Minggu, 27 Oktober 2019

Review Komik W Juliet (Emura)



"Membaca W Juliet membuat saya mengerti perjuangan seseorang dalam mengejar mimpi"

Akhirnya saya putuskan untuk membaca ulang komik ini setelah sekian lama membacanya di umur saya yang masih SMP. Saya inget banget, dulu saya membacanya baru satu chapter saja, yaitu tanpa tedeng aling-aling langsung masuk ke chapter 7, karena memang toko buku yang ada di daerah saya baru menyediakan yang chapter 7. 

Chapter-chapter lain baru sempat saya baca pas udah SMA, dimana saya pernah menginap di kosan Mbak saya yang waktu itu masih kuliah di Solo (kosannya di daerah Jebres dekat UNS), dan kebetulan di sana ada rental bacaaan yang salah satunya menyediakan komik ini. Betapa gembiranya saya, karena pada akhirnya saya bisa tahu bagaimana jalan ceritanya secara utuh, mulai dari chapter 1-14.




Judul : W Juliet
Gambar & Cerita : Emura
Genre : Komedi Romantis 
Jumlah edisi : 14

Lalu, karena sudah sekian lamanya dari saya SMA menuju ke umur yang sekarang, rasanya saya ada sedikit blank dengan beberapa bagian ceritanya. Untuk itulah saya putuskan untuk membaca ulang lembar demi lembar komik W Juliet karya Emura ini, di tengah kesibukan mengurus 2 beby saya yang sedang momsnen-momnsnenya itu, huahaha...

And then, saya seperti tersadar, bahwa membaca komik ini di umur saya yang sekarang dengan pada waktu saya masih SMP rasanya sungguh sangat berbeda sensasinya.

Hmmm...apa yah, mungkin dulu jauh lebih berdebar-debar ketimbang sekarang karena ternyata begitu saya sudah memasuki usia pernikahan dan kemudian membaca ulang komik ini---dimana garis besarnya adalah komik percintaan umur-umur sekolah--rasanya seperti.....oke...baiklah, ini pasti nanti bagian romantisnya cuma sampai tahap ciuman, just it ! Hahahhahaha.... Padahal dulu adegan seperti itu menurut saya udah lebih dari cukup membuat adrenalin naik turun. 

Berbeda dengan sekarang yang kayaknya saya menginginkan lebih (meskipun saya kembali tersadar bahwa tokoh utamanya masih di bawah umur, sehingga lagi-lagi saya harus mengerem fantasi saya supaya adegan masih on the right track .

#sial kan, padahal tanggung banget haha 
#tipe pembaca banyak maunya, haha.... ampuni saya Emura Sensei. 




Dari sini, saya malah jadi penasaran dengan sekuelnya yang volume 2, dimana tokoh utamanya sudah menikah. Sayangnya saya belum ada kesempatan untuk membacanya. Mungkin lain kali bisa lah saya membelinya.

Lalu untuk penilaiannya sendiri, sulit rasanya untuk tidak membandingkannya dengan komik yang sudah saya review sebelumnya yaitu Not An Angel karya Shigematsu Takako. Pasalnya, keduanya sama-sama menggunakan penokohan utama berupa tokoh cewek yang menyerupai cowok dan tokoh cowok yang menyerupai cewek. Tentu yang dimaksud di sini adalah Ito dan Makoto di W Juliet versus Hikaru dan Izumi di Not An Angel. 

Latar belakang ceritanya pun kebetulan sama. Yaitu sama-sama mengusung tema drama sebagai permasalahan utamanya. Meskipun ya, bagi saya pribadi, ketimbang tetek mbengek drama yang teknik banget, juga penceritaannya yang sampai berepisode-episode itu--yang tentunya cukup membuat saya malas (sehingga kadang saya membacanya dengan cepat saja), saya jauh lebih menanti-nantikan adegan yang pure percintaannya saja. Kalau percintaannya kan buat orang awam seperti saya mudah dipahami. Alurnya runut dan kebetulan berhubungan antar satu tokoh dengan tokoh lainnya. Jadi, untuk scene romantisnya, menurut saya dapet banget kesan-kesannya. 

Saya mengakui bahwa setiap subjudul pada W Juliet hampir semuanya berhambur kata-kata puitis nan filosofis namun tidak gagal dalam hal penyampaian pesannya kepada pembaca. Ya, setidaknya saya selalu bisa ber "oh" panjang manakala halaman akan berganti ke subjudul berikutnya yang masing-masing menyiratkan satu dua pesan yang saya pikir cukup mendalam ya. Misalnya seperti : bagaimana kita harus berjuang mengejar mimpi meskipun banyak aral melintang, bagaimana memperjuangkan orang terkasih namun tetap tidak melupakan pentingnya restu dari keluarga (terutama orang tua), bagaimana peduli terhadap sekitar, pertemanan, sportivitas dalam suatu kompetisi, dsb. 

Nah, mungkin bedanya W Juliet dengan Not An Angel adalah alasan perubahan penampilan tokoh utama cowoknya yang menjelma menjadi seorang wanita. Dimana Izumi di Not an Angel memiliki alasan yang lebih 'gelap' (dark) ketimbang Makoto di W Juliet. 

Lalu untuk tarik ulur percintaannya pun saya rasakan lebih 'greget' di Not an Angel, karena Hikaru, tokoh utama ceweknya terkesan lebih fragile ketimbang Ito di W Juliet yang terkesan lebih kuat dan slengehan. 

Apalagi pas bagian muncul tokoh-tokoh cameo cowok yang ingin merebut hati tokoh utama ceweknya, rasanya tuh lebih deg-degan baca Not An Angel, meskipun di W Juliet juga sudah pasti ada walaupun tidak sebaper pas baca Not An Angel.

Paling, saya harus mengesampingkan rasa sebal ketika baca W Juliet yang memaparkan kisah penceritaan cameo-cameonya yang menurut saya kayak....sial, ini sih terlalu banyak. Hampir menyamai porsi penceritaan tokoh utamanya. Iya jujur saya agak sebal bacanya karena cerita jadi kemana-mana, ke banyak tokoh, dan kadang membuat tokoh utamanya malah ketutup ama hal-hal ga penting.

Apalagi bagian yang menjelaskan bagaimana percintaan antara kakak-kakak tokoh utama dengan pacarnya masing-masing. Rasanya saya wasting time banget dan pengen cepat-cepat skip saja, lalu kembali ke Ito dan Makoto. Bukan sengaja mantengin kisah kakak-kakaknya, bukan pacar kakak-kakaknya, bukan pula teman-temannya. 

Tapi di luar itu, jujur saya kembali bersemangat ketika rival tokoh utama cowoknya datang. Misalnya saat kemunculan Sakamoto San, Toki San, dan juga Jotaro Kai (Jota) yang membuat Ito berpenampilan layaknya cowok. Berbeda dengan rival dari sisi cewek (yakni Takayo dan Kohei), jujur saya lebih demen sama kemunculan trio cowok konyol ini. Malah kadang-kadang saya dengan teganya membandingkan mereka dengan tokoh utama cowoknya : kok penggambaran 3 orang yang bisa dibilang figuran ini jauh lebih 'laki' ketimbang Makoto. Serius malah kadang saya sebal banget lihat Makoto pas didandani jadi cewek, karena saya agak geli gimana gitu membayangkan dia bermesra-mesraan dengan Ito, dimana dia sendiri masih pakai rok dengan sumpalan dada, aaaaaarghhh !!! Soalnya saya terus terang tidak mendukung LGBT, jadi saya juga agak gimana gitu pas bayangin Ito dan Makoto yang masih dandan ala cewek dikata-katai lesbi oleh teman-temannya. Bahkan penggambaran Kakak Ito yang bernama Ryuya pun malah jauh lebih macho ketimbang Makoto hahahhaha....tapi kezel bat sih saya pas lihat si Ryuya ini malah pacaran sama tokoh Chris yang jauh dari kata oke (menurut saya ya). Ya gimana dong penggambaran gurat-gurat wajahnya Chris mengingatkan saya pada salah satu tokoh aneh di karakter One Piece (kalau ga salah namanya Perona yang jadi temen ceweknya Zoro). Jadi sumpah ga rela banget kalau seganteng Ryuya disandingkan dengan tokoh Chris ini hahahhaha *kampret, saya frontal juga yah ahhahah...* oke ini ga penting. 

Sebenernya selain beberapa bagian yang ga saya sukai di atas, ada lagi sih yang cukup mengganggu pikiran saya dari komik W Juliet ini. Misalnya : tokoh Tsugumi (senior Ito) yang berjenis kelamin cewek tapi tergila-gila dengan Ito yang cewek juga. Bagi saya terasa ihhhh apaan banget sih Tsugumi ini hahahha... Lalu pas adrenalin saya naik turun karena penggemar Ito bertambah satu yaitu Sakamoto San, e mendadak begitu ada moment apa gitu (kalau ga salah waktu dia pindah ke sekolah Ito), dan dia juga jadi ada hati dengan Makoto yang tidak disadarinya sama-sama cowok. Jadinya tu saya cuma pengen mbatin ke Sakamoto yang bodoh ini, bahwa : Hey, meskipun lu cuma figuran, tapi pas ketemu Ito pertama kali jujur lu udah bikin deg-degan pembaca, tapi kampretnya adalah kenapa tiba-tiba pas dihadapkan dengan Makoto, lu malah belagak jadi playboy konyol dan mau dua-duanya? Ini tuh sumpah ngeselin banget. 

Tapi saya akuin, yang paling bikin saya senang dari komik ini adalah gambarnya yang semakin matang. Memang, di chapter 1-3 saya agak kebingungan membaca posisi balon-balon percakapannya apakah dari kiri ke kanan atau sebaliknya karena dialognya pun masih kayak serba cepat, dan tau-tau udah nyampe akhir. Seolah-olah saya harus bekerja keras terlebih dahulu untuk memposisikan dialog satu ke dialog lainnya dengan vokal yang agak dikeraskan sedikit supaya saya 'ngeh' mulainya darimana. 

Tapi begitu, nyampe di chapter  4-14, saya rasa saya udah ngerasa nyaman dengan penarikan garis-garis gambar maupun balon dialognya. Terlebih karena di chapter 4, penggambaran Ito dan Makotonya sudah jauh dari kata serampangan seperti yang saya temui pada edisi awal. Garisnya pun lebih rapi, lebih kelihatan ganteng-cantik-proporsional, dengan detail-detail setting tempat yang digambar dengan cukup baik. Meskipun di akhir chapter saya harus legowo dengan penggambaran rambut Ito dan Makoto yang menurut saya cukup ngeselin. Karena istilahnya gini, udah dari chapter 1-13 saya terpesona dengan keduanya, eh tau-tau di akhir cerita malah disuguhi potongan rambut keduanya yang menurut saya fatal banget. Iya saya kesel pas tau di bagian akhir Ito malah diponi pendek, sementara Makoto yang biasanya lebih kelihatan laki ketika berambut gondrong, malah dipotong cepak. Perintilan kecil tapi sungguh mengganggu (setidaknya bagi saya yang terlanjur suka dengan wajah asli mereka tanpa perlu dianeh-anehin). 

Oh ya, satu lagi deng, biasanya setiap chapter juga akan disisipkan sama satu episode horror yang kadang walau ga masuk akal tapi tetap bikin berdebar-debar juga bacanya. Mulai dari cerita legenda gadis berambut merah, putri duyung, malam uji nyali di sekolah tua, makam ibu Ito, dsb. Pokoknya bagian horrornya ini berasa intermezo yang mendebarkan di sela-sela cerita utamanya.

Jadi jika dirangkum semuanya, komik ini cukup berhasil jika dikatakan membuat baper siapa yang baca. Meskipun dari saya sendiri masih baperan baca Not an Angel sih yang masih setipe dengannya 





18 komentar:

  1. Wah iya ya? Gue malah malah kayak ngerasa "lho, kok gue ngelewatin detail2 apaan nih?" yang baru sadar setelah baca komik lagi. Dulu seru sih, tapi sekarang kayak "ANJEER SERU CUY" "TERNYATA BEGINI DIA" "SADIS BENER INI YANG BIKIN"


    Apa mungkin karena beda genre kali yaa? :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener kan, dulu klo baca tinggal baca ae ngikutin alur, begitu baca ulang lagi berasa kudu memperhatikan detail detail di gambarnya kayak apa

      Nah jujur di komik ini, gw malah sebaliknya di, dulu pas smp gw baca seruuuuu, e bgitu baca ulang kenapa tingkat keseruannya lebih banyakan dulu ya, #efek anak kecil blom punya banyak dosa ama blom punya banyak pikiran kek sekarang agaknya hahahhahaha, jadi fantasinya masi liar hahhaha

      Hapus
  2. Kayak Perona tuh berarti dandanannya model gothic, ya? Kayaknya di komik atau anime keren. Kalau versi nyata serem. Haha.

    Sebetulnya komik Jepang ada kok yang remaja sampai nganu. Dulu kayaknya SMP pernah minjem komik dari temen. Lalu kaget sendiri sama bagian anunya. Akhir-akhir ini saya justru mencari romansa dewasa yang enggak ada adegan vulgarnya. Bukan karena risih atau apa, tapi kelewat malas sama kata "berpagut" yang dipakai terus-terusan. Seakan tak ada cara lain buat menggambarkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 100 buat lu yog, Perona yang di one piece, yg rambutnya pink, matanya item bulet tapi keliatan kosong, dandanannya mirip boneka, tapi serem asli menurut gw...hahha

      Gw jg suka yg kategori dewasa tapi bukan yang sampai vulgar juga sih,
      maksudnya gw demen yang ceritanya bukan cerita anak sekolahan, misalnya udah umur 20an ke atas, usia kerja gitu lah, atau udah merried sekalian, jadi ga terlalu imut2 gemana gitu hahahha, bukan yang aliran yang ceritanya aneh aneh loh ya hahhahahha

      Hapus
  3. beu akhirnya aku sampai di blog bagus ini setelah hampir 3 bulan tersesat , kalau aku suka komik kungfu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh terlalu memuji, tapi makasi uda sering mampir ke blog yang ala kadarnya ini ya hehehe

      O kalo komik kungfu aku blom pernah baca sih
      Kebanyakan klo kungfu aku lebih taunya film

      Hapus
  4. eh aku juga baca komik ini pas SMP Nyit dan sukaa
    gegara temen iseng beli dan aku baca chapter 1 nya terus ketagihan
    baca complete chapter baru pas kuliah tingkat akhir gegara di tokobuku kotaku ya gitu deh apa-apa ngga ada
    huhu
    dan itu pun juga rentalan
    aku punya yang season 2 tapi cuma 1 komik aja yg lain belum ada mungkin ya dan punyaku udah aku gunting2 karna kesel gak nemu lanjutannya wkwkwwkkwkw
    apalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lhah toast doang nyin klo gitu, berarti ni komik emang beredarnya tahun2 kita masuk SMP yekan hihihi

      Biasanya emberan gitu nin, di deket kampus ada rental komik, orang pas kuliah aja aku baca ulang lg untuk yg kesekian kalinya wekekek, iya abis ceritanya seru kan, bikin senyam senyum najong kek kita inget masa muda hahaaa

      Eh aku loh baru engeh yg volume 2 baru2 ini cobaaaak, dan aku pengen beliii, tp ini ada berapa series ya ? Di bukalapak baru ada 3 volume deh, penasyaran saiaaaa aaaaak

      Hapus
  5. jadi inget masa dulu masih suka baca komik waktu kecil. Emang sih setelah baca-baca ulang beberapa komik yang masih tersisa di rak buku di kamar, tentunya yang tidak ibu saya bagikan kepada tetangga atau tamu yang meminjam tapi tidak dikembalikan.

    jadi nostalgia dan rasanya dapat beberapa detail baru yang sebelumnya gak kuperhatikan,

    uuu kebiasaan masa kecil yang kurindu. Sekarang mah cuman ngikutin komik di webtoon aja, gak sempet belanja komik cetak di toko buku lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh sadis juga ya mal, ampe tamu yang pinjam ga mengembalikan huahahahhaha

      Klo aku uda tak getok deh #haduh hahahha

      Aku komik di webtoon kurang bisa menikmati mal, entahlah rasanya di webtoon aku kurang nyaman dg komik yang diwarnai kalau genrenya romantis, paling aku sukanya yang humor2 gitu klo online mah, misal sebangsa tahi lalat gitu gitu doang

      Hapus
    2. kesel banget emang kalo ada tamu yang minjem, ntah kadang lupa dibawa atau malah dibawa pulang.

      sama sih kak, untuk webtoon haya 1 series yang aku bener-bener ikutin. Sisanya paling baca komik pendek slice of life semacam tahi lalat begituan deh

      Hapus
    3. Wah di rumahmu berarti dulunya berasa perpus ya mal, kereeen
      Iya klo model slice of life #btw aku baru tau istilahnya ini wakakak aku cuma demen yang komedi

      Hapus
  6. Aaakkk W Juliet ini favoritku banget Mbak Nitaaa... Aku punya semua komik season pertamanya, dan pas SMP terobsesi punya 3 anak cowok gara2 komik ini hahahaha! *tepok jidat

    Etapi kebalikan dari Miss Nita, aku justru suka sama Ryuya sama Chris itu lho, lucu menurutku. Keluarga Chris yg India banget kocak abis soalnya XD
    trus Kakak cowoknya Ito sama kakak ceweknya Makoto juga lucu, Sama-sama pemalu soalnya wkwk. Dan emang sih ya kalau dipikirkan lagi disini porsi figurannya besar.

    Duh, kangen baca lagi euy gara2 Reviewnya Mbak Nita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Horaaaaaay komen yang ditunggu2 akhirnya datang jugaaaa, syenang
      Jujur ku tunggu2 komenmu le, yg pas di review not an angel ku dirimu komen w juliet wkwkkwkw

      Thx u uda mampir dan balik nostalgia yaah

      Oh yakah? Kupikir si Chris ini orang Amerika Serikat loh, soale dia pernah ada ngomong mau balik ke Amerika, ternyata deseu ada famili turunan indiahe ya....#manggut-manggut

      Tapi aku ga rela dong dia pasangannya Ryuya yang ganteng abis hahahahah ga relaaaaaa

      Aku mlh berandai2, seandainya Ryuya yg jadi Makoto pesti aku suka tuh dia berpasangan ma Ito

      Nah justru yg bagian Akane n Yuto yg pingin takskip-skip le, jujur ku bocend baca ceritanya Akane, hahahaaaa

      Klo yg bikin seru tuh klo pas bagian Ito n Makoto uda balik ke kodrat masing2...
      Trus pas senior toki n sakamoto muncul juga lumayan seru, aku seneng sih klo ito banyak direbutin cowok2 kece hihihi

      Hapus
    2. Ahahaha aku kmrn ngomen apa yaa, lupaaa. Tapi makasi lho, soalnya aku jarang2 ketemu sama yg suka komik ini. Jadinya tuh rasanya syeneng bangettt ada yg bikin reviewnya XD

      Eh, soal si Chris deseu emang org Amrik, tapi kan ceritanya si ortu Chris punya restoran makanan India dan terobsesi sama yg India2 gitu, sampai2 Chris mau dijodohin sama org sana. wkwkwk. Makanya si kakak Ito yg org Jepang harus berjuang konyol buat meyakinkan si ortu Chris. Nah iya, Ryuya ya namanya si kakak itu. Emang rada bertolak belakang sih sifatnya di komik ini, tapi secinta itu aku Mbak sampai gak peduli gimana authornya mau nulis, sek tak baca semua sampe selesai. Hahaha

      Yang bikin aku deg2an yang mana yaa, eh kalau gak salah lumayan banyak skinship yang batal sih yaaa :p Tapi part berkesan yg Bagian Ito naik pohon itu lho, yg dikejar sama kakak2nya, trs mewek2an diakhir. Bikin terharuuu :') terus2, pas Ito bikin puding buat Mako, dan yg legenda istana putri laut itu. Asliii ini ngetik apa ya lagi, komen udah panjang betul XDD

      Eh terakhir deh, iya setuju soal penampilan si Mako rada ngeganjel krn hrs crossdress. Tapi di season dua lebih 'laki' kok Mbak ahahahaha. Ini tuh ada anime-nya gak ya?

      Hapus
    3. Kamu klo baca ulang, review ugha dong ley di blogmu ahhahahaja
      Aku pengen tau dari sudut pandangmu soale #e ko gw sok nyuruh ngreview ya, suka2 leha dong mbul hahahahha

      Oalah, ini berarti penjelasan si Chris yang agak mendetail ada di volume 2 nya ya, pantes aku ga tau bagian ini

      Iyaaaak, yang pas bagian ito n ryuya naik pohon itu 'sweet' banget, beruntunglah dia punya kakak cowok yang keren dan ganteng cem ryuya huahahhaha

      Iya iya ahahah aku jadi antisias kan ada yang ngerti juga tentang komik ini fortunately

      Yang bikin puding nyeseg yak, tau dia bikin kado malah yang paling dibenci makoto

      Oiya satu lagi pas adegan takayo mulai menyerah n secara sportif mundur alon alon ngejer mako, trus si ito malah meluk takayo aku jadi terharu dooong, segitu baik dan positif thinking amat yak ni anak ahahhaha

      Wah iyakah, aku seneng klo makoto digambarin gondrong tapi, klo pendek rambutnya justru kek cewek

      Hapus
  7. niiiit aku ga mudeng, kayaknya beneran harus baca komiknya sih, biar jd ngerti ama alur cerita hahahah. aku ga tau blaaas komik ini, baru taunya ya setelah baca tulisanmu. apa krn aku cm baca komik2 elexmedia yaak hahahah. lbh jadul lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku komik ekexmedia juga dulu sering baca mb fan, yg serial cantik terutama

      Hapus