Hujan basah mengguyur kotaku mulai dari Jumat, Sabtu hingga Minggu..... Jumat sore langit sudah berawan. Sedari lepas dzuhur mulai hujan dan angin bertiup cukup kencang. Buah mangga apel depan rumah berayun-ayun pelan hingga kulitnya yang hijau menyisakan setitik-dua titik air yang meluncur dari dahan. Begitupula kembang matahari yang tak jauh dari situ, kelopaknya yang kuning cerah melingkari biji-bijinya yang coklat agak tertunduk sedikit kena air cucuran. Tapi tangkainya tetap kokoh dan menawan.
Sementara bunga-bunga pukul 9 diantara rerumputan hijau mulai menguncup setelah sebelumnya mekar warna magenta, daun-daun dari pohon anggur yang merambat dari atap berwarna biru tampak semakin segar saja, hijau, sehat dan tumbuh lebat. Pohon anggur yang ditanam Ayah, hihihi.
Aku menggodog air dalam panci yang berapa menit kemudian airnya siap untuk kutuangkan ke dalam ember berwarna merah. Tempat biasa untuk si Kakak dan si Adik pakpung. Dengan busa-busa sabun yang melimpah, kadang bisa nyemplung satu-satu, kadang bisa nyemplung dua-duanya. Takmandiin sekalian dua-duanya. Termasuk aku yang diajak bercanda...lalu bajuku dicipratin air sampai basah.
Usai memandikan keduanya, yang lebih kecil biasanya kukudang-kudang dulu karena gemes. Iseng kuusek-usek dengan lembut, setelah badannya wangi karena kubalurkan bagian dada dan punggung dengan minyak telon.. Usek-usek-usek. Sayang pipi kanan sayang pipi kiri. Nanti Adik akan ngguyu kekel-kekel. Kalau kata Ayah, Adik paling cute tuh pas lagie jem-jem bobok sebelum bangun pagie wkwkkwkw. Ayah biasanya akan peluk Mas Montogh pas jem-jem Subuh karena katanya itu mode ganteng Mas Montogh sebelum batere matanya menyala. Nanti kalau sudah bangun 100% bakal sepenuhnya dioper ke Mbul 😂 Tapi kataku mode gantengnya itu kalau udah kenyang maem, num tutuw dan juga mandi. Nah, kalau itu semua udah terpenuhi, maka rasanya tuh merdeka. Udah mangie sich....
Abis itu ga lama kemudian ada yang anjrut nindihin badanku karena nyun minta disayang juga. Lha iya, semua kan dapat sayangnya Mbul hihihi. Adik dapat. Kakak juga dapat. Tapi kok adik mulu yang disun? Kakak juga mauk. Protes Kakak. Kan Kakak sendiri yang hendak disun malah ucul mulu, mrucut wkwk. Kakak udah semakin besar dan semakin susah untuk dipeluk huhu.... Tapi Mbul akan selalu suka memeluk Kakak walaupun sambil takdekepin ðŸ¤ðŸ¤— Kakak percis ayah waktu kecil.... Tapi kadang percis aku juga, hahahha. Kalau lagi manyun selalu kurentangkan tangan tanda 'sini peluk' eh langsung menghambur dia, hihihi.
Kataku saat Kakak dudukin pantat Mbul : "Mang Mbul kapibara apa Kak, kok ditumpain?" tanyaku guyon.
"Bukan! Yang kapibara itu A." Kakak menyebut nama dirinya sendiri
"Hmmm Kakak yang jadi kapibaranya?"
"Iyaaak." ujarnya semangat
"Terus aku apa?" tanyaku
"Mmmm....kucing."
"Hahhahah...jadi aku dipilihin Kakak kucing. Mpuss Meow dunk?"
"Iya...kucing.."
"Induk kucing?"
"Iyak...kucing."
"Terus adik apa?"
"Adik kowala..."
"Ow yah?"
"Iyaaaa..."
"Ayah?"
"Ayaaah....mmm...ayah..ini." Kakak lalu iseng membisikkan sesuatu ke telingaku abis itu kami ngekek bareng. Masa ayah dipilihin miripnya sama ituw kwkwkw... Nanti ayah protes lho....hihihi. Tapi biasanya Kakak malah sebut itu kenceng-kenceng saat ayah di sampingnya. Ini memang jokes retjeh di internal kami sih...hihihi... Owalah iseng banget kamu kak :*
"Tapi A tetap kapibara!!!" sekali lagi ia menyebut dirinya sendiri.
"Kenapa kapibara?"
"Kapibara lucu."
"Bukannya lucuan kelinci?"
"Iya aku kelinci."
"Lha kok jadi kelinci? Katanya kapibara? Ya udah kapibaranya buat aku ya."
"Enggak. Kapibara punya A."
"Jadinya kapibara apa kelinci nih?"
"Aku kapibara. Mama kelinci."
"Hahaha..."
"Tapi kenapa Kapibara suka numpain aku?"
"Empuk. Anget...." #terus mode peluk #nggelendot melingkari leher di atas dada....
"Kakak pinter kan..."
"Pinter..."
"Kakak manis?"
"Iyaah..."
"Pijitin dunk sayang..."
Lalu anak pinter pun mijitin aku hihihi.
Sementara Ayah biasanya pulang satu jam kemudian yang bunyi ceklekan pintunya selalu kami tunggu-tunggu dengan riangnya, setiap hari. Tak jarang ketika ayah pulang, kami dibawakannya batagor, siomay, tahu gejrot atau sekedar sop buah atau es kelapa muda yang bikin hati rasanya bahagia.
Tak lama kemudian, pintu ruang tamu dibuka. Bunyi Assalamualaikum yang paling ditunggu tentu milik ayah. Kami pun menghambur keluar untuk salim. Mbul salim, Kakak salim, Adik salim. Semua salim sama Ayah. Lalu bonusnya dapat sop buah deh hihi. Walaupun yang maem sop buah itu aku sama ayah sih. Kakak sama Adik tetep susu. Tak lupa ayah membawa sekantung sayuran segar yang minta segera untuk ditumiskan kangkung malam itu juga. Untuk Kakak dan Adik, bening bayam, tempe, dan bandeng gorengnya sudah kubikinkan sedari pagi. Sekarang giliran yang baru pulang, yang minta dimasakkan sayur baru. Lauknya tempe goreng anget dan telur dadar nyempluk bikinanku. Sambel tomatnya biar ayah yang bikin. Soalnya masakan kolaborasi hehehe.
Alhamdulilah menu ginian aja nikmat. Nasi anget, tumis kangkung, tempe goreng, telur dadar, sambal tomat. Nyum...nyum... Dan besok mau ada agenda merica-rica bebek.
Sabtu siang hujan juga. Mendung terus ternyata siang ya. Udah seminggu ini. Ternyata penghujannya belum selesai. Tapi hujan itu berkah ya, jadi alhamdulilah. Minggu malam giliran Ramane yang antusias mengajak kami bertiga ke Prima Food.
Kami akan membeli bebek cabut bulu untuk dirica-rica. Bumbunya udah beli dari kemarin. Semua ayah yang belanja sepulang dari kantor, karena ia yang paling antusias mengajakku merica-rica bebek. Bumbunya itu ada lengkuas, jahe, merica, sereh, bawang merah, bawang putih, cabe, salam, ketumbar, garam, gula. Bebeknya sengaja yang udah bersih dari bulu-bulu biar langsung dipotong-potong dan dimarinasi. Dimasak pas malam-malam dan dijeda-jeda sambil nonton tipi hihihi. Alhamdulilah begitu matang rasanya nikmatnya pas...Sedep merica huham banget. Enak deh...
Minggu siangnya Ayah lanjut mengecat atas, sementara kami yang di bawah membuka kardus oleh-oleh yang dibawa dari kampung halaman kemarin. Yang dibawain ke sini itu ada kue satu, kacang koro, wajik kletik klobot jagung, jipang pandan, dan kacang bawang.