Selasa, 29 Oktober 2024

Mbul Menginap di Ndalem Kartowikoro Solo



Assalamualaikum wr wb...
Akhirnya agenda jalan-jalan Mbul bermuara di Solo juga. Alhamdulilah nyampe Solo itu sore dan disambut dengan mendung tebal yang menggantung di langit sejak keluar dari Karanganyar (dan sebelumnya sempat mampir ke Kebon Kelinci Sun Garden). Nah, di Solo ini Tamas sengaja pesankan guest house yang udah pasti Mbul suka. Tadinya ga bilang-bilang sih mau inapkan Mbul dimana. Pas Mbul dikasih tau bahwa nginapnya di sini rasanya tuh seneng banget. Namanya itu nDalem Kartowikoro. Wahhhh...senangnya. Tempat apakah itu?




Katanya sih ini bonus buat Mbul yang pada malam-malam sebelumnya dibawa rebahan dimana aja oke. Pas di Rembang-Surabaya-Sarangan, Mbul manut-manut aja dibawa rebahan di hotel klasik yang under 500 k. Kalau Rembang di Gajah Mada Rp 375 ribu, Surabaya Arcadia dapat yang Rp 370 ribuan dan Rp 285 ribuan, Grand Surabaya Rp 375 ribuan, sedangkan di Sarangan Rp 290 ribuan. Nah, di penghujung yang manis ini, Tamas pengen bawa aku menginap di tempat yang bagus sekalian. Biar nyaman cause udah mendekati arah pulang. Bahkan besoknya udah pulang deng dan kami tahun baruan di tol Jakarta sambil lihat kembang api di langit hehehehe. Jadi paling ga sekarang cari yang bagus dulu biar bisa jadi kenangan indah dan dibaca-baca lagi nanti.

Adalah nDalem Kartowikoro yang kami inapi semalam di Solo dengan rate Rp 750 ribuan per malam. Itu cakeeeeeeep banget bangunannya. Karena serasa kayak berada di bangunan ala keraton. Nuansanya itu njawani sekali. Didesain khusus dengan konsep budaya etnik Solo dan berdiri sejak 1835. Lokasinya ada di Jalan Wijaya Kusuma IV No. 9 Kauman, Solo 57112. 






Aslinya itu berupa Guest House & Coffee Shop. Tapi kalau Coffee Shop itu tutupnya sore. Yang sepanjang waktu itu guest housenya. Kebetulan yang nginap malam itu cuma kami. Jadi serasa nyaman aja. Ini masuknya di kampung wisata batik Kauman Surakarta nih, jadi kalau udah jam 20.00 WIB gerbangnya bakal ditutup. Lebih privat buat yang mau nginap. Lokasinya juga strategis banget karena berada di pusat kota Solo dan area belanja batik. Dekat dengan Pasar Klewer dan beberapa gerai batik. Bahkan Tamas bilang ini tuh deket banget ama gerai batik Gunasti (Gunawan Setiawan) yang biasa kami beli itu... juga dekat dengan pusat budaya dan keraton, serta dengan bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki nilai historis yang tinggi di kota Solo. 






Singkat cerita, tibalah kami di muka gerbang Kampung Wisata Batik yang salah satu gangnya ada plang nDalem Kartowikoronya ini. Cuma sebelum beneran masuk, kebetulan di eperan toko depan itu ada Bapak penjual balon makanya Kakak A minta diendegin bentar cause dia pengen dibeliin balon kucing warna pink. Nah, abis beli balon kucing warna pink, kami masuk lagi. Kendaraan langsung sampai ke dalam gang, jalan beberapa meter udah tiba di halaman depan nDalem Kartowikoronya. Tempatnya depan-depanan ama toko pakan burung. Sayang pas kendaraan masuk, ujan langsung turun dengan derasnya. Sampai-sampai gludug pun ikut menggelegar-gelegar disertai dengan angin kencang dan juga kilat. Nah, dari situlah Mas-Mas penjaganya langsung menyambut kami dengan ramah penuh kesantunan. Beliau segera menutup gerbang nDalemnya karena kalau sudah sore emang gerbangnya itu ditutup. 

Kami ikut turun satu persatu dari kendaraan sambil membawa tas ransel yang berisi baju ganti dan juga cemilan. Eh, pas aku turun itulah, mata langsung dikejutkan oleh keberadaan seekor kucing gemuk berbulu indah. Warnanya hitam putih dan matanya juga cantik sekali. Idungnya lucu. Sehat terawat dan elus-elusable. Aduh jadi pengen mbopong. Dia tadinya di luar gerbang lho, tapi begitu ujan dimasukin ke dalam. Kasihan kan kalau sampai kebasahan. Mungkin memang kucingnya nDalem soalnya bagus dan bersih. Ada juga kucing lain yang warnanya abu-abu. Itu nanti munculnya pas Mas Penjaganya pamitan. Dan dia maem lauk yang ada di kresek wkwk. Nah, sekarang itu Mas Penjaganya ngantarkan kami dulu ke kamar sambil menjelaskan beberapa hal. Juga menyetelkan wifi sekaligus AC supaya suasana terasa adem dan nyaman. Sementara Tamas asyik mengobrol dengan Masnya, Mbul elus-elus bentar kucingnya yang ternyata jinak.


 













































































Setelah puas mengelus-elus kucingnya, aku pun menyusul yang lain ke dalam. Wow!!!! Ga heran mata ini langsung berbinar-binar. Gimana ga? Serasa berada di tempat yang njawani sekali. Beneran kayak lagi ada di rumah milik priyayi. Di area depan itu ada tempat untuk santai. Ada 3 area utama untuk duduk-duduk. Tengah dan pinggir-pinggir atau pojokan. Yang tengah itu meja kursinya paling gede. Yang pinggir-pinggir rada santai. Ada banyak pernak-pernik jawa yang menghiasi. Ada yang ditaruh di rak-rak, ada pula yang menghias dinding. Ada pajangan, set piring dan cangkir hias, jambangan bunga, lampu-lampu, gunungan wayang, porselen, serta lukisan yang menarik hati. Yang kulihat itu ada lukisan hamparan sawah yang telah menguning, kumpulan burung dara atau merpati, sepasang burung merak, ikan koi, juga warga desa sedang betaktivitas. Ada juga lukisan anggrek bulan putih di dalam kamar. Akuarium dengan ikan-ikan mungil warna-warni ada di pojokan, berdekatan dengan meja kursi kayu yang elegan. Sebuah lampu kristal menggantung tinggi di langit-langit tengah. Sementara kolam ikan koi yang agak besar ada di samping meja makan yang bersisihan dengan dapur. Agak temaram suasananya tapi anget. 

Sebelum memasuki kamar, ada area yang cukup luas dengan keramik cantik. Lalu di depannya ada dipan khusus dengan seprai bermotif batik merah senada dengan bantalan duduk di dekat meja berjambangan bunga (yang berada di atas karpet bundar), juga gorden pintu kayu berpita yang manis dan cute. Di dekat situ ada pula ruangan untuk sholat yang cukup luas.










Pintu kamarnya juga unik banget karena daun pintunya 2 dan pengaitnya berupa gerendel yang dimasukkan ke lubang atas. Model pintu klasik jaman dulu tapi cakep. Terus aroma kamarnya juga wangiiiii sekali. Wangi yang lembut dan menenangkan. Antara wangi lemon atau bunga. Seprainya juga unik karena warnanya kuning gading dipadu dengan 2 bantal besar dan 2 buah guling. Selimutnya juga tebal warnanya putih. Yang jelas anget selimutan di situ. 

Fasilitas lainnya berupa AC, smart TV, wifi, dan welcome drink. Eh, welcome drinknya ini juga unik deh. Soalnya cangkirnya bagus. Sendoknya ada nuansa wayangnya. Dapatnya itu 2 macam minuman hangat yang enaaak banget. 1 beras kencur anget dan 1 lagi jahe anget. Aduh seger banget nyruput minuman gini sore-sore. Aku mau beras kencurnya. Sedangkan Tamas jahe angetnya. 















Terus yang paling asyik lagi adalah bagian kamar mandinya yang modern namun ada sentuhan batu alamnya. Toiletteries lengkap. Packagingnya cakep. Bahkan sabun dan shampoonya diwadahin pake botol premium yang terbuat dari kayu dan bisa dipencet-pencet. Sabun cairnya wangi bunga. Shampoonya juga. Toiletnya toilet duduk. Odolnya pake pepsodent dan ga kekecilan. Jadi lebih pewe ga kayak odol hotel pada umumnya. Handuknya juga wangiiii banget. Ya ampun ini sih semuanya serba wangi lemon dan bunga. Bakal betah Mbul mandinya hehehe. Maklumlah kalau abis perjalanan jauh, mandi pake sabun wangi, shampoo-an rasanya tuh badan jadi segar. Setelahnya bobok pun jadi kerasa lebih nyenyak.

Ga lama kemudian adzan magrib berkumandang. Usai kami semua bebersih badan, dan Mbul baru keluar sambil handukan, tiba-tiba pintu diketuk. Tamas pun membukakan pintu, sedangkan Mbul udah pake mukena mau sholat. Mas Penjaganya ternyata ijin dulu mau keluar, nanti dia balik lagi sekitar jam 20.00 WIB. Kalau mau cari makan kunci ditaruh di depan. Kami pun hanya mengangguk saja. Sementara ujan di luar masih bertempias. Ujannya deres banget. Bahkan bunyi ujan jatuh ke genting kamar mandi kedenger kenceng bresh...bresh...bresh...gludug gludug gludug, membuat Mas Montogh dan Kakak A bobok pules saking nyamannya ketemu kasur empuk dan wangi. Hmmm....mau keluar cari gudeg ceker kok ya mager hahahah. Padahal ada yang lagi pengen maem gudeg ceker kayak wong ngidam hahahha. Terus Mas Penjaganya bilang kalau mau pake dapur buat masak boleh, ambil air panas dari dispenser juga boleh, mau nyimpen makanan di kulkas boleh. Sopaaaaan banget orangnya. Cara ngendikane itu santun banget, pake bahasa kromo inggil pula.  Mas-Mas tersebut tattooan dan tindikan, tapi biar begitu orangnya ramah dan sopan. Kata Tamas ia adalah chef. Yups, soalnya kan ini guest house merangkap resto dan coffee shop juga. Jadi satu-satunya orang yang nungguin itulah yang jadi chefnya. 



















"O dia juru masaknya ya Tamas." 
"Iya Dedek, kan yang nungguin ini tempat dia doang. Jadi yang masak dan yang ngurus semuanya ya dia. Aku juga dah pesen besok sarapannya nasi goreng. Dedek mau ada tambahan opo?"
"Ehmmm....adanya apa tuh?" 
"Ada risol mayo, cheese stick, churros, sosis solo, chicken wing."
"Ehmmm...apa ya?"
"Ayo ndang?"
"Binuuund.."
#jitakkkk (canda)
"Yawdah Mbul mauk risol mayo ama chicken wings aja."
"Oke deh. Ga ada tambahan lain?"
Mbul menggeleng
"Itu aja cukup kok. Mana tau porsinya gede."
"Okeee."
"Tadi katanya dia mau pamitan kemana Mas? 
Tamas mengedikkan bahu, tapi katanya nanti jam 20.00 WIB balik lagi.
"O lha itu gerbangnya dikunci dunk?"
"He em Dedek, kita dikunci di dalam hahahahaha.... Mbul ga bisa kemana-mana, wleeek?"
-_______-"





















































Ow, singkat cerita semalaman itu akhirnya kami bobok-bobok aja sebab ujan deras terus mengguyur langit Solo dan gerbang depan juga ditutup. Mas Penjaganya balik lagi sih seperti yang diinfokan tadi yaitu jam 20.00 WIB. Tapi aku udah bobok duluan ngelonin Kakak A dan Mas Montogh. Suami yang ngobrol bentar ma Mas Penjaganya. Tanya-tanya kalau beli batik bagusnya dimana aja. Bisa ke Pasar Klewer atau Gunawan Setiawan dan beberapa gerai batik bagus lainnya. Tapi cuma bentar sih. Abis itu dia nyusul ke kamar dan matikan siaran TV yang sedang memutar lagu-lagunya Om Akhiyat Duta Mojo SO7. Suasananya yang tenang ini membuat betah apalagi fasilitasnya juga cakep banget. Akhirnya ga lama kemudian kami memilih untuk bobok...

Facilities :

Breakfast
Ruang Kamar Ber-AC
TV internet di Ruang Keluarga
Free Wifi
Free Mineral Water
Free Peralatan Mandi











Pagi hari pun tibalah. Sarapannya itu kemaren Tamas dah minta Mas Penjaga (Chefnya) masakin nasi goreng, mie rebus, teh anget, chicken wings atau swiwi, dan risol mayo. Tamas minta disiapin jam 07.00 pagi. Sementara Beliau bangunnya kesiangan hahahah...Mbul aja udah bangun pagi. Abis subuhan langsung pakpung cebang-cebung pake shower anget, sabunan...abis itu salin baju santai tapi pintu kamar masih takgerendel. Nah, dari kamar udah kedengeran suara orang masak di dapur. Udah pasti Mas-Mas Penjaganya lagi nyiapin sarapan buat kami. Nah, sejam kemudian Tamas bangun terus siram. Jam 7 pagi, pintu kamar diketuk-ketuk. Tamas bilang "Mbul tulung bukain pintu dulu". Langsung kubukainlah tuh pintu. Ternyata Mas Penjaga mau kasih tau bahwa sarapannya dah siap  : "Mbak sarapan sampun siap, wonten teng wingking. Ndalem tilar rumiyin mangke wangsul ngriki maleh." Aku yang masih loading cuma iya-iya aja, karena Masnya pake bahasa kromo inggil banget cuma intinya abis masakin dia mau keluar sebentar. Ntar balik lagi sebelum jam 12 siang. Ohyawda berarti ntar tinggal makan aja kan. "Njih Mbak, ndalem tinggal sekedap." 

Nah, abis itu barulah Tamas kelar siram dan tanya siapa tadi yang ngetuk pintu. Kubilang maseh...kan tadi bilang sarapan udah disiapin. Yaudah kami pun segera menuju ke depan. Ternyata kok ga ada. Tamas tanya Mas-Mas Penjaganya mana Dek? Mbul jawab lagi keluar bentar. Tapi tadi katanya sarapan dah disiapkan kok. Tapi kok di meja depan ga ada. Tak taunya setelah kuliat area ruang makan yang deket dapur, sarapannya ada di situ. Hahahha, ngapain kita nunggu lama di depan? Wong sarapannya ada di deket dapur. Di meja makan lengkap dan wow...menunya menggoda iman. Ini sih kayak set makan ala-ala kaum priyayi, sepertinya Mbul yang ndeso dan polos bin lugu ini harus banyak belajar bagaimana cara maem ala tuan putri hihihi...Tapi Tamas yang ngeliat Mbul antusias gini jadi mesem pengen njitak ngglithow ngledek. 

"Udah dimaem yok, siro arep risole tok kan?" 
Ow tida bisyaaaa...Mbul mau nyobain chicken swiwinya juga dan sedikit nasgor. 
"Lha kirain Siro arep maem risol mayonya tok."
Engga dunk. Kan Mbul mau nasgornya dikit. Ntar yang banyak buat Mas Montogh deh. Kan nasgornya ga pedes. 

Ternyata rasanya enak-enak semua. Ayam sayapnya ada krispinya dikit. Terus nasgornya itu ada sosisnya juga. Mie rebusnya ada telor kopyok dan sayuran. Sedangkan risol mayonya ada keju, beef dan mayonaisenya yang putih, kental serta meleleh ketika dikunyah dalam mulut. Nyummmm. Risol premium. Tapi paling enak sih teh angetnya. Tehnya dimasukkan ke dalam teko porselen dan gulanya silakan ambil sendiri sesuai takaran. Disruput anget-anget nikmat tenan ehhmmmm.....Paling pas emang buat minum pagi-pagi.



















Agak siangan dikit, cuaca cerah. Si Mas Penjaganya dah balik lagi dan bereskan semuanya. Habis itu kami siap-siap pamitan dan berterima kasih udah dilayani dengan baik. Alhamdulilah ya sesuatu. Nah, abis dari sini, kami mau ke Pasar Klewer cari batik, hihihi. Sekali-kali carinya di Pasar Klewer ntar sekalian dipake aja soalnya stok baju satu-satunya punya Mbul cuma yang melekat di badan demplon ini hahahhaha...Yang lain menunggu untuk dicuci hihihi.

Di Pasar Klewernya takceritakan singkat aja ya. Soalnya agak ramai. Kami dapat beberapa stel gaun batik, kain batik buat dijahitke  ama Tamas juga baju para toddler. Punya Mbul sendiri takpilihke yang bahannya adem sehingga enak di badan ga bikin sumug. Tapi di Pasar Klewer ga lama kok. Abis dapat baju yang dicari, kami memutuskan pamit dan lanjut makan siang untuk menuntaskan kepengenan Ramane yang pengen maem kepala ayam jantan di gudeg ceker. Sebenernya favorit Beliau di Gudeg Ceker Bu Kasno, cuma karena belum buka, maka akhirnya mampir maemnya di Gudeg Ceker Bu Witri.








Menu utama di Gudeg Ceker Bu Witri ini ya gudeg dengan perintilannya ceperti ceker, kepala ayam jantan, uritan, telor pindang, gudeg nangka, areh, rambak atau krecek yang ada kacang merahnya, serta bubur. Lauk lain ada telor asin dan tahu putih. Selain itu di meja depan ada juga pisang ambon, kerupuk legendar dan sosis solo. 







































Menariknya, di sini juga ada menu bakso babat dan mie ayam Jakartanya. Kedai aslinya ada di depannya gudeg ceker ini. Tapi sama-sama punya Bu Witri. Nah, kalau lagi ga pengen nggudeg, bisa pesan bakso babat atau mie ayamnya dari sini. Ntar diantarin. Oiya, di tengah-tengahnya itu sebenernya ada kedai yang cukup menarik juga namanya Nasi Gandul milik Pak Dul. Tapi ga kami mampirin sih, hehehe.

Kami sendiri pesan bubur+gudeg+telor pindang, nasi+gudeg+telur pindang, seporsi ceker, seporsi kepala ayam jantan yang ternyata panjang-panjang bener, juga bakso babat pesenanku. Tamas lagi ga pengen maem nasi, jadi Beliau ngehabiskan ceker dan kepala ayam jantannya aja, hihihi. Sementara aku lagi pengen nyruput bacoooow...







Bakso babatnya ini awalnya kuah beningan. Ada mie kuning serta pokcoynya juga. Terus ada babat dan isonya disamping indil-indil bakso dagingnya. Nah, pas awalnya belum dikasih kecap+sambel+saos+cuka, kuahnya masih ringan. Tapi karena Mbul sukanya dikasih kecap+sambel+saos+cuka, maka baksonya lebih slurputable lagi...Kuahnya seger banget. Panas-panas cuaca hot Mbul nyruput kuah bakso merah....nyammmm...seger banget. Bibir sampai kelihatan merah jambu hehehe... Sambil habiskan baksonya, sambil itu pula Mbul ditawarin suruh bantuin habiskeun kepala ama cekernya Tamas...yaaaa peyud Mbul ga sanggup dunk. Semangkok bakso ini aja udah bikin perut Mbul minta dipukpuk...hihihi...Ga nyangka sih kalau porsian ceker ama kepala ayam jantannya gede banget. Akhirnya Mas Montogh deh yang bantuin Tamas nyemilin cekernya hihihi...




















Alhamdulilah perjalanan Mbul menjelajahi kota-kota indah di Pulau Jawa udah selesai. Saatnya memulai hari dengan semangat baru di tahun baru ini. Bismilah semoga segalanya dipermudah oleh Alloh swt, dan sampai jumpa lagi di postingan selanjutnya. See you and bye bye....