Uda hitung mundur Lebaran, uda ga konsen, hihihi... Bawaannya pengen liburrr aja ngeblognya. Ada yang sama ga kayak aku yang lagi pengen sante-sante weh ngeblognya... Pengennya ngebluk aja bareng anak dan juga Pa Suami sambil marathonan film-film...#wah wah wah. Oh ya, ngomongin update-an kali ini, sebenernya aku cuma mau upload singkat-singkat aja tapi sebagai gantinya biarlah foto yang bercerita. Oke lah, langsung aja ya... ini dia, contoh-contoh menu masakan dalam sepekan.
Tahu ga, aku punya satu bulan dalam kalender setahun yang bagiku warnanya merah jambu. Bukan Februari seperti halnya punya orang-orang. Tapi Mei. Di Bulan Mei, aku dan si dia mengikat janji (duh biyung, ngapa jadi roman picisan kayak gini ya, haha... bisa-bisa yang lain pada muntah). Ga kok aku masih sayang sama pembaca, jadi aku ga akan berpuitis-puitis ria karena entahlah makin ke sini kapasitas otakku makin ngeblank tiap kali mau bikin 'kata-kata bersayap'. Udah jauh dari jaman-jaman abege yang nulis begituan terasa gampang. Ah, apa aku udah sebegininya ya termakan realita kehidupan, mungkin juga..
Melalui blog ini, kadang aku merasa bahagia tatkala merekomendasikan sebuah film yang harusnya punya kans besar untuk dipuji setelah ditonton. Salah satunya adalah Just Mercy (2019). Sebuah film bergenre biografi, crime, sekaligus drama yang diadaptasi dari memoar seorang penebang kayu bernama Walter 'Johnny D.' McMillian, pria campuran antara Afrika-Amerika yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan pembunuhan wanita muda (18 tahun) bernama Ronda Morrison pada tahun 1986. Kasus yang menggegerkan ini kemudian mendapat perhatian khusus dari seorang pengacara muda lulusan Harvard, Bryan Stevenson pada tahun 1989. Ia berniat membantu Johnny D. McMillian secara cuma-cuma karena yakin adanya upaya salah tangkap setelah adanya kesaksian palsu dari seseorang yang berstatus sebagai terdakwa bernama Ralph Myers. Myers sendiri dicurigai telah melakukan kebohongan karena bisa jadi ia mendapatkan tindakan intimidatif dari pihak-pihak tertentu agar Johnny D tetap kekeh dijadikan kambing hitamnya.
Kalau diliat-liat, aku sering juga ya bernostalgia tentang masa kecil di blog. Memang sih aku ngerasa masa kecilku itu kebanyakan indahnya. Jadi yang ada dalam memori ya emang begitu adanya. Ga ada kenangan buruk yang terlalu berarti sehingga ketika aku menuliskannya ya antusias aja rasanya.
Meskipun Bapak Ibuku kerja, tapi aku tetep hepi-hepi aja di rumah. Kan lepas SD kelas 3 aku uda ga dititip lagi tuh sama tetangga. Ga kayak pas TK atau SD kelas 1. Jadi, uda dibolehin sendirian sambil nungguin Bapak Ibu pulang. Sebab Bapak kerja di STM. Sedangkan Ibu dines Kabupaten berbeda. Nah, rumah kami ada di tengah-tengahnya.
Kali ini aku mau posting yang super singkat aja. Pasti yang baca seneng kaaand karena tulisannya ga kepanjangan, ahahahhaha...#ooopsss. Ya, soalnya label resep emang mau kubikin sesimpel mungkin. Yang penting jembrengin aja foto step by step-nya banyak-banyak. Biar lebih jelas dan meyakinkan gitu.