Hallo Assalamualaikum Teman-Teman?
Selamat Hari Libur hehehe. Kali ini Mbul kembali dengan list Cerpen dan Dongeng Majalah Bobo yang aku suka Part kesekian. Aku cari majalahnya ngrandom, tapi pas nemu ternyata di dalamnya ada cerpen dan dongeng yang dulu saat kecil pernah aku baca tuh rasanya bahagia banget hihi. Lalu apa aja listnya. Ini dia...
Boneka Beludru Biru, Karya Benny Ramdhani, Majalah Bobo No. 15, XXVIII
Cerpen ini bercerita tentang Santi yang tak sengaja melemparkan boneka beludru biru milik Mamanya saat sedang ingin pipis. Dari situlah, Si Belang kucing Mpuss Meow peliharaannya langsung mencakar dan menggigitnya hingga koyak. Padahal Mamanya udah mewanti-wanti agar Santi jangan sekalipun mengeluarkan boneka tersebut dari lemari kaca. Mulanya Santi berpikir Mama cuma marah sebentar, ga taunya Mama sampai sedih sekali bahkan menitikkan air mata. Kira-kira ada misteri apa ya di balik boneka beludru biru Mama yang berupa boneka anak perempuan dengan rambut dikepang 2 ini? Jujur ini adalah cerpen Bobo yang paling aku cari-cari selama ini sampai kebawa ngimpi, saking aku terpesonanya dengan cara Kak Benny sang cerpenis saat membuat karakteristik boneka beludru birunya. Aku bahkan sampai ngecek Bobo di tahun manapun demi menemukan Cerpen Boneka Beludru Biru yang apik ceritanya ini. Dan setelah ketemu aku seneng banget!!! Uniknya lagi, saat cerpen ini dimuat di edisi ini, dia dibikin model buku lipat misteri lo. Jadi pembaca anak-anak bakal diajarin teka-teki membaca halaman cerpennya secara urut karena halamannya dibikin acak atas-bawah.
Pangeran dan Nona Clara, Karya Widya Suwarna, Majalah Bobo No. 41, XXV
Dongeng ini bercerita tentang Pangeran yang suatu pagi sedang berkuda bareng rombongannya sambil menyapa masyarakat. Nah, ia dikawal oleh Paman Matt, seorang prajurit setianya yang sudah berumur 60 tahun tapi belum married. Saat sedang pawai itu, tiba-tiba dari jendela sebuah rumah melayang sebuah benda berbentuk keranjang yang dijahit rapi dari kain satin. Ternyata nama penjahitnya adalah Nona Clara. Pangeran penasaran dong dengan Nona Clara ini. Ia lalu mengutus Paman Matt agar Nona Clara mau berkenalan dengannya. Tapi saat Paman Matt ke rumah Nona Clara, yang muncul adalah wanita berusia 60 tahun yang dikiranya asisten Nona Clara. Nah, saat menyampaikan maksud Pangeran lewat perantara Paman Matt, Perempuan berumur 60 tahun itu bilang Nona Clara tidak bersedia berkenalan dengan Pangeran.
Pangeran pun tak habis pikir bahkan masih mengutus Paman Matt keesokan harinya untuk membujuk Nona Clara. Pangeran juga mengancam Nona Clara kalau masih sombong juga. Tapi sekali lagi Nona Clara ga mau sama Pangeran. Nah, karena demikian adanya Pangeran akhirnya berseloroh ya udah deh coba Paman Matt aja yang ajak Nona Clara menikah, kan Paman Matt belum menikah. Jadi pas mengutarakan hal itu, katanya malah Nona Clara mau menikah dengan Paman Matt. Sampai sini tentu Pangeran heran kok Nona Claranya malah mau sama Paman Matt? Coba tebak Nona Clara ini siapa? Ya betul Nona Clara itu ya perempuan yang sudah berusia 60 tahun tapi belum married juga, jadi karena ia merasa lebih serasi dengan Paman Matt maka Nona Clara mau deh menikah dengan Paman Matt, hehehe. Di dongeng ini, aku suka banget ama ilustrasinya ^^
Tak Seperti yang Dibayangkan, Tia, Majalah Bobo No. 31, XVIII
Cerpen ini bercerita tentang Bea yang sudah betah tinggal di rumahnya walaupun rumahnya itu mungil. Tapi suatu kali ayahnya beli rumah baru lagi di pinggiran kota hingga ia dan keluarganya harus pindah. Tentu saja hal tersebut membuat Bea manyun karena ia udah terlanjur betah di sini kan? Makanya tiap kali diajak survey lokasi ma Ayahnya Bea ga ikut. Cuma Ade, adik lelakinya yang ikut dan setelah sampai rumah lagi Ade selalu cerita panjang lebar tentang calon rumah mereka. Mendengar cerita Ade, Bea lama-lama tertarik juga. Maka suatu kali ia mau diajak survey dan tercengang dong sebab apa yang selama ini dibayangkan ga sama dengan kenyataannya. Karena calon rumah baru mereka meski di pinggiran kota, tapi bagus, halamannya luas bahkan penuh taman bunga. Duh Bea jadi salting deh udah mikir yang ga ga hehehe...
Cara Tuhan Bekerja, Ny Widya Suwarna, Majalah Bobo No. 4, XXVI
Cerpen ini bercerita tentang Marta yang sepulang dari belajar kelompok mendapati keanehan di rumahnya. Rumah tampak sepi dan bahan persediaan makanan menipis. Mama pun tak ada. Ia melongok dari kawat nyamuk kamar Mama, ternyata beliau sedang berdoa. Usai melaksanakan aktivitasnya, Mama keluar dan Marta pun memberondongnya dengan banyak pertanyaan. Soalnya di kulkas cuma ada sebutir semangka dan sedikit bumbu dapur. Sementara di balik tudung saji cuma ada sepiring nasi, semangkuk sup, dan sepotong ikan. Pak dan Bu Budi yang menginap di rumah Marta karena menunggui anaknya Ardi yang dirawat di RS tak kelihatan batang hidungnya.
Padahal kata Mama nanti malam juga akan ada tamu yang menginap lagi yaitu 10 mahasiswa Semarang yang habis retret dari Pantai Anyer. Marta pun bingung tamunya akan dijamu apa. Belum usai kebingungan Marta, Tante Ima menelepon minta dikerokin soalnya suaminya sedang dinas ke luar kota 2 hari. Jadi Mama akan ke sana sebentar. Wah, waktu mengerjakan PR, tentu Marta hilang konsentrasi takut 10 mahasiswanya keburu datang dan di rumah belum ada makanan. Tapi Mama Marta santai saja. Ia selalu tahu bagaimana cara Tuhan bekerja yang sering di luar akal manusia. Kira-kira akan seperti apa ya endingnya? Cerpen ini sangat memorable di ingatan Mbul terutama karena banyak makanan yang disebutkan di sini. Apalagi ilustrasinya juga menarik. Aku sampai terbayang masakan yang dimasak Mama Marta di dalam wajan lho...Yummy!!
Raja Setia dan Permaisuri Jujur, Muwardi Santoso, Majalah Bobo No. 45, XXVII
Dongeng ini bercerita tentang Raja Bijaksana yang sedang gelisah karena putra mahkotanya Pangeran Setia belum punya calon istri. Padahal Pangeran Setia udah lulus sekolah keprajuritan dan ilmu pemerintahan namun tahta kerajaan belum bisa diturunkan lantaran Pangeran belum married. Akhirnya Pangeran minta ijin Raja Bijaksana buat mengembara sekalian mencari calon permaisurinya kelak. Ia akan ke desa-desa dan banyak berinteraksi dengan masyarakat untuk membantu nelayan yang kesusahan. Ia juga mendengar ada salah seorang warga desa yang bernama Nenek Randa yang memiliki beberapa orang cucu cantik. Makanya ia berniat menyamar sebagai pengembara dan menginap di rumah Nenek Randa. Agar tidak merepotkan, ia ikut urun beberapa bungkusan beras yang sudah diisi gabah, cabai, dan lauk pauk untuk dimakan bareng. Tak lupa ia memasukkan sebongkah emas di dalamnya. Nantinya ia akan mengetes satu diantara cucunya itu mana yang jujur maka ialah yang diperistrinya. Aku baca dongeng ini malah kemlecer ama nasi yang dimasak bareng lauk pauknya itu loh...hahah...ku malah bayangin nasi uduk.
Pak Burung Hantu, Endang Firdaus, Majalah Bobo No. 5 XXVIII
Dongeng ini bercerita tentang Pak Burung Hantu yang punya mata belo dan bulet, bisa memandang benda-benda kecil dari jarak jauh. Sayangnya ia juga punya kekurangan yaitu rabun dekat. Kalau ngliat benda di dekatnya malah nubruk. Seperti saat ia ga sengaja nubruk pohon hingga menyebabkan ia pingsan tak sadarkan diri. Walhasil, warga hutan pun berembug agar gimana caranya supaya Pak Burung Hantu atau Manuk Hugg ini ga rabun dekat lagi. Apakah dikasih kaca mata atau bagaimana. Ide ini diprakarsai oleh Pak Luwak sih. Habisnya ga lama setelah itu Pak Burung Hantu malah mengira bahwa batang pohon yang tergolek di atas tanah adalah Pak Luwak. Terang saja semua ketawa. Berarti kan mata Pak Burung Hantu udah harus segera ditulung pake kaca mata. Nona kelinci pun setuju. Warga hutan lainnya juga oke. Dan setelahnya Pak Burung Hantu bisa topcer lagi penglihatannya hihihi..
Rubah dan Kendi Susu, Diterjemahkan Natalia dari The Fox and the Jug Milk, Majalah Bobo No. 28 XXVII
Dongeng ini bercerita tentang Mikola seorang petani yang pekerja keras mengolah kebun jagungnya. Tiap pagi ia dibekali istrinya roti, keju, dan susu dalam kendi. Susunya sangat lezat, kental dan bergizi. Suatu hari Mikola lupa ga bawa bekal. Akhirnya istrinya menyusul ke ladang dan membawakannya bekal. Mikolapun berterima kasih pada istrinya yang perhatian lagi telaten.
Sayangnya dari kejauhan seekor rubah jantan gemuk sedang kelaparan dan melihat kendi susu itu dengan liur menetes. Ia pun menjilat bibirnya dan memasukkan kepalanya ke dalam kendi yang bulat itu, meneguknya sampai tandas. Celakanya karena rubah jantannya ndut, maka kepalanya itu terjepit dalam lubang kendi. Panik ga..panik ga...Tentu saja panik dong. Maka si rubah jantan ndut bilang supaya kendinya jangan bercanda. Nah, kira-kira kepalanya si fox atau rubah ini bisa keluar ga ya dari si kendi? Aku baca ini ngerasa lucu aja ama ilustrasinya hehehe..
Kura-Kura Emas, Panca Triwati, Majalah Bobo No. 34 XXIV
Dongeng ini bercerita tentang Kuku, seekor kura-kura jantan kecil yang hidup di sebuah danau yang memiliki tempurung emas. Dikarenakan berbeda dengan kawan-kawannya yang lain, Kuku ini kesepian. Ia tidak berani menampakkan diri karena takut orang lain cuma tertarik sama tempurung emasnya lalu membunuhnya. Padahal ia kura-kura yang bisa bicara kayak manusia lo. Suatu hari, saat cuaca buruk ia hanyut terbawa arus. Ga taunya ia ada di suatu tempat dimana ada suara seorang gadis yang sedang bingung mencari daun merah. Ia pun iba pada gadis yang ternyata bernama Aurora itu. Aurora sendiri kaget ternyata yang ngajak ngobrol adalah kura-kura kecil. Nah, akhirnya Aurora bercerita pada Kuku kalau ia sedang berguru pada seorang guru yang agak keras. Kerap ia dimarahin, padahal Aurora ingin menjadi tabib agar bisa mengobati penyakit banyak orang yang membutuhkan. Tapi kadang-kadang gurunya kasih syarat yang susah-susah. Termasuk memberikan sebuah tempurung emas.
Nah, melihat kesedihan Aurora, Kuku rela berkorban agar Aurora ambil saja, tempurungnya. Tapi Aurora ga mau dong, kan ia menyayangi Kuku karena sudah menemaninya mengobrol dan mau menjadi sahabatnya, mana mungkin ia mau mengambil tempurung emasnya. Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya ya? Aku suka banget ilustrasi dongeng ini. Gambarnya detail.
Sebuah Janji, L. Heni. S, Majalah Bobo No. 40, XXIV
Dongeng ini bercerita tentang Raja Igo yang punya putri semata wayang, bernama Putri Irena. Ia dan permaisuri sangat protektif terhadap Putri Irena karena ga mau Putri Irena kenapa-napa. Tapi suatu hari Putri Irena jatuh sakit. Tabib istana ga ada yang bisa nyembuhin. Sampai suatu hari datang seorang laki-laki yang beraroma sangat kuat datang ke istana bermaksud mau nyembuhin. Tapi karena agak aneh, maka pengawal istana pasang badan dulu buat menghalangi. Ia memberikan sebuah syarat yang harus dipenuhi laki-laki itu agar ga bisa berbuat aneh-aneh ke depannya. Dan kesepakatan pun deal. Laki-laki itu menyanggupi syarat dari si pengawal walaupun belum disebutkan syaratnya apa, yang penting ia bisa masuk dulu ke istana. Sebenernya raja agak gimana gitu sama laki-laki itu, sebab anak kecil saja ketakutan melihatnya... tapi asal Putri Irena sembuh apa boleh buat. Bener saja ga lama setelah diobatin, Putri Irena beneran sembuh. Tubuhnya yang dulu kurus perlahan mulai cantik dan berisi lagi seperti dulu.
Nah, saatnya laki-laki itu menagih janji. Ga taunya yang diminta malah Putri Irena. Duh!!! Apa yang terjadi selanjutnya ya? Raja tentu syock masa harus menyerahkan Putri Irena padanya.
Membantu Ibu Di Warung, Gonang Susatyo, Majalah Bobo No. 8, XXIII
Cerpen ini bercerita tentang Nita yang tiap hari rajin membantu ibunya Bu Mirah di warung yang dekat pondokan mahasiswa. Ia sering diminta membawakan es teh manis, nasi rames, nasi pecel, dan lainnya ke tamu-tamu. Saat pengunjung meminta Nita melap mejanya, Nita dengan telaten langsung melakukan.
Nita tak merasa lelah walau warungnya bikin keringetan karena tak ada kipas angin. Sebenarnya ibunya melarang Nita membantu. Tapi Nita kekeuh membantu karena kasihan ibunya sudah tua. Padahal Nita sedang demam. Setelah bantu-bantu itu Nita pun masih harus belajar, makanya ia sangu buku pelajaran dan PR-PR. Soalnya seminggu lagi Nita mau kenaikan kelas. Kira-kira Nita akan keteteran ga ya?
Peri Pasir, Majalah Bobo No.31 XVIII
Dongeng ini bercerita tentang pasir pantai yang dihuni 3 peri yang manis-manis. Mereka adalah Peri Beb Mbul, Perikitiw, dan Peritiwi ehhh...salah. Maksud Mbul 3 peri aja. Mereka bikin rumah di sebuah gua karang.
Tapi satu hari ada anak laki-laki yang nakal dan suka menariki rumput laut serta menimbun gua mereka dengan kerikil dan pecahan karang. Kira-kira peri pasirnya akan melakukan apa ya supaya anak laki-laki itu tidak nakal lagi? Suka ama ilustrasinya juga. Soalnya bagus...
Prasangka, Nursalam AR, Majalah Bobo No. 17 XX
Dongeng ini bercerita tentang anak kelinci yang sedang berjalan-jalan pagi dan sejenak menghirup udara di luar lubang bawah tanah tempat tinggalnya. Anak kelinci itu mencium mawar yang sedang mekar dan merasa senang karena baunya harum. Habis itu ortunya pamit mau pergi bentar cari makanan. Anak kelinci pun berjalan-jalan di sekitar lubangnya saja. Sampai kemudian ia ngantuk dan tertidur di atas batu besar.
Habis bangun dan membersihkan bulu-bulunya, anak kelinci itu loncat dong. Soalnya ia kaget ngeliat bayangannya di tanah. Karena masih kecil dan polos, maka ia ga tau bayangannya itu dikira suatu mahluk. Pas anak kelinci melakukan sesuatu, maka bayangannya pasti akan selalu mengikuti. Ih jadi insekyur ya diikuti mulu ...jadinya anak kelincinya takut. Ia berpikir apa ada yang salah dengan diriku? Kenapa kau mengikutiku terus? #pukpuk bocah kelinci. Ia pun lari karena ketakutan. Wah...kasian..? Apa yang terjadi selanjutnya ya?