Jumat, 08 April 2022

Review Komik : Doraemon Petualangan Legenda Raja Matahari



 
Sinopsis Doraemon Petualangan Legenda Raja Matahari

Di Negeri Mayana, seseorang sedang mengintip dari balik kristal ajaibnya tentang kondisi sang ratu yang tengah tertidur panjang tak bangun-bangun lagi. Ratu belum mati, tapi juga tidak sadarkan diri. Para pangeran mengelilinginya dan menduga ini pasti ulah Redina. Seketika itu juga terdengar bunyi halilintar yang membelah hutan di malam yang kelam.








Sementara itu, Nobita dan kawan-kawan sedang berlatih drama untuk pertunjukan pentas seni. Setelah diundi, cerita yang akan mereka tampilkan adalah dongeng Putri Salju. Lakonnya adalah Sizuka sebagai Putri Saljunya, Giant sebagai pangeran, Suneo sebagai nenek sihir, Doraemon sebagai kurcaci, sementara Nobita sebagai pohon. Eh lha kok pohon ya? Hahahhahaha...Makanya karena pembagian perannya begitu yang ada malah jadinya engkel-engkelan alias eyel-eyelan. Sizuka merasa ceritanya sudah bagus karena ia cewek makanya suka cerita princes-princesan. Sedangkan yang lain merasa ga okey karena kok ya bisa-bisanya yang jadi pangeran itu Giant. Kata Suneo peran pangeran itu harus yang punya martabat tinggi (maksudnya mau menunjuk dirinya sendiri), tapi mendengar hal itu Giant tentu saja murka sebab itu artinya Suneo ngatain Giant kasar dong. Belum lagi Nobita yang ngumpet di balik kostum pohon dan ia cemburu kalau Giant pegang-pegang tangan Sizuka hahhaha. Kacaw dah jadinya. Akhirnya daripada begitu terus, untuk sementara waktu latihannya istirahat dulu. Sizuka sih merasa sayang, soalnya ya mungkin tema cerita kek gituan adalah kesukaannya. Ia sih senang-senang saja dapat peran apapun terutama jadi putrinya. Ia juga bertanya pada yang lain apakah di kehidupan nyata ada cerita yang seperti itu. Maksudnya yang mirip dengan putri salju? Dimana putrinya itu tidur panjang setelah makan apel beracun dan yang sanggup membangunkannya adalah ciuman dari pangeran #kebanyakan cewek memang suka cerita romantis kan, termasuk juga gw wkwkwk. Ya, Doraemon sih angkat bahu saja soalnya dia pikir itu ga nyata, hanya ada dalam negeri dongeng. Pada kenyataannya ga tau ada pa ga, hahahaha. 

Cuma koplaknya lagi adalah Giant main samber aja alatnya Doraemon yang bisa ngatur setting panggung serba gunanya. Niatnya sih dia mau latihan konser tunggal di dalam kamar. Biar kayak panggung dan kostum penyanyi betulan. Biar lebih menjiwai gitulah. Walaupun sebenermya Doraemon ga rela. Cuma pas mau direbut alatnya, eh si Giant langsung mengatur kontrol pikiran supaya alatnya mengeluarkan belasan tikus, jadilah Doraemon trauma dan teriak #kacian #pukpukin Doraemond...

Singkat kata, alat pun berpindah ke tangan Giant. 

Malam harinya, Doraemon berusaha untuk mengambil alatnya tadi. Tapi beberapa kali ia mencoba malah gagal. Bahkan saat pakai mantel pemindah barang dengan aturan main barang yang ditukarkan adalah barang yang ingin diambil dengan barang bekas, yang terambil malah Giant. Mana dengan PD-nya ia berkata : "Aku bisa mengerti perasaan kalian yang ingin dengar lagu baruku, tapi jangan ganggu aku ya!" Bwahahahahha....#sungguh cerminan ga sadar diri. Habis itu, Doraemon masih mengeluarkan alatnya lagi yang bertajuk lubang waktu dan pengambil waktu, tapi karena ada something error, maka yang muncul adalah kilatan listrik. Karena trouble itulah, maka kegiatan untuk sementara waktu dihentikan. Tak tahunya dari dalam lubang itu muncul mahluk lucu seperti Pikachu yang mental-mental atau melompat kesana kemari buat ngabisin komik serta kertas ulangan Nobita yang nilainya nol. Tak lupa ia juga mengembat Dorayaki yang sengaja disembunyikan Doraemon di bilik kamar tidurnya yang model pintu sliding itu. 

Saat Nobita dan Doraemon balik ke kamar, mereka syocked dong. Soalnya kamar jadi berantakan. Eh, si mahluk lucu mirip Pikachu yang bunyinya Poryu-Poryu itu malah ngambil sisa ulangan Nobita lainnya buat dibawa masuk ke lubang lagi. Doraemon dan Nobita pun mengejarnya. Lagi-lagi mereka terkejut karena di sana ada hutan belantara yang sangat lebat. Poryu terus melompat dan Nobita hendak merebut kertas ulangannya. Tapi saat akan menangkapnya, eh dia malah megang kadal hutan. Lalu tak lama kemudian muncul lagi sosok bertopeng dan bertombak yang kemudian menyerang Nobita. Doraemon berusaha menolong dengan menyodorkan konyaku penerjemah sehingga bisa tahu bahasa orang itu. Beruntung, tombaknya itu tidak sampai nancap ke Nobita karena buru-buru diubah Doraemon menjadi kertas krep. Maka si sosok bertopeng tadi kemudian membuka topengnya karena curiga Doraemon itu penyihir. Tapi ia sendiri merasa heran karena wajahnya sama persis dengan Nobita. Ia lalu menuduh Nobita sebagai antek-anteknya Redina. Padahal Nobita sama sekali tidak tahu siapa itu Redina. Ia terus mengajak gelut Nobita sampai keduanya terperosok ke ngarai dan sama-sama kotor belepotan tanah. Doraemon pun jadi makin susah membedakannya. Begitupula Poporu atau lebih akrab disapa Popi (yang kayak Pikachu itu loh) sampai-sampai yang ia peluk adalah Nobita. Si sosok yang mirip Nobita itu pun akhirnya berhenti menuduh Nobita antek-anteknya penyihir Redina karena buktinya Poporu sampai memeluk Nobita. Biasanya Poporu akan klulut dengan orang baik. Jadi bisa dipastikan Nobita bukanlah orang jahat ya. Mereka pun akhirnya malah pengen bertuker posisi untuk beberapa hari ke depan, walaupun Doraemon ga setuju dari awal. Ya gimana ga, soalnya Nobita nanti jadi merasa keenakan bisa nyobain peran pangeran karena yang mirip dengannya itu ternyata  bernama Pangeran Tyo dari Negeri Mayana. Pangeran Negeri Mayana di Kerajaan Matahari. Calon Raja juga walau negerinya kini sedang dalam kutukan pembelot Redina yang sekarang bersembunyi di kuil dalam hutan. Sedangkan Tyo ingin menjadi Nobita untuk sementara waktu karena ingin melihat dunia lebih luas lagi agar bisa mempelajari cara untuk mengalahkan Redina. Selain itu, ia juga ingin mengembalikan kesehatan sang ratu seperti semula. Walah...walah... dipikirnya gampang apa! Doraemon sebagai yang paling bijak sih udah hora urusan, hora urunan, hora duwe duwit #eh.... maksudnya Doraemon udah males ya kan dengan kesepakatan yang terbilang sekate-kate itu. Tapi apa mau dikata, keduanya udah deal. Padahal ya, di negerinya Pangeran Tyo itu dikenal sebagai pangeran yang ketus, dingin, walaupun mungkin juga keren dan jago bela diri (karena sering latihan). Cuma ya sayangnya itu, ia cenderung kasar, keras, bahkan sama Kuku anak cewek yang diam-diam mengaguminya (dan wajahnya ndilalah mirip dengan Sizuka) ia malah galak. Sementara Nobita tau sendiri lah ya. Anaknya setia kawan, baik hati, lembut pada anak perempuan, tulus, ga tegaan, penyayang, tapi juga sering ceroboh dan bertindak bodoh, udah hapal lah ya.... Jadi apa jadinya ya jika mereka tukar posisi? Sanggupkah Nobita dan Pangeran Tyo mengalahkan Redina?  


Judul : Doraemon Petualangan  20 
Legenda Raja Matahari
Penulis : Fujiko F. Fujio
Ilustrator : Fujiko F. Fujio Production
Alih bahasa : Patsiana T. Sofyan
ISBN : 979-637-356-4 dan 979-20-2460-9
Penerbit : PT Elex Media Komputindo


Review Pribadi dariku

Membaca seri Doraemon Petualangan ini membuat pagiku lumayan melek. Maklum sebenernya Mbul ngantuk tapi ga boleh bobok hahahha...jadilah terpaksa baca komik bentar abis itu bisa ngerjain kerjaan lainnya sampai beres. Dan yah! Baca yang seri petualangan ini cukup menghibur juga sih bagiku. Artnya aku suka banget. Seperti biasa ya mastah Fujiko F. Fujio artworknya baddasss....keren sangat. Aku tuh emang kalau baca Doraemon Petualangan lebih sukanya ya karena artworknya digarap lebih detail dari seri  yang biasa (maksudnya yang cerita sehari-hari). Nah, ini penggambaran setting Negeri Mayana dan segala tempat-tempat keramat seperti kuil Redina yang ada altar tempat untuk menaruh korban manusianya sebagai sarana upacara tertentu itu serem banget. Belum lagi hutan belantaranya, juga kolam buaya raksasanya Redina yang digambarkan bagus banget. Buayanya lucu sih. Agak big big big en very big. Bukan big lagi. Tapi super! Wkwkkw. Bibirnya itu loh yang manyun hahhaha. Tapi buayanya itu jenis kelaminnya jantan sih. Ada pawangnya juga, seorang laki-laki antek-anteknya Redina yang bawa mantel kulit binatang. Sumpah artworknya niat banget. Maksudnya dibanding seri Doraemon Petualangan lainnya, yang ini menurutku cakep. Pas moment Kuku mau ditaruh di altar persembahan itu juga kerasa seremnya. Juga penggambaran anak buah Redina yang skillnya dihubungkan dengan peradaban tertentu. Keren asli sih ceritanya. Endingnya juga bagus. Sosok asli Redinanya bisa kebuka semua di akhir cerita sampai-sampai konsep awal yang mengarah ke cerita Putri Salju, tidur panjang dan ciuman dari Pangeran juga disertakan. 




Sebenarnya nih cerita sudah pernah difilmkan kan? Diputernya pas jaman aku SD awal hahhahahah...Stasiun TV-nya RCTI. Ingat banget kalau udah ada iklan tayangan Doraemon Legenda Raja Matahari tuh pasti udah mau moment-moment Lebaran hari ke berapa gitu. Nah, buat menemani pemirsanya libur panjang maka biasanya stasiun ar ci ti ai (baca : RCTI red) memutar Doraemon petualangan yang salah satunya adalah Legenda Raja Matahari. 

Aku kok malah jadi ingat ya pas jaman SD dulu tentang moment dimana film ini dipanjer sepanjang hari tanpa ditonton. Jadi tuh kami udah nyicil ngiter tempat tetangga sebentar aja di jam-jam pagi setelah Sholat Ied. Nah, habis itu siangan dikit udah ada jadwal ke tempat Mbah Buyut Kaliwatu. Makanya sambil anak-anaknya bapak ibu (baca Mbul ama Mbak) disuruh ganti baju muslim buat ke sana, sembari itu pula TV dipanjer.  Acaranya itu ya kalau ga salah nyiarin Doraemon Legenda Raja Matahari. Biarpun kadang ga ditonton dan cuma sebagai sarana biar rame aja maka TV tetep dinyalakan sembari kami siap-siap capcus silaturahim ke tempat Simbah Buyut dulu hihihi. Terus pas kelar engkel-engkelan mau pake baju muslim en krudung apa antara aku ama ibu, saat itu juga film Doraemonnya abis. Di TV udah kepanjer bagian nyanyian penutup sama tulisan banyak banget tentang behind the scene produksinya. Nah, salah satu yang kuingat banget adalah nyanyiannya itu menyayat hati banget. Bahasa Jepang sih...tapi sesekali dipaskan ama beberapa adegan yang menggambarkan suasana Negeri Mayana dan hutannya itu. Haduh bener-bener kebayang ampe sekarang. 

2 komentar:

Muhammad Teddy Wijaya mengatakan...

Keren Kak ulasannya, Teddy juga pernah nonton Petualangan Doraemon yang satu ini, seru juga soalnya.

Terima Kasih Kak

Mbul Kecil mengatakan...

iya Teddy...memang doraemon yang ini yang sering diputar di RCTI saat aku masih SD dulu 😁

Posting Komentar

I'm Mbul. Thanks for visiting here and dropping by. Your comments are always appreciated. Happy blogging āļ…(^・ω・^āļ…)