Minggu, 17 Maret 2024

"Perempuan Penyunggi Pisang"



Ada pemandangan menarik tatkala kami tiba di Tirta Empul yang masih satu kawasan dengan tempat wisata Istana Tampaksiring Bali kala itu. Yaitu para perempuan penyunggi pisang yang berjalan hilir mudik menjajakan dagangannya di latar dekat penjual souvenir atau cindera mata. Para perempuan yang didominasi oleh ibu paruh baya ini menyunggi loyang berisikan beberapa pisang dengan gerak tetap luwes dan seimbang. Seorang diantaranya kami panggil karena kami tergerak hatinya untuk membeli sesisir buat perjalanan pulang di taxi saat akan menuju bandara nanti.




"Pisangnya ayu-ayu sekali Geg... Mari dipilih..." Ibu tersebut menurunkan loyang pisangnya dari atas kepala. Beliau segera memilihkan pisang yang ayu tadi yang sekiranya sudah kuning tapi belum terlalu ndalu. 

Pisang mas atau pisang susu ya? Aku lupa belum sempat tanya itu jenis pisang apa. Tapi pisang apapun jelas aku suka. Maka tak perlu waktu lama bagiku dan Tamas buat mengeluarkan beberapa puluh ribu ke si ibu agar segera dibungkuskan pisang sesisir. Kembaliannya ambil saja. Hitung-hitung rekeki.





























"Syukur..terima kasih. Selamat jalan-jalan ya Nak..." ucap ibu itu lagi dan kamipun melanjutkan perjalanan ke area wisata bagian dalam dimana sekeliling kami tampak sangat asri karena banyak dinaungi pohon-pohon rindang. Ada pohon buah mojo, pohon ringin, dan lainnya. Areanya memang agak menanjak karena memang sudah dataran tinggi sehingga terkesan adem karena banyak oksigen yang dihasilkan. Pemandangan kolam ikan koi juga tambah menyejukkan mata, sementara kami terus berjalan beriringan sambil bercanda, dimana kala itu aku merasa diriku tumben-tumbenan tampak manis dengan balutan kain Bali yang dililitkan pada bagian pinggang ^^

4 komentar:

  1. Kalau di Bali saya juga di panggil Jegeg..ga tau artinya 😁...di sana memang tradisi menjunjung di kepala itu udh jadi kebiasaan sehari"yg kita liat..jadi ga aneh lagi ya..apalgi kalau sedang ada upacara adat pasti banyak ketemu yg menjinjing swgalam macam bawaan di atas kepala

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba heni...mbul jadi ingat atlas saat sekolah dan liat pakaian adat bali, di situ kadang para wanita menjinjing buah buahan di atas kepala kan ya...☺😊

      Hapus
  2. Lama tak dengar perkataan 'ndalu'. Zaman kanak-kanak dulu selalu dengar arwah nenek sebut perkataan itu.
    Unik sungguh bawa pisang atas kepala. Pandai mereka seimbangkan berat sambil berjalan. Tak jatuh pula!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau padanan kata ndalu untuk pisang artinya yang sudah matang kak...jadi kalau pisang ndalu artinya pisang yang dah matang bangad...tapi kalau ndalu dalam artian lain bisa juga malam...misalnya kalau di bahasa jawa sugeng ndalu maka artinya selamat malam...gitu kak hehhehe

      Iya Kak, Mbul juga takjub, kok bisa nyunggi pisang yang kayaknya setundun itu berat...
      āļ…(^・ω・^āļ…)

      Hapus

I'm Mbul. Thanks for visiting here and dropping by. Your comments are always appreciated. Happy blogging āļ…(^・ω・^āļ…)