Minggu, 16 April 2023

Review Bakpia Pathok 731 Dewa



Siapa yang suka makan bakpia pathok kayak Mbul, ngacung? Penganan khas Jogja yang bentuknya bulet, putih, agak pipih dikit dan di tengah-tengahnya semu brown karena efek dipanggang. Dulu sering banget ibuku membelikanku bakpia di Toko Rakyat yang rasanya kacang hijau. Bakpia Toko Rakyat tak pernah terlupakan sepanjang masa karena rasanya yang legend dengan kulit tipis dan isian kacang hijau full yang agak basah. 




Karena Mbul suka yang tipis-tipis, sedangkan kacang hijaunya agak sedikit basah namun manis legit. Nah, tipikal bakpia yang kayak ginilah yang Mbul suka. Meski aku ga tau apa sekarang di Toko Rakyat masih ada jualan bakpia atau ga. Soalnya toko ini ada kenangan tersendirinya buat aku karena penganan-penganan yang menemaniku sejak kecil dulu. Di etalasenya itu kalau pagi selalu ada kweku, hongkwe, lemper, arem-arem, martabak, lumpia, tahu berontak, bakwan nyempluk (yang bentuknya bunder red), jongkong, talam, dan lainnya. Selain itu di Toko Rakyat Bapak sering ndawuhi aku tumbas Koran Minggu Pagi yang kantornya di Jogja dan suka aku baca-baca bagian cergam di halaman belakangnya. Juga di sini ada kenanganku dengan es krim connelo rasa tobelih sama Buavita rasa apel dan juga jeruk wkwkkw. 

Eh lha kok bahas kenangan tentang Toko Rakyat. Gegara terbawa suasana tentang bakpia yang paling aku kangenin saat masih kecil dulu. Nah, tapi yang mau aku bahas di sini sekarang adalah bakpia dari kota asalnya langsung yaitu Jogjakarta. Dimana kami berkesempatan masuk ke desa penghasil bakpia pathok yang bertebaran beberapa pabrikan maupun usaha rumahan bakpia. Ada yang kecil ada pula yang sudah gede dan beroperasi lama. Namun yang kami datangi justru yang nylempit-nylempit di gang nih. Karena Mbul sendiri suka mainnya di gang sempit wkwkwk. Lebih asyik aja buat dokumentasi cerita jalan-jalanku di blog. 






Asal-Usul Bakpia dan Bakpia Pathok

Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Asal mulanya dari dialek Hokkian (Hanzi: 肉餅), yaitu dari kata “bak” yang berarti daging (umumnya daging babi) dan “pia” yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging. Tapi, mengingat masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, maka seiring perkembangannya, isi bakpia diubah menjadi kacang hijau. Dan kini rasa-rasa lain mulai mengikuti seperti cokelat, keju, kumbu hijau, dan kumbu hitam.







Nama bakpia pathok sendiri berasal dari gabungan antara nama daerah produsen utama makanan khas tersebut yaitu patuk atau di sepanjang Jl. Aip. KS. Tubun, Jogjakarta dan nama kue atau pia di kota Jogjakarta. Nah, di desa Pathok sendiri, dulunya penduduk tidak mengenal istilah “merek”, sehingga bakpia yang dijual banyak yang menggunakan “nomor rumah produsen”. 
 
Bakpia pathok memiliki ukuran dan rasa yang berbeda dari kue pia dari daerah lain. Teksturnya empuk dan lembut, juga memiliki banyak rasa, seperti rasa kacang hijau, rasa keju, cokelat. Bakpia di buat tanpa bahan pengawet, sehingga bakpia hanya bisa bertahan 7 – 10 hari saja.












Yang Mbul dan family datangi sendiri kala itu adalah Bakpia Pathok 731 Dewa yang berlokasi di Jl Purwodiningratan NG 1 No. 731, Ngampilan, Yogyakarta. Siang-siang, jamnya Adik J bubuk, makanya ia digendong Ayahnya. Sedangkan Kakaknya yaitu Kakak A digandeng Mbul erat-erat soalnya biar aman gitulo, kan banyak sliwar-sliwer mobil biar aman, sebelum masuk ke gang sempit itu tadi. Baru setelah masuk gang ia jalan ke depan nyusul Ayahnya dan juga J. Mbul di belakang yang jadi camera personnya wkwkkw. Kameramen saia. Eh...camera woman. Sebenernya di sepanjang jalan itu banyak usaha bakpia Pathok lainnya, karena namanya saja Desa Penghasil Bakpia, atau sentra penghasil bakpia Jadi ya berderet-deret pula pabrik bakpia maupun yang dikerjakan oleh industri rumahan. 

Nah, begitu memasuki gang sempit yang kanan kirinya bangunan rumah warga serta tempat produksi bakpia, maka lurus terus sampe mentok ketemu kedai bakpia dan oleh-oleh lainnya yang madep depan, maka itulah yang dinamakan Bakpia 731 Dewa. Berdiri pada tahun 1997, penggunaan 731 adalah berasal dari nomer yang empunya usaha, yaitu pasangan suami istri Edi Wintolo dan Endang S. Winarsih. Awal mereka berproduksi, bakpianya hanya memiliki 2 rasa yaitu rasa kacang hijau dan keju. Namun seiring berjalannya waktu, Bakpia 731 Dewa makin berkembang dengan aneka varian rasa tak cuma kacang hijau dan juga keju. Selain sudah bersetifikat halal, Bakpia 731 Dewa ini juga sudah terdaftar di jaringan usaha UKM Jogjakarta dengan dibantu oleh beberapa orang karyawan. Ada yang menjadi bagian pencetak bakpia, pembuat adonan, pembuat isi atau kumbu dan serta pengiriman yang sudah menembus banyak kota-kota di Jawa Tengah maupun Jawa Timur.















Seperti liputan Mbul siang itu yang mana diperbolehkan mengambil gambar proses produksinya langsung. Di meja depan, ada 2 Mas-Mas yang sedang sibuk menguleni adonan kulit dan malah mempersilakan aku untuk memfotonya. Nanti kulitnya dipipihkan dulu dengan isian bakpia (bisa kacang hijau, telo ungu, stroberi, durian, keju, kumbu hitam, cokelat dan lainnya. Setelah itu ditutup lagi dan dibentuk bulat agak pipih. Baru habis itu dipanggang oleh Mas-Mas satunya yang ada di belakang. Pake panggangan besar karena memang porsian banyak. Nah, aku dipersilakan dengan ramah untuk mengabadikan semuanya. 

Setelah itu baru deh bisa kembali ke gerainya langsung untuk memilih bakpia rasa apa yang hendak dibeli. Kalau aku sih tetep suka yang original kacang hijau. Tapi buat genep-genep karena mau dibagikan ke beberapa tetangga maka beli juga yang rasa stroberi, keju, cokelat, dan kumbu hitam. Masing-masing tersedia dalam kemasan kotak isi 20 biji ukuran standar dan isi 15 biji ukuran besar dengan maksimal expired 2 minggu.

















Yang paling menarik perhatianku adalah yang kumbu hitam dan telo ungu. Kumbu hitam itu kacang hitam. Sedangkan telo ungu itu ubi ungu. Ubi ungi memiliki pigmen warna ungu yang berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat menghambat penggumpalan sel sel darah merah. Juga mengandung serat pangan alami yang tinggi yaitu prebiotic dengan kadar glycemic rendah dan oligosakarida. Selain itu, ubi ungu juga mengandung lisin, Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%. Ubi Ungu merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi dan enak sekali dijadikan alternatif rasa bakpia.

Gitu deh sekelumit pengalamanku saat mengunjungi Bakpia 731 Dewa yang berkesan ini. Sampai jumpa lagi di post kulinerku selanjutnya ya. Dadaaah...



















Selain bakpia, tersedia pula oleh-oleh lain seperti pie, geplak, wingko babat, yangko, naga ting ting wijen, sale pisang, madu mongso, keripik belut, keripik bayam, keripik pare, kerupuk kulit, intip goreng atau garing, keripik paru, mino/nopia/ndog bledeg, brem, keripik talas, dll.

Jl. Purwodiningratan NG I No.731, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55261
Buka : 06.00-21.00 WIB

1 komentar:

Angie's Recipes mengatakan...

They look seriously delicious!

Posting Komentar

I'm Mbul. Thanks for visiting here and dropping by. Your comments are always appreciated. Happy blogging ฅ(^・ω・^ฅ)