Assalamualakum wr wb...
Hari Minggu kemarin, Mbul diajakin Tamas ke Mbatoh karena mau beli kambing buat keperluan slametan mendaknya Mbah Kakung. Kami berangkat agak pagian dari rumah Mbah Uti ya kira-kiranya jam 08.00 WIB. Tapi karena di beberapa ruas jalan menuju Kutoarjonya sedang ada pengecoran makanya sempet antre kendaraan buat lewat jalan yang udah mulusnya.
Habis itu kami ke sekitar belakang pasar yang dulunya adalah pasar hewan. Kami muter alun-alun dulu dan ga sengaja melewati Bapak Penjual roti galundeng. Roti galundeng itu kalau di kota atau katakanlah Jabodetabek namanya kue bantal. Bisa juga bolang-baling atau odading. Itu loh yang biasa dijual barengan sama cakwe. Kalau roti bantal kan rasanya manis dan kotak. Kalau cakwe panjang dan dikasih saos encer, jadi gurih pedes. Nah, di Jawa Tengah tuh kue bantal namanya galundeng. Bahkan resep klasiknya galundeng warnanya lebih cokelat lagi karena menggunakan gula jawa. Waktu masih kecil, aku sering ditumbaske galundeng sama ibu. Kalau pas dapat bagian kulitnya yang ngumpul gula jawa tuh, rasanya itu seneng banget. Karena itu adalah bagian terbaiknya. Cuma kemarin itu kami ga beli galundeng dalam jumlah banyak sih. Melainkan cuma beli Rp 10 ribu aja. Itu udah dapat 10 pcs. Galundengnya masih anget. Dimaem sebagai sarapan enak juga.
Singkat kata, kami sampailah ke sebuah gapura yang tadinya mengarah ke pasar hewan. Tapi ternyata pasarnya itu ga ada. Kata Bapak pengemudi becak yang ngetem di sekitar situ, pasar hewannya udah pindah. Pindahnya ke daerah Mbatoh, Purworejo sana. Jadi akhirnya kami ke sana deh.
Sesampainya di Pasar Hewan Mbatoh, Purworejo, ternyata suasananya tampak sepi. Hanya ada beberapa blantik sapi dan juga kambing, baik itu kambing jawa maupun peranakan. Ada pula domba atau biri-biri. Wedus gembel kalau kata orang sini. Nah, kalau dalam kartun disebutnya domba sheep atau shaun the sheep, kambing yang dipenuhi dengan bulu-bulu wol, hehhehe.
Tapi karena belum nemu kambing yang cocok, maka akhirnya ga jadi. Kambingnya kecil-kecil. Ga ada yang bregas, gagah tur pathel gitu. Makanya ga jadi. Sebenernya di situ ada kayak spot buat tanaman hiasnya. Aku ga tau apa ini ada penjualnya atau ga, soalnya kelihatan rungkut, tapi anehnya pohonnya jadi kelihatan indah gitu karena isinya kembang thok, daunnya dikit. Sebelum pos pintu penjaga. Dan diantara beberapa tanamannya yang membuatku pengen memotret adalah pepohonan bougenville yang warna-warni. Yang pink nih yang menarik hatiku, sayangnya kayaknya kami ga bisa lama-lama di situ karena Tamas punya ide lain bagaimana kalau kami ke Pasar Hewan yang ada di Sidogede dulu. Yang sebelum Wadaslintang, track biasa dipergunakan aku olahraga lari waktu SMA dulu, hihihi. Dipergunakan Tamas juga sih, kan Tamas kakak kelasku waktu SMA, walau ga ketemu langsung sih soalnya angkatannya beda jauh, gegeggekk. Siapa tahu di sana nemu kambing jaler yang bagus-bagus.
Akhirnya, ga pake lama kami pun ke Sidogede. Sama halnya dengan Purworejo dan Kutoarjo yang sedang ada pengecoran jalan, area menuju Kebumen juga ada beberapa sih yang jalan rayanya mau ditinggiin dan dialusin lagi. Jadi agak lama nunggu kendaraan bisa jalan ke tujuan. Sayangnya sesampai depan pasarnya, ternyata kami baru sadar kalau pasarannya pasar hewan Sidogede tuh bukan Hari Minggu. Jadi otomatis, ga ada aktivitas apa-apa di sana, hingga Tamas mengusulkan alternatif terakhir yaitu ke Pasar Hewan Kebumen yang sebelum Kebumen Kota. Ngendikane sih masuknya masih Kutowinangun. Ga pake lama lagi, ayok lah ke sana. Mumpung masih belom terlalu siang. Ntar kalau udah siang banget takutnya pasarnya tutup.
Sesampai sana, ternyata di situ hewannya lumayan banyak. Bahkan ada sebuah pick up yang ngangkut kambing jawa lanang dan di bak belakangnya dituliskan 'bandot super'. Kambingnya punya janggut yang duowo Mbul hahahha...Tapi yang beli Tamas sih, Mbul ndekem aja di kendaraan soalnya panas. Alhamdulilah di situ dapat kambing yang sesuai, gagah tur sehat. Semoga nanti acara slametannya Mbah Kakung dilancarkan amin...
Nah, setelah dapat kambing jantan 2 ekor yang sesuai dengan selera, akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Tak lupa mampir ke Toko langganan kami (toko yang direkomendasiin ibuku) Bu Alfiyah Soegiyo buat beli kerupuk keperluan kenduren, juga oleh-oleh mentah lainnya yang tahan lama.
Setelah mampir ke Tokonya Bu Al, ga sengaja Tamas melihat ada Om penjual es teller dan menawariku untuk beli. Berhubung cuaca emang panas banget, akhirnya kubilang mauuuuuuuk. Kami bungkus beberapa cup es teller, sembari menyisakannya untuk orang rumah.
Sampai rumah itu siang. Bener-bener cuaca terasa hot, hingga aku dengan cekatan langsung menuangkan es tellernya ke dalam mangkok. Kenapa ditaruh ke dalam mangkok? Karena yang di cup tumpah-tumpah. Kan tutup cupnya yang mblenduk itu loh macam tutup cup pop ice blender bukan yang diwrap pake mesin, jadi esnya ada yang tumpah-tumpah, walau ga banyak. Singkat cerita, begitu esnya disluuurp...rasanya seger tenan, manis terasa membasahi tenggorokan dengan irisan beberapa buah diantaranya alpukat, mangga, stroberi, anggur, dan jeli. Ada pula cincaunya yang membuat tampilan es semakin cantik dan membangkitkan semangat untuk menyeruput, hahahha..
Hari itu lumayan lelah juga sih. Tapi alhamdulilah malamnya bisa tidur pules. Soalnya beberapa hari ke depan udah harus nyicil persiapan masak-masak yang dibantu tonggo teparo juga sedulur-sedulur Mamak kami yang kebetulan rumahnya berdekatan
Keesokan harinya ada gawean baru buat Kakandapaksuw yaitu ngarit, alias nyari pakan bandot atau embek jawanya hehehhe...Aku cuma ngguyu aja soalnya aku sibuk bantu di dapur sembari nyupir (nyuci piring) hehe. Pagi itu kami ada lauk anyar yaitu tempe goreng garit, kangkung, dan bayam. Kalau iwak melemnya diperbaharui jadi semur ikan. Jadi ada bumbu manis kecapnya walau ada sedikit pedasnya. Mbul suka maem ama kangkung dan tempe...rasanya nikmat alhamdulilah.
Tapi Mbul sarapan kalau kerjaan udah beres. Mbul nyuci itu pagian sekalian mandi, abis itu nyapu dan bantu di dapur baru sarapan. Atau malah lebih pagian lagi biasanya jogging di Alun-Alun dekat kali. Alun-Alun kosong yang biasa buat main sepak bola anak-anak sekolah di sekitar situ. Tapi kalau pagi masih sepiiii banget. Enak, karena udaranya sejuk. Kalau udah siangan dikit baru menghangat. Matahari perlahan mulai merangkak, dan cahayanya yang oranye menyeruak diantara dedaunan dan pohon-pohon di kebun. Kulihat beberapa pohon sudah memperlihatkan cikal bakal buahnya walaupun masih hijau. Ada pisang, jambu air, dan mangga. Mangga di samping rumah masa kecil Tamas ini pohonnya tinggi, tapi buahnya udah mulai nampak besar. Mangganya memang haceemmm. Jenis pelem sengir kata Tamas, makanya ia lebih merekomendasikanku makan jambu air saja yang lebih manis dan juga legit. Jambu kaget, namanya. Warnanya hijau semi kemerah-merah. Kalau sudah masak manisnya seperti senyumanku hahahhaa...#becanda...
Ga terasa ya udah 5 hari di desa. Mudah-mudahan acara di desa nanti berlangsung lancar, amin amin ya Robbal Alamin.....
Okey, sekian dulu dariku. See you and dadaaah...
4 komentar:
Lovely post!!! have a nice day
Es tellernya nampak enak sekali. Lagi-lagi nikmati di hari panas ya, Mbul.
The flowers are so beautiful! And I love the fried fish.
Your food photos always make me hungry!
Love the photos of the goats.
Happy Tuesday!
Komentar baru tidak diizinkan.