Kamis, 07 Juli 2022

Cerpen : Gadis Kecilku, Mbul




Ada telur mata sapi yang tersenyum dalam kotak bekal makan siangku. 
Diletakkan di atas nasi putih yang dibentuk bulat dan dikelilingi oleh acar lobak dan tumisan sawi asin. 
Lauk kesukaanku walaupun sayurnya tidak terlalu. 
Pasti ini kerjaanmu yang melesakkannya ke dalam ranselku tadi pagi. 
Berhimpitan dengan charger notebook dan berkas-berkas. 




Sudah kubilang tidak usah repot membuatkan.
Tapi kau tetap saja membuatkan. 
Padahal aku sudah bilang enggan memakan bekal makan siang seperti ini, menurutku seperti anak sekolah saja. 
Toh aku biasa makan siang di luar bareng Boss-Boss sekalian negosiasi kerjaan. 
Jadi kemungkinan besar makan makanan seperti ini tidak akan pernah tersentuh. 
Atau aku saja yang gengsi memakannya. 
Kecuali jika harus mencari tempat ngumpet dulu, hahaha.... 
Maafkan aku Kecil...
Kau memang gadis kecilku yang terlalu meromantisasi bekal makan siang. 
Seolah-olah biar seperti adegan dalam drama-drama Korea. 
Seseorang yang sudah repot-repot memasakkan bekal makan siang untuk kekasihnya dengan harapan saat bekal itu dibuka akan ada keharuan di sana. 
Kau sungguh naif. 
Dan kau gadis kecilku yang bodoh. 
Sekian waktu berjalan kau tetap saja bodoh, juga ngeyel, walaupun aku selalu sayang padamu. 
Tak pernah  sedikitpun rasa sayangku ini luntur padamu. 
Meski sekali lagi aku tidak pernah mau memakan bekal makan siang seperti itu. 
Bukannya apa-apa. 
Tengsin saja ditertawakan.

Tapi aku tahu kau sudah bekerja keras. 
Kau membasuh lobak itu pagi-pagi sekali di atas wastafel, mengupasnya dengan teliti, merajang-rajangnya ke dalam ukuran yang lebih kecil~dan presisi tentu saja, lalu menaruhnya ke dalam rendaman cuka yang sudah dibubuhkan dengan sedikit gula. 
Kau juga menggorengkan telur mata sapi untukku dengan bagian kuning yang tetap lumer jika dipecah dan itu kesukaanku sekali karena rasanya lebih telur dibandingkan dengan yang terlampau matang. 
Percikan api terdengar saat kau luncurkan telur itu dari kulitnya yang cokelat keras setelah diketuk beberapa kali. 
Lalu kau letakkan itu hati-hati sekali supaya kuningnya tidak pecah dengan mengulaskan saus tomat yang menyerupai sunggingan bibir. 
Lalu 2 buah mata dari potongan nori kecil. Sungguh sebuah bekal yang sempurna. 
Tentu itu pikirmu. 

Tapi, Kecil...
Sekali lagi kukatakan padamu bahwa kau tak pernah berubah. 
Kau tetap gadis kecilku yang manis. 
Kau anak yang penurut. 
Kau hampir tidak pernah menggerutu atau menunjukkan tampang masam di hadapanku.
Hampir setiap hari kudapati kau selalu tersenyum dari bibir mungilmu yang merah jambu. 
Juga alismu yang tebal bak ulat bulu beberapa centi terletak di atas 1 jerawat sebesar biji jeruk.
Kau begitu saja aku tetap cinta. 
Mungkin kau sedang PMS. 
Tapi kau tetap manis.  

Kecil, tahukah kau? 
Kau masih tetap seperti yang dulu. 
Badanmu tetap saja kecil, seperti anak-anak.
Ralat beberapa tingkat lebih empuk dari sebelumnya tapi aku malah suka yang demikian karena kau jadi kelihatan tembem. 
Pipimu itu menggodaku untuk mendaratkan sebuah kecupan. 
Kau masih sama seperti saat pertama kali aku menyatakan cinta, dengan pakaian merah jambu bodohmu itu. 
Sungguh kekanak-kanakan bukan? 
Dan kau pun ingusan. 
Ingusan dalam artian yang sebenarnya karena waktu itu kau sedang pilek. 

Kau yang selalu memijitiku dengan lembut saat aku lelah, dari punggung turun ke betis, lalu kaki bagian depan. 
Kau pijiti telapak kakiku dengan sayang hingga seluruh telapak tanganmu bau minyak GPU.
Entah rasa jahe atau sereh. 
Kau bilang sekarang profesimu merangkap sebagai tukang pijit, harusnya kau layak diberikan bonus. 
Tapi aku bilang bonusnya tentu saja sayang pipi kanan dan juga sayang pipi kiri walaupun seringnya aku ketiduran. 
Atau aku anteng saja menonton serial animasi china Perfect World sementara kau masih tekun memijit. 
Kau tanya, apa menariknya animasi China Perfect World ? 
Apa semacam animasi barbhie-barbhie-an tapi yang ini khusus menceritakan tentang pendekar-pendekar China. 
Lalu kutunjukkan contoh tokoh-tokohnya seperti apa tapi kau malah tergelak karena kau bilang itu terlihat kaku. 
Meskipun begitu tanganmu tetap aktif memijit sampai aku ketiduran. 
Kau juga tak pernah protes ketika kumasukkan list buku bagaimana cara beternak manggot BSF atau teori penyakit ikan ke dalam keranjang saat kita belanja di sebuah toko buku dalam mall yang sepi. 
Sementara kubiarkan kau memilah-milah komik Detectiv Conan sampai beberapa biji meski jika ditotal-total, list bukuku jauh lebih mahal ketimbang jumlah komikmu yang ada 7 itu.
Meskipun yah, sampai saat ini kesemuanya masih terplastik rapi dalam lemari belum sempat ada yang terbaca. 
Okey, seharusnya ini kita tertawakan bersama bukan?

Kecil, saat kudapati kau masih terlelap pada pagi pukul 7, aku yakin kau sudah melalui hari sebelumnya dengan sangat baik. 
Kau telah mengerjakan segala sesuatunya dengan baik. 
Kau adalah yang terbaik! 
Abaikan saja orang di luar sana  yang sering mengecilkanmu, menertawakanmu, tanpa mengenalmu dengan baik
Yakinlah bahwa kau masih punya aku yang selalu menerimamu apa adanya. 





Pinggir Jakarta, saat hujan rintik-rintik, Juli 2022
Untuk Gadis Kecilku, GP

tertanda
Your Man






Note : segala bentuk personal note dalam blog ini tidak diperkenankan untuk dikembangkan ke dalam bentuk cerita lain dengan mengubah tokoh, karakteristik, latar, alur, tanpa seijin penulisnya