Daftar Film Horror Thailand Yang Wajib Tonton

Ga bisa dipungkiri bahwa film horror yang ‘sehorror-horrornya’ punya cerita adalah milik Thailand. Selain mengangkat budaya lokal yang begitu menarik, dari sisi penokohan juga aku rasa pas. Ga se-absurd penokohan hantu di film horror negeri ini....(yang kelas aneh-aneh tentu saja--kayak hantu keramas, pocong apalah-apalah, dsb).

Daftar film Horror Thailand yang Menyeramkan dan Wajib Tonton, sumber poster imdb

Kalo di Thailand kan alur yang mendominasi. Apalagi kalo ceritanya penuh dengan teka-teki, sehingga sebagai pemirsa yang cerdas, kita disuguhi oleh ending yang mau tidak mau kudu kita tebak. Tentu hal tersebut jadi point plus tersendiri kan? Istilahnya sumber pemompa adrenalin lah. Plus tentunya didukung oleh sound sistem dan setting yang sehari-hari menggambarkan kehidupan masyarakat sana. Ga heran kalo pada akhirnya film-film merekapun banyak yang sukses menembus pasar luar negeri. Kayak yang berikut ini nih :

Takien: Haunted Tree

Sinopsis : Yaibua merupakan bunga desa yang mengadu nasib sebagai buruh di salah satu perusahaan yang berlokasi di Bangkok. Ia menjalin cinta dengan Pichan yang merupakan pegawai kantoran dan biasa jalan bareng tanpa canggung meski mereka berbeda kasta. Suatu ketika, video ‘pleus-pleus’-nya tersebar dari handphone sang pacar lantaran Pichan mempertontonkannya kepada teman-temannya. Sebagai akibatnya, Yaibua merasa sangat malu dan memilih kabur ke desa. Namun naas, ia malah menemukan sang ibu dan juga adiknya tewas karena bunuh diri. Merasa tidak ada gunanya lagi untuk hidup, akhirnya ia pun memilih untuk gantung diri di sebuah pohon. Karena mati dalam keadaan tidak tenang, kini arwahnya pun kerap memperlihatkan diri dan membalaskan dendam keluarganya dan dendamnya sendiri pada penduduk desa dan juga kekasihnya.

Menonton film ini sebetulnya antara capek tapi juga takjub. Capek, karena alurnya demikian lambat—apalagi saat adegan sang pemeran utama aka hantunya sendiri tengah mengejar-ngejar siapa yang harus bertanggung jawab atas kematian dirinya dan keluarganya. Takjub, karena di beberapa sisi, kita disuguhkan dengan pemandangan prosesi pemakaman tradisional ala Thailand yang tentunya sukses membuat bulu kuduk berdiri. Upacara terkesan sakral dan mistis. Sampai-sampai detil piranti pemakamannya pun bisa dikatakan sukses menambah khazanah budaya di negeri yang sebagaian besar penduduknya menganut agama Budha ini. 

She Devil

Sinopsis : Woen, seorang pemuda lugu nan setia merasa sudah saatnya harus bersanding dengan seorang mempelai wanita. Hal ini disinyalir oleh proses perjodohan yang dilakukan ibunya terhadap seorang perempuan muda, cantik, namun pendiam bernama Ploy. Saat keduanya sudah resmi bersatu, keanehan mulai muncul dari satu malam ke malam berikutnya. Setiap kali diajak menunaikan kewajibannya sebagai istri, Ploy selalu menghindar. Sikapnya juga sedingin es, meski Woen sudah amat berbesar hati menerimanya. Suatu ketika, sang ibu hendak pergi ke suatu tempat sehingga harus meninggalkan keduanya sendirian di rumah. Niatnya sih memberi keleluasaan pengantin baru itu untuk berduaan. Tapi sesuatu yang menakutkan kemudian terjadi dan membawa perjuangan keduanya untuk terbebas dari keanehan-keanehan itu. 

She Devil, dari segi pengamatanku terbagi atas 2 sisi cerita. Ya komedi, ya hantu-hantuan. Komedi yang diangkat lumayan sering kita dapatkan di film-film horror Tanah Air. Hal ini diperjelas dengan munculnya beragamnya karakter tokoh figuran yang menjelma sebagai teman-teman Woen. Yang paling kocak tentu saja adalah tokoh banci dan satu temannya yang penakut, dimana pada suatu kali merekalah yang pertama kali merasakan keanehan yang ada pada istri Woen.

Untuk segi sinematrografi, lagi-lagi aku harus acungkan jempol kepada sineas Negeri Gajah Putih karena tak pernah luput menonjolkan eksistensi budaya yang dimiliki Thailand. Misalnya adat pernikahannya seperti apa, hiburannya seperti apa, suasana pedesaannya kayak gimana, dsb. Apalagi ditambah kemunculan sang bintang perempuan yang kalo boleh bilang mukanya imut-imut seperti Tasya (Anak Gembala), dijamin pasti tambah betah untuk menontonnya.

The Coffin

Baru sadar, ternyata film Thailand yang satu ini justru mengandalkan akting Karen Mok, aktress Hongkong papan atas yang kerap wara-wiri di jagad laga Asia. Film ini lagi-lagi menonjolkan unsur kebudayaan Thailand yang cukup kental dan sanggup menghipnotis pemirsanya untuk menghirup kekayaan lokalnya.  Adalah upacara "Lhong Tor Tai" atau "Tidur di dalam peti-mati", yang menjadikan Karen Mok ingin mencoba satu-satunya jalan terakhir untuk mengatasi kankernya. Seperti dalil masyarakat setempat, upacara ini diyakini bisa membantu menghilangkan nasib sial bagi siapa saja yang menjalankannya. Mereka akan berbaring di peti mati dengan membawa sebuah harapan, kemudian para pendeta akan membacakan doa-doa untuk mereka. Setelah upacara tersebut, semua nasib buruk mereka akan lenyap di dalam peti mati itu, dan mereka terasa lahir kembali. Celakanya, ternyata ada hal lain yang harus dikorbankan, ketika harapan mereka terkabul. Apa itu? Tonton sendiri ya, biar pada penasaran...

Kalo di kehidupan nyatanya fotonya kayak gini nih 

The Eyes Diary’s

Adegan diawali dengan ceceran daging (manusia) yang tergilas kendaraan roda empat lantaran terjadi kecelakaan naas. Lalu salah satu petugas mencomotnya satu persatu untuk kemudian dimasukkan ke dalam plastik. Hyiiiii ngeri....Saat ia menunggui potongan jasad yang sudah diangkut dalam ambulance, tiba-tiba terlintas pikiran untuk mengambil satu benda yang menempel di tangan mayat. Sebuah gelang. Rupanya petugas tersebut sedang melakukan investigasi spiritual dimana ia harus bertemu muka dengan almarhumah pacarnya yang meninggal dalam kecelakaan motor, dan konon kabarnya bisa diajak komunikasi setelah ia mengumpulkan benda-benda peninggalan orang mati. 

Terus terang agak gemes ngeliat film ini. Alur lumayan lambat ya. Kalau saja ga didukung oleh tata gambar yang bening sekaligus detail (entah kenapa kalo nonton fim selalu suka dengan sinematografi sekecil apapun penggambaran perintilan itu), mungkin aku sudah skip-skip-in. Ya, untuk penilaian hantunya sendiri lumayan mengagetkan pas bagian jasad pemilik gelang yang tinggal separuh menampakkan diri sih. Bukannya hantu cakep yang merupakan pacar dari si tokoh utama pria dalam film ini. Endingnya agak-agak kentang ya. Ga gitu yang bikin shocking banget sih, lebih ke drama-drama deh kayaknya.

The Couple

Berkisah tentang pasangan yang baru merried namun sudah disuguhkan oleh tragedi yang begitu pilu. Suatu ketika, Anom si pemeran utama wanita yang berambut cepak ini menemukan adik suaminya, Sita tewas tergantung di kamar mandi. Tak ada yang tahu apa penyebabnya. Semua terasa janggal lantaran, Anom semakin hari semakin dihantui oleh sesuatu paska kematian saudara iparnya itu. Meski klimaksnya sedikit berputar-putar, dan kalau ga diperhatikan dengan seksama bikin yang nonton, tapi setting cerita yang mengangkat pasangan muda memang selalu menarik kok.

9-9-81

Unik. Itulah satu kata yang paling tepat dalam menggambarkan film ini. Kurang lebih cerita dilihat dari sudut pandang 9 orang yang berkaitan dengan kematian seorang calon pengantin bernama Vipawee. Ia tewas dengan gaun pengantin warna putih setelah terjun dari balkon apartement.

1. Pengantar makanan penghuni apartement : ia dihantui oleh arwah Vipawee karena mencuri barangnya.
2. Penyewa Baru : setelah kematian Vipawee, apartment menjadi sepi. Ketika ada penyewa baru datang, iapun ikutan dihantui.
3. Teman yang bertubuh gemuk : Teman dekat dari Vipawee ini ternyata ada kaitannya dengan persekongkolan.
4. Kekasih : Kekasih Vipawee yang telah merekayasa kematiannya.
5. Pembantu : Tukang bersih-bersih apartemen, yang memanfaatkan arwah penasaran untuk meminta nomor lotre yang akan keluar. Ynag ini adegannya rada kocak aniway.
6. Ibu : Ibu dari Vipawee.
7. Pengantin Pria : Karena Vipawee tewas ketika belum menikah, maka hantu Vipawee dinikahkan dengan seseorang. (hii, mengerikan juga kalau beneran).
   Prajurit Lama : Ayah dari Vipawee yang mantan tentara.
   Buronan Lama : Polisi yang sedang mengungkap misteri kematian Vipawee.

Dari sekian film di atas, yang terakhir ini sih yang menimbulkan efek kejut luar biasa. Apalagi didukung oleh sinematografi yang menggambarkan keseharian orang-orang Thailand. Entah itu dari pedagang makanannya atau kehidupan urbannya. Uh....keren bed dah.. Nonton horror pada berani kan? Segini dulu yak stok fimnya...Masih banyak PR film lainnya yang kudu dianalisis. 

Oh ya, blogwalking n balesin komennya menyusul ya, lagi flu berat saya-nya, heheheh...