Rabu, 24 Agustus 2022

Sinopsis Ungu Violet (2005)



Oleh : Mbul Kecil
Halo...halo...halooooww
nonton film dulu nggeh...

Dibuka dengan sesosok pria yang tengah terbaring di suatu tempat. Saat terbangun, ia sudah berada di sebuah ruangan sempit yang memanjang dan hanya muat untuk satu orang. Iapun berteriak panik dan menggedor-gedor bagian atas dari tempat itu yang ternyata adalah kuburan. 



***

Ternyata itu adalah mimpi Lando. Pria tersebut masih bernapas sampai sekarang dan baru saja bangun dari tidurnya setelah dikejutkan oleh suara dering telepon. Ia pun segera mengangkat telepon. Di sana, ternyata terdengar suara isak tangis kekasihnya yang tentu membuatnya bingung. 

Sebuah taxi kuning kemudian melintas ke jalanan gang di bawah jalur perlintasan kereta api. Rupanya karena panik, Lando menghampiri kediaman kekasihnya yang ternyata kini telah kosong. Di sana ia hanya menemukan sebuah kotak berisi barang kenangan mereka dan juga handycam. Setelah diputar di televisi, ternyata isinya rekaman kekasihnya yang sedang menangis karena tidak bisa bersamanya lagi dikarenakan sudah tahu bahwa umur Lando tidak akan lama lagi. Setelah mendengar semua itu Lando pun sangat sedih hingga tergugu dalam keputusasaan. 

***

Suatu hari, saat sedang menaiki metromini, tak sengaja Lando menangkap basah seseorang sedang ingin menjalankan aksinya. Tapi sebelum hal tersebut berhasil, pria berambut plontos itu melihat Lando dan ia pun menghampirinya karena tidak terima dipotret Lando secara diam-diam. Lando pun ditodongnya dengan pisau lipat. Tapi fotografer itu tidak takut dan menantang, kalau mau tusuk ya tusuk saja. Sampai akhirnya si pria plontos itu terdorong ke belakang dan diringkus massa. 

Usai peristiwa itu, Lando pergi ke kantornya yang bergerak di bidang majalah fesyen. Bossnya rupanya sudah menunggunya dari tadi dan memintanya untuk segera mengeluarkan hasil jepretan terbarunya walaupun hasilnya tidak ada yang memuaskan. Beruntung Bossnya masih memberikan kesempatan bagi Lando untuk hunting lagi sampai dapat yang sekiranya okay. 

Sebenarnya akhir-akhir ini pikiran Lando sedang mumet. Itu semua karena nasibnya yang berumur pendek. Saat sedang menenangkan diri di balkon apartemennya, Lando pun kembali melihat hasil cetakan foto di metromini tempo lalu. Sempat ia buang ke lantai karena tidak ada yang spesial di sana. Tapi setelah ia pungut dan perhatikan lagi, ternyata di sana ada satu wajah perempuan manis ikut terjepret.

***

Seorang perempuan dengan rambut sebahu, kemeja putih dan rok sepannya tengah berjalan pulang seusai dari tempat kerjanya. Ia adalah Kalin. Ia tinggal bersama Eyangnya di sebuah rumah tua yang bercat hijau dan atap sudah bocor di sana sini. Meski demikian Eyangnya sangat gaul karena punya banyak teman. Beberapa diantaranya kini tengah berkumpul sambil main kartu dan minum teh. Saat itulah Kalin pulang dan langsung disambut hangat oleh kumpulan teman Eyangnya. Seorang diantara mereka terkejut sebab ia memang baru pulang dari Belgia sehingga kaget anak Karen (ibu dari Kalin) sudah sebesar ini. Ia juga bertanya dimana Karen sekarang. Tapi yang lain kemudian sibuk berehem-ehem karena seperti ingin mengasih tahu sesuatu. Eyang pun mencoba mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan martabak. Tapi karena suasana menjadi awkward, akhirnya Eyang berkata terus terang bahwa Karen dan suaminya telah meninggal dalam kecelakaan, oleh sebab itu Kalin diminta pindah kemari karena kasihan dia hidup sebatang kara dan hanya Eyang satu-satunya yang dimiliki. Kalin yang mendengar hal itu dari kamarnya mendadak jadi mellow.

***

sumber poster : imdb


Sutradara : Rako Prijanto
Produser: Cindy Christina
Penulis : Jujur Prananto
Penulis skenario : Jujur Prananto
Penulis cerita : Rako Prijanto
Pemeran : Dian Sastrowardoyo, Rizky Hanggono, Rima Melati
Penata musik : Piyu
Sinematografer : Yudi Datau
Penyunting : Sastha Sunu
Perusahaan produksi : SinemArt Pictures
 Tanggal rilis : 23 Juni 2005 (Indonesia)
Durasi : 115 menit
Negara: Indonesia
Bahasa : Indonesia


Pada sebuah pagi yang cerah di loket bus trans jakarta dimana Kalin bertugas sebagai penjaganya, sebuah radio tengah memutar siaran Arie Daging yang menyetel lagu Padi yang berjudul Menanti Sebuah Jawaban. Sementara di jembatan penyeberangan yang menuju ke area loket, Lando berjalan dengan ringan sambil menenteng tasnya. Nah, saat keduanya bertatap muka (walau dalam rangka membayar uang loket busway), Lando langsung mengenali wajah Kalin yang tertangkap kameranya di metromini kemarin. Keduanya terdiam sesaat, dan aku merasa bagian ini lumayan so sweet, apalagi ada lagunya Padi, hihihi. Segera Kalin tersadar dan memberikan keping kembalian pada Lando dan pria itupun segera menuju ke busway tujuannya. 

Malamnya, di seberang halte busway Lando bersedekap karena kedinginan. Sementara itu, Kalinpun berpamitan pada temannya setelah kerjaannya beres, dan menuruni jembatan penyeberangan dimana Lando ada di bawah. Nah, Kalin itu kemudian duduk di bangku depan haltenya. Sedangkan Lando langsung berjalan mendekat dan ikut duduk juga. Canggung keduanya bersisihan apalagi saat berpandang-dandangan...eheum... Pas Kalin yang tadinya berdiri karena ada metromini lewat tapi ternyata tidak naik, Lando ikutan lega. Mereka pun kembali duduk walaupun masih diam-diaman. Untuk mencairkan suasana, akhirnya Lando berinisiatif untuk memulai pembicaraan. Tadinya ia mengira Kalin sedang menunggu metromini atau taxi. Tapi ternyata tidak. Sebab rumah Kalin ada di sekitar situ. Ia hanya menunggu Eyang pulang dari kumpul bersama temannya. Nah, sambil itu pula Lando mengajak kenalan. Ia juga memperlihatkan Kalin bahwa kemarin ia tak sengaja memotret Kalin saat peristiwa di metromini. Kalin tentu saja kaget, karena tak menyangka fotonya tercerak  besar dari kamera Lando. Nah, saat itulah Lando bilang bahwa ia sedang mencari talent calon coverstory majalah di tempatnya kerja dan jika Kalin berminat ia bisa menghubungi Lando lewat telepon. Saat tawar-menawar itulah, tiba-tiba Eyangnya datang, dan Lando pun ijin pamit.

Saat pulang itulah, atap yang bocor menyebabkan lantai rumah Eyang banjir. Eyang berniat untuk membuang air yang ada di ember kamar mandi tapi karena sudah tua maka beliau jatuh. Kalin panik dan membawanya ke rumah sakit. Biaya rumah sakit ternyata mahal juga. Usai membayar di loket pembayaran dan Eyang diijinkan pulang, Kalin termangu sambil menyeruput kuah pop mienya (persis kek Beb Mbul ya sukanya mam pop mie egeggegegek, maklum w ngefans banget sama dian sastro dulu, jadi apapun filmnya kalau yang main dian sastro w nonton hihi), ia memikirkan tawaran Lando tempo lalu. Akhirnya ujug-ujug Kalin dateng ke apartemen Lando tanpa telepon terlebih dahulu. Lando tentu saja kaget tapi ia senang.

Karena masih lugu, Kalin berpose apa adanya. Tapi Lando mengarahkan dengan sabar. Setiap sudut apartemennya menjadi spot favorit. Sampai akhirnya Kalin foto untuk cover story majalah betulan dan Boss Lando suka dengan hasilnya. Lando tentu saja bangga. Nah, sebagai ucapan terima kasihnya, Lando sengaja menyodorkan majalah yang covernya Kalin di lubang loket busway. Kalin yang menerimanya tentu saja speechless sampai tak tahu harus berkata apa. 

Esok harinya, saat Lando membeli tiket busway lagi, Kalin menitipkan sepucuk surat dari kertas kecil yang ia sematkan bersama uang kembalian. Ya karena ia ingin mentraktir Lando makan di Aneka juice yang merangkap sebagai kedai mie (chinese food). Saat hari hujan, Kalin sudah menunggu lama di kedai itu, tapi Lando tak datang juga. Lando malah termenung di balkon apartemennya. Mungkin takut perasaannya mulai tumbuh ke Kalin kali ya.. hmmmm.

Esoknya, Kalin menunggu Lando beli tiket busway lagi. Tapi ternyata orangnya ga nongol. Kalin pun memutuskan untuk mampir ke tempat Lando dulu sepulang kerja tanpa memberitahu terlebih dulu. Ujug-ujug aja datang. Pas diketuk ternyata ga ada orang. Rumahnya berantakan banget. Sebagai perempuan yang hobinya beberes kayak Beby Mbul #wakkakak, akhirnya Kalin pun berinisiatip untuk merapikan semuanya. Ketika Lando pulang, tentu saja ia terkejut karena rumah sudah dalam keadaan bersih! Lando juga menemukan pesan di kaca akuarium ikannya bahwa besok pagi ia harus menelepon Kalin pagi-pagi.

Pagi harinya, telepon berdering tapi setiap diangkat ternyata bukan dari Lando. Kalau tidak dari minimarket ya temannya Eyang. Sampai Kalin kesal apalagi Eyang teleponnya lama sekali. Kalin pun ngambeg dan tidak mau salim. Ia ngeloyor begitu saja hingga telepon selanjutnya saat diangkat ternyata dari Lando. Wah...untung Kalin belum benar-benar pergi ya. 

***

Kali ini niat baik Kalin untuk mentraktir Lando kesampaian juga. Mereka minum jus jambu dan menunggu mie goreng tek-teknya matang. Kalin bilang untuk berterima kasih pada Lando saja rasanya susah bukan main. Tapi Lando menanggapinya dengan dingin. Padahal niat Kalin tulus lho. Oh ya, pada hari itu Kalin memakai kemeja bunga-bunga pink yang cantik sekali. Pokoknya beda dari biasanya. Tapi sebenernya...Kalin sempat manyun sih soalnya Lando kayak jaga jarak. 

Esoknya Kalin dapat penawaran pemotretan lagi. Kali ini untuk brand gede. Ia pun ke apartemen Lando lagi minta disemangatin #jyahhhh. Ia bingung mau terima tawaran agency itu atau tidak. Sambil itu pula ia belanja banyaaak banget makanan buat Lando...hihihi...so sweet banget ya Kalin. Abis itu ya konsul dikit gimana tentang pemotretannya pada sang fotografer alias Lando. Ya intinya minta ditemenin casting. Dan kalau keterima maunya Kalin ya Lando yang foto. Lho kok gitu ya...apa terlanjur nyaman? Wkakakakak. 

Pas casting dan di lift mereka bedua satu frame dengan fotomodel beneran yang tentunya tinggi bukan main. Sedangkan Kalin imut mungil seperti Beby Mbul #lhaaaaah? Hahhaha...biarin ah halu dikit gw. Terang saja Kalin minder. Nah, melihat hal itu, dengan gentle Lando langsung pegang tangan Kalin agar ga minder lagi. Iiih....so sweet...kan Kalinnya jadi senyam-senyum deh.

Ternyata Kalin dapat berita gembira. Castingnya diterima. Kalin pun  nyamper ke apartemen Lando lagi dan langsung memeluk Lando. Keduanya lalu duduk di muka balkon apartemen sambil berbagi cerita. Ya sambil ngeteh-ngeteh gitu lah. Kalin jadi tambah deg-degan. Landonya juga kalem banget lagi. Terlalu cool hoho. Sampai tiba saatnya Kalin pamitan pulang, Kalin seperti menunggu-nunggu sesuatu. Tapi kok Landonya ga peka gitu ya...hahahah. Kalin pun berjalan meninggalkan pintu, sampai akhirnya Lando yang tadinya mematung kek batu tersadar dan menggeret tangan Kalin dan membawanya masuk lagi ke rumah. Pintu pun ditutup dan kedua tangannya langsung meraih pipi Kalin. Lando pun memagut bibir Kalin dengan brutal dan panas. Saat ia melepaskan syal di leher Kalin dan meneruskan kecupannya, tiba-tiba saja tangan kalin menyenggol obat Lando yang ada di meja. Saat itulah Lando tersadar dengan realita. Ia pun tiba-tiba menyuruh Kalin pulang. Sebelum lebih jauh, ia tak ingin Kalin terlanjur jatuh cinta padanya. Kalin yang kaget dengan itu semua tentu saja langsung pulang dengan hati terluka. Waduh waduuuh...kok bisa gitu ya...hmmmmb...

Ini film paling romantis sekaligus menyesakkan yang pernah kutonton saat masih pake seragam sekulah dulu hahahah....Ya karena greget banget endingnya penuh tanda tanya. Ga tau Landonya beneran meninggal dunia apa ga. Soalnya di endingnya itu Landonya ada dan nemenin Kalin di balkon cuma mukanya pucet banget hiks...bingung. Tapi banyak adegan so sweet romantis yang mendebarkan sih.  Ga tau kenapa, Lando yang diperankan oleh Rizki Hanggono ini natural banget. Karakternya juga pendiem, kaku, sering canggung.... tapi kok sering bikin deg degan ya, pantas aja Kalinnya suka padanya hohoho. Orang serius dan pendiem kalau dah menunjukkan dengan 'tindakan' tuh bikin hareudang ya. Emang pendalaman karakternya Lando bagus banget. 'Kelas' lah. Dulu nungguin film ini ditayangin di TV pas ada moment spesial apa gitu. Misal nungguin moment tahun baru atau hari-hari libur gitu deh. Kalau setelahnya nonton lagi dengan sewa di rental vcd ori di deket sekulah Bogor dulu. Diputer berulang-ulang ga ada bosannya. Karena Mbul suka film yang romantis hehehe




1 komentar:

Saleho mengatakan...

wah jika penata musiknya mas Piyu pasti bagus deh musiknya
soalnya beliau kan senior ulung

Posting Komentar

I'm Mbul. Thanks for visiting here and dropping by. Your comments are always appreciated. Happy blogging ฅ(^・ω・^ฅ)