Kamis, 27 Juni 2024

Rute Olah Raga Pagiku Kali ini



Assalamualaikum wr wb...
Suasana pagi yang dingin di pedesaan. Pukul 05.10 WIB usai aku rampung melaksanakan sholat subuh, aku bermaksud mengganti pakaian dengan mengenakan kaos olahraga. Aku berniat jalan pagi sebentar kira-kira 45 menit ke arah kali belakang rumah mengikuti jalan setapak dan sekolahku en Tamas dulu, karena Beliau dulu adalah Kakak Kelasku. Meski langit masih petang, dan semburat warna keoren-orenan belum nampak, tapi aku semangat berjalan pagi karena yang kutahu sekarang desaku kini berubah jadi bersih setelah beberapa ruas di dekat irigasi sudah semakin diperhalus. 












Tapi sebelum benar-benar membuka pagar, aku bermaksud melaksanakan pemanasan dulu supaya nanti pada saat akan olahraga badan kerasa lebih enakeun. Aku memutar-mutar kepalaku, kedua lengan, kedua bahu, pergelangan tangan, dan juga pinggang. Aku juga mengangkat kaki beberapa kali, memutar kaki, dan juga melompat-lompat. 

Setelah kurasa gerakan pemanasanku cukup, aku langsung bergegas menuju luar. Aku berjalan menyusuri setapakan desa biarpun langit masih terlihat gelap. Kulewati kebun pisang di samping rumah yang merupakan yang daunnya tampak mengawe-awe karena hembusan angin. Sesekali burung pagi mulai memperdengarkan ceriap merdunya dari arah pohon-pohon tinggi sampai kemudian sampailah aku di deretan tanaman ganyong. Aku sempat pula bertemu dengan seekor kucing kampung yang bulunya tampak putih hitam bersih yang sedang ndekam di pinggir setapakan. Kucingnya agak getap tapi sempat kufoto walau ga banyak karena dia langsung masuk ke semak-semak. 







Selanjutnya aku melewati beberapa rumah warga yang dulunya saat aku masih kecil yang empunya adalah kawanan Simbah-Simbah. Kata ibu Simbahnya dah pada ga ada. Jadi yang kemudian menempati rumahnya adalah anak dan cucunya. Setelah itu aku sampai di kali tempat biasa dulu diajak memancing Bapak sepulang dari sekolah. Kuperhatikan suasana sekitar kali sekarang tampak lebih bersih dan tertata. Ini karena setapakannya sudah dilepoh. Sedangkan dulu agak becek jika musim hujan karena jalannya masih full tanah. Pinggiran kali yang sekarang juga tetap hijau dan rimbun lho karena ditanami dengan berbagai macam kembangan, tumbuhan lumbu, tapak dara, kenikir, dan lain-lain. Baru seberangnya lagi adalah sawah.

Aku pun berjalan terus sampai kemudian di hadapanku berupa tanjakan atau istilah jawanya brug. Dari situ ada pertigaan yang kalau ke arah utara akan ada kelokan dikit yang menuju ke arah sekolahku dan Tamas. Tapi kali ini aku bermaksud untuk jalan pagi (dan mungkin juga jogging) hanya sampai jalan sebelum sekolah. Kebanyakan mengikuti jalanan alus di sisi pinggir irigasinya. 













Langit kemudian perlahan berubah menjadi keunguan dan merah jambu hingga sampailah pada semburat keoren-orenan bersamaan dengan matahari yang mulai muncul, sementara di bawahnya sawah padi dan palawija masih basah karena sisa embun. Kabut turun tipis-tipis walau jarak pandang tidak begitu terhalang olehnya. Beberapa kali aku sempat bersisihan dengan para pengendara sepeda onthel yang dikendarai oleh penjaja sayur yang hendak kulakan ke pasar desa untuk selanjutnya akan mereka iderkan dengan sepeda masing-masing yang pada boncengannya diberi ayaman keranjang untuk tempat sayur dan lauk yang akan dijual. Aku juga bersisihan dengan beberapa pengendara sepeda motor lainnya yang hendak berangkat kerja pagi-pagi atau beraktivitas mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah. Belum terlalu ramai. Masih cukup sepi, tapi lumayan suasana yang tenang seperti ini sangat enak buat berolahraga.

Saat kurasa cukup untuk jalan santai, kini saatnya untuk menaikkan ritme kecepatan. Pertama, aku mulai ambil start dari jalan di pinggir irigasi terlebih dulu. Nanti aku jogging sampai brug pertigaan yang mau ke arah sekolah. Aku akan jalan ke sana cuma sampai rumah yang dulunya terkenal dengan kandang kudanya. Saat masih sekolah dulu, dan pulang pergi naik sepeda, aku selalu melewati rumah itu dengan perasaan was-was. Itu karena pemilik rumahnya mempunyai kereta kuda/dukar/ delman yang kadang pada saat aku lewat, kudanya pun sedang hendak ditambatkan pada delmannya. Jadi harus bersisihan dengan kuda, hahaha... Nah, tapi karena masih pagi betul, maka aku tak sempat melihat apakah sekarang  kudanya masih ada atau ga. Karena aku langsung balik arah lagi meneruskan rute joggingku ke arah brug lagi lanjut ke utara kira-kiranya mentok sampai patokan pohon albasiah.




































Nah, kali ini aku sempat berpapasan dengan beberapa orang yang sedang berlari pagi juga, 3 orang Bapak-Bapak, seorang Ibu-Ibu paruh baya, juga Mas-Mas yang ketika pethukan denganku semua saling menyapa dengan ramah walaupun tidak saling kenal, namanya hidup di desa, memang orangnya ramah tamah. Pethukan di jalan ya ngangguk, senyum. Habis itu aku balik lagi ke arah selatan melewati kali kecil dekat irigasi dimana saat aku masih SD dulu aku sering mandi atau ciblon di sana hahaha. Aku ciblon masih pakai nana dan kaos dalam sih, itu juga sambil cari udang di pinggiran kalinya kalau ga nyeser iwak bethik atau kathing, yang setelahnya langsung dimasak bareng-bareng pake tungku dadakan dan kayu bakar wkwkkw. Entah deh sekarang masih sering digunakan untuk adus anak-anak desa sepertiku dulu atau ga. Tapi kini aku gantian melewati jalan halus lagi ke arah sisi barat. Di sana juga suasananya sangat bersih malah banyak kembangan juga. Ada kembang telang yang sedang dihinggapi kumbang, kembang kertas tumpuk, kembang mawar, dandelion, dan lainnya. Habis itu ke barat sampai pol, baru balik lagi arah pulang.

































Di luar olah raga jalan santai dan jogging, di rumah aku juga senang workout sendiri tanpa alat (tentunya ketika A dan J masih bubuk pules dan ada Kakungnya di rumah (Tamas lagi di Mekkah red). Aku latihan fisik gini biar paling ga badan tetep sehat, enteng dan menjaga perut agar tetap rata. Aku juga mulai menata pola makanku. Belom 100 persen diet ekstrim sih. Tapi udah mulai bikin menu yang mostly rebusan semua  gegegekk. Atau kalaupun panggang ga pake minyak. Panggangnya pake teflon aja sama sekali ga pake bumbu, gula maupun garam wkwkwk. Aku bikin menu ini karena ngancanin ibuku aja yang emang pola makannya berubah sejak beberapa tahun terakhir. Kalau Bapak masih kayak biasa cuma menghindari yang keras-keras, jadi dalam sehari aku bisa masak requestan banyak orang untuk serumah hahaha. Dan biar paling ga ibu ada temennya makan rebus-rebusan, jadi aku temenin ibu deh, hahahah. 

Cuma pas masuk 1 Dzulhijah, aku ada puasa dari tanggal 1-insyaAlloh terus sebelum Idul Adha, itupun kalau ga ketemu datang bulan, jadi pas bukanya aku bikin menunya sangat simpel. Mostly rebusan. Tamas aja salut saat ditinggal di Mekkah, makanku ngancanin menu dietnya ibu jadinya serba rebus-rebusan dan gampil banget masaknya hahaha...Cuma ntar kalau Tamas pulang ya, kalau diajakin kulineran masih tetep maoook. Ga yang ekstrem banget aku yang penting maem sehatnya kan kontinyu.



















Oiya, menu-menu buka puasanya apa aja. Aku ada maem telur rebus, brokoli rebus, tahu panggang tanpa minyak untuk puasa tanggal 1 Dhulhijahnya. Itu tanpa nasi ya. Atau ga pake karbo. Keesokan harinya maem telur rebus, kacang kapri rebus, timun, sama suring rebus. Nextnya telor rebus, timun, kangkung rebus, dan edamame. Next day telur rebus, pepes tahu jamur, toge rebus, dan kangkung rebus. Buka puasa di hari berikutnya telur rebus, tahu coklat rebus, pokcoy rebus dan suring rebus. Walaupun sempet ada punjungan atau kenduren tapi yang dahar itu Bapak, A, dan J. Kalau aku sama ibu tetep rebus-rebusan hahahha. Oiya, punjungannya itu padahal enak-enak lho. Ada mie goreng jawa, brongkos, sambal goreng kentang, tempe bacem, telur rebus, dan rendang sapi. Tapi aku ga ngicip sih hihihi. Abis itu menu buka keesokan harinya ada tongkol panggang tanpa minyak, suring rebus, telur rebus, dan timun. Next, dada ayam panggang tanpa minyak, brokoli, telur rebus, lalu keesokan harinya lagi daging sapi panggang tanpa minyak,telur rebus, dan timun.




2 komentar:

Fanny Nila (dcatqueen.com) mengatakan...

salut nit... aku kalo rebusan gitu msh mau sih, tp hrs ada sambel terasi hahahahah. baru ketelen... kalo makan gitu doang kayaknya belum deh.

viewnya cakeeep banget, dari masih gelap sampe terang gitu yaaa... tapi aku kurang berani kalo jalan sendirian, walopun mungkin itu daerah kampung sendiri yaa hihihihi, memang penakut akutuh ;p. . jadi kalo mau jogging gni, hrs ada temennya dulu.

Mbul Kecil mengatakan...

Hihihi...iya mbak fanny...aku juga lebih nafsu kalau maemnya pake sambel terasi. Kalau telor rebus kadang takmaem bareng mayumi yang pedes gitu biar ada sedikit rasa gurihnya hahahahha... Tapi gegara sering maem rebus rebusan gini jadi keterusan. Awalnya aku nemenin Ibuku yang sedang sakit dan habis operasi jadi ada pantangan makan tertentu. Jadi tau tau malah kebiasaaan ...akhirnya sering maem rebus rebusan juga aku hahahhahah...Cuma emang ga ekstrem amat sih dietnya...paling ga maem ginian bikin badan jadi enteng (walau pada kenyataannya tetep aja montok atau demplon juga sih tiyep kali ngaca ahhahahha)

Iya Mbak Fanny, takberani-beraniin aja jogging oagi sendirian...emang awalnya tatud...mbok mbok ada kepethuk pemuda kampung teler kan. Tapi alhamdulilah desaku aman aja...paling kalau di jalan ketemu pak tani yang mau siap siap ke sawah aja hihi

Posting Komentar

I'm Mbul. Thanks for visiting here and dropping by. Your comments are always appreciated. Happy blogging ฅ(^・ω・^ฅ)