Kamis, 06 April 2023

Jenang Gempol



Ketika membicarakan tentang jenang gempol, aku jadi teringat dengan es gempol pleret yang kutemui di Semarang. Tapi di sisi lain aku juga jadi keingetan dengan bubur sanepo kutoarjo (waktu aku masih hamil Kakak A beberapa tahun lalu). Nah, yang terakhir itulah yang mirip-mirip sama jenang gempol ini karena wadahnya itu pake panci-panci gede digelar di sebuah pedestrian jalanan Jogja.




Berada di sebuah perempatan sebrang Gudeg Kendil B. Djuminten, waktu itu suamiku lah yang pertama kali kasih tahu aku ada Bapak-bapak yang baru akan mulai gelar jenang gempolnya di sana. Posisi saat itu masih Ramadhan 2023 (masih anget banget kan, baru kemarin aja, dan kami baru cariin maem siang buat si Kakak dan si Adik). Namun kami (aku dan suami tetep puasa dong meski musyafir hihi). 

Nah, kira-kiranya menuju sore, Tamas melihatlah si Bapak Penjual Jenang gempol ini hingga aku dicoleknya apa pengen bungkus buat Si Kakak dan si Adik maem di mobil? Soalnya perjalanan pulang ke rumah Mbahnya masih jauh. Belum kami mau buka di Jogja dulu. Akhirnya karena aku tertarik jenang-jenangan, akupun mengangguk.










Jenang gempol si Bapak masih anget banget karena baru ditatain dari rumah. Ada beberapa panci besar berisi variasi jenang, dimulai dari jenang mutiara, jenang ketan hitam, jenang sum-sum, jenang kacang hijau, jenang kacang merah dan bubur abang. Ada pula santannya. Nanti dimasukkan ke gelas kap (cup) dan diplastik lagi supaya tidak tumpah. Kami sendiri kala itu langsung beli beberapa yaitu jenang mutiara, jenang sumsum, dan kacang hijau. 










Okey sampai sini dulu liputan kulinerku ya. Sampai jumpa di lain kesempatan. Dadaah...