Rabu, 05 Oktober 2022

Sinopsis The Cat Returns




Haru adalah gadis ceroboh yang setiap hari bangun kesiangan sehingga membuat harinya selalu berakhir kacau. Ia tak pernah menyempatkan diri untuk sarapan, bahkan hampir setiap hari datang terlambat ke sekolah. Ketika masuk kelas, guru yang menerangkan di depan juga sudah stand by sejak tadi sehingga membuat ia harus mengendap-endap supaya tidak ketahuan. Celakanya, tingkahnya itu selalu terbaca sang guru sehingga menyebabkan ia ditertawakan seisi kelas, termasuk anak cowok yang ditaksirnya.




The Cat Returns

Judul lain : Neko No Ongeashi 
(Balas Budi Seekor Kucing)
Tanggal rilis : 19 Juli 2002
Sutradara : Hiroyuki Morita
Cerita : Aoi Hiiragi
Skenario : Aoi Hiiragi, Reiko Yoshida, Cindy Davis Hewitt, Donald H.Hewitt


Suatu kali, Haru dan teman karibnya sedang berjalan sepulang sekolah di siang yang terik. Saat sedang membicarakan anak-anak cowok yang mereka taksir, tak sengaja lewatlah seekor kucing hitam dengan warna mata yang berbeda di tengah-tengan langkah mereka. Kucing tersebut menggigit sebuah bungkusan yang mirip kado karena bingkainya dipita. Haru pun merasa aneh lalu pandangannya tak lepas dari gerak-gerik kucing itu. 

Ketika si kucing hendak menyeberang jalan, Haru merasa sesuatu yang berbahaya akan mengancam nyawa si kucing. Kebetulan lampu lalu lintas memang telah berganti dari yang tadinya merah menjadi kuning lantas hijau. Otomatis kendaraan yang tadinya berhenti langsung siap-siap tancap gas, termasuk pula satu truk besar yang berada tepat di depan kucing. Saat itu juga, dengan sigapnya, Haru berlari dan menyepak kucing tersebut dengan menggunakan jaring temannya supaya si kucing tidak tertabrak truk. Kucing pun terpental ke semak-semak.

Haru memastikan apakah kucing tersebut baik-baik saja. Ia melongok ke semak, dan mendapati kucing tersebut makin menjadi-jadi sifat anehnya. Dengan gerakan membungkuk kucing itu mengucapkan terima kasih karena Haru telah menyelamatkan nyawanya. Ya, baru saja kucing tersebut berbicara layaknya manusia ! Meski hanya sebentar (karena katanya masih ada tugas penting yang harus ia selesaikan), namun pertemuannya dengan kucing itu sanggup membuat hari-hari Haru menjadi berbeda.

Sampai rumah Haru pun linglung. Ia pun bertanya pada sang ibu apakah kucing bisa berbicara seperti manusia? Ibunya malah kaget. Ia lantas teringat bahwa ketika masih kecil, Haru pernah bercerita bahwa putrinya bisa berbicara dengan kucing. Waktu itu, Haru pernah dikuntit anak kucing kecil yang berwarna putih karena ingin mencicipi kue ikan yang dimakannya. Karena kasihan, Harupun memberikan semua kue ikannya pada kucing itu. Sejak saat itulah, ibu menganggap bahwa Haru dapat berbicara dengan kucing.

Suatu malam, Haru terbangun karena mendengar bunyi aneh. Saat menyibak jendela, ia melihat sekumpulan kucing yang berjalan tegak layaknya manusia. Karena penasaran, akhirnya Haru keluar rumah dan mengintip apa yang terjadi. Rupanya rombongan kerajaan kucing telah datang menghampirinya. Dikatakannya bahwa ia telah menyelamatkan Pangeran Lune (si kucing hitam yang ia selamatkan tadi siang) sehingga ia berhak mendapatkan imbalan yang pantas. Sang raja yang dinaikkan di atas tahta sambil diapit pengawal kucingnya bahkan mengundang Haru untuk pergi ke kerajaannya sambil menyerahkan peta. Haru pun terkesiap tidak bisa berkata apa-apa lagi karena saking kagetnya. Akhirnya ia menganggap ini smeua hanya mimpi dan lantas melanjutkan tidur.

Keesokan harinya, hal-hal aneh tiba-tiba saja terjadi. Temannya menelepon dan memastikan apakah Haru telah mengganti jaring yang ia patahkan kemarin karena menyelamatkan kucing di jalan? Haru menjawab tidak. Namun temannya sangat heran karena tiba-tiba jaring di rumahnya membludak membanjiri ruangan, entah siapa yang memberi. Sudah begitu, tiba-tiba ibu juga berteriak supaya Haru cepat ke bawah. Rupanya di halaman sudah tumbuh subur tanaman ekor kucing yang entah bagaimana bisa memenuhi seluruh penjuru. Ibu merasa ini hanya halusinasi lalu kesal berniat pura-pura tidak tahu dan melanjutkan tidur karena kelelahan bekerja. Sementara itu, putrinya sendiri masih bengong karena bingung dengan apa yang terjadi. 

Saat di jalan menuju ke sekolah, ternyata Haru juga mendapati kejadian aneh lainnya karena tiba-tiba gerombolan kucing kampung yang ada di jalanan mengejarnya dengan brutal. Kucing-kucing tersebut bahkan sampai masuk ke ruangan karena mendapati loker Haru yang dipenuhi bingkisan tikus. Kucing-kucing tersebut pun berebut untuk memakan tikus-tikus tadi dengan ganasnya. Dari situ Haru semakin yakin bahwa ini pasti ulah kucing yang semalam dijumpainya.

Haru stress. Pasalnya penyampaian terima kasih yang didapatnya dari kerajaan kucing malah membuatnya bertambah sial. Apalagi ketambahan saat seekor kucing cokelat yang merupakan utusan kerajaan kucing datang menghampirinya, dan memastikan supaya ia bersedia dijemput ke Kerajaan Kucing. Semula Haru pikir, boleh juga tuh bertualang dan main-main sebentar di negeri kucing. Namun saat disebutkan oleh sang utusan bahwa maksud penjemputannya itu adalah agar Haru mau dijadikan pengantin oleh Pangeran Lune, Harupun panik. Tak disangka candaannya malah dibawa serius dan menyebabkan ia akan dijemput nanti malam. Akhirnya setelah utusan kucing itu pergi, Harupun bertambah galau. Ia tentu saja menolak untuk menikah dengan kucing. Di tengah keputus asaannya itu, tiba-tiba muncul suara ghaib yang datangnya dari langit. Suara tersebut terdengar sangat merdu dan menyarankan agar Haru menyelesaikan masalahnya ini ke Kantor Urusan Kucing. Untuk menuju ke sana, Haru harus mencari kucing putih gemuk yang suka tidur di bangku kafe. Nah, kucing itulah yang akan mengantarkannya ke sana.

Kantor urusan kucing? Kerajaan kucing? Pengantin kucing? Semua membuat Haru semakin stress. Ia berharap hal ini cuma sekedar mimpi, meski rasa penasaran masih saja menghinggapi. Ia lalu menuruti apa kata suara ghaib tadi dan berjalan menuju ke kafe yang dimaksud. Saat hendak duduk di sembarang kursi, tak sengaja ia menduduki benda empuk berbentuk bulat yang ternyata adalah seekor kucing gemuk. Warnanya putih dan memiliki wajah yang sangar. Saat hendak meminta maaf karena sudah tak sengaja mendudukinya, kucing tersebut hanya nyengir sinis. Haru ragu apakah ini kucing yang dimaksud sebagai penunjuk jalan ke Kantor Urusan Kucing? Lalu iapun mencoba mengajak bicara kucing tersebut. Si kucing diam saja. Bahkan dengan ekspresi sebal dan seperti mengacuhkan Haru. Namun saat Haru beranjak pergi karena merasa salah kucing, akhirnya si kucingpun bicara. Ia meminta Haru untuk mengikutinya ke suatu tempat. 

Tidak ada beban apa-apa ketika menonton film ini. Yah, semacam ngalir begitu saja tanpa diembel-embeli ekspektasi yang tinggi. Karena bagiku, mungkin film ini terkesan jauh lebih ringkas ketimbang film Ghibli yang lain, baik dari segi cerita maupun durasi(1 jam 15 menit). Ceritanya sendiri beralur maju dengan 1-2 adegan flashback yang tidak bisa dikatakan pula sebagai pemberi benang merah yang ‘greget’. Cenderung normal, tanpa efek kejut yang mencengangkan atau sampai bisa semenyayat My Neighbor Totoro, Spirited Away, atau Grave of Fireflies. Namun, sekali lagi, karena aku penganut film dengan mengedepankan tak hanya cerita (tapi juga ilustrasi), maka bolehlah film ini tetap megang dengan guratan warna-warni khas film-film Ghibli lainnya. Apalagi ditambah dengan joke-joke spontan yang nyaris koplak dari beberapa tokoh figurannya seperti Muta San (kucing putih gemuk penunjuk jalan ke Kantor Urusan Kucing),  penasehat kerajaan, utusan kerajaan, dan tentu saja sang rajanya sendiri. Overall film ini cukup menghibur. 

Sourch pict : The Cat Returns movie, Ghibli Studio imdb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I'm Mbul. Thanks for visiting here and dropping by. Your comments are always appreciated. Happy blogging ฅ(^・ω・^ฅ)