Akhirnya, we are going to Blok M again, Pemirsa. Mbul, Tayank Tamas, Kakak A, dan Adik bertolak menuju Jakarta. Kami ke sana pada Hari Minggu, tanggal 21 Mei 2023 kemaren. Masih anget banget ini postingan, hehe. Jadinya kudu cepat dientry biar egak lupa...
Dan untuk agenda ke Blok M ini, tumben-tumbenan kami berangkat agak pagian. Sekitar jam 10.30-an kami udah budhal setelah sarapan kilat pake abon yang dibeli di sini, dan semuanya udah nyusu dengan anteng, sehingga ketika Sang Kumendan mengkode : "Wes siap durung Dek?" Mbul pun menjawab : "Let's go! Kita berangkat." "Jan....semangat tenan bojoku iki." Hwehe... Mbul pun dielus-elus kepalanya karena sekarang Kangmasew akan bawa Mbul ke Blok M lagie setelah sekian lamanya kami belom pernah ke Blok M. Mau cari apa emangnya Mbul? Mau cari komik-komik dan buku-buku jadoel. Mudah-mudahan judul yang aku cari ada. Tapi abis itu Tamas ngledek si Kakak. Katanya : "Kita kan mau ke pantai, Kak?" Dan Si Kakak pun menjawab : "Okey!" dengan antusiasnya ia mengacungkan jempol. Aduh...duh... Bukan pantai Kakak, tapi cari buku, hihihi.... "Kitah mau ke Blok M!" Mbul pun memutuskan. Kalau adik mah manut aja :*
Ya, selain di Metro Book Store yang ada di WTC, aku dan Tamas biasanya membeli buku di Blok M Square. Kemarin aku datangin lapak langgananku yaitu Toko Dafia Aris Book Store, Daffa Book Store, sama Wondry Book Store. Ketiganya ada di lantai dasar Blok M Square dan ada di area pojokan sebelah kiri... Sebab aku suka sekali berada di lautan buku-buku dan komik-komik lama....Memang biasanya dapatnya yang buku preloved sih atau eks taman bacaan (tapi aku tetep suka dan pilih yang original biarpun kadang kertasnya udah menguning).
Singkat cerita, 1,5 jam berlalu. Mobil pun baru saja lepas dari tol lingkar selatan menuju Bundaran Senayan. Kami melewati FX Sudirman lalu Hang Tuah dan Hang Lekir yang hawanya masih terasa adem karena banyak pepohonan di kanan kiri jalan. Ga kena macet alhamdulilah, meski ke sini ini, Mbul merasa amat sangat pangling. "Dulu kalau Mbul ada tugas liputan di daerah sini kan susah moda transportasinya, Tamas.... ujung-ujungnya Mbul nge-bajaj, lha naxie mahal..." "Hahahha...meyase. Makane ajak Mas jadi anak buahe Pak Kusnan Dek. Ntar aku bisa mbonceng Dedek (panggilan Massuwami buatku Red) atau nyetirin Dedek?" "Ih...ugah....ojo yow Tamas ndaftar ke Pak Kusnan.....hihi." "Lho knopo...kan pesti aku luwih pinter seko siro to Dek..." "Hahhahah ga buleh, weeekkk! Udah penak di tempat sekarang hohoho..."
Tapi terlepas dari candaan kami yang emang kesehariannya gitu, suasana di Jakarta Selatan selalu mengingatkanku akan masa-masa masih tugas dulu. Ga kangen juga sih. Soalnya kangennya udah tergantikan dengan tugas yang lebih menyenangkan lagie sekaligus challenging yaitu kruntelan dengan sayang-sayangku si Kakak dan si Adik, termasuk juga Bapaknya :* Nah, biar ada hiburannya, Minggu kalau pas lagi santai kami jalan-jalan aja berempat. Soalnya Tamas hapal Mbul suka cari bahan tulisan untuk blog. Termasuk ketika jalan ke daerah Jakarta Selatan yang adem gini. Moga-moga sih vibesnya tetep adem dan banyak pohon-pohon terus kayak gini ya. Soalnya enakeun jadi lega....
Namun begitu masuk ke Jalan Trunojoyo, kami sempat terkendala macet sedikit karena antrian kendaraan di depan. Beberapa bajaj berbahan bakar BBG dan angkutan umum melintas dengan terburu-buru. Belum lagi mobil yang saling klakson, karena lampu lalu lintas dari peralihan merah menuju hijau rasanya lama sekali. Tapi aku takjub. Soalnya udah lama aku ga melewati daerah sini pada siang hari. Rasanya apa ya ? Rame. Apalagi setelah masuk ke area Pakubuwono, Kebayoran Baru, pedestriannya penuh dengan orang jalan kaki. Bahkan ada satu dua turis berjanggut yang nampak terburu-buru dengan tas ransel di punggung, melewati bangunan kafe bergaya arsitektur Belanda yang nyempil diantara belasan warung dan rumah makan Padang. Begitu pula dengan aneka pedagang kaki lima yang menghiasi jalan, mulai dari buah potong, mie ayam baso, ketoprak, gado-gado, batagor, rujak jambu, gorengan, dsb.
Selain surga makanan, berderet pula toko atau supermarket bangunan yang membuatku merasa mengingat kembali sudut-sudut Kota Jakarta. Para pedagang karpet dan furnitur, juga jalur kereta api monorail. Di hadapan kami, kini menjulang stasiun MRT yang banyak menurunkan penumpang dengan tujuan wisata belanja area Blok M. Stasiunnya juga sudah dilengkapi lift, sungguh canggih. Owh, memang banyak sekali perubahan dalam kurun beberapa tahun berakhir, selama aku tidak bersua dengan Jakarta.
Pada akhirnya kami masuk Blok M Square melalui area Melawai, tidak dari pintu depan terminal Blok M-nya yang memungkinkan kami menjumpai warung sop kaki kambing di jalan Barito. Sungguh tidak beruntung, seperti kunjungan kami beberapa waktu sebelumnya, yang mana kami sempat menikmati salah satu menu sop kaki kambing paling legendaris diantara yang lain. Namanya sop kaki kambing Pak Irwan. Sop kaki kambing yang selalu bikin terngiang-ngiang karena konon kuahnya bukan dari santan kelapa layaknya soto Betawi pada umumnya, melainkan dari susu segar. Juga tetelan jeroan yang melimpah, irisan tomat segar, kentang rebus, topping bawang goreng, serta remahan emping yang tiada tara nikmatnya. Sayang kali ini kami datang di waktu yang tidak tepat. Pantaran siang gini biasanya sudah habis-habisan. Apa mau dikata, akhirnya kami langsung saja masuk ke Blok M Square dengan tujuan lantai basement.
Sebenarnya di depan sana sedang ada bazaar sih. Bukan bazaar biasa, melainkan bazaar kuliner masakan jawa. Walau ga semuanya masakan jawa. Tapi ada juga buah-buahan. Karena di area paling depan sendiri ada stand durian. Duriannya demplon-demplon menggugah selera buat dibeli. Terutama yang jenisnya durian petruk. Ada yang masih glundungan, ada pulayang sudah kupasan. Terlebih bagi kami yang sama-sama pecinta durian, rasanya kok mencium aromanya saja sudah kepengen. Tapi kalau masalah beli, terkadang Tamas rada idealis dibandingkan denganku yang tipe lidahnya cuma ada 2 rasa, yaitu enak dan enak banget, hihihi. Kalau dalam kamus perjualbelian durian ala suwami, syaratnya harus bener-bener bagus. Bila perlu makan di tempat biar beneran dapat yang manis.
Tapi, apakah kami melipir sejenak ke lapak durian? Mata sih nggak bisa lepas dari gelundungan demi gelundungan durian yang wangi-wangi banget ituh...
Tapi....
Tapi.........
Tapi.............
Tapi.................
Karena tujuan utama kami sebenarnya adalah belanja buku, ya sudah yang pertama dituju ya ke situ dulu. Sebab di sanalah, surga buku-buku lama berada. Lapaknya memenuhi hampir seluruh lantai. Buku, komik, majalah, atau kaset jadoel juga ada. Termasuk penjahit kebaya brukat, jas, pujasera. Let's see apa yang akan kami cari !
Tujuanku sudah pasti safari dari lapak satu ke lapak lainnya. Memang sudah menjadi kebiasaan kalau mampir ke Blok M, pasti yang dicari duluan adalah ini. Bagaimana pun buku memang menjadi daya tarik utama bagiku. Yah, buku second pun tak apalah, yang penting ori. Dan aku selalu dapat banyak buruan malah kadang-kadang dibonusin buku bagus sehingga selalu senang belanja ke sini.
Dan pada kesempatan kali ini, Aku sebenernya lagi pengen cari komik lama. Aku cari Miracle Girls yang 1 setnya terdiri dari 9 series. Cuma nomor terakhir kosong. Jadi aku beli 8 pcs komik saja. Habis itu ditambahin Delicious full set yaitu komik romantis tentang masak-masak, Doki-Doki, dan beberapa buku cerita. Tamas sendiri malah beli buku yang bikin Mbul pend senyum-senyum. Soalnya belinya buku tentang resep masakan khas hidangan rumahan juga teknik pijit-memijit dengan detail titik-titik saraf yang enakeun buat dipijit, ya sambil diiringi cubitan di pipi Mbul, "Dek ini ntar siro praktekin ya, praktekin pijitin aku wkwkkw." Iya iya Mbul disuruh konsistain rajin masak dan selalu memijitinya usai beliau pulang dari kerjaan >___________<"
Kegiatan muter hunting buku tak terasa udah berjalan selama 2 jam. Kakak dan Adik juga ikut antusias temanin Mbul mencari buku. Kakak apalagi. Dia sangat senang melihat buku-buku bergambar. Sedangkan Tamas asyik ngobrol dengan Om bertopi pemilik lapak toko bukunya. Dan ketika aku nyamperin mereka, aku langsung matabelo ngliad judul buku yang Tamas beli...Buku resep masakan rumahan. Okey okey okey...ini mah kode suruh rajin masak wkwkkw.
Tak terasa udah 2 jam aja aku di sana. Oh My God....kok lama juga ya?
Nggak tahunya di luar sana udah peteng ndedet. Tapi karena kami belum makan siang, jadilah disempatkan dulu untuk makan di Gudeg Jogja Bu Hendro. Itu loh deret kedai makanan yang ada di muka depan Mall Blok M Square setelah undak-undakan jajaran seniman pelukis foto yang ada di dekat situ. Sebenernya sebelum berangkat, Kokoh sebelah rumah rekomendasikan kami Gultik atau gulai itik yang paling terkenal di daerah Blok M...cuma kami masih marem ngudap bebek atau itik, jadinya lain kali aja deh maemnya. Kali ini yang mau kami samperin adalah Gudeg Djogja Bu Hendro.
Kami order nasi dengan lauk dan sayur berbeda. Macam-macam sayur dan lauk ada di sini, meski judul utamanya adalah gudeg, tapi sayur rumahan lain juga ada. Ada tongkol suir, perkedel, ikan goreng, sate usus, sate ati ampela, iso, babat, telur puyuh, paru, telor asin, bakwan jagung, tempe mendoan, ikan kuah kuning, paru cabe ijo, ayam goreng, opor ayam, lodeh, asem-asem, teri kacang, tumis kacang panjang, tumis pare, cah tauge tahu, cah buncis, baby cumi cabe ijo, cumi masak tinta, jamur krispi, tumis jantung ayam, sambal goreng hati sapi, dan utamanya tentu saja gudeg, telor pindang manis, dan krecek pedes tahu. Kami ambil beberapa macam menu biar bisa saling icip. Dan khusus untuk Kakak dan Adik kami pilihkan telor pindang, jamur krispi, juga ikan goreng.
Sementara aku dan Tamas ambil lauk yang berbeda. Karena biar bisa saling icip hihi. Aku ambil kluban atau urap, teri kacang, jamur krispi, baby cumi cabe ijo. Masuwami ambil sambal goreng hati sapi dan gulai daun singkong. Biasanya tuh kami masih kedapatan tumis daun pepaya, tapi kali ini sudah habis. Rasanya enak kok. Cocok !!!
Kelar mengisi perut, tak terasa pandangan mata tertuju ke area pelataran Blok M Square yang kini disulap menjadi Bazaar Masakan Khas Jawa. Benar-benar vibenya serasa lagi di Jawa Tengah soalnya dibunyikan juga alunan gamelan. Masakan khas Jawa ada banyak, seperti gudeg, lekker, serabi solo, bakso, prasmanan sayur dan lauk juga tahu bakso dan bandeng presto khas Semarang. Sementara buah-buahannya ada durian yang paling banyak di area depan. Di sana ada durian lokal, sampai durian asal negara tetangga. Durian lokal seperti durian medan, durian petruk, durian cianjur, durian sidikalang, durian rancamaya, durian jonggol, dll. Sementara yang dari negara tetangga so pasti monthong yang daging buahnya tebal dan ranum itu. Sebenarnya buah lainnya ada juga sih, seperti alpukat mentega dan lainnya, cuma itu masuknya ke stand khusus jus-jus-an. Sebelum balik ke mobil, Tamas belikan jus buah tomat dan buah naga dulu buat tombo haus...hihi.
Hari pun beranjak sore. Langit berubah dari yang tadinya ke-oranye-oranye-an menjadi gelap kelabu. Dan awan berarak dengan sangat cepat disertai bunyi petir yang menggelegar-gelegar. Tak berapa lama, hujan turun dengan derasnya, menggenangi jalanan yang becek cokelat tua, ditimpa puluhan roda kendaraan yang lalu-lalang. Kami pun memutuskan untuk pulang lewat Senayan lagi. Dan mudah-mudahan kali ini nggak dibonusin macet. Karena kombinasi antara sore-macet-dan lapar adalah sesuatu yang paling sesuatu ya Mbul, haha... Tapi untunglah beby-beby kami udah pada tertidur pulas di kursinya masing-masing. Sisanya, kami larut dalam obrolan sambil menikmati jalanan sore Jakarta yang semakin basah.
"Si Kakak udah tertidur pulas Sayang." Tamas mengasih tahu.
"Lha ga jadi ke pantai dunk kita..." (mengatakannya dengan bahagia)
"Ah...Tubul mah semangat, wkwkwk. Jadinya bobok-bobok aja ni di rumah?"
"Bobok di rumaaaaah!!!!" 😍
Ya iya....soalnya kalau ke pantai kan anginnya kenceng. Lebih baik kami selimutan aja di rumah 🤭
Grocery Time!!!!
Anehnya begitu masuk provinsi kami, mendadak langit jadi terang. Wah yang hujan cuma Jakarta aja nih.Tempat kami terang benderang. Walaupun ga terlampau panas juga sih. Lumayanlah habis itu mampir Superindo karena saatnya grocery taiiiiiim! Tamas yang paling antusias ajakin aku masak seafood buat makan malam. Tapi sebelumnya kami sempat beli es kelapa muda dulu sekalian ama gula jawanya. Biasa, es kelapa muda di tempat langganan. Eh di sana, Kakak iseng kukasih tahu..."Kak liad...kucing kembang telon kesayangan Kakak main sampai sini lho...liat..liat...lagi maem Mpusnya....!" Kakak pun terkejut sambil tetiak...."Wa...kucing oren...kucing gemuk lucu..."
Tapi ke sininya ntar abis magrib. Sebab usai dari Jakarta, kami pengen istirahat bentar buat mandi, sholat, bobok. Baru setelah pada bangun kami pergi ke Superindo sekalian beli kebutuhan bulanan yang sudah mulai habis. Tak lupa agenda Ramane yang ingin memasak seafood buat makan malam. Jadinya seafood yang kami beli ada cumi dan juga udang. "Udange seger-seger banget tau Dek." He em deh. Mbul kan nanti kebagian masak tumis kangkungnya hihihi.
So, hari Minggu malam ditutup dengan masak bareng di dapur dengan hasil akhir masakan berupa cumi goreng tepung dan udang asam manisnya Masuwami, serta tumis kangkung cantiknya Mbul hihihi. Kami maem berdua abis ngenyangin Kakak dan Adik sampe pada pulas tertidur. "Alhamdulilah nikmatnya ya Dek, masak seafood sendiri, udange menul-menul koyok pipine Beby Mbul...hahhahaha...". " Lebih murah juga ya Mas ketimbang baby cumi secawukan di Gudeg Jogja Bu Hendro yang Mbul ambil tadi....hahhahah..." He em. "Pinter ancen istriku ini." Mbul pun menahan senyum sambil terus menyesap kuah asam manis udangnya yang bener-bener wuinak dan leiker..hehehe...
Segitu aja update-an Mbul kali ini. See you on the next post ya...Dadaaah...