya menjadi Believe Dibbets Hotel. Tahun 1942-1945, pada masa penjajahan Jepang, hotel dengan 54 kamar ini berubah fungsi menjadi markas polisi militer Jepang, Kempetai. Tahun 1948 diserahkan kepada pemerintahan Indonesia. Dua tahun kemudian yaitu 1950 hotel direnovasi dan berganti nama menjadi Hotel Salak yang diambil dari nama Gunung Salak. Artinya adalah 'perak'. Hotel Salak berarti 'Hotel Perak'. Tahun 1955, Hotel Salak menjadi salah satu hotel yang dipakai dalam Konferensi Asia Afrika. Tahun 1991 Rencana renovasi namun sempat tertunda dan baru bisa dilaksanakan 1992 seiring dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 27 Januati 1992. Tahun 1998 nama hotel berubah menjadi Hotel Salak The Heritage dengan standar hotel international. Pada April 1999, seiring dengan pertumbuhan bisnis di Bogor, Hotel Salak the Heritage mengoperasikan 40 superior rooms, fasilitas Rudi Salon dan Batutulis meeting rooms, Burangrang meeting rooms, Binnenhof Restaurant dan Kinanti Music Room.
Akhir Februari 2000, Hotel Salak the Heritage menambah 24 Deluxe Rooms hingga totalnya menjadi 96. Lalu mengantisipasi permintaan customer dan pengembangan pasar di pertengahan 2000, Hotel Salak the Heritage menambah lebih banyak rooms hingga totalnya menjadi 120 rooms. Management juga menambah lebih banyak ruang meeting seperti Pakuan Padjajaran 1, Padjajaran 2, dan Padjajaran 3. Pada Juni 2003 yang diselesaikan adalah 3 meeting rooms dengan kapasitas 40-100 orang per rooms. Penambahan fasilitas yang terus dilakukan misalnya penambahan fitness center, the Kinanti Kids Club, dan Kinanti Music Rooms.
Hotel Salak the Heritage juga menambah inovasi baru dengan membuka Den Haag Cafe di Desember 2003 dengan menu utama cake dan pastry. Ada pula Liza Herbal Information Center dan Art Shops yang menjual souvenir cantik dan basic toiletteries. Tahun 2016 diadakan penbahan jumlah kamar menjadi 140 kamar.
Untuk type kamar yang sempat dijajal adalah yang Deluxe rooms. Fasilitasnya lumayan juga dan lantai sudah ada karpetnya. Jadi anget di pijakan kaki hehehhe #penting. Bednya ada 2 dan empuk. Terus ada mini kulkas, AC, TV, lemari, hanger, setrika dan mejanya, laundry, heater, air mineral, kopi+teh+gula pasir sachet.
Untuk kamar mandinya....jeng jeng jeng.....asyik ach ada bath upnya hehhehe. Peralatan lainnya lumayan lengkap, bath soap, shampoo, odol, pasta gigi, handuk, hair dryer, toilet duduk, shower hot and cold. Ihiw!
Sarapan dibuka mulai pukul 06.00 WIB. Kebanyakan menu nusantara ya. Ada nasi, nasi goreng, bihun goreng, jamur krispi, beef sausage, nugget, salad, roti, cake, nasi kuning plus pelengkapnya kayak tempe orek, teri kacang, tahu tempe goreng, telur balado, lontong sayur, bubur ayam, bubur sumsum, bubur mutiara, bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, omelet dan telur ceplok, waffle, serabi, buah potong, susu, teh, kopi, dan jus juga mineral water.
Habis makan pagi, kulihat kolam renang. Apakah Mbul menemani si Kakak ikut Wet Wet Party di kolam renang sambil berenang? 😂🤣🤣. Ini acara yang dibuat panitia khusus untuk pengunjung anak-anak sih. Jadi ada perlombaan gitu nanti anak-anak dikasih kado. Siangan dikit habis merem bentar baru deh jalan ke Tajur karena ada 2 kepentingan di sini. Ada yang pengen beli dompet, ada pula yang pengen beli sepatu. Daaaan yang pengen beli sepatu adalah akuuuuuuuw. Belinya di SKI. Aku dapat 2 sepatu. Satu sepatu pantofel dan satunya lagi sepatu santai. Ga lupa ku tergoda juga buat beli bross hihihi. Di sini ga beli tas ya. Soalnya Mbul ga begitu suka tas...orang kemana-mana tentenganku ransel kecil kayak anak sekulah wkwkwk. Ku ga kayak wanita peminim yang hobi dengan tas jinjing hahahhaa.
Nyobain Sop Pipi Tembem di Sop Grogot Kaki Asli Sapi H. Rahmat
Tak terasa, sudah lama juga ngiterin SKI, akhirnya balik-balik udah sore dan terjebak macet. Perut udah keroncongan. Di jalan mata ga sengaja nemu Sop Grogot Kaki Sapi Asli H. Rahmat yang plang dan balihonya ijo-ijo gede banget. Kalau ga salah kawasan sini emang areanya kulineran. Jadi depan-depannya pun banyak tongkrongan buat anak muda. Ya udah, karena udah keburu ngelih, akhirnya merapat aja ke sini. Padahal sebelumnya mau ke Rumah Sumsum yang terkenal itu tapi maced. Jadi ya udah yang ada aja di depan mata samperin hihihi. Lagian sama-sama sapinya. Sebenarnya siapa sih yang pengen bangat mam sapi...hihihi...
Ngeliat ada pengunjung datang di musim liburan begini, dan sebelumnya sepi, akhirnya ownernya dengan ramah mempersilakan Mbul and family masuk. Langsung deh diajak ngobrol pula Hehehe. Malah sempet ditunjukin jalan juga yang ga macet tuh yang mana. Alhamdulilah deh, jadi diajak ngobrol dan beramah tamah gini. Mana tempatnya nyaman pula, karena meja bangkunya kayu asli gitu. Terus bersih. Itu sih yang jadi point plusnya.
Oh ya, ngomong-omong menu di sini unik sekali loh Pemirsa. Liat aja namanya Sop Grogot Kaki Sapi Asli H. Rahmat. Turunan menunya juga ga kalah unik karena ada nama-nama yang bikin senyum saat bacanya. Ada...
Diliat dari etalase kaca, terlihat bagian kaki sapi tergantung dengan indahnya, juga bumbu rempah-rempah yang tak kutahu namanya. Ada pula paru, pelengkap sop seperti tomat, daun bawang, kentang rebus, dan kuah dalam panci. Oh ya...satu lagi yang mencuri perhatianku. Si biang penambah rasa enak yaitu minyak samin Cap Onta. Asli deh kalau hidangan sapi atau kambing dipakein ini niscaya jadi menambah cita rasanya.
Pesanan kami sendiri terdiri dari sop pipi tembem, sop grogot yang ternyata isinya kikil, es jeruk dan es teh manis. Mbul sengaja pesan sop pipi tembem mengingat yang datang mam adalah punya pipi tembem juga yaitu si Mbul wakakkakakak. Tauk ajah si Bapak mah rekomendasiinnya yang empuk-empuk. Jadi berasa punya teman, karena sopnya sama-sama punya pipi tembem kayak Mbul hahhahah.
Sore semakin bergulir, satu persatu hidangan kami akhirnya diantar ke meja. Pertama es jeruk dan es teh manisnya. Setelah diseruput dikit ternyata es jeruknya enak banget. Es jeruknya pake jeruk asli, jadi kerasa seger...bukan jeruk kemasan atau ada tambahan sirupnya ya hihi. Sedangkan es teh manisnya juga seger pula. Tapi ini baru disruput dikit dulu. Soalnya kan mau mam yang tembem-tembem hihihi. Lalu berikutnya nasi, dan sopnya juga datang berbarengan. Mbul sih sebenernya lagi ga mam nasie hahahah...Tapi mam sop pipi tembemnya semangkuk juga udah kenyang. Alhamdulilah.
Sop pipi tembem di Sop Grogot Kaki Sapi Asli H. Rahmat ini unik ya. Kuahnya itu bening tapi begitu disruput langsung cespleng!!! Rasa rempahnya kuat sekali. Pedes-pedes nikmat uhammmmm... Kayak ada mericanya gitu. Terus isiannya itu potongan daging pipi yang tembem-tembem (jadi pegangin pipi ndiri hahahah), tomat, kentang rebus, daun bawang, dan emping goreng. Daging pipinya kenyal nikmat....uhhh. Terus dipadu sama kuah yang dikucrutin sambel dan acar timun juga rawit ijo alamaaak nikmatnya. Manteb...pedes-pedes nikmat. Tapi kalau suka manis kayak mbul jangan lupa kucrutin kecap juga ya. Mbul suka yang kuahnya manis gitu deh...makanya kecapnya agak banyakan. Terus lebih nikmat lagi jika dimam bareng kerupuk. Mana kerupuk putihnya renyah banget lagi, jadi double-double nikmatnya heheheh.
Untuk harganya sendiri sudah aku cantumkan di foto ya, silakan dizoom in zoom out sendiri. Tapi menurutku sih dengan harga segitu dan isian dagingnya banyak, udah sangat wort it lah ya. Mantabbbbb!!
"Sop Grogot Kaki Sapi Asli H. Rahmat"
Alamat : Jalan Duren Raya No. 4, Bogor
Jam buka : Setiap hari kecuali hari Jumat (jam 10.00-21.00 WIB)
Beli Pisang di Belakang Terminal Laladon
Usai menyusuri beberapa tempat, akhirnya udah jam-jam menuju pulang. Rencananya sih lewat Parung lagi. Tapi kena macet. Akhirnya di sekitar Terminal Laladon mandeg bentar buat beli buah-buahan. Aduuh liat pisang meuni ijo-ijo cantik jadi kepengen. Lalu pisang tanduk yang juga ga kalah panjangnya. Beli deh satu-satu. Pisang ambonnya beli yang mateng dan buat dimam hari itu juga kenanya Rp 25 ribu. Sedangkan pisang tanduknya separo (ga setandan). Kenanya Rp 50 ribu. Pisang tanduk emang mahal ya hwahahaa. Tapi enak sih bisa buat apa aja dengan pisang ini.
Di kedai buah ini sebenernya ga cuma jual pisang. Tapi ada pula bengkuang, talas, pepaya mengkal, dan ubi madu. Tapi Mbul cukup beli pisang aja hihihi.
Mampir Mie Ayam depan Indomaret
Usai beli pisang di Terminal Laladon, saatnya pulang. Lewatnya Mess Lanud Atang Sanjaya dan langsung disambut hujan deres banget... bressss !!!! Ampe sebagian jalan digenangi air kayak mau banjir. Belum sempat makan siang pula dan bingung mau mandeg dimana.
Ujan-ujan tuh sebenernya pengen bakso atau mie ayam. Tapi galau mulu mau mandrg di bakso dan mie ayam mana hahhahahah. Secara kadang nemu tapi lokasinya susah atau lagi rame. Kalau ga penjualnya ga ada. Jadi akhirnya bablas lagi. Sempet ketemu berentet warung makan Sunda....tapi...tapi tapi....sekali lagi hasratku tuh lagi pengen ngebacowww atau ngemie yayaaaaamm huahahhahah...Akhirnya terus melaju di tengah hujan yang masih deres, bahkan liwat jalan tikus dan perkampungan...daaaaan ga nemu-nemu tempat makan #kacian.
Sempet nemu warung bebek sambal mercon di daerah Parung, eh tapi kok rame banget. Lagi pengen mam di tempat syepi. Dan sebelahnya ada kede mie ayam. Sepi lagi. Cuma penjualnya nda ono...hihiho. Jadilah sekali lagi bablas terus padahal kayaknya mie ayamnya wenak. Hiks...
Akhirnya random aja nyobain mie ayam depan Indomaret yang aku ga tahu nama kedenya apa hahahaha....Tapi lumayan lah, walau mie ayamnya agak sangit-sangit dikit yang penting perut kenyang. Lumayan bisa buat ga mam sampe malem hihihi. Soalnya lumayan kenyang.
Beli Asinan Sayur Enak di Pondok Asinan Muncul
Setelah tuwuk, perjalanan dilanjut dan begitu memasuki perempatan Gunung Sindur mampir sejenak ke Asinan Gunung Sindur langganan. Nama aslinya Pondok Asinan Muncul. Lokasi persisnya di deket Prapatan Muncul.
Sebenernya ni kedai ga cuma jualan asinan. Tapi juga pempek dan makanan berat. Cuma emang terkenalnya asinan. Teman kantor PakSu yang namanya Pak Acing kebetulan rumahnya di Parung dekat Gunung Sindur dan bila ke kantor kadang suka bawain Asinan juga. Beliau di kantor katanya karyawan teladan sebab rumah jauh tapi paling rajin dan kalau berangkat sering pagi-pagi. Heheheh. Coba kalau mampir ke rumah Pak Acing, pasti disuguhin jamuan banyak banget karena beliau orang yang baik. Atau malah disuruh menginap sambil kulineran khas Parung.
Jadi di Asinan Gunung Sindur ini kami beli asinan sayur aja 2. Tadinya mau beli asinan buah juga, tapi karena masih musim lebaran dan liburan, belum sempet ngracik buahnya. Kalau sayur langsung diracikin cepet. Tapi sebenernya asinan sayurnya aku emang lebih suka sih. Sayurnya itu ada sawi asinnya, tauge, ketimun, wortel, kol, tahu kuning dan sambal kacang. Juga ada sambel encernya lagi yang dari cabe rawit. Enak deh. Tapi aku suka sambal kacangnya aja. Biasanya rawitnya ga pake. Uhmmm...rasanya seger-seger acem...enaaaagh! Oh ya satu lagi....paling enak tuh mam ini sambil remes-remes kerupuk kuning khasnya asinan loh. Kalau biasanya kerupuk kayak gini agak keras...nah di sini digorengnya renyah banget. Ampe kadang belum aku remesin ke asinannya udah kucemilin duluan. Abis rasanya enak. Bikin nagih. Harganya per porsi naik dari Rp 15 ribu jadi Rp 18 ribu.
Okey, segitu dulu ceritaku kali ini ya. See you on the next post ya. Dadaaaah!