Senin, 11 Juli 2022

Review Always aka Only You (2011)



Sinopsis :

Jang Cheol Min (So Ji Sub) adalah pekerja serabutan yang menggantungkan hidup dari menjadi petinju, tukang angkat galon, sampai yang terakhir adalah menggantikan kakek penjaga parkir yang pensiun dari pekerjaannya. Tak disangka di pos parkir sang kakek (yang kini menjadi area kerja Cheol Min), setiap harinya didatangi gadis buta bernama Jung Hwa yang selalu menumpang nonton drama selepas bekerja sebagai telemarketing. Mulanya Jung Hwa tidak meyadari posisi kakek sudah digantikan Cheol Min, tapi setelah tahu, ia berusaha bersikap manis misalnya dengan memberikan bekalnya pada Cheol Min supaya tetap diijinkan menonton drama kesayangannya. 




Keterangan :

Director : Song Il Gon
Duration : 108 minutes
Genre : Drama
Stars : So Ji Sub, Han Hyo Joo
Rate by me : 9,5/10

Hari demi hari menjadikan keduanya semakin akrab. Jung Hwa menyapa Cheol Min dengan sebutan paman dan penasaran bagaimana raut mukanya. Namun Cheol Min tetap saja bersikap pasif, cenderung malu-malu dengan tetap menjadi sosok yang misterius dan tidak banyak cakap. Suatu ketika, sepulang dari pos Cheol Min, Jung Hwa jatuh karena kaget mendengar bunyi klakson mobil yang lewat di belakangnya. Alhasil kakinya terluka karena terkena pecahan botol-botol minuman yang ada di depan sebuah toko. Karena melihat Jung Hwa dimarahi satpam, Cheol Min pun bertindak. Dengan sikap ksatria, ia mencoba menawarkan bantuan, bahkan sampai mengantarkan Jung Hwa pulang ke rumah naik kereta--walau harus menggendongnya di atas jalanan yang beranak tangga. Sebagai ucapan terima kasih, Jung Hwa mengajaknya melihat konser musik dan ngedate layaknya orang yang berpasangan. Cheol Min sebenarnya mulai memiliki ketertarikan pada Jung Hwa meski cenderung gengsi dan malah menampik perasaannya ketika diajak Jung Hwa berhubungan lebih intim. Cheol Min berpikir masa depannya saja tidak jelas, bagaimana bisa ia memiliki hubungan dengan seorang gadis. Karena merasa ditolak, Jung Hwa pun sedikit patah hati lalu keesokan harinya enggan mampir ke pos Cheol Min. Jung Hwa seperti ingin menghindari Cheol Min, sampai akhirnya pada suatu malam ada kejadian tragis yang membuat Jung Hwa benar-benar membutuhkan seorang pelindung seperti Cheol Min. Keselamatannya terancam karena ulah Bossnya yang mendadak ke rumah dan ingin melakukan percobaan perkosaan. Untung saja Cheol Min datang di waktu yang tepat hingga akhirnya ia sadar, bahwa Jung Hwa adalah wanita yang sangat penting untuk dirinya.

Btw, saya seneng banget ama ost yang ada di awal filmnya ini. Judulnya I Can Feel You by Bang Joon Seok. Kira-kira lirik yang saya tangkap dibantu dengan pencarian di Mbah Google :

 I Can Feel You by Bang Joon Seok

Blue is the sky, I feel love in the air 
Dear one
 You are near me I feel your tender heart 
Next to mine
 Na hu~~~~na hu~~~~~ 
눈 감고 있지만, 느낄 수 있어. 널. (I close my eyes but I can feel you)
 따뜻한 목소리, 상냥한 너의 손길도 (Your warm voice, also your gentle touch) 
Na hu~~~~na hu~~~~~ Na hu~~~~na hu~~~~~ Na hu~~~~na hu~~~~~ 
난~ 너~의~따뜻한 손을 (I will not let go of your warm hands)  
놓지 않을래~~~~ (I will not let go) 
눈감고 있지만 느낄 수 있어. 널. (I close my eyes but I can feel you)
 
Resensi :

Bukan hal yang lumrah ketika penulis merasakan ikatan emosional yang cukup tinggi pada sebuah film Korea, khususnya genre drama (karena basicly itu bukan saya banget---mengingat saya lebih menyukai jenis film thriler selama ini). Tapi, lain perkara jika film tersebut sudah melalui sejumlah klausul tentang siapa saja pemain utamanya, terutama di bagian casting pemeran utama perempuan. Entah kenapa saya memang strict banget dalam hal ini (baca : menetapkan kriteria lakon utama perempuan untuk setiap film yang ingin saya tonton). Yang jelas saya ga pengen buang-buang waktu aja gitu dengan menghabiskan rata-rata 2 jam sekian menit hanya untuk menyaksikan akting actress yang bahkan saya aja ogah membayangkannya bersanding dengan aktor yang to good to be true, hahahhah. Jadi biar semanis apapun tema ceritanya (khususnya untuk genre drama), jika saya ga sepakat dengan pemainnya, ya mending good bye saja. Sebaliknya, jika pemainnya adalah yang saya suka, maka tema apapun tetap akan saya santap.

Tersebutlah film Always atau Only You yang berhasil membuat saya memuji genre romantis Korea untuk pertama kalinya. Pada saat itu saya pengen berteriak : “Damn, bisa-bisanya gue nangis hanya karena nonton film ini”. Kesel sudah pasti iya, karena ternyata saya bertekuk lutut juga pada film yang bisa dikatakan menye-menye ini setelah sebelomnya benar-benar menutup mata. Padahal ya temanya tema sejuta umat, cuma karena ada faktor ‘x’ yang bikin suka pada pandangan pertama, akhirnya runtuh juga keangkuhan saya yang pernah anti terhadap genre ini. Faktor ‘x’ yang dimaksud, tak lain dan tak bukan adalah berkat pemeran utama wanitanya yaitu Han Hyo Joo (bahkan sempat kaget juga karena ternyata sebelumnya saya malah melihat akting dia di film thriler action Cold Eyes dan ga ‘ngeh’ bahwa itu dia karena yang bersangkutan didandani dengan potongan rambut lebih pendek (ala-ala polwan) sehingga bertolak 180 derajat dari pribadi dia yang ada di film ini) . Yah, pada Han Hyo Joo-lah, akhirnya saya mulai mau menonton tema selain action thriller, meski masih berterima kasih juga karena Hyo Joo masih sering wara-wiri di tema film tersebut.

Bercerita tentang kisah cinta mengharu biru antara Cheol Min dan Jung Hwa, saya seolah dibawa menyelam sebentar pada model-model percintaan yang kayaknya cuma berlaku di dongeng-dongeng semata. Sweet, penuh pengorbanan, serta yang tak kalah penting adalah selalu membuat berdebar-debar di tiap-tiap scenenya meski dengan cara yang halus tanpa adegan yang ambisius dan menyentak. Jika dilihat dari segi realitanya, kisah cinta mereka juga tak ubahnya seribu satu khayal andaikata terjadi di dunia nyata karena seorang gadis muda yang buta mendadak mau alias masa iya tiba-tiba memasrahkan perlindungan pada seorang pemuda yang tak jelas asal-usulnya bahkan cenderung gelap karena dulunya pernah menjadi tukang pukul serta petinju meski akhirnya benar-benar cinta. Yang ingin saya garis bawahi di sini adalah, cerita yang sebenarnya biasa saja ini nyatanya bisa dikemas apik dengan akting seorang Hyo Joo dan So Ji Sub yang sudah tidak diragukan lagi totalitasnya. Berdua ini bermain bak Romeo n Juliet yang saling mempertahankan, saling mengedepankan pengorbanan untuk seseorang yang dikasihi dengan gesture yang alami serta mampu memberikan letupan-letupan kecil layaknya kupu-kupu yang menyeruak dari dalam perut. Iya, jadi menurut kacamata saya yang awam film sekalipun, ekspresi keduanya nampak sangat natural dan tidak dibuat-buat. Misalnya untuk beberapa adegan seperti berikut :

Spoiler Allert :

Jung Hwa yang tetap realistis masih marah pada Cheol Min yang memukul bossnya hingga babak belur lantaran berkaitan dengan mata pencahariannya kelak. Sebelum benar-benar diyakinkan Cheol Min yang akan bertanggung jawab atas dirinya, sikap Jung Hwa pun tampak sangat realistis menyikapi risiko yang ditimbulkan setelah kejadian itu. Jadi bukan serta merta percaya begitu saja tanpa melihat hal-hal yang ibaratnya jika sudah cinta, maka menafikkan segala kesulitan yang akan timbul hanya dengan mendengar satu kali janji manis).

Adegan lainnya adalah saat Jung Hwa mengaku sensitif indera penciumannya yang langsung direspon dengan salah tingkah oleh Cheol Min sehingga memperlihatkan ekspresi lucu yang alamiah sebagaimana lelaki apabila disindir mengenai bau badan. 

Adegan saat Cheol Min mengaku bernama Jang Marcelino saat ditanya Jung Hwa di kereta. Saya pikir tadinya Cheol Min berbohong layaknya cowok player ketika berkenalan dengan seorang gadis dengan memakai nama samaran karena tidak mau terikat komitmen, ternyata dugaan saya salah. Nama baptis Cheol Min memang itu karena diutarakan dalam satu scene saat Cheol Min menunggui korban yang ia pukul, dan pada saat itu suster jaga bilang nama baptisnya terdengar seperti nama artis, sehingga sang suster menyarankan tidak perlu ganti nama karena nama tersebut keren-keren saja baginya.

Adegan Jung Hwa yang layaknya gadis ABG pada umumnya yang antusias saat berkencan sampai-sampai yang tadinya tampil all out (bahkan hingga mengeriting rambutnya serta mengenakan dress super mini), namun saat waktunya tiba untuk dijemput, ia malah memutuskan untuk mengenakan cardigan biasa berwarna oranye karena merasa tidak PD.

Adegan saat Jung Hwa terlilat kikuk ketika Cheol Min membantunya mencari penyumbat saringan air di rumahnya yang ternyata adalah celana dalam bergambar kartun miliknya. Kalau saya boleh bilang, eskpresinya lucu meski pura-pura dibalut dengan basa-basi receh supaya terlihat baik-baik saja (padahal kita tahu sendiri, kalau kita yang mengalaminya, jelas kita bakal malu bertatap muka lagi, apalagi yang menemukan adalah lelaki haha).

Adegan saat Jung Hwa memijit punggung dan meraba wajah Cheol Min untuk merasakan lebih dekat fisik pria yang dicintai, entah kenapa di sini yang terpancar adalah sosok perempuan yang penuh keibuan dan juga ketulusan dari dalam hati.

Adegan saat Jung Hwa dirayu karyawan toko pot dan benda hasil pahatannya, namun ditampiknya dengan halus bahwa ia sudah bersuami. Ini memberiku satu pesan khusus yang memperlihatkan bagaimana bentuk kesetiaan seorang perempuan. Terakhir, kura-kura mungil adalah yang menyatukan kembali keduanya.

Ya, meski rasa Korea yang sweet-sweet unyuk itu tampil klise pada setiap bagian pengadegan, tapi nyatanya film ini mampu membuat saya susah berpaling dari pemain utama wanita Korea bernama Hyo Joo jika dibandingkan dengan pemain wanita Korea lainnya untuk jangka waktu yang lebih lama.

NB : Btw saya juga baru nulis review film genre lainnya utamanya film kesukaan saya apalagi kalau bukan besutan studio Ghibli. Ada yang slice of life ada pula yang humanis, diantaranya The Cat Returns dan Grave of the fireflies. Oiya saya emang dari dulu udah sering nulis sinopsis film ya, cuma karena biar ga keteteran nulis di banyak blog, maka blog sinopsis saya udah saya hapus dan saya pindah sebagian tulisannya di sini. Tujuan saya nulis resensi film (dan juga buku) yang saya suka adalah untuk keperluan menulis artikel saja. Karena dengan rajin menulis artikel adalah supaya kemampuan menulis tidak hilang dan tidak gampang lupa.