Selasa, 09 Maret 2021

Gethuk Trio khas Magelang




Kali ini Mbul mau buka bungkusan snack yang kemaren dibeli waktu ngendon di toko oleh-oleh Magelang. (((NGENDON))). Jadi istilah kata kalau anak jaman sekarang bilangnya unboxing.

Baca juga : Kucing Siluman




Ngomongin tentang Magelang, aku pasti selalu keinget dengan 1 kata ini -----> gethuk trio. Gethuk yang berbeda dengan gethuk pada umumnya yang dalam hal ini adalah gethuk lindri. Kalau gethuk lindri kan berserabut ya, maksudnya kayak serutan dan tumpuk-tumpuk gitu. Nah gethuk trio ini ga. Dia lebih ke bentuk persegi panjang yang digabung jadi satu dan masing-masing punya 3 warna yang berbeda. Umumnya sih warna putih, cokelat, dan juga pink. Bahan bakunya sendiri berasal dari singkong. Tapi ga pake parutan kelapa kayak gethuk lindri. Terus aromanya juga wangi. Dan klaimnya sih ga pake pengawet, jadi di bungkusnya itu suka ada tulisan tahan sampai 2 hari. 

Di foto sebenarnya aku ga cuma pajang gethuk trionya thok, tapi juga lumpia dan yanko yang mana aslinya bukan dari Magelang. Kalau Magelang kan khasnya itu gethuk trio dan wajik week, sedangkan si yangko ini asli Jogja dan lumpia asli Semarang. Tapi ga pa pa lah ya aku pajang aja. Biar fotonya kelihatan banyak, hihi...

Tapi ngomongin gethuk trio, aku jadi inget dengan satu cerita lama tentang  keperluanku saat akan mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi beberapa tahun silam. Soalnya aku suka banget pelajaran itu. Pengennya sih bisa cas cis cus bahasa Inggris, walaupun sampai sekarang ga bisa-bisa, huh!





Aku ke sana diantar oleh Bapak dengan menggunakan moda transportasi umum yaitu bus jurusan Semarang yang ndilalahnya kok ya dapat bus yang bodol banget. Sengaja minta temenin Bapak karena Beliau lebih hapal area Semarang setelah dulunya lama kuliah di sana (walaupun kata Beliau kuliahnya sempat molor nyampe 6-7 tahun---kalau ga salah, jadi biasanya pada jaman itu kuliahnya pada lama-lama ..haha). 

Nanti numpang nginepnya di tempat temannya Bapak yaitu di rumah pasangan suami istri paruh baya bernama Pak Hendro dan juga Bu Hendro (sekarang uda almarhum semua sih dua-duanya, huhu). Rumahnya sendiri ada di Semarang atas. Kayak rumah dines gitu tapi ada kebun buah-buahannya segala. 

Dan Fyi, baru sekali itu aku ke Semarang. Jadi masih yang takjoeb-takjoeb gimana gitu karena emang jarang keluar kandang.

Sebelumnya, aku dan Bapak emang ke sana naik bus umum. Sebab kalau ga salah waktu itu Beliau belum berani nyetir agak jauhan, apalagi sampai rute Semarang yang medannya wow. Jadi, mau ga mau harus naik bus. Walaupun uda tahu trayek sana jarang ada yang bagusnya, tapi the show must go on. Siapa tahu kan ada jodoh dengan jurusan Bahasa Inggris di Unes while kudu naik bus yang asa suka sliwar-sliwer pengamen yang kalau ga dikasih duit agak gedean bakal berubah jadi harimau benggala, haha (padahal suaranya juga ga niat-niat amat waktu mau nyanyi, tapi ya tetep kayak tukang palak, huhu). 

Dan juga pada waktu itu masih banyak penjaja makanan yang masuk tiep busnya mandeg, salah satunya adalah penjaja gethuk trio. Nah, karena kesian maka dibeliinlah aku satu pack gethuk trio oleh Bapak ini. Soalnya aku kayak tertarik gitu kan ama warnanya yang pink (sungguh suatu alasan yang sangat tidak masuk akal)

Ga.....maksudnya buat ganjel weteng saja biar perutku setidaknya ada isinya. Sebab sedari pagi ternyata aku belom sarapan. Sehingga tau-tau asam lambung naik dan menyebabkan muntah-muntah. Isi perut keluar semua begitu sampai Semarangnya  :'( 

Bapak pun berinisiatif buat ngajakin anak ceweknya ini ke kedai lotek di pinggir jalan agar perut kembali terisi. Abis itu  nyobain rujak buah dan kolak ubi ungu yang dicampurin pake es batu (aku masih inget banget rasa kolek ubi ungunya ini enak, huhu...bener-bener makanan yang memorable...judulnya jadi kolak tombo mabok deh, wkwkwk). 








Abis itu minta jemput Pak Hendro yang langsung membawa kami ke rumahnya untuk beristirahat karena besoknya aku akan test itu kan?

Jadi setelah dijemput tuan rumah dengan menggunakan mobil sedan kotak tua, lalu sempat melintasi perbukitan di daerah Semarang yang penuh dengan lampu warna-warni---- dan juga mall, kamipun tiba di rumah mereka. 

Rumah pasangan suami istri paruh baya ini seperti yang aku bilang tadi asriiii banget. Posisi jalannya itu menanjak. Pohon-pohon di kanan kirinya tinggi-tinggi. Uda gitu hawanya adem. Asrep banget dan kerap terdengar suara garengpung (bahasa jawanya tonggaret) bersahut-sahutan. 

Emang sih bentukan rumahnya itu lumayan tua. Dindingnya pake batu alam item. Dan lantainya masih model jadoel, bukan keramik. Tapi yang menarik perhatianku adalah halamannya penuh dengan pohon buah-buahan dan juga sayur-sayuran. Seger banget. Ijo in everywhere and everytime. Bahkan saat itu pohon jambunya sedang berbuah lebat. Ngrempoyok nggrombol begitu. Kayaknya sih varietas jambu bangkok ya soalnya bentuknya gede-gede. Semlohai walau ga dibrongsong. Dan pas dipetikin buat suguhan tamu, kok ya rasanya manis #uhumb....ntah manis kayak siapa mungkin kayak admin blog ini #nah loh?  

Terus ada pula belimbing yang warnanya tuh oranye banget. Biasanya aku sebut sebagai belimbing demak. Itu loh belimbing yang bentuknya besar serta kulitnya mulus. Kalau belimbing yang di samping rumah kan biasanya pada kontet-kontet ya, mana seringnya banyak tatungnya lagi...hiiiy...seweeemm.Belimbing di pekarangan tetangga sih, bukan belimbing punyaku, hahahah.. 

Nah di tempat Bu Hendro ini belimbingnya mulus kali semulus pipi beby mbul  padahal lagi-lagi ga dibrongsong dan pohonnya relatif pendek. 








Singkat kata, karena hari uda malam, kami pun dipersilahkan beristirahat, walau Bapak masih ngobrol panjang lebar bareng Tuan Rumah. Dan aku memilih undur diri dari hadapan Anda  melipir ke kamar dengan alasan mau ngapalin materi testnya

Kucluk-kucluk masuk ke kamar.... oh my God! vintage banget kamarnya. Memang lantainya masih pakai tegel sih, tapi kasurnya udah spring bed dong. Ya jaman firaun ... eh maksudnya jaman aku kecil kan jarang-jarang ya orang punya kasur springbed. Terus ada telepon rumahnya juga yang pada waktu itu termasuknya barang mewah. Aku norak dong, langsung mainan itu telepon belagak kayak pemain senetron yang lagi akting teleponan, padahal yang ditelepon pun ga ada wkwkwk. Orang teleponnya mati. Cuma seru aja karena aku merasa jadi kayak orang 'kota', wkwkwk.

Terus mataku juga tertambat pada satu bingkai foto yang memperlihatkan pose anak dari pasangan suami istri Pak dan Bu Hendro ini yang ternyata adalah mahasiswa yang di foto-foto tersebut terlihat aktivitasnya banyak berhubungan dengan pecinta alam, naik gunung, dll. Widiiwww. 

Tapi abis itu malah ga konsen belajar karena mendadak sirah udah blank sekali sehingga yang ada malah inginnya langsung tidur, groook...






Keesokan harinya, entah kenapa aku ngeblank lagi. Apalagi pas abis dianterin ke gor dimana testnya berada...karena ga biasa naik mobing, jadi tuh bolak-balik kayak perut jadi muleg-muleg gitu deh, dan lidah kerasanya jadi asin ga keruan wkwkkwkw...uda bisa dipastikan kan ya kalau Mbul mabok lagi

...Jadi, begitu tiba di tempat tes dan disodorin kertas ujiannya serasa makin ngeblank dan ngeblank lagi walaupun aku ga sampai nyanyi lagunya Taylor Swift sih. Jari juga rasanya pengennya mempraktekkan jurus pengawuran mania soalnya pertanyaannya sulit-sulit. Mana soalnya banyak lagi. Akhirnya sebagian besar soal aku jawab sesuai feeling aja. Sia-sia deh dari rumah uda dandan cantik-cantik pake hem dan celana bahan juga pantofel segala. Rambut uda 'on' pula dengan potongan bob macam polwan tapi apa daya ternyata belum jodoh dengan jurusan bahasa inggrisnya Unes ini. Belum keterima kuliah di Semarangnya saia huhu...





Kata Bapak ga pa pa buat pengalamanku yang penting kan udah dicoba. Daripada ga sama sekali. 

Jadi begitulah, dari gethuk trio di bus arah Semarang akhirnya jadi cerita kemana-mana termasuk pas ujian masuk perguruan tinggi kala itu. Ya sudah, demikianlah updatean ku kali ini. Aslinya cuma pengen majang foto gethuknya yang nge-pink-nge-pink itu sesuai warna kesukaannya si admin, hihihi..