Sepulang dari Pasar Papringan dan Gemawang, kamipun beranjak ke Magelang lagi walau di tengah jalan dijeda dengan makan siang. Karena mayoritas udah pada lapar, jadi mari kita ke Kampoeng Sawah Resto Temanggung. Ini atas rekomendasi saudaraku sih karena harga menu-menunya terjangkau walaupun porsiannya agak banyak ya, cocok untuk makan bersama keluarga besar.
Berlokasi di Jalan Gatot Subroto No. 25, Kebonsari, Temanggung, Jawa Tengah, Kampoeng Sawah resto memiliki kapasitas ruang yang cukup luas. Ditinjau dari lahan parkirnya yang ombo, lanjut masuk ke dalam dengan patung selamat datang berwujud tokoh Punakawan, kami pun langsung disuguhi pemandangan yang menyejukkan mata. Area makan dalam bentuk saung-saung besar, ada pula yang meja kursi biasa, juga yang AC-an dalam arti dalam ruangan.
Dia juga menyediakan hall untuk acara, gathering kantor dan lainnya. Nah, di tengah-tengahnya itu ada area bermain dan juga sawah yang menghampar hijau dengan gunung sebagai pemanisnya. Semilir angin bertiup lembut menggoyangkan daun-daun klari dari pohon kelapa gading di sekelilingnya, sementara kolam ikan yang ada di depannya memberikan nuansa alami khas Kampung. Ya, sebab namanya saja Kampoeng Sawah. Yang diharapkan mampu menjadi tempat santai sejenak makan makanan khas pedesaan dengan ditemani pemandangan sawah yang memanjakan mata.
Singkat cerita, kami langsung ngetag tempat di saung yang agak luas (posisi pinggir) biar adem karena jam emang masih siang. Jadi habis itu langsung genti-gentian, ada yang sholat, ada pula yang pesenin makannya dulu. Aku dan Mas Suami yang pesen karena Kakung dan Uti lagi jamaahan. Sementara Kakak A langsung main ayunan karena banyak temannya. Adeknya lier-lier sembari nyucuw wkwkwkkw.
Nah, apa aja yang kami pesen, tentu yang ambil kendali urusan perkulineran dan biasanya pilihannya selalu enak adalah Tamas. Beliau karena ngerteni banget Bapak Ibuku dahare ikan, akhirnya lagi-lagi pilihnya ikan. Beliau pilihkan ikan nila bakar, ikan gurame lombok ijo, ikan nila asam manis, cumi bakar, udang bakar, cumi goreng telor asin, tempe goreng, lele goreng, iso goreng, sate jamur, buncis Singapore, nasi untuk porsian keluarga. Minumnya ada es teh manis, es jahe gula batu, wedang secang, es jeruk, dan air mineral. Sembari pada sholat dzuhur, sembari itu pula nunggu pesanan dimasak.
Ga lama kemudian, yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ini buat maem bareng-bareng ya lauknya. Meski pas datang satu-satu kami tertawa ngakak karena ternyata beneran porsiannya banyak banget. Ya, ujung-ujungnya emang dibungkus sebagian sih buat dimaem di Magelang.
Pertamanya itu yang datang minumannya. Lalu satu-persatu mulai datang si ikan-ikannya ini, disusul buncis favoritnya Pak Su (walau kami sempet ledek-ledekan kirain buncisnya yang baby buncis taunya buncis gede cuma dimasaknya ala sambal Singapore mereun Tamaaaaas....) Hahahha...Yoweslah, sing penting rasanya enak. Abis itu baru iso goreng, cumi-cumian, udang-udangan, dan jamur.
Nah, kita review satu-satu ya. Untuk menu ikan emang yang banyak habiskan adalah Bapak, Ibu, Suami. Kalau ikan Mbul cuma icipnya yang Gurame Sambal Ijo. Menu rekomendasinya Tayank Tamas wkwkwk. Tapi enak juga loh. Cabe ijonya itu ga pedes tapi sedep. Ya ada pedesnya dikit tapi namanya juga cabe ijo, banyakan ga pedesnya kan, ga kayak cabe rawit hihi. Iya, jadi tuh aku suka banget ama kulit luar guramenya yang emang kriuk, tapi udah kecoran ama kuah cabe ijonya. Jadi rasanya mantab....Sedep.
Adapun Kakak A, favoritnya adalah iwak lele. Ia juga suka banget ama tempe jadi lap lep maemnya alhamdulilah lahap ya. Untuk sate jamurnya, aku nyobain 1 karena aslinya yang pesen ini adalah saudara. Rasanya agak mirip dengan kulit ayam ya Mbul. Kenyil-kenyil gurih ada saus kacangnya juga. Enak sih...Cumi goreng telur asinnya Mas Montogh suka banget. Dia lahap banyak aku dulangin pake ini, sesekali juga sama daging lembutnya udang bakar yang menul-menul kenyal manis, udah takpotekin kulitnya yang keras.
Buncis Singaporenya juga aku suka banget. Bumbunya kuat. Ada potongan daging ayamnya juga sebagai saus manisnya. Buncisnya krunci-krunci gimana gitu pas dikunyah. Aslinya cocok banget sama lauk cumi goreng telur asin.
Minumannya yang paling seger itu wedang secang. Dia dipakein gula batu dan cangkir yang lurik ijo dari seng itu loh. Warna wedangnya merah-merah penuh dengan rempah. Aromanya juga wangi sekali. Sebenernya disruput gitu aja ya udah enak sih tanpa perlu gula batu. Tapi itu sih optional aja, alias suka-suka.
Overall, menurutku ini sih ramah banget di kantong. Karena kata Tamas total harga untuk porsian amat banyak itu lumayan asyik di kantong...Lebih murah dari Lombok Sawah kemarin, mana view sawahnya cakep pula, jadi menurutku restonya recomended sih.......
^_____^