Selasa, 07 November 2023

Review Warung Makan Asli Kutowinangun



Assalamualaikum wr wb...
Salah satu warung makan yang cukup legendaris di Kutowinangun dan paling sering Aku dan Tamas sambangi adalah Warung Asli Kutowinangun. Diapit oleh beberapa buah toko di jantung kota Kutowinangun, Warung makan ini terlihat gampang sekali dikenali. Bangunannya khas era jaman dulu. Dominasi kaca dan kayu. Pelatarannya diisi oleh 1-2 Tukang Sate Ambal Pikulan yang ngetem lama di situ, depan bangku panjang tempat duduk-duduk santai pengunjung.





Begitu memasuki bagian dalamnya, kesan klasik tambah terasa. Ada etalase-etalase kaca berisi piring dan baskom, tempat menaruh lauk dan sayur matangan, juga bangku kayu geretan yang jika sudah selesai makan bisa ditaruh di kolongnya kembali. Vibe jadoel kembali terasa manakala pandangan melihat dinding-dinding warung yang dipenuhi dengan kalender berbagai tahun serta foto-foto lawas yang bercerita. 

Berlokasi di Jl. Raya 126 Kutowinangun, Kebumen, rumah makan ini nampak selalu ramai dipadati pembeli, tak terkecuali oleh pengemudi truk-truk jalur utara maupun selatan yang singgah transit makan siang ataupun malam. Makanya warung makan ini sengaja buka 24 jam meski yang melayani kebanyakan sudah berusia Mbah-Mbah atau sepuh. Tapi meski demikian, justru di situlah letak kekhasannya.






Warung makan ini juga punya 1 kekhasan lagi yang gampang dikenali yaitu keberadaan jajan pasar atau penganan tradisional yang selalu fresh dari dapurnya langsung. Ada jadah, wajik, krasikan, jenang, serta cucur pink yang diletakkan dalam tambir-tambir besar (tampah), yang nantinya akan dipotong-potong lebih kecil lagi dan diplastikin supaya tampilannya lebih cantik lagi. Penganan tradisional ini  bisa dijadikan oleh-oleh atau dimakan langsung jika enggan makan makanan berat. Bisa membeli dalam bentuk slice atau porsian tambir (tampah) yang tentunya punya harga tersendiri yang lebih mahal dibandingkan dari yang sudah dipotongi kecil-kecil. Jadah, wajik, krasikan dan jenang akan dipotong kotak-kotak, sedangkan cycur dibiarkan apa adanya dengan bentuk yang lebih besar dari cucur biasanya. Dan jangan lupakan, warnanya yang pink tentu menjadikannya tampak unik karena umumnya cucur berwarna coklat.








Sementara itu, masakannya sendiri didominasi oleh masakan rumahan yang lumayan lengkap. Ada khas 'ndesonya' begitu kata orang, tapi justru dari situlah letak daya tariknya. Nasi ramesan, kelan-kelan khas Kutowinangun, dan lainnya. Semua dimasak oleh tangan-tangan sepuh yang melegenda sehingga rasa masakannya sudah diterima oleh banyak orang. Ada mangut lele, lodeh, jangan tempe lombok ijo, semur tahu, oseng-oseng, sayur sop, pecel, kikil, bandeng, dan lainnya, semua dimasak dengan penuh cinta dan berani bumbu sehingga rasanya itu begitu ngangenin. Lodeh dan mangutnya terutama yang menurutku paling enak. Di samping lauk lainnya tentu saja ada dan diletakkan dalam piring dan bisa diambil sesuai selera atau ambil sendiri. Ada perkedel kentang, sate telur puyuh, sate usus, bandeng, kikil, empal, tempe, sate ati, telur dadar dan lainnya.

 














Ada lagi gorengan yang selalu panas diletakkan dalam piring-piring yang ditutup plastik, macam psang goreng, tahu berontak, tempe goreng, serta bakwan. Pisang gorengnya mantab karena pisangnya manis sedangkan balutan tepungnya gurih. Begitu pula bakwannya yang lain daripada yang lain. Bakwan yang menjadi ciri khasnya Warung Asli Kutowinangun ini adalah bentuknya bulat nyempluk menul-menul tapi permukaannya mulus. Bakwan biasanya terdiri dari beberapa jenis sayuran seperti wortel yang diserut, kubis yang dirajang halus serta kecambah. Nanti dogoreng sampai golden brown dan bentuknya itu sekali lagi adalah seragam. Bulet, nyempluk, serta menul-menul. Jika dimakan dalam keadaan hangat serta diceplus bareng cengis rasanya sungguh luar biasa nikmat. Aku sendiri paling suka dengan bakwan, pisang goreng serta tahu berontaknya. 

















Untuk wedhangannya sendiri, terdiri dari berbagai jenis wedhangan mulai dari yang tawar hingga yang manis. Dari yang panas maupun dingin karena pakai es. Ada teh tawar, teh manis, wedang jahe, kopi, es teh manis, wedang jeruk, es jeruk, kopi jahe, teh jahe, kopi susu serta wedang jahe susu (harganya terpampang dalam foto). Aku dan suamiku sendiri paling suka nyeruput wedang jahenya yang manis dan juga panas. Meski wedangan lain juga tak kalah nikmatnya. 


















Wedangan ini meskipun harganya ramah di kantong tapi porsiannya memakai gelas besar dan rasanya itu benar-benar bikin melek karena seger apalagi jika diminum saat cuaca dingin di malam hari. Mantabbb ! (tulisan dan foto milik Mbul Kecil, www.gembulnita.blogspot.com) 


10 komentar:

  1. Fried foods are always very tasty and addictive.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertama kalinya kami ke sini karena tertarik, warung makan ini udah pernah dikunjungi oleh Budayawan Eyang Butet Kertaredjasa lho πŸ˜‰

      Hapus
  2. Me encantan las salsas, casi tanto como los gatos, y esa salsa que veo allΓ­ me hace agua la boca, Mbul...
    Abrazo grande, amiga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sahabat Carlos, sambal di Indonesia memang kebanyakan agak kental, ada spicy dan sedikit sweetnya...and yang di sini menggunakan sedikit terasi lalu digoreng supaya awet ☺

      Hapus
  3. beberapa kali ke warung asli, tp cuma beli wajik ama jadahnya
    enak

    BalasHapus
  4. Oh Kutowinangun itu di kebumen toh, kirain nama kota sendiri.

    Cucur memang biasanya warnanya coklat, kalo ada yang pink memang unik. Tapi aku pernah lihat orang jualan cucur warnanya hijau.

    Warung makan sekarang Nyambi jadi tempat jajanan juga ya. Di Brebes juga kadang begitu yang di jalur Pantura

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu masuknya kecamatan yang ada di Kebumen Mas ΰΈ…(^・Ο‰・^ΰΈ…)

      cucur enak deh, aku aja pernah bikin sendiri hahaa, tapi paling praktis emang tumbas mas

      yang di Brebes Mbul sih apalnya sama telor asin dan brambang merah tuh di deket kali

      Hapus
  5. Duuuuh tempat yg udah lama buka begini, makanan gorengannya enak dan selalu panas, ituuuu yg paling enak memang 😍😍.

    Khas rumahan banget lauknya yaa. Tapi kalo mau coba menu khas, ya yg begini memang. Sayang aku ga pernah lewat sini kalo mudik.

    Tertarik Ama aneka kue2nya sih nit. Banyak yg belum pernah aku rasain juga. Kalo bisa mampir, mungkin aku kalap kali beli aneka gorengan dan kue buat bekal di jalan πŸ˜„

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak mba fanny, aku suka beli wajik jadah jenang ama cucurnya. Bisa buat oleh oleh juga....(´✪Ο‰✪`)♡

      Hapus