Jumat, 14 Agustus 2015

Sejumput Kenangan di Kota Padang



Tepat 1 bulan sebelum pindah divisi, aku diberi kenang-kenangan manis sekaligus menyesakkan oleh Bos. Kenapa manis? Karena ini terakhir kalinya aku bisa terbang gratis dibiayai kantor. Nyeseknya? Karena eh karena ini bukan jalan-jalan men !! Ini tugas. Dan itu artinya aku harus jauhan ama suami sekitar 4 hari terhitung mulai 11-14 Desember 2014. Hmmm...4 hari itu lama banget bagiku yang tak kuat LDR # Pasang tampang cemberut habis dapat surat tugas. Ga jauh-jauh banget sih, cuma nyebrang ke Pulau Sumatera *hanya untuk ngejer Dirut Mandiri, Pak Budi Gunadi Sadikin, terkait penulisan artikel tentang Agenda CEO 2015. 




"Bisa ya neng, gw konfirmasi ke panitianya nih kalo lo yang dateng?" Suara sekred sudah setengah memohon supaya aku bilang ya di suatu sore yang bisa dikatakan udah lewat magrib itu. Ya kira-kira jam 7-an, pas banget waktu aku nongkrongin pantat di kasur setelah berjibaku dengan KRL jurusan Duri Tangerang.

Aku diam sejenak. 

"Pak Boss sih bilang, bisa ga bisa lo kudu tetep jalan," ulang Sekred dengan suara pelan. Oke, sebagai anak buah yang taat pada peraturan, surat tugas diterima dengan lapang dada.

Tak lama setelah mengambil keputusan itu, aku sesegera mungkin memberi kabar ke suami. Suami bilang ga pa pa ntar dianter jemput di bandara.





Kelar dapat kantong restu, akupun kontak-kontakan ama corseknya Mandiri. Confirmasi gitu kalo aku yang bakalan dateng. "Oke sip. Ditunggu ya kabar baik selanjutnya," ujar mas-mas panitianya ramah.

Seminggu kemudian, tibalah hari yang dinanti. Kamis tanggal 11 Desember 2014 aku uda melek pagi-pagi. Suami juga ikutan bangun karena niat nganterin sampe bandara. Sebelumnya, di rumah terjadi drama. Semacam aku tiba-tiba males pergi. "Engga mau. Tar di sana garing ga ada tamas," rajukku.

"Ayoookk yang semangat!!!! Kan bisa jadi tambah kangen ntarnya. Udah ayo siap-siap," katanya memotivasi.

Dengan langkah malas akupun beranjak dari tidurku. Siap-siap. Mandi bebek. Dan cek barang biar ga ada yang ketinggal satupun. Yang terpenting adalah HP, kamera, recorder, tab, ama charger. Semua uda masuk tas ransel. Oke deh kami cus ke bandara.




Sampe sana, kami kepagian. Kutelpon panitianya, ternyata rombongan baru jalan dari Jakarta. Yawes, aku dan tamas memutuskan untuk sarapan dulu. Kita ke KFC, pesen makan ini itu. Ngelihat tampangku yang kurang bersemangat, ia menyodorkan es krim Sunday ke arahku. Hmmm......cukup mendinginkan otakku yang lagi ga konsen ini. "Ntar mau beli donat yank, buat bekel di jalan. Sapa tau kelaperan...."
"Iya iya, buleh, buleh," katanya.

Kitapun bercanda cukup lama, sampe akhirnya telpon berdering. Rombongan panitia udah tiba. Aku disuruh check in dan masuk ke Lounge. Wahhhh...uda tiba saatnya nih. Duhh jangan mewek dong Mbull. Digamit oleh tamas, kitapun menuju ke si empunya hajat dan kenalan di tempat.

"Oh suaminya ya.. Heheh...kirain belum nikah," ujar mas-mas panitia tersebut ramah.

"Iya nih. Oya btw Pak Budinya ikut ga mas?" tanyaku basa-basi.

"Nah itu dia Mbul, sayang banget tadi kamu ga ikutan kumpul ya, padahal beliau tadi sempet kasi pelepasan gitu di Mandirinya," si masnya menyayangkan.

JYAAAAAHHH LANTAS APA ARTINYA DONG GW BELA-BELAIN KE BUKITTINGGI NTAR NYA????
Kecewaa hati ini kecewa baaang...

Oke, setelah basa-basi dikit akhirnya waktu habis. Kukecup tangan suami dan ijin berangkat. Dalam hatiku, Ya Alloh percepatlah tanggalnya jadi tanggal 14, biar bisa pulang dan ketemu tamas lagi. Aminnn.

Kujinjing kresek berisi donat dan es krim Sunday yang belum habis tadi  dan mengikuti si mas panitianya menuju Lounge tempat yang lain berkumpul. Huuufft. Bentar lagi ketemu wartawan media lain nih. Duh pada sombong-sombong ga yah. Moga-moga tar ga garing. Hmmmm.... (pikiran terus berkecamuk)





Di Lounge uda banyak orang. Buseeett.. Udin pada senior ciing. Aku mah apa atuh?? Cuma anak bawang kemarin sore yang kejebak situasi musti kongkow 4 hari dengan para sesepuh ini. Hmmm sambil mojok, aku pun lanjut ngemil Sundayku yang telah mencair. Masih lama lagi terbangnya. Kupikir cuma berapa menit. Ealah ternyata masih nunggu beberapa wartawan yang telat dan ketinggalan ampe jam 11-an.

Makin siang yang dateng makin banyak. Cari kenalan aja ah. Siapa tahu ntar bisa dijadiin teman ngobrol. Dari situ aku gabung ke gerombolan anak muda yang lagi asyik sarapan.

"Prb dari Okezone."

"Rm dari Viva.co.id,"

"Eh ada yang mau Pocky ga? Haloo..aku Mg dari Kontan."

"Rzk, Bisnis Indonesia." 

Juga ada 2 cewek berjilbab yang lengket banget kayak perangko hingga aku yakin ni anak 2 kalo dipisahin bakal protes.

"R, Sindo News."

"Y, Investor Daily."

Meski akhirnya takdir berkata lain. Nantinya si R bakal dipasangkan denganku di kamar yang sama. Sedang Y dengan si Mg. Terus muncul cewek tomboy yang bener-bener dari ujung kepala sampe ujung kaki ngebass parah.

"G, Jakarta Post."

Yeeeayy, akhirnya punya kenalan juga. Meski akrabnya cuma sama yang agak sepantaran aja sih. Kalo yang bapak-bapak atau ibu-ibunya masih agak pekewuh.

Yang paling asyik tu Mg. Karena masih baru, jadinya mungkin lebih sopan dan menyenangkan kali ya buat dijadikan kawan.

Oke jam terbangpun tiba. Semua masuk pesawat dengan lengkap. Aku duduk di deretan nomor awal. Deket jendela lagi. Ayeee!! Lalu di sebelahku ada mbak-mbak yang kayaknya udah jadi wartawan super senior. Hehehhe..pas kenalan tadi dia nggak bilang dari mana. Aku korek-korek terus, malah dijawabnya : saya cuma satpam kok mbak. Haaaaaa....

"Ga percaya ah, mbak dari Mandirinya ya?" cecarku penuh selidik.

"Mana mungkin dekil begini orang Mandiri,hehehhe," diapun terkekeh.

Hmmmmm

"Enggak kok, P dari Kompas.com," ujarnya kemudian.

Oh wowww...

Jadi minder aku.

Beberapa menit kemudian...ada rombongan masuk. Itu penumpang lain sih. Seorang bapak yang membawa nenek-nenek dengan agak tergopoh. Kami semua langsung tertuju padanya. Kemudian beberapa pramugari datang membantu. Si bapak berbisik. "Boleh ga saya tukar tempat duduk biar deket ibu saya. Soalnya ibu saya lagi sakit," pinta bapak tadi.

Akhirnya Mba P berinisiatif mempersilahkan bapak tersebut bertukar tempat dengannya.

Formasinya jadi aku, bapak itu, lalu si nenek. WAAHHH BAIKLAH. Moga-moga aku ga bengong aja di perjalanan.

Pas pesawat ancang-ancang naik, aku pegangan bangku kenceng-kenceng. KATROK kan??? Udah lama soalnya ga naik pesawat. Terus buat ngisi waktu akupun ngambil majalah di depanku. Majalah Internal Garuda. Kubolak-balik terus sampe apal gambar-gambarnya, ehhh mataku tiba-tiba menangkap sesuatu. Dari satu judul artikel kutemukan nama salah seorang rekanku yang dulu jadi reporter juga di kantor. Dia nerjemahin artikel bahasa Inggris pula. Gila nih anakkk... Hebattt.. Kubaca sampe habis dan berulang-ulang. Duh besok bakal kuledek dia. Ternyata uda sukses kelar jadi alumni kantor. Hehehh.

Lalu jam makanpun tiba. Klutak-klutik klutak-klutik si nenek sebelah berusaha makan. Lalu si bapak yang merupakan anaknya pun segera membantu. Dia menyuapi ibunya dengan telaten. Wohhh sweet banget ya. Terus nenek tersebut tiba-tiba pengen ambil permen lagi. Akhirnya pramugaripun datang. Dan diambillah permen-permen tersebut dalam genggaman.

"Adek sendirian aja?" Tiba-tiba Bapak itu bertanya padaku.

WOW Aku kaget setengah mati. Dipanggil adek soalnya...

"Oh nggak Pak ikut rombongan Bank Mandiri," jawabku.

"Oh, ikut rombongan Ma," Bapak itu meneruskan jawabanku ke nenek tadi.

"Mau kemana emang?"

"Bukittinggi Pak."

"Bukittinggi Mah, orang Mandiri." lagi-lagi jawabanku diteruskan.

Dari situ aku yakin nenek itu pasti pengen ngobrol sama aku karena nganggep aku cucunya. OH YEAH....

"Bukan Mandiri sih Pak, kami cuma jurnalis yang ikut seminar dari Bank Mandiri," ralatku.

"Oooohhh...jurnalis Mah. Dulu sekolah dimana?"

"di PTN ini Pak, hehhehe."

"Ah, keponakan saya juga ada yang sekolah di PTN ini tapi lupa jurusannya apa."

"OOOOOO..."

"Bapak sendiri mau kemana?" tanyaku balik.

"Mau pulang kampung ke Padang. Kebetulan ibu sakit jadi pengen pulang. Kemarin di Tangerang baru berobat. Memang adek darimana?"

"Dari sini Pak, la Bapak?"

"Sama. Saya kerja di GMF. Dulu sering banget ke Padang karena acara kantor. Nginepnya di Hotel paling bagus di Bukit Tinggi. Nanti Adek nginep dimana?"

"Di Grand Rocky Hotel Pak."

"Oh Bagus itu, dingin. Kayak di puncak. Pokoknya banyak pemandangan indahnya di sana."

"Ahhh asyiik dong ya...."

Akhirnya kami ngobrol ngalor ngidul tidak jelas sampe akhirnya pesawat mendarat di Bandara Minangkabau. Setelah dapat instruksi aman untuk turun, akupun pamitan pada bapak dan nenek tadi.

"Hati-hati ya dek. Mari-mari," ujarnya ramah.

Daaaaannnn udara Sumatera pun kuhirup dalam-dalam. Panas. Kota ini ternyata cukup panas. Peluhku bercucuran sambil menunggu bis jemputan untuk segera tour ke tujuan selanjutnya. Aku tak tahu kalau setelah ini kami bakal keliling-keliling ke negeri yang sangat indah, bak lembah dan ngarai perawan yang belum tersentuh orang.

Bispun tiba. Ada 4 biji. Aku pilih yang paling depan. Secara biar cepat sampai gitu loh. Aku duduk di depan pak kusir yang siap bekerja. Ooops, maksudnya di depan Pak Sopir biar ga mabok gitu loh. Dan setelah semua masuk, terdengar suara cempreng uda-uda yang ternyata ditunjuk sebagai guide jalan. Sepanjang jalan, beliau bercerita panjang lebar ketika melewati tempat tertentu atau ikon-ikon penting Kota Padang.

"Ada yang tahu ga kenapa nama-nama orang Padang seperti nama orang Barat?"

"Siapa yang bisa mengulangi nama saya dengan tepat, nanti saya kasih hadiah," ujarnya...

Dan diapun menyebutkan namanya yang sangat panjang, yang aku sendiri lupa, sehingga akhirnya tidak ada yang bisa menjawab tantangannya.

"Dulu pernah ada rombongan yang saya bawa juga ke Padang, dia bisa nyebutkan nama saya kembali dengan benar, karena sebelumnya sudah direkam, hahahhahah." 

HENING.

Perjalanan yang ditempuh cukup panjang. Sempat pula kami mampir untuk makan siang, namun harus segera dilanjut mengingat agenda pertama adalah menyusuri Danau Maninjau yang jaraknya cukup jauh. Kami harus melalui jalanan yang berkilo-kilo jauhnya, yang terbelah oleh hutan belantara. Kota Padang Panjang dan Padang Pariaman. Sungguh itu masih jauh dengan lokasi Danau Maninjau. 

Namun karena pemandangan yang sangat asri, kamipun terbuai dan melupakan letihnya raga. SUERRR ini tempat kayak surga. Bener-bener surganya Indonesia. Hamparan padi menguning, rumah-rumah warga yang tampak elok dihiasi bunga-bunga dan halaman yang penuh dengan sayur. Lalu makin naik ke tanjakan, makin beragam pula aneka bebungaan yang menjadikan indah sisi kanan dan kiri jalan. Merah jambu, kuning, oranye...Juga sayur khas pegunungan seperti labu yang menjuntai-juntai, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.

"Di sini juga sedang musim manggis. Coba saudara sekalian tengok kanan kiri jalan, di situ ada pohon manggis yang sedang berbuah lebat-lebatnya. Kalau-kalau ada yang belum pernah tengok pohon manggis," ujar uda guide tadi panjang lebar.

Well, makin ke atas, makin turun suhunya. Makin dinginn boookkk. Kami udah mulai melintasi pegunungan. Dan jalanan mengular. Muter-muter kayak gasingan. Tiba-tiba Mbak P yang sedari tadi memimpin banyolan dalam rombongan kasi tahu pak sopir kalau ada sesuatu yang janggal di depan sana. "Pak-Pak coba lihat motor yang di depan. Itu ada tali panjang banget nggak keiket. Bisa ga kita nyetop dia buat ngasi tahu. Takutnya masuk ke ban. Soalnya saya pernah ngelihat dengan mata kepala sendiri orang jatuh karena kesrimpet," pintanya.

Sang sopir tak berdaya. Soalnya itu motor larinya kenceng juga. Dalam keadaan hujan lagi. Kan berembun. Jadi kaca bis agak bureman. 

"Bisa ga pak itu diperingatin. Seriyus. Bahaya," pintanya lagi.

"Kita coba ya," ujar Uda Guide yang berdiri di depan jendela paling depan.

Pas uda mau menjangkau itu bapak pengendara motor, OOOHH tiba-tiba dia makin kencengin gasnya. Yah ya sudahlah, mudah-mudahan dia nggak kenapa-kenapa dengan talinya.

Akupun lelah. Lalu menelan cairan asin pertanda mau muntah. Tidaaakkkkk...

Ciiiittt..Bis berdecit. Salah jalan bray....Ahelaaahh. Kemana bis yang lain? Sopirpun bisik-bisik buat nerobos jalur lain supaya cepat sampe ke Maninjau. Ya ampun. Terserah deh, gue udah pingin muntah.

Nah, akhirnya didapatlah jalur yang benar. Kami kembali meluncur dengan brutanya mengejar sunset Maninjau yang sebentar lagi tiba.

Tepat pukul 18.00 WIB...kami sampai juga. LETIH.... LESU. MABOK DARAT. LENGKAP SUDAH.

Akupun ngacir pipis saking nggak tahannya. Dan antri. Lama buanget. Mungkin di dalem ada yang mandi. Kelar buang hajat, OMG, keletihanku kebayar sudah dengan pemandangan yang Maha Agung indahnya. Eksotisme Maninjau di sore hari.




Meski mulai menggelap, kami tetap antusias. Kami berhamburan dan menyambut kudapan hangat yang telah disiapkan panitia. Ada kolak labu dan pisang, kacang juga jagung rebus. Fuuuh...fuhhh...asap yang masih mengepul ini memberiku sedikit kehangatan di tengah suhu 12 derajat celcius. Brrrrbbb.

Sayangnya aku ga sempet foto bagus karena ketutup magrib. Dan danaunya enggak kelihatan jelas.

Setelah sekian jam nongkrong dan sholat di sekitar danau, kamipun berinisiatif cabut menuju hotel. Habisnya uda nggak tahan. Pengen bebersih. Uda lengket sana-sini. hahahhaa...Dan di bispun aku ngga tau apa yang terjadi lagi, soalnya aku tidur. Ngantuk berat, sampe akhirnya tiba di Grand Rocky Hotel.

Waktu pembagian kamar, seperti yang kuceritakan di awal, akhirnya aku harus memutus keinginan 2 sejoli yang rekat bagai lem, R dan Y. Karena aku diundinya dapat jatah sama R. Sedang Y sama Mg. Hehehe...Ga pa pa lah ya? Sama siapapun, yang penting banyak kenalan, banyak teman. Setelah beres penentuan rekan kamar, kami tumbang di kamar masing-masing.

Hari kedua, dihabiskan untuk seminar dari bank Mandiri yang sebelumnya dibuka dengan gathering jurnalistik oleh Pemred Tempo. Ternyata beliaunya masih muda. Dan ngebawain acaranya dengan cara ngebanyol sehingga yang tadinya suasana cukup kaku, kini jadi cair. Banyak pewarta daerah yang akhirnya welfie bareng tanpa sungkan. Aku?? Aku mah ga enaken. Takut dibilang norak. Hahahha...Setelah itu barulah petinggi-petinggi Mandiri memberikan materi bergantian. Duh, yang ini mulai pada serius nih. Meski kadang kantuk hinggap membayang.





Kelar magrib, kami diajak dinner di suatu tempat yang lumayan jauh dari hotel. Aku lupa tempatnya apa, yang jelas di tempat itu ada banyak foto politisi yang namanya akhir-akhir ini banyak menghiasi layar kaca. Ya, tanpa melihat kiprahnya di dunia politik yang cukup bikin panas pemberitaan, tempat yang dikelolanya cukup bagus. Banyak benda sejarah yang dikoleksinya hingga tempat itu lebih layak kusebut sebagai museum. Ada wayang-wayang, pakaian adat minang, lukisan, dan alat-alat musik.

Setelah cukup lama mengamati perbendaan di dalam ruangan, kamipun naik ke lantai atas. Di sana sudah berjajar hidangan prasmanan yang kesemuanya all you can eat. Sebelum makan, kami disuguhkan pertunjukan tari piring yang dibawakan oleh beberapa pemuda-pemudi Minang. Wow..melihat tarian itu di kota asalnya, aku cukup tercengang, ternyata ada adegan pecah piring dan kemudian itu piring diinjak-injak pake kaki telanjang. TANPA ADA GORES LUKA SATUPUN. AJAIBB!!

Setelah itu kami makan sambil ngobrol dan pembentukan tim buat acara Amazing Race keesokan harinya. Sang Ketua Reguku dari Bank Mandiri. Doi antusias banget dan langsung kumpulin anggotanya pake group whatsap dadakan. Jadi dalam kurun beberapa menit saja, semua sudah berkumpul. "Pokoknya besok kita harus menang!" ujarnya berapi-api.





Bukan itu aja, acara masih berlanjut dengan makan sate Padang, belah duren, dan terbangin lampion malem-malem. Sungguh padat bukan? Pas mau makan sate padang, uantrenya pol-polan. Mungkin karena ujan dan dingin, jadi pengen yang panas-panas. Lalu tiba-tiba panitia bilang jangan pada bubar dulu. Setelah ini bakal ada permainan seru khas Padang. Tebak-tebakan angka. Jadi ngejajarin 5 baris angka, sesuai apa engga ama kombinasi acak angka yang uda dibagiin dalam kertas masing-masing. Sambil diiringi dangdut dan lagu daerah, tebak-tebakan berlangsung sampe malem. Kalo uda ada yang cocok berarti dapat hadiah. Fuhh rupanya keberuntungan belum berpihak padaku.

Terus dilanjut makan duren. Sayangnya yang manis cuma yang pertama doang, duren ke-2, ke-3, ke-4, dst hambar. Lalu ritual tulis doa dalam lampion dan diterbangkan ke atas. Sebelum diterbangkan, kami wajib menuliskan harapan-harapan kami di tahun-tahun mendatang. Aku cuma nulis, dimudahkan rejeki yang halal, diberikan kesehatan dan panjang umur. Simpel. Sedangkan yang lain??? Wwwkkk. Pada antusias parah. Sempat aku ngelirik ada staff dari Mandiri yang nulisin mimpinya buat dimutasi ke Kuala Lumpur. Hahahaha...Duh pada sesi ini kelihatan banget pada kayak anak-anak semua. Sukses mumbulin itu lampion ke udara, eh minta ulang bikin lagi. Hahahha...ga tau apa ini uda hampir jam 24.00 WIB????








Akhirnya menjelang jam 1-an, kita pulang. Bobok time !!! Sebelumnya uda ada woro-woro dari ketua regu Amazing Race buat bangun pagi-pagi besokannya. 

"Jangan sampe telat ya !!!" ujar ketuaku sedikit judes.

"Hmmm...iya iya...." ujar kami para anak buahnya ogah-ogahan.

Hari ke-3 pun tiba. Ini adalah hari terseru dari sekian hari yang harus kami lewati. Pasalnya kami mau Amazing Race. Kayak acara yang ada di Trans TV itu loh yang diadakan tiap hari Sabtu. Nah, jadi di reguku itu terdiri dari 6 orang. Yang kesemuanya sangat antusias ngikutin petunjuk yang ada buat menangin games. Maklumlah ketua regu kami kan orang bank. Jadi terbiasa dengan target. Hahahahha....

Pagi-pagi kami kumpul di lobi hotel. Dapat buku petunjuk berisi petunjuk yang sebenarnya berisikan tempat-tempat yang musti kami datangi lalu kami jadikan latar belakang welfie bareng-bareng. Yup soalnya banyak banget. Sandinya susah-susah. Untungnya kami punya anggota yang cerdas-cerdas hingga banyak tempat bisa kami datangi dengan cepat. Gimana ga cepat, kami nyusurinnya pakek angkot. NYEWA ANGKOT. Hahahaha..., padahal yang lain jalan. Eh nggak juga ding ada juga yang sewa delman.





Nah, ada beberapa soal wajib yang pointnya tinggi. Dan itu dikasi petunjuknya rumit banget. Alhasil kami pecahkan dulu yang gampang-gampang kayak welfie sama logo bank mandiri, kfc, delman, pegadaian, ikon pesawat terbang, juga benda-benda lainnya yang disebutkan dalam soal. Eh ada juga yang aneh-aneh, kayak kami harus foto sama monyet, kucing hitam, sapi, jagung bakar, kopi, cendol, makanan khas padang, kasi makan kuda, dll. Jadinya kami sempat mampir pasar becek buat beli wortel untuk dikasi makan ke kuda.

Setelah memenuhi soal yang gampang-gampang saatnya kami naik angkot untuk memecahkan soal yang lebih susah tingkatannya. Pertama kami ke rumah bung Hatta. Ternyata lokasinya masih deket-deket situ. Wahh...untunglah....

Terletak di Jl. Soekarno-Hatta no.37, Kota Bukit Tinggi, rumah mungil yang terdiri dari beberapa rumah panggung ini sebagian besar didominasi oleh kayu. Halamannya asri dan banyak ditanami bunga-bunga. Saya jadi mikir, ah.... alangkah damainya masa kecil salah satu proklamator kita karena hidup di hunian yang seperti ini. 






Menuju ke dalam, layaknya hunian pada umumnya, rumah tersebut terbagi atas ruang tamu, kamar, dapur, kamar mandi, dll. Ruang tamu diset dengan tatanan kursi jaman dulu yang terpajang apik dengan taburan foto tokoh-tokoh yang berkaitan dengan Bung Hatta di tiap dindingnya. Kamar juga ditata rapi dengan seprai dan perintilan tidur lainnya yang dicuci setiap saat. Bagian yang dulunya dapur kini disulap sebagai tempat penyimpanan barang-barang masa kecil Bung Hatta. Di sana kami disuruh bikin video berisikan Sumpah Pemuda. Jadi bikin rasa nasionalis kami muncul kan??

Habis ngelaksanain misi Rumah Bung Hatta, kami pindah ke Lobang Jepang. Wuiiihh keren banget ini tempat. Goanya puanjanggg banget. Panjangnya sekitar 1.400 m dengan pola yang berkelok-kelok. Ada beberapa ruangan di sini diantaranya ruang pengintaian, ruang penyimpanan senjata, sampai penjara. Di dalam lumayan gelap, karena jarak antara satu lampu dengan lampu lainnya lumayan jauh. Aku masuk ke dalem bareng 2 kawan. Yang lain ogah. Takut capek katanya. Hahahahhaha...cemen deh pade. 

Lalu karena di kawasan itu ada monyet, jadilah kami foto juga dengan monyet, walaupun diambilnya susah payah. Di situ juga banyak kerajinan unik macam tas rajut dan renda-renda. Indah banget deh :) Juga lukisan-lukisan sarat cerita.





Nah, tempat wajib lainnya adalah Jam Gadang. Ya iyalah secara dia kan ikonnya kota Padang. Nah di situ kami disuruh cari topeng lalu bikin video sambil jejogedan bersama di depan jamnya pas. Cari topengnya cukup susah. Ampe ketuanya muter pasar lama banget. Karena lelah, dan mumpung nyampe pulau lain, aku pilih nunggu di depan jam dan foto-foto di situ. Setelah ketemu topengnya, kamipun beraksi. Joged-joged bergantian. Duh...mau ditaro dimana ini muka???? Hahahhahaa

Karena hari semakin siang, kami memutuskan untuk cepat saja menyelesaikan misi sebelum jam 3. Karena kalo udah nyampe jam 3 didiskualifikasi. Oh ya uda, akhirnya jalan satu-satunya buat memperbanyak point adalah dengan menyelesaikan salah satu dari 5 soal wajib. "Udah pecahin petunjuknya dalam angkot, aja. Yang penting kita ke TKP dulu. Tadi sebagian uda muncul kan kata-kata lembah haraunya. Yaudah kita cus ke sana," ujar ketua regu semangat.










Daaannnn...ternyata pilihan kami jauhh sekaliii. Berkilo-kilo jauhnya. Sampe angkot yang kami sewa musti tutup pintu karena memasuki daerah lain yang bukan jalurnya. Okelah, demi menang. Hahahahha... Di jalanan sesekali kami melihat item-item yang musti kami ajak foto kayak pertamini, jagung bakar, sapi, dll. Ya...fun bareng gitulah intinya. Sampe kami semua akhirnya lapar. Demi mengejar waktu, akhirnya kami pilih beli makanan padang dibungkus dan dimakan dalam angkot. Pake tangaaaan... Hahaahhahaa...

Beberapa jam kemudian kami sampai di tempat yang sangaaaat sangaaat indah. Maha Benar Alloh dengan segala firmannya menciptakan tempat seindah ini. Yup lembah harau. Menurut Wikipedia : Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat kota Payakumbuh di kabupaten Limapuluh Koto, provinsi Sumatera Barat. Lembah ini diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter. Lembah. Dilingkungi batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang. Nah, kebetulan di soalnya kita musti foto sama salah satu tanaman asli daerah itu, yaitu pakis monyet. Wah, ketua regu langsung beli deh buat beliin orang rumah..










Menjelang jam 3 siang, kami pun beranjak ke tujuan berikutnya buat perhitungan score di Rumah Gadang, Batu Sangkar. Dengan letih campur senang kami optimis menang. Nah di sana kami sudah disambut panitia dan yang lainnya untuk makan. LAGI. Wah wah....sambutannya pun meriah dan mewah. Kayak tamu agung gitu. Sebelumnya kami juga disuruh pake pakaian adat padang yang beratnya bukan main. Lalu foto-foto buat kenangan. Hehehhe... Setelah puas foto-foto, acara makanpun dimulai dengan diumumkannya juara games hari ini. Alhamdulilah kami juara 3. Hahaah, hadiahnya sekardus makanan yang kudu dibagi rata.

Malamnya kami tepar dan membawa cerita dengan riang. Kuputuskan malam sebelum pulang buat ngobrol-ngobrol sama R. Setelah ngobrol ngalor ngidul, heyhey, ternyata doi juga kaget kalo aku udah nikah. Hahahhaha...awet muda dong artinyaaa??? Kami juga nonton tipi sampe malam, dan puas-puasin dulu tiduran di hotel mewah sebelum besok cabut pulang. Aku juga sms-an sama suami karena yang di sono ternyata kangen katanyaa hahahhaha...Terbukti dengan kesibukanku sepanjang hari, pas buka Hape, isinya smsnya berturut-turut buanyaaak aneeettt. Hihihii. Kangen ya ama beby mbul yang tukang cerewet ini?




Tibalah hari ke-4 yang aku tunggu-tunggu. Kyaaaa...Rasanya hatiku uda dag dig dug ga karuan saking kangennya ama Tamas. Bentar lagi pulang. Horeeeeeee....!!!! Namun sebelum pulang, kami disempatkan mampir di Sate Mak Syukur yang tenarnya bukan main karena pernah disambangi orang penting Tanah Air. Wahhh mantaapp, memang sate mak Syukur ini top markotop. Dagingnya tebal. Bumbunya pekat. Dan mengenyangkan sangatttt... Apalagi ditambah kue bugis yang kucolek sebelum makan. Tentu sangat mengenyangkan.

Dari situ kami langsung menuju bandara. Ternyata oh ternyata pesawat delay. Kupikir dari sini jam 3 sampe sana jam 4 an. Eh ternyata dari sini jam 5. Huhuhuuuu. Sampe sana jam berapa dong??? uda keburu kuangen jew. Hahahhaaaa.. Yasudahlah sambil nunggu aku banyak ngobrol ama temen-temen. Jadi lumayan buang suntuk juga. Sampe tibalah waktu kami harus check in dan terbang.

Horeeeee!!!!















Bertemu 2 wartawan senior dari kota Padang

2 wartawan senior dari Padang, menikmati makanan khas Padang


Tepat magrib tiba aku sampe bandara. Dan tamasku telah menunggu di sana dengan tangan terbentang lebar-lebar ({})

Kuceritakan kisahku dengan satu kesimpulan. Aku makin cinta Indonesia. Banyak surga tersembunyi di setiap pulaunya.

'‘Tulisan ini disertakan dalam lomba ‘jalan-jalan nasionalisme’ yang diadakan Travel On Wego Indonesia”

23 komentar:

Unknown mengatakan...

Ini mau komen apa coba? Duh.... Marathon sambil nelen ludah gini...

Aldi Rahman mengatakan...

meskipun panjang, sudah saya baca semuanya. Ternyata mbak dari IPB, teman saya juga ada yang di IPB, saya suka sate padang :)

Anonim mengatakan...

itu rentetan kegiatannya 4 hari, banyaaaak banget :D seru-seru tuh, apalagi waktu disuruh pake baju adatnya :D

Anak Nelayan mengatakan...

pas jam makan siang nih, cocok tuh sate padang nya

Hendri Hendriyana mengatakan...

saya liat-liat fotonya aja mba, itu lagi banyak banget fotonya.pas lagi liburan ya mba?

Arif mengatakan...

Panjangnya.... ampe jadi lapar habis ngebacanya, hehehe... bercanda.
Alur ceritanya membuatku seperti sedang ikut tur juga.

Muhammad Adam Hussein, S.Pd mengatakan...

Memang pengalaman paling menyenangkan buat diabadikan, itu kalau beli makanan disana pada mahal enggak ya?

Jefferson L mengatakan...

padang memang mantap, apalagi sate nya! aduh......
jadi inget kerang saus padang sama nasi padang. bikin laper :(

zunif.com mengatakan...

ane belum pernah nih sob berkunjung ke medan, sepertinya kota nya asyik yak dan bikin betah hidup disana :)

wongcrewchild mengatakan...

menarik banget perjalannya, wah panjang neh postingannya, mantep lengkap..
penasaran sama lembah harau, kelihatannya eksotic

ade imam surya mengatakan...

Itu fotonya yang bikin kepanjangan hahahaha.
Empat hari ya mbak. Tapi seru juga ya keliatan di fotonya. Macem2 kyak rujak gitu.

Beby mengatakan...

Takana Den samo kampuang.. :(

Hilda Ikka mengatakan...

Duh, nyanyiin lagu Cup Song buat Mas Suamik harusnya :D
Walau tugas kantor, intinya dibayarin gratis itu enak-enak aja Mbak :D:D

roelly87 mengatakan...

asyik nian euy, baca pengalaman mbak jurnalis ini :)
padang?

wow, udah lama ga ke rocky :(
gimana kabar ambacang pasca gempa bumi 2009...

Unknown mengatakan...

Gilaaaak.. Perjalananmu super duper sibuk Mbak..
Lembah Harau, lobang jepang, Istana Pagaruyung dilibas sehari doank..
Pasti capek banget.
Ahhh aku jadi iri, *cari lowongan jurnalis

Leyla Hana mengatakan...

Imut2 euuy.. Pantesan disebut adek. Gudlak lombanya yaa

Aditya Meilia mengatakan...

Berasa baca cerpen. Gudlak!!!

izzawa mengatakan...

salam kenal dr padang y mbak

Riawani Elyta mengatakan...

Uwah lengkap banget jalan2nya....kemarin saya gak nyampe goa, jam gadang dll krn waktunya terbatas :) liputannya juga asyik kaya lagi baca novel metropop hehe

www.sitilatifah.com mengatakan...

blm pernah ke padang..tp sering beli masakan padang :)

Prananingrum mengatakan...

mbak gustyanita wajahnya imut ya...asyik ya mbak udah sampe padang..

Dwi Aprily - The Ordinary Woman mengatakan...

fotonya cakep-cakep...ceritanya seru banget :)

Zuki Rama mengatakan...

Itu baru sebagian kecil, masih banyak tempat-tempat yang bagus di Sumatera Barat. Memang nggak cukup kalau cuma 4 hari untuk menjelajahi semuanya... :)